Minggu, Mei 19, 2024

Dianggap Berbahaya, Cara Sunat Begini Tak Dianjurkan

Baca Juga

mimbarumum.co.idKhitan atau sunat diyakini dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan kanker penis.  Namun untuk mendapatkan manfaat kesehatan itu, kita harus cermat memilih cara penyunatannya.

Beberapa tahun lalu atau sekira bulan September 2018 pernah terjadi sebuah kasus, seorang bocah asal Kabupaten Pekalongan, Propinsi Jawa Tengah yang  kehilangan kepala kemaluannya saat menjalani prosesi sunat. Harusnya operasi itu hanya melakukan pengangkatan atau pelepasan kulup (kulit) yang menutupi ujung penis, namun ternyata yang terjadi justru lebih dari itu.

Diketahui bahwa orang tua bocah itu memilih cara sunat dengan menggunakan metode electrical cauter. Orang kebanyakan menyebutnya dengan cara sinar laser, padahal sejatinya tindakan itu tidak menggunakan sinar laser.

Metode ini menggunakan electric cauter , yaitu berupa lempengan logam yang dipanaskan. Jika dialiri dengan listrik, ujung logam akan menjadi panas dan berwarna merah, sehingga dapat digunakan untuk memotong kulup.

Baca Juga : Deretan Anak Artis dan Ustad Kondang Ini Jalani Prosesi Sunat di Rumah

Namun, berhubung metode sunat laser ini lempengan logam yang dipanaskan, jika salah penggunaannya, maka dapat berisiko menimbulkan luka bakar.

British Medical Journal pada Januari 2013 juga pernah melaporkan kasus seperti ini yang jauh lebih mengerikan. Seorang bocah 7 tahun penisnya akhirnya harus diamputasi. Anak itu dilarikan ke pusat oksigen hiperbarik karena sianosis pada kelenjar penisnya. Ia menjalani pengobatan yang dilakukan dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi.

Dia dilaporkan telah disunat pada hari yang sama dengan menggunakan perangkat elektrokauter monopolar. Sayangnya, elektro kauter telah menyebabkan luka bakar yang parah pada kelenjar penis si anak.

Luka yang diakibatkan teknik itu memburuk dan mengakibatkan hilangnya jaringan yang signifikan yang melibatkan seluruh kelenjar dan bagian distal batang penis. Alat kelamin anak tersebut  akhirnya harus diamputasi.

Pemilik Rumah Sunat dr Mahdian, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, sangat tidak menyarankan sunat dengan teknik electrical cauter. Menurutnya, teknik ini sangat berbahaya bagi yang disunat.

“Teknik electrical cauter ini adalah metode yang paling berbahaya. Jadi teknik yang digunakan electrical cauter itu memang alat yang digunakan untuk sunat yang paling berisiko terjadinya amputasi,” ujar dokter spesialis bedah syaraf ini dalam keterangan persnya.

Mengapa Berbahaya?

Karena logam yang panas ini bisa menyebabkan luka bakar pada bagian kelamin. Sebenarnya, katanya, electric cauter adalah alat bedah yang digunakan untuk memotong kulit atau pembuluh darah sehingga pendarahan yang muncul akan minimal.

Hanya saja, alat ini sudah banyak yang dimodifikasikan sedemikian rupa. Ada yang berbentuk lempengan logam yang dipanaskan seperti pemanas air. Karena dimodifikasi itulah teknik ini tidak direkomendasikan.

Meski teknik ini lebih cepat, namun tetap disarankan untuk tidak memilih teknik ini. Kalaupun tetap ingin menggunakan teknik ini harus dipastikan bahwa petugas  yang melakukan adalah tenaga medis yang tepat, yang ahlinya, yaitu dokter spesialis bedah.

Namun, umumnya sunat dengan teknik ini sangat jarang dilakukan oleh dokter, melainkan orang yang tidak tepat. Karena itu, masyarakat diminta berhati-hati jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.

“Kalau tepat menggunakannya sangat bermanfaat karena sunat jadi cepat, menjahit  jadi lebih mudah dan risiko infeksi lebih mudah. Tapi kalau penggunaan salah bisa timbulkan luka bakar. Bukan manfaat yang didapat. Bukan cepat sembuh. Jadi lebih lama dan merusak jaringan kulit pada penis,” tegasnya.

Intinya, ia tidak merekomendasikan metode sunat laser seperti ini dengan alasan risiko kepala penis terpotong, risiko luka bakar karena elemen cauter, jahitan atau bentuk bisa miring, dan risiko pendarahan. Risiko-risiko ini dapat menyebabkan hasil kurang estetis, sehingga kemungkinan besar akan membuat malu anak seumur hidup.

Mahdian Klem

Dokter Mahdian  paling merekomendasikan metode modern, yaitu Mahdian Klem yang lebih sedikit risiko dan hanya membutuhkan waktu singkat. Pada metode operasi ini, waktu yang dibutuhkan hanya lima menit dan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu satu hari.

Mahdian Klem adalah satu-satunya klem produksi anak bangsa negeri  sendiri. Hebatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah merekomendasi metode ini. Alasannya, karena memperkecil risiko terjadinya infeksi silang yaitu infeksi karena pemakaian alat yang sama pada satu pasien ke pasien lain, mengingat teknik ini hanya sekali pakai.

“Teknik  ini aman untuk segala usia, apalagi untuk bayi yang suka mengompol. Tak ada larangan untuk tak boleh kena air setelah itu,” tambahnya.

Menggunakan Mahdian Klem, katanya lagi lebih mudah bagi operator (dokter, perawat). Alat itu tidak memerlukan rotasi saat pemasangan tabung dan penjepit klem sehingga posisi penis tidak miring setelah pelepasan tabung sehingga secara kosmetik lebih baik. (rel)

Editor : masrin

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Rapat Paripurna HUT Binjai Ke-152 Tahun, Momentum Wujudkan Keberhasilan Pembangunan

mimbarumum.co.id - Dalam rangka Hari Jadi Kota Binjai Ke-152, DPRD Kota Binjai menggelar Rapat Paripurna. Rapat tersebut secara resmi...

Baca Artikel lainya