Jumat, Juli 5, 2024

Kitab Kuno Aceh Meramal Gempa NTB Akan Berdampak Begini

Baca Juga

Aceh, (Mimbar) – Wow, ternyata tentang musibah gempa yang menimpa saudara kita di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada di dalam buku (kitab) kuno masyarakat Aceh. Katanya, gempa yang terjadi pada bulan Dzulkaidah saat waktu Magrib akan memberi dampak tertentu.

Kitab yang tersimpan dalam Museum Aceh itu dan saat ini juga bisa kita lihat pada pameran Rumoh Manuskrip Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII di Banda Aceh membahas tentang pengaruh gempa berdasarkan waktu kejadian.

“Jika pada Bulan Dzulkaidah gempa terjadi ketika waktu magrib, alamat orang kaya banyak mati,” kata penjaga stan, Istiqamatunnisaq saat membaca kitab yang dibuat tahun 1725 tersebut, Minggu, (12/8/2018).

Dia mengatakan, gempa bersklaka 7 SR yang terjadi di NTB berlangsung pada hari Minggu, (5/8/2018) yang berarti persis tanggal 23 Dzulkaidah 1439 H sekitar pukul 18.46 WIB. Berarti gempa NTB itu bisa dikategorikan terjadi saat waktu Magrib.

“Maksud dari kalimat itu, sebutnya, akan banyak orang yang meninggal akibat gempa,” ucapnya menafsirkan tulisan yang terdpat dalam kitab berusia 18 abad itu.

Istiqamatunnisaq juga membacakan gempa yang terjadi di waktu-waktu lainnya. Bahkan, gempa dengan disusul tsunami yang terjadi di Aceh pada Minggu 26 Desember 2004 silam dalam waktu dhuha (pagi) juga tertera di kitab tersebut.

“Jika pada bulan Dzulkaidah gempa, pada ketika subuh alamat segala buah-buahan menjadi dalam pohon itu. Jika pada ketika dhuha alamat bala akan datang kepadanya tsunami. Jika ketika zuhur alamat hujan sangat akan datang kepadanya. Jika ketika Ashar alamat baik negeri itu padanya. Jika pada ketika magrib alamat orang kaya banyak mati. Jika pada Isya alamat orang yang dari jauh akan datang ke negeri itu padanya,” paparnya.

“Bab jika pada bulan Dzulhijjah lembu-lembu banyak, bermula air kurang pada tahun itu. Bermula jikalau pada malamnya gempa alamat orang banyak sakit adanya pada tahun itu,” baca Istiqamatunnisaq lagi.

Sementara itu, kolektor manuskrip kuno sekaligus pemilik kitab kuno itu, Tarmizi A Hamid mengatakan, Indonesia memang daerah yang rawan akan gempa. “Ulama dulu menulis manuskrip Aceh sesuai dengan peristiwa, jadi dengan adanya manuskrip gempa yang begitu lengkap, begitu detil, berarti negara kita ini dikepung oleh bencana atau rentan dengan bencana,” kata Tarmizi yang akrab disebut Cek Midi.

Mengenai siapa penulisnya, ia tidak mengetahuinya, namun dapat dipastikan bahwa kitab itu ditulis oleh para ulama dan pemikir sufi sekitar abad ke-18. Hal itu berdasarkan watermark yang ada pada kertas.

Meskipun demikian, dia kembali menegaskan bahwa alam Indonesia memang rawan bencana. Dia menambahkan tidak mungkin orang dahulu menulis kitab tersebut jika tidak ada peristiwa yang terjadi selain untuk dipelajari.”Dengan adanya catatan dari manuskrip ini baru kita tahu bahwasanya Indonesia ini memang rentan atau sangat dekat dengan bencana,” jelas Cek Midi.(vn)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kepala BPMP Sumut Apresiasi Festival Kurikulum Merdeka 2024 Berjalan Sukses

mimbarumum.co.id - Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (BPMP Sumut) sebagai UPT Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi...

Baca Artikel lainya