Beranda blog Halaman 2597

Ibu Mana yang Tega Buang Bayi Ini?

0

Medan, (Mimbar) – Warga sekitar Sungai Babura tepatnya di Jalan S. Parman Gang Sawo, Kecamatan Medan Baru, Jum at (26/8) sore sontak heboh ketika sejumlah anak-anak yang biasa
bermain di sungai itu menemukan sosok mayat bayi perempuan dengan tali pusar masih utuh
mengapung di atas permukaan air.

Warga yang mendengar penemuan tersebut dengan rasa penasaran datang berduyun-duyun mendekati lokasi ditemukannya mayat bayi. Diantaranya menyampaikan sumpah serapah kepada orang tua yang telah tega membuang bayi tak berdosa itu.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari lokasi kejadian, sebelum penemuan yang menghebohkan itu terjadi, sejumlah anak-anak yang sedang bermain di pinggiran lokasi sungai Babura melihat sesuatu mengapung di permukaan sungai. Awalnya mereka menduga benda itu hanya sebuah boneka mainan yang hanyut.

Lalu anak-anak itu meminta tolong Dewa (58) yang ketika sedang asyik memancing ikan di pinggiran sungai untuk mengambil boneka tersebut. Namun secara mengejutkan, ternyata yang hanyut itu adalah mayat bayi perempuan tanpa sehelai kain.

Aparat kepolisian dari Polsek Medan Baru segera turun ke lokasi dan melakukan penyelidikan. Sementara mayat bayi dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Brimobdasu, Jalan KH. Wahid Hasyim, Medan.

“Tadi kita mendapatkan informasi dari masyarakat tentang penemuan bayi yang tewas mengapung di atas air sungai Babura itu. Dan kita juga sudah melakukan proses yang ada di lokasi TKP,” ucap seorang petugas kepada wartawan. (AE)

Bandit Ini Umpankan Wanita

0

Medan, (Mimbar) – Empat pelaku pembunuhan Rudi Chandra Pemajayanto (33) berhasil ditangkap tim unit bunuh culik Ditreskrimum Polda Sumut, Rabu (24/8). Para bandit ini mengumpankan wanita untuk menjebak korbannya.

Rudi adalah korban pembunuhan yang ditemukan di Sungai
Buluh Cina, Hamparan perak dengan kondisi terapung dan diikat tangan dan kakinya yang dilakukan pelaku dengan menggunakan lakban.

Kepada wartawan, Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Kombes
Nur Fallah, mengatakan para pelaku yang berjumlah empat orang berhasil ditangkap dari kediaman para pelaku yang berada di sekitar Mabar. Namun satu di antaranya Rizky alias Kerdil masih diburu pihak petugas.

Adapun ke 4 pelaku yang ketangkap yakni bernama Edo
Miswanto (26), Ari Syahputra (21) Muhamad Rivaldi (16), Nurul Hasanah (19) dan Rizky. Namun hingga saat ini Rizky masih diburu (DPO).

Menurut Kombes Nur Fallah kembali, mengatakan jika para pelaku bisa leluasa melucuti harta korban karena sebelumnya pelaku tersebut sudah mengatur siasat agar korban bisa ditaklukkan dengan mudah.

“Jadi para pelaku ini mengumpankan Nur Hasanah yang merupakan pacar Edo,” katanya.

Dijelaskannya lagi, antara si pelaku Edo dan Rudi katanya
sudah sering berhubungan lewat jejaring sosial WeChat. Namun selama ini Edo dengan modus berpura-pura berjenis kelamin perempuan. Dan kemudian, pada hari naas itu tepat pada hari Kamis (18/8) pelaku dan korban berjanji bertemu dan berkaroke bersama.

“Setelah mereka janjian maka Edo menyuruh Nur Hasanah menyamar dengan berpura-pura menjadi Edo,” jelas Kombes Nur Fallah.

Selanjutnya setelah bertemu mereka pun berkaraoke ria di Inul
Vista Marelan. Setelah itu para pelaku bersama korban pulang ke rumah. Akan tetapi saat diperjalanan korban yang menggunakan mobil Toyota Rush langsung dirampok pelaku yang selanjutnya korban di ikat dan dilakban hingga kehabisan nafas yang selanjutnya jasad korban di buang ke sungai buluh Cina,” pungkas Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Nur Fallahnur Falah kepada wartawan.

Menurut keterangan lainnya, dimana para pelaku pembunuhan
ditangkap berkat saksi mata yang sebelumnya melihat mereka antara si pelaku dengan korban berkaraoke di dalam lokasi Inulvista. (AE)

Masjid Semakin Terancam

0

Salah satu kebiasaan kaum muslimin di kota Medan dan sekitarnya adalah menjual tanah kepada kaum kafirun dan musyrikun. Mereka tidak berfikir bahwa konsekwensi menjual tanah kepada kaum yang tak seaqidah itu akan memberikan dampak negatif bagi masa depan masjid dan madrasah.

Masjid dan madrasah merupakan dua sisi mata uang yang sangat dirugikan, jika semakin banyak tanah muslim yang terjual. Akhirnya, masjid tersebut dan madrasah semakin jauh dari pemukiman warga. Ditinggalkan dan tak terurus.

Hal lain yang menjadi resiko penjualan tanah kepada non muslim ini adalah tergusurnya masjid dan alih pungsi masjid menjadi pusat bisnis atau bangunan perumahan dan sejenisnya.

Bagi internal kaum muslimin, kasus beralihnya kepemilikan tanah itu merupakan bagian dari melemahnya aqidah umat. Seakan kaum muslimin saat ini merasakan bahwa dampak terjualnya tanah mereka hanya masalah jual beli muamalah biasa. Padahal, masa depan masjid semakin terasa sangat terancam jika banyak tanah terjual kepada kaum kafir musyrik. Sangat bijaksanalah sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa tanah dan bumi ini adalah masjid-masjid Allah. Agar tak semua tanah habis terjual.

Berastagi Hujan Lumpur

0

Tanah Karo,(Mimbar)- Erupsi gunung api Sinabung yang terjadi pada Rabu (24/8) malam sekira pukul 00.00 WIB sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat Kota Berastagi, Kabupaten Karo. Tiupan angin kencang dan hujan yang turun menjadikan kota wisata itu seakan dilanda hujan lumpur.

“Pascaerupsi Kota Berastagi diguyur hujan abu tebal. Pada malam hari itu turun hujan deras namun hujan tersebut airnya kotor menyerupai lumpur,. Seperti lumpur yang turun dari langit,” kata Surbakti, baru-baru ini.

Surbakti mengaku sempat merasakan goncangan gempa selama hampir satu menit, namum karena cuaca ketika itu diliputi kabut tebal maka dirinya tidak bisa melihat langsung ke arah Gunung Sinabung untuk melihat peristiwa erupsi yang terjadi.

”Aku sangat terkejut. Tadi saat ingin mengantar anak ke sekolah, kok jalan dan trotoarnya serta bunga-bunga dipenuhi oleh lumpur, sepertinya pada malam hari terjadi hujan lumpur”, ucap Nd.Purba, warga lainnya. Ia mengaku tidak menyadari pada malam hari itu telah terjadi erupsi Sinabung yang menghasilkan debu bercampur dengan air hujan yang turun pada saat itu.

Pantauan Mimbar, hampir seluruh badan dan trotoar jalan di sepanjang Kota Berastagi tertutupi lumpur. Kondisi sama juga ketika Mimbar mengamati sejumlah tanaman, baik tanaman keras maupun bunga-bungaan di kawasan itu juga tak urung ditempeli debu bercampur air. Akibatnya, kota buah yang biasanya terlihat bersih itu menjadi terkesan jorok.

Lumpur yang menutupi badan jalan itu juga berakibat pada licinnya permukaan jalan sehingga para pengguna jalan, khususnya pengendara kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati agat tidak terpeleset jatuh.

Skertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan menyebutkan pada Selasa malam itu telah terjadi setidaknya dua kali erupsi Gunung Sinabung.

“Erupsi itu terjadi pada pukul 20.11 WIB dan 20.35 WIB, dengan amplitude 120 mm dan lama gempa mencapai 245 detik. Selain itu, angin yang mengarah ke kota Brastagi menyebabkan debu vulkanik sampai ke kota tersebut. Abu yang bercampur hujan menyebabkan kota tersebut mengalami hujan lumpur,” ucapnya.

Sementara itu perihal status gunung Sinabung pada Rabu (24/8) pukul 00:00-06:00 WIB, sesuai data yang dikeluarkan media center menyebutkan cuaca sekitar mengalami mendung dan tiupan angin perlahan menuju ke arah Timur-Tenggara.

Suhu udara yang tercatat pada posisi 16-17°C. sementara posisi gunung api Sinabung tertutup kabut. Dan selama sepanjang hari itu telah terjadi 10 kali semburan awan panas guguran dengan jarak dan arah luncur tidak teramati karena tertutup kabut. Sedangkan guguran lava pijar diperkirakan sejauh 500 meter ke arah selatan tenggara dan 1000 meter ke arah tenggara-timur. (B-44)

Pemko Sibolga Dituding Plagiat

0

Medan, (Mimbar) – Pakar kesenian, Radjoki Nainggolan, warga Jalan Sei Bamban Medan menuding Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga telah melakukan kegiatan menjiplak (plagiat) karyanya.

Rumah Adat Etnis Pesisir dan ornament Saluk Uki, menurutnya adalah hak ciptanya yang telah didaftarkan di Menkumham Dirjen HAKI pada 12 Nopember 2003 dengan No. 026644. Sementara Pemko Sibolga telah menerbitkan surat keputusan pada 18 Januari 2013 lalu bahwa karya seni itu milik pemerintah daerah.

“Perihal penciplakan hak cipta saya ini telah saya adukan selama 13 tahun, namun sampai saat ini tidak ada penyelesaian dari pihak yang berwenang khususnya Pemko Sibolga,” kata Radjoki Nainggolan, Selasa (23/8) di Medan.

Menurutnya, Walikota Sibolga HM Syarfi Hutahuruk dalam sebuah pertemuan bersama tokoh adat pesisir Fahruddin Sinaga, tokoh masyarakat Sibolga, Bagdani Siregar bersama Asisten I Pemerintahan Pemko Sibolga yang diwakili Kabag Hukum, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Camat Sibolga Selatan telah berjanji akan memberikan award dan gunti rugi kepadanya sebagai pencipta karya seni tersebut, namun belum pernah teralisasi.

Sementara itu, Walikota Sibolga HM Syarfi Hutahuruk pada penjelasan dan klarifikasi tertulis atas pengaduan Radjoki Nainggolan terhadap Hak Cipta Rumah Adat EtnisPesisir dan ornamen Saluk Uki menyebutkan tahun 2008 Pemko Sibolga melalui Bagian Hukum telah berkonsultasi ke Dirjen Hak Cipta Depertemen Hukum dan HAM di Jakarta terhadap persoalan ini yang menjelaskan bahwa Saluk Uki yang didaftarkan Radjoki Nainggolan
terdaftar di Departemen Hukum dan HAM Dirjen Hak Cipta dengan register No.0226644 tertanggal 12 Nopember 2003 dalam bentuk gambar, yaitu Tarali Mangsi, Tarali Sariding, Tarali Singkok, Tarali Sisik,Tarali Bati, Tarali Tulang, Pucuk Rioda, Sari Bulan dan Maoari Tabik dan bukansatu kesatuan berbentuk rumah adat.

Jika dikaitkan dengan keputusan Walikota No. 431.21/39/2003 yang ditetapkan pada 18 Januari 2003 tentang bentuk Rumah Adat Kota Sibolga bahwa keputusan Walikota mencakup bentuk Rumah Adat Kota Sibolga dan susunan bentuk ornamen merupakan satu kesatuan dengan bentuk Rumah Adat Kota Sibolga.

Menurut Bagian Hukum Pemko Sibolga bahwa hak cipta yang didaftarkan Radjoki Nainggolan merupakan hak cipta atas folklore dan hasil kebudayaan yang menjadi milik bersama sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 UU No. 19/2002.Berdasarkan penjelasan tersebut perlu diketahui bahwa keputusan (SK) Walikota Sibolga tentang bentuk Rumah Adat Kota Sibolga lebih dahulu diterbitkan dari penerbitan Hak Cipta Radjoki Nainggolan.(ui)

Pembunuh Oppung Lasma Tertangkap

Labuhanbatu, (Mimbar) – Pembunuh Oppung Lasma (Maruli Butar-Butar) warga Dusun Kampung Pandan B Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu akhirnya terungkap. Personil Kepolisian Resort Labuhanbatu menangkap tiga pelakunya.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie SIK, MH menyarankan wartawan untuk bersabar perihal ekspose penangkapan pelaku pembunuhan itu. “Besok saya mau ekspose sekalian sama tersangka yang di Negeri Lama” ucap perwira itu, Selasa (23/8).

Sumber yang layak dipercaya di lingkungan kepolisian itu membenarkan perihal penangkapan pelaku pembunuhan tersebut. “Iya bang, pelaku 365 (pencurian dengan kekerasan-red) yang membunuh kakek tua bermarga Butar- Butar kemarin sudah tertangkap, lebih jelas tanyak sama Torgamba 1 (Kapolres-red.) ajalah bang” ungkap sumber itu.

Informasi yang dihimpun wartawan semula telah terjadi pencurian di kediaman Maruli Butar- Butar (69), warga Dusun Kampung Pandan B Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu pada Minggu (21/8) sekira pukul 06.30 wib pagi.

Tak lazim, pencurian itu dilakoni sejumlah OTK hingga menewaskan korban yang sudah tua diduga karena kepergok saat hendak melakukan aksinya.

“Ada dugaan kepergok mereka mencuri, karena ketahuan, sekalian saja dibunuh orang itu penghuninya” duga P. Sibarani warga setempat saat melihat kondisi korban tergeletak tak bernyawa usai kejadian beberapa hari lalu. (B-64)

Bicara Halal Kurang Menarik Bagi Legislator di Kota Ini

0

Medan,(Mimbar) – Rapat paripurna tentang pengawasan serta jaminan produk halal dan higienis di Kota Medan kurang mendatapat respon dari para anggota dewan di daerah ini. Tercatat dari 50 anggota dewan, hanya 15 legislator yang hadir.

“Karena ini paripurna lanjutan, maka rapat paripurna tetap digelar,” kata Henry Jhon saat membuka rapat paripurna pendapat kepala daerah (Walikota Medan) terhadap penjelasan DPRD Kota Medan di ruang paripurna DPRD Kota Medan, Selasa (23/8).

Sikap antusias membahs hal itu justru ditunjukkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Medan. Mereka hadir memenuhi seluruh kursi. Sejumlah anggota dewan yang tak hadir belum jelas diketahui sebabnya.

Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan memberi apresiasinya terhadap produk halal dan higienis saat ini perlu mendapatkan pengawasan serta jaminan.

“Pada prinsipnya kami dapat menerima rancangan peraturan daerah (Ranperda) tersebut untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut,”kata Eldin saat membacakan pendapatnya.

Usai rapat tersebut, Walikota mengatakan untuk melakukan pengawasan produk itu, pihaknya berupaya melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan.Termasuk memperketat pengawasan pada beberapa lokasi di Kota Medan yang terindikasi butuh pengawasan terhadap makanan dan minuman yang di konsumsi masyarakat secara umum.(ui)

Hati-Hati Melintas di Jalan Ini

0

Medan, (Mimbar) – Dalam beberapa kurun waktu belakangan ini Anda pernah melintas di Jalan Mandala By Pass Medan? Jika belum pernah atau berencana melintas di kawasan itu maka harus ekstra hati-hati. Selain banyak kerikil tajam berserakan di badan jalan, jarak pandangnya juga sangat terbatas karena pekatnya debu yang berterbangan.

Amatan Mimbar, banyaknya kerikil berserakan yang suatu saat bisa membuat pengendara tergelincir dan pekatnya debu yang menyesakkan pernafasan dan membuat pedih mata itu diduga berasal dari ceceran kerikil yang diangkut truk material proyek jalur ganda kereta api.

Pantauan wartawan, Selasa (23/8), batu-batu krikil yang tajam dan pasir berserakan itu terlihat jelas mulai dari pintu keluar tol Bandar Selamat Jalan Letda Sujono, Jalan Mandala By Pass hingga persimpangan Jalan Denai. Medan.

Warga Jalan Letda Sujono, Fadli Syahputra (31) mengungkapkan jika batu krikil dan pasir yang berserakan di jalan itu berasal dari truk yang melintas pada Selasa pagi.

“Tadi pagi truk yang memuat batu kerikil melintas dari Jalan Letda Sujono. Namun sopir truk itu kurang ekstra hati-hati, sehingga batu krikil tersebut berjatuhan ke jalan. Rumah saya juga dipenuhi debu yang cukup tebal,” katanya.

Rahmad Harahap (24) warga Jalan Mandala By Pass juga membenarkan jika batu krikil dan pasir itu berasal dari truk yang melintas di lokasi. Dikatakannya, truk yang memuat bahan-bahan matrial tersebut untuk pembuatan jalur ganda (double track) kereta api (KA) yang berada di Jalan Mandala Bay Pass dan sekitarnya.

“Sejumlah truk-truk yang memuat matrial tersebut tujuannya ke proyek jalur ganda. Namun pihak PT KAI (Persero) seharusnya serius menangani batu krikil dan pasir jika dikumpulkan mencapai puluhan Kg itu berserakan di sepanjang jalan,” harapnya.

Tak lama berselang, sejumlah wartawan yang mewawancarai warga mendapat informasi bahwa sebelumnya ada seorang wartawan harian media cetak, Zafandi (31) warga Pasar 7 Tembung, Percut Sei Tuan yang tergelincir ketika melintas di kawasan itu saat hendak melaksanakan tugas.

“Iya bang, tadi saya buru-buru untuk meliput lanjutan berita. Saat melintas di Jalan Letda Sujono, pandangan saya terhalang debu tebal. Tiba-tiba ban sepedamotor saya melindas batu krikil dan langsung terjatuh,” katanya.

Beruntung waratwan itu berikut sepedamotornya terjatuh di jalur sebelah kiri sehingga tidak terlindas kendaraan lainnya.

“Cuma luka lecet di kedua sikut tangan saya. Kap sepedamotor saya retak. Saya terpaksa pulang ke rumah,” ucapnya.

Kerikil dan debu-debu yang cukup tebal itu tidak hanya menyulitkan pengendara tetapi juga dirasakan sangat mengganggu warga yang bertempat tinggal di kawasan tersebut. Banyak warga yang bermukim atau berjualan di sepanjang jalan itu mengeluhkan hal itu, sebab debu-debut tersebut melekat ke rumah atau barang dagangan.

Sofyan, warga Jalan Mandala By Pass mengatakan, tebalnya debu itu disebabkan oleh lalu lalangnya truk bermuatan cor-coran semen untuk pembangunan rel kereta api ganda.”Dimana-mana semennya berserakan, sehingga jika semen itu kering dan dilindas kenderaan debunya berterbangan,” katanya.

Dia mengharapkan, pemerintah setempat agar menyiram dengan menggunakan truk air sehingga debunya tidak ada. “Kami harapkan ada truk penyiram debu,” ujarnya. (An/Asw)

Sempat Berdebat dengan Penyidik POM AU

Medan, (Mimbar) – Tim Advokasi Pers Sumatera Utara, Senin (22/8) sore mendatangi Markas POM TNI AU Lanud Soewondo, Medan untuk membuat laporan atas tindak kekerasan yang dialami dua wartawan pada 15 Agustus lalu. Sebelumnya laporannya diterima, mereka sempat berdebat dengan penyidik.

“Kita disini mau buat laporan, tapi kenapa harus diperlama, kalau memang tidak mau menerima laporan kita biar kita balik,” ucap Armada Sihite, Kuasa Hukum atas nama Prayugo, wartawan Menaranews dan Fajar Siddiq wartawan Medanbagus.com ketika berada di ruang penyidik.

Kuasa hukum itu mengaku sempat berdebat karena kecewa dengan sikap seorang penyidik dari POM TNI AU atas nama Jujur Sihombing yang menyuruh korban mengumpulkan bukti-bukti atas laporan tersebut.

Armada juga menjelaskan bahwa pada Kamis (18/8) lalu pihaknya sudah membuat laporan atas nama Array (Tribun Medan). Dimana laporan yang dibuat tentang tindak pidana penganiayaan. Dalam waktu yang bersamaan tim advokasi juga membuat laporan atas nama Prayugo (Menaranews) dan Tedy (Sumut Pos) dimana laporan itu atas tindak penghalangan dalam liputan.

“Kamis itu cuma diterima dua laporan atas nama Array dan Tedy. Hari ini kita buat laporan atas nama Yugo dan Fajar dan tadi sempat dipersulit oleh POM AU Lanud Soewondo,” jelasnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid bersama Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE ikut memantau proses pemeriksaan wartawan korban aksi kekerasan oknum TNI AU di POM TNI AU Lanud Medan, Senin (22/8) sore.

Pemeriksaan saksi korban juga didampingi Tim Advokasi Pers Sumut dibawah kordinator Wilfried Sinaga SH (wakil Ketua PWI Sumut). Tim advokasi terdiri atas elemen- elemen kewartawanan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Forum Jurnalis Perempuan
Indonesia (FJPI), Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes), Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI), LBH dan Kontras.

“Mudahan-mudahan laporan ini cepat ditindak lanjuti dan dalam waktu dekat bisa diputuskan, karena bukti-bukti kita kan sudah lengkap seperti hasil visum dan saksi-saksi jangan lagi diperlama,” ucap Mutia Hafid yang berjanji akan membawa kasus penganiayaan dan menghalang-halangi wrartawan meliput itu ke Komisi I DPR RI saat meninjau langsung di POM AU Lanud Soewondo.

Muetya menambahkan bahwa video-video kejadian di Sari Rejo yang beredar di media sosial sangat mencoreng oknum TNI AU. “Seharusnya aparat itu janganlah sampai mengedepankan kekerasan dan melegalkan kekerasan dan itu sangat kita sayangkan,” tambah legislator senayan itu.

Secara terpisah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kekerasan Dewan Pers Jakarta dipimpin Kamsul Hasan (PWI Pusat) didampingi Saur Simanjuntak (IJTI), Hendra Makmur (AJI) serta sekretariat dewan pers melakukan pertemuan dengan Tim Advokasi di kantor Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Senin (22/8) malam.

Dalam pertemuan itu tim memaparkan kronologis terjadinya peristiwa sampai aksi penganiayaan dan penghalangan terhadap tugas kewartawanan di lapangan. Selainitu dalam kesempatan itu Satgas Dewan Pers juga dipertemukan dengan korban di antaranya Array Argus dan Fajar yang memaparkan peristiwa menimpa dirinya.

Kordintor Satgas Dewan Pers Kamsul Hasan mengapresiasi tim advokasi Sumut karena menyatukan langkah dari berbagai lintas organisasi pers dan perusahaan pers serta LBH dan Kontras. Diharapkannya dengan adanya tim ini akan dapat diproses lebih lanjut secara transparan dan tuntas sehingga tidak ada lagi timdak kekerasan terhadap wartawan.

“Dewan Pers turun ke Medan untuk menjalankan fungsi Dewan Pers untuk menjaga kebebasan pers,” ujar Kamsul mantan Ketua PWI DKI Jaya Jakarta. (rel)

Tipikor Cermati TBS Busuk

Ajamu,(Mimbar) – Satuan tindak pidana korupsi (Tipikor) Polres Labuhanbatu segera mengumpulkan bahan keterangan (Pulbaket) terkait membludaknya tandan buah sawit (TBS) yang membusuk di pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN 4 Ajamu Kecamatan Panai Hulu kabupaten Labuhanbatu pada bulan Ramadhan lalu.

Hal ini disampaikan langsung Kepala Unit Satuan Tipikor Polres Labuhanbatu Iptu Napitupulu beberapa hari lalu kepada wartawan melalui Hpnya saat dikonfirmasi .

Kuat dugaan, hal ini merupakan kelalaian dan kesengajaan yang dilakukan pihak PKS milik perusahaan perkebunan plat merah tersebut, hingga mengakibatkan kerugian Negara hingga ratusan juta rupiah.

“Kita akan melakukan pulbaket terlebih dahulu, dan akan di lidik nantinya,” ungkap Napitupulu.

Sebelumnya, Selasa (16/8) anggota DPRD Labuhanbatu Budiono, melalui stetmen nya menyebutkan kalau persoalan ini sudah lama terendus dan tidak menutup kemungkinan hal ini memang disengaja karena selain Negara, masyarakat juga akan dirugikan.

Bagaimana tidak, akibat membludaknya TBS pulangan dari luar PKS lain yang diterima oleh pihak PTPN 4 dari berbagai supplier, mengakibatkan buah sawit segar milik masyarakat tidak lagi tertampung.

Sementara itu, kepala dinas teknis (KDT) unit PKS Ajamu yang diketahui bermarga Manurung, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya (HP) terkesan bungkam. Begitu juga dengan Humas PKS Ajamu Dedi Murad, saat dikonfirmasi pada Selasa (23/8) membantah hal tersebut.

“Setahu saya pada saat bulan ramadhan tidak ada TBS busuk di Loading Ram”, kata Dedi Murad. (BS)