Beranda blog Halaman 2596

Penganiaya Pastor Anak Baru Tamat

0

Medan, (Mimbar) – Tersangka penyerangan terhadap seorang pastor di Gereja St. Yoseph Jalan Dr. Mansyur, Medan pada Minggu (28/8) lalu tercatat pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Medan.

Wakil Kepala Sekolah sekaligus Humas SMAN 4, Marisda Sipayung membenarkan jika Irvan Armadi Hasugian merupakan alumni dari sekolah itu yang telah menamatkan pendidikannya pada tahun 2016 silam.

“Kita benar-benar kaget waktu tahu IAH pelakunya. Pas saya lihat di berita, kok wajahnya sama persis dengan alumni saya. Dia memang baru tamat dari sekolah kita tahun ini. Anaknya tergolong baik, tidak pernah bermasalah, catatannya bersih, tidak pernah mengganggu atau meributi orang lain,” kata Marisda, baru-baru ini.

Sebelum menamatkan pendidikan, IAH duduk di kelas XII IPA 8. Dia, kata Wakil Kepala Sekolah itu, dikenal sebagai siswa pediam dan tertutup. IAH disebut sebagai siswa yang tidak mau mengganggu orang lain. Dia pun tekun mengikuti pelajaran, terutama di
bidang eksakta.

“Aku inikan guru Fisika. Kalau sudah mengajar di kelas, IAH duduk di bangku depan baris ketigas. Anaknya serius dalam pelajaran saya, Dia ini dulunya suka berdebat. Artinya berdebat dalam hal setiap pelajaran yang ada,” beber Marisda sembari menyebutkan pelaku tidak memiliki prestasi menonjol selama di sekolah. Nilai akademisnya sedang-sedang saja. (AE)

Jelas Kemasan Propagandanya

0

Medan, (Mimbar)- Kalangan mahasiswa di Sumatera Utara mengutuk keras aksi penyerangan seorang pastor di salah satu gereja Katolik di Medan pada Minggu (28/8) pagi lalu. Mereka juga menuding ada kemasan propaganda yang sangat jelas pada peristiwa tersebut.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Medan mengutuk keras aksi tersebut. Namun mereka juga meragukan pelaku yang masih remaja berusia 18 tahun itu sebagai inisitaor sekaligus eksekutor pada peristiwa tersebut.

“Atau hanya alat yang digunakan sekelompok orang untuk memicu kekisruhan di Indonesia, khususnya Kota Medan,” ucap Syam Firdaus selaku Sekretaris GMNI Kota Medan, Senin (29/8) di Medan.

Ia juga meyakini, aksi yang dilakukan pelaku tidak terkait dengan kelompok agama tertentu. “Perlu digaris bawahi bahwa tindakan tersebut bukanlah tindakan yang
bernuansa SARA,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Deli Serdang, Eka Azwin Lubis mengaku menemukan sejumlah kejanggalan pada kasus tersebut, khususnya terhadap pelaku yang diamankan dimana ia mengantongi identitas diri serta secarik kertas bertuliskan kalimat khas yang mencirikan agama tertentu.

“Kita jangan sampai terprovokasi dari peristiwa ini. Apapun motif-nya, aneh rasanya jika dia harus membawa hal-hal yang berkaitan dengan agama tertentu. Ini sangat jelas kemasan propagandanya. Semoga kita semua bijak menyikapinya,” kata Eka.

Terpisah, aktivis Gerakan Mahsiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumatera Utara, James Ambarita berharap kasus ini segera dapat diungkap motif-nya agar tidak menimbulkan
gesekan diantara sesama umat beragama.

Pernayataan sama disampaikan Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Medan, Rikson Sihotang. Dia meminta aparat penegak hukum, baik polisi maupun Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap kasus ini secara transparan.

“Sampaikan ke media setiap perkembangan dalam penyelidikan kasus ini agar tidak bias di masyarakat,” pintanya. (AE)

Gurunya pada Mogok

0

Tebingtinggi, (Mimbar) – Biasanya yang selalu melakukan aksi mogok adalah para buruh dan karyawan pabrik. Namun kali ini aksi mogok dilakukan para guru yang sehari-harinya mengajar di SD AL Ittihadiyah di Kecamatan Bejenis, Kota Tebingtinggi.

Akibatnya, pada Senin (29/8) itu seratusan pelajar di sekolah yang berlokasi di Jalan Setiabudi Kelurahan Brohol itu terlantar. Para pelajar hanya duduk-duduk di ruangan kelas masing-masing tanpa ada guru yang mengawasi atau memberikan mata pelajaran pada hari tersebut.

Maheli yang mengaku sebagai pimpinan yayasan pendidikan itu bersama Kasek Muliani dan seorang tenaga pengamanan sempat berusaha menghalangi wartawan yang akan melakukan pengambilan gambar. Belakangan mereka membiarkan para wartawan melaksanakan tugasnya.

Sejumlah guru yang dikonfirmasi terkait aksi mogok itu mengaku sudah tak tahan dengan ulah Maheli karena selama dua tahun belakangan ini menguasai sekolah tanpa alas hukum yang jelas.

“Dia itu pimpinan yayasan bukan, guru juga bukan, tapi merasa punya hak terhadap sekolah itu,” ujar seorang guru senior yang sudah 30 tahun lebh mengabdi di sekolah itu.

Diungkapkan, selama ini dana sekolah dipegang oknum itu. Tapi penggunaan dana dan pembayaran honor guru yang diambil dari dana BOS kerap dikurangi, misalnya seharusnya terima tiga bulan, tapi dibayar dua bulan. Begitu pula dengan uang sekolah siswa, seluruhnya dikuasai mereka tanpa jelas alokasinya.

“Kalau dihitung-hitung selama dua tahun uang sekolah selama dipegangnya jumlahnya Rp108 juta, tapi penggunaannya entah kemana,” ujar Meirina Nasution.

Guru-guru lain juga menuding banyak alat peraga sekolah dan harta benda lainnya yang raib tanpa pertanggung jawaban.

Diungkapkan pula, sekolah itu berdiri tanpa legalitas jelas, karena tidak ada yayasan yang menaunginya. Padahal, lahan sekolah itu awalnya merupakan tanah wakaf dan bangunannya umumnya bantuan pemerintah. Anehnya, ada keluarga dari bekas kepala sekolah yang telah meninggal justru menguasai SD yang menggunakan nama salah satu Ormas Islam itu.

Maheli saat dikonfirmasi wartawan enggan memberikan jawaban terkait pengelolaan dana. Namun dia mengklaim sebagai pemilik sekolah. “Sekolah ini milik pribadi,” tegasnya, tanpa menunjukkan bukti kepemilikan.

Terkait itu, salah seorang pengawas SD di Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi membenarkan SD itu tak bernaung dibawah yayasan. “Sejak 2014 sudah kita ingatkan, tapi mereka tak peduli. Seharusnya sekolah itu sudah ditutup,” tegas pengawas itu. (B.45).

Petani Sawit di Madina Mulai Senyum

0

Madina, (Mimbar) – Para petani sawit di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), kini sudah mulai bisa tersenyum paska “dihantam badai” anjloknya harga tandan buah segar (TBS) dalam beberapa kurun waktu lalu.

Petani di daerah itu kini sudah bisa menjual hasil panennya dengan harga Rp1.050 perkilogram, padahal sebelumnya harga komoditas itu hanya senilai Rp850 perkilogram. Mereka mengakui kenaikan tersebut tidak langsung melonjak, namun secara bertahap menunjukkan grafik peningkatan sehingga mencapai angka seperti saat sekarang ini.

Supriyadi, petani sawit di daerah Kecamatan Sinunukan merupakan salah satu petani yang merasakan naiknya harga TBS Sawit terebut. “Seminggu terakhir harganya memang terus bergerak naik,” ucapnya, kemarin.

Kenaikan harga itu juga sudah bisa dirasakan oleh para petani karena produksi sawit, kini sudah mulai normal.

“Masa trek sudah berlalu, jadi hasil panen sekarang sudah normal. Ini yang membuat petani sudah bisa senyum bahagia,” ucap petani lainnya. (B-66)

Kasihan, Warga di Kabupaten Ini Kesulitan Air Bersih

0

Labusel, (Mimbar) – Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Labuhanbatu Selatan telah memicu kekeringan di kawasan itu. Kini, warga di sejumlah kecamatan bahkan mengalami kesulitan air bersih.

Kondisi ini diantaranya dialami warga Desa Tanjung Muli Kecamatan Kampung Rakyat. Meski secara geografis tempat tinggal mereka berada di bantaran Sungai Barumun, namum mereka tetap kesulitan air bersih untuk keperluan konsumsi.

“Kami terpaksa membeli air untuk minum ke Tanjung Medan karena di sana ada air isi ulang, tapi jarak tempuhnya sejauh 6 km. Terkadang ada juga mobil datang membawa air kemari, itulah yang kami beli,” ucap Oloan Siregar, salah satu warga.

Menurut warga, kemarau panjang itu telah menyebabkan sumur-sumur galian yang selama ini menjadi sumber air bersih bagi penduduk sudah mengalami kekeringan. Bahkan, air Sungai Barumun juga sudah sangat menyusut.

“Memang air Sungai Barumun masih ada, tetapi tidak layak untuk dijadikan air minum,” ucapnya lagi.

Hal senada disampaikan Usman Hasibuan, salah satu warga Kotapinang. Dia dan warga lainnya terpaksa harus membeli air tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, bahkan untuk keperluan mandi dan mencuci juga harus diperoleh dengan cara membeli.

“Sudah pada kering (sumurnya). Kalau kita mandi dan mencuci pakaian ke Sungai barumun tak mungki,n maka mau tak mau terpaksa kita beli,” ucapnya.

Warg Desa Bunut juga merasakan dampak yang sama. Seorang warga di sana, Sait Dalimunthe mengatakan, tak kunjung turunnya hujan dalam beberapa bulan terkahir ini telah menyebabkan Sungai Titi Panjang yang sejak dahulu tidak pernah surut, kini dasar sungainya sudah bisa dijadikan area berlari-lari oleh anak-anak.

Warga berharap, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan segera mengambil langkah cepat untuk membantu warga yang kesulitan air itu. Antara lain dapat dilakukan dengan mendistribusikan air bersih ke warga yang dilanda kekeringan tersebut.

Anggota Dewan Gembosi Ban Mobil

0

Padangsidimpuan, (Mimbar)- Anggota DPRD Padangsidimpuan Imam Gozali Harahap terpaksa melakukan aksi penggembosan ban mobil dinas DPRD. Hal itu ia lakukan karena kesabarannya sudah habis, tunggu punya tunggu mobil dinas tersebut tak kunjung diserahkan kepadanya.

Padahal mobil dinas Kijang Innova bernomor polisi BB 1534 F tersebut merupakan bagiannya yang diberikan oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) Irfan Bakhri dengan cara pinjam pakai yang dibuktikan dengan surat penyerahan. Gozali pun kesal karena mobil itu sendiri hingga kini masih dipakai oleh anggota DPRD lainnya Irfan Harahap yang sudah memiliki mobil dinas.

Kepada Wartawan, Senin (29/8), Gozali mengaku terpaksa menggembosi tiga ban mobil dinas serta merantai ban belakang sebelah kanan agar mobil itu tidak bisa dibawa Irfan lagi dari halaman belakang kantor DPRD dan selanjutnya diberikan kepadanya.

Ban depan kanan dan kedua ban belakang saya kempeskan, kemudian sebelah kanan saya rantai dan gembok agar tidak bisa lagi jalan dan dibawa dia (Irfan), terangnya dengan nada tinggi. Mungkin dengan cara demikian mobil dinas tersebut diserahkan kepada saya, tambahnya.

Saya memiliki alasan kuat berbuat demikian karena mengantongi surat berisikan berita acara pinjam pakai kenderaan dinas roda empat pool operasional Komisi I DPRD Padangsidimpuan dari Sekwan dengan Nomor:068/1818/2016 tertanggal 27 Juni 2016.

Tak hanya itu dalam surat Sekwan tersebut juga diperintahkan agar Gozali sebagai pihak kedua selaku penerima mobil dinas diwajibkan membayar retribusi izin pemakaian kekayaan daerah sesuai Perda Nomor 05 Tahun 2010 sebesar Rp.300.000,-. Retribusinya sudah saya setor Rp.300 ribu bulan Agustus 2016 . Itu salah satu bukti bahwa saya yang berhak atas mobil itu dan bukan orang lain, jelasnya sembari menujukkan poto copy penyerahan mobil dinas dari Sekwan dan tanda bukti setor retribusi izin pemakaian kekayaan daerah.

Politisi PKPI ini juga menegaskan dirinya sudah dua kali meminta agar Irfan menyerahkan kunci mobil padanya, namun selalu tidak ada tannggapan. “Saya juga sudah sampaikan kepada pimpinan DPRD, jawabnya tunggulah dan bersabar. Sampai sekarang tidak ada realisasinya,” ungkapnya dengan penuh kesal.

Aksi Gozali tersebut sontak mengundang perhatian anggota DPRD lainnya, pegawai Setwan, wartawan dan warga masyarakat yang kebetulan mengikuti jalannya pembahasan perhitungan APBD TA 2015 di tingkat Komisi.

Ditemui terpisah Irfan Harahap mengakui dirinya masih memakai mobil dinas BB 1534 F tersebut. Namun dia menyesali aksi koleganya yang menggembosi dan merantai ban mobilnya.

“Kan ada mekanisme dan prosedur, tidak mesti dengan cara seperti itu,” ucap politisi partai Demokrat tersebut singkat sambil mengatakan dia akan membawa persoalan tersebut ke badan kehormatan (BK) DPRD

Sementara itu sejak pesoalan ini mencuat sekira dua bulan silam, Sekwan Irfan Bakhir sudah melakukan mediasi agar keduanya bertemu dan mencari solusi terbaik, namun belum berhasil. “Benar, saya sudah mengeluarkan surat penyerahan mobil dinas tersebut kepada Imam Gozali. namun hingga kini belum terealisasi,” ujarnya. (011)

Teks Foto: Anggota DPRD Imam Gozali Harahap sambil menunjukkan poto copy serah terima mobil dinas.

Bangunan Tanpa IMB Menjamur

0

Negerilama, (Mimbar) – Puluhan bangunan di Kelurahan Negeribaru dan Negerilama Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu berrdiri megah diduga tanpa mengantongi ijin bangunan dari pemerintah setempat.

“Tidak ada direkomendasikan IMB sebanyak itu untuk tahun ini,” kata Camat Bilah Hilir, Saparuddin,SH ketika dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya Jumat (26/8), lalu.
Pejabat itu berjanji akan segera menurunkan petugas untuk melakukan penertiban.

Amatan wartawan, sejumlah bangunan yang berdiri di kawasan itu tak satupun yang memasang papan pengumuman (plang) yang memberitahukan tentang ijin mendirikan bangunan (IMB)nya.

Sebagian bangunan itu justru sudah rampung dikerjakan bahkan sudah ada yang berpenghuni atau sudah dijadikan tempat usaha, baik sebagai rumah toko (ruko), hotel, minimarket, Stasiun Pengisian bahan Bakar (SPBU), Rumah Makan dan rumah sarang walet.

Informasi yang dihimpun, pemilik bangunan tersebut terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari mantan anggota DPRD Labuhanbatu, anggota Polsek Bilah Hilir, dan para pengusaha yang rata-rata berdomisili di Kecamatan Bilah Hilir. (BS)

Rumah Diduga Milik Bupati di Gerebek Polisi

0

Medan, (Mimbar) – sebuah rumah permanen di Kawasan Jalan Tuba 4 Kecamatan Medan Denai,Kota Medan, yang disebut-sebut milik Bupati Mandailing Natal, Sabtu (27/8) dini hari lalu digerebek polisi. Rumah yang dikontrakan itu diduga menjadi lokasi prostitusi dan peredaran narkoba.

Penggerebekan itu bermula saat petugas dari kepolisian sektor (Polsek) Medan Area mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada satu rumah kontrakan dijadikan tempat prostitusi dan peredaran narkoba. Atas informasi itu, Sabtu dini hari petugas melakukan penyelidikan dan langsung melakukan penggerebekan.

Alhasil, dari penggerebekan itu petugas mengamankan seorang wanita dan 4 pria masing-masing berinisial Y, ME, Rin, Riy dan P yang diduga bandar narkoba. Dari lokasi petugas disebut-sebut menyita barang bukti sabu, timbangan elektrik dan alat kontrasepsi. Selanjutnya seluruhan tersangka dan barang bukti diboyong ke Mapolsek Medan Area guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Amatan wartawan pada Minggu sore di seputar penggerebekan, warga sekitar sangat mendukung jika rumah kontrakan itu digerebek. Sebab lokasi selama ini sudah meresahkan warga sekitar.

Warga juga mengaku sering melihat wanita dan pria dari luar kampung itu bebas masuk ke rumah kontrakan itu dan tak terpantau aparat kepolisian lantaran rumah kontrakan itu diduga milik Bupati Madina, Hasan Nasution.

Kapolsek Medan Area Kompol M Arifin ketika dikonfirmasi terkait penggerebekan di rumah kontrakan yang diduga milik Bupati Madina itu. Arifin enggan memberikan komentar. (An)

Pemimpin Adil, Aceh akan Maju

0

Banda Aceh, (Mimbar) – Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Dr, Samsul Rizal, MEng menyebutkan, jika pemimpin Aceh ke depan yang terpilih nanti bersikap adil maka provinsi serambi mekkah itu dipastikan akan mengalami kemajuan.

Dia juga menyebutkan, Unsyiah dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa, khususnya Aceh di masa depan mengingat saat ini unsyiah yang akan milad ke 55, mempunyai sumber daya manusia yang handal, para guru besar dan ratusan doktor lulusan luar dan dalam negeri dan jumlah mahasiwa 30.000.

Oleh karenanya, katanya dalam sambutannya pada acara wisuda 921 lulusan Unsyiah Kamis (25/8) itu, Aceh ke depan akan lebih baik, bila semakin banyak para lulusan terbaik mau berwira usaha. (A.26)

SPA Ini Diduga Hanya Modus

0

Medan, (Mimbar) – Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara mentengarai keberadaan usaha Refleksi dan Spa Madives di Jalan Kapten Muslim, Medan hanya modus untuk menutupi aktifitas prostitusi terselubung yang berlangsung.

Selasa (23/8) malam lalu, aparat melakukan penggrebekan dan mengamankan 13 orang, terdiri dari 10 wanita dan 3 pria dari lokasi penggerebekan. Namun beredar informasi, petugas akhirnya melepaskan mereka.

“Benar kita ada lakukan penggrebekan di lokasi, tapi tidak ada kita lepaskan (13 orang yang telah diamankan). Akan tetapi masih kita proses,” papar Kasubdit Renakta Poldasu AKBP Polisi Putu kepada wartawan.

Pernyataan sama disampaikan Kabid Humas Poldasu Kombes Polisi Rina Sari Ginting. Ia menyebutkan, kini para pekerja yang diamankan petugas itu sedang dalam pemeriksaan oleh unit PPA Ditreskrimum Polda Sumut.(AE)