Kamis, Maret 28, 2024

Urgensi Iman

Baca Juga

Secara etimologis iman berarti ‘percaya’. Perkataan iman diambil dari kata kerja ‘aamana’ yukminu’ yang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’. Secara istilah syar’i, iman adalah Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya sepakat bahwa iman adalah keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Keyakinan itu menyangkut akan eksistensi Allah SWT.

Imam Bukhari mengakui telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, dan tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.

Perkataan iman yang berarti ‘membenarkan’ itu disebutkan dalam Alquran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman.” Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Q.S. An Nisa : 136 mengingatkan orang-orang yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.”

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.Maka pegang teguhlah keimanan yang sudah anda miliki.

Allah Ta’ala telah menciptakan manusia dan mengutus para rasul-Nya untuk mengajak manusia beriman dan beribadah kepada-Nya semata. Kemudian Dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka amalkan. Ini hakekat hidup manusia sebagai hamba Allah seperti yang difirmankan-Nya yang artinya : “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri kepadaKu (Allah).” (Surah az-Zarriyat, ayat 56).

Dunia dengan segala isi ternyata mampu membuat manusia lari dari eksistensinya sebagai hamba Allah. Manusia tidak lagi mengabdi kepada Allah, bahkan sampai melakukan perlawanan terhadap eksistensi Allah sebagai Penciptanya. Manusia terkadang lebih mengabdi kepada anak dan istrinya, harta benda, kepada golongan dan kelompoknya, kepada Partai Politiknya.

Iman begitu amat penting dalam berkehidupan, sebab tanpa iman betapa menderitanya seorang hamba yang tanpa didasari iman yang kokoh lagi kuat, sosok demikian biasanya lebih cenderung pada hal-hal yang justru jauh dari rahmat sang pencipta alam semesta, belum lagi kegundahan jiwa kehampaan qolbu dan sedikitpun tidak ada pencerahan ilahi dalam hatinya.

Iman perlu tertanam kokoh dalam sanubari setiap hamba karena dengan iman yang tertanam kokoh akan memberikan pencerahan dan menerangi kehidupan dengan pancaran cahayanya dapat memberikan pengaruh luar biasa terhadap seluruh dimensi kehidupan serta menjadikan seorang hamba menyandang ciri ketuhanan baik dari segi pemikiran pemahaman perasaan akhlak maupun aturan.

Iman yang dituntut untuk kehidupan bukan sekadar slogan yang digemakan dan manis dibibir saja namun yang dimaksud adalah aturan kehidupan yang sempurna sebagai seorang hamba. Dan dapat menjadikan pencerahan bagi kehidupan yang akan menerangi pikiran perasaan dan keinginan seorang hamba dalam kehuidupanya. Dalam hal ini iman yang demikian akan merubah sifat manusia dari sosok yang hina dan lemah menjadi makhluk tuhan yang memiliki tekad, misi, tujuan kemuliaan dan kekuatan.

Tak dapat dipungkiri bahwa keimana memiliki dampak yang signifikan dan begitu penting untuk kehidupan yang mencerahkan yaitu Iman merupakan landasan kebahagiaan.

Kebahagian merupakan tuntutan sekaligus tujuan hidup setiap individu dengan iman manusia akan diliputi kebahagiaan hidup walaupun berbagai cobaan hinggap namun karena iman justru menjadikannya bagian dari kesabaran. Iman merupakan pondasi bagi ketenangan jiwa dan hati.

Allah berfirman: Dialah yang telah menurunkan ketenangan dalam hati orang orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka yang telah ada (QS Al Fath: 4)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
Berita Terbaru

Muhri Fauzi Hafiz: PSI Punya Kader Hebat untuk Ikut Pilkada Kota Medan

mimbarumum.co.id - Wakil Ketua Partai Solidaritas (PSI) Sumut Muhri Fauzi Hafiz menyatakan, partainya memiliki banyak kader yang teruji dan...

Baca Artikel lainya