Beranda blog Halaman 2627

Gonggongan Anjing Bakar Betor dan Sepedamotor

Rantauprapat, (Mimbar) – Warga Lingkungan Sibuaya Keluarahan Sioldengan, Kecamatan Rantau elatan, Labuhanbatu terlibat pertikaian dengan sekelompok orang yang menjaga sebuah perkebunan sawit dan sarang burung walet di daerah itu.

Dua unit beca bermotor dan satu unit sepedamotor serta sebuah rumah menjadi sasaran amukan warga. Konflik tidak meluas tatkala aparatur setempat melakukan upaya pencegahan aksi agar tidak lebih meluas.

Kapolres Labuhanbatu, AKBP Frido Situmorang SH, SIK, Senin (30/1) bergegas melakukan upaya mediasi antar warga yang berseteru.

“Kata kuncinya kedua belah pihak harus berdamai, dan saya harap kepada warga agar tidak ada lagi konflik atau permusuhan. Saya tidak akan mencari lagi siapa biang keroknya dan mengusut akar permasalahan,” tegas Kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP M. Firdaus SIK serta Lurah Sioldengan dan tokoh masyarakat setempat di Kantor Lurah Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan.

Informasi yang dihimpun, pertikaian yang terjadi Minggu (29/1) sekira pukul 20.00 Wib itu bermula dari suara gonggongan anjing yang merupakan hewan peliharaan Aseheri Waruwu, penjaga kebun sawit dan sarang walet milik seseorang bernama Alex.

M. Yusuf, yang rumahnya sangat berdekatan dengan lokasi sarang burung walet milik Alex itu merasa terganggu dengan suara anjing milik Aseheri Waruwu yang kerap menggonggong setiap malam hari. Merasa tak tahan dengan suara yang dianggapnya sangat mengganggu waktu istirahat itu, Yusuf menyambangi Aseheri agar menenangkan anjingnya agar tidak terus menggonggong.

Teguran itu membuat Aseheri tersinggung sehingga terjadilah pertengkaran yang berujung perkelahian sesama tetangga itu. Perkelahian tidak seimbang, karena Yusuf dikeroyok oleh beberapa orang yang masih kerabat Aseheri.

Menyaksikan Yusuf ayah kandungnya itu dikeroyok, Ismail pun meminta pertolongan warga sekitar. Mendengar kejadian itu, warga pun kesal dan berkumpul untuk mencari pelaku pengeroyokan terhadap Yusuf.

Setelah melakukan pencarian, pelaku pengeroyokan tak kunjung ditemukan. Warga yang sudah marah dan geram akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan melakukan pengrusakan
terhadap rumah pelaku serta membakar betor dan sepeda motor yang berada di sekitaran komplek bangunan sarang walet tersebut.

“Saya tidak ingin mendengar adanya lagi pertikaian berkelanjutan, permasalahan ini dianggap selesai” sebut Kapolres yang juga diamini Syamsul Bahri selaku Kepala Lingkungan setempat.

Kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai seraya membubarkan diri dari komplek kantor Kelurahan Sioldengan yang sempat dikerumuni puluhan warga tersebut. (B-64)

Hadir Dimimpi Ibu, Irma Memberitahu Siapa Pembunuhnya

Medan, (Mimbar) – Yusliani (56) pada Senin (30/1) sore lalu bergegas menuju markas polisi sektor (Mapolsek) Percut Sei Tuan. Didampingi suaminya Saleh, ia menceritakan perihal mimpi yang dialaminya kepada aparat kepolisian.

“Dalam mimpiku itu, Irma mengatakan ia dibunuh empat orang, dua wanita dan dua pria di bawah pohon sawit tak jauh dari lokasi penemuan mayatnya,” kata perempuan itu, berharap kepolisian menjadikan ihwal mimpinya sebagai petunjuk untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan putrinya, Irmayani (24) beberapa waktu lalu.

Yusliani, penduduk Jalan Pasar 8 Gang Kopi Coklat, Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan itu sangat yakin pelaku pembunuhan putrinya adalah pacarnya sendiri yang berinisial Ar.

Dalam pertemuan dengan almarhumah putrinya di dalam mimpinya pada Selasa (24/1) malam itu, Irma mengatakan yang membunuh dirinya terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita, yang salah satunya adalah teman dekat almarhumah, berinisial Ar. Aksi pembunuhan itu dilakukan di bawah pohon sawit yang berlokasi tidak jauh dari penemuan mayat korban.

“Petugas Polsek Percut Sei Tuan sudah datang ke lokasi sesuai arahan mimpi tersebut yang jaraknya hanya 150 meter dari lokasi penemuan mayat. Di lokasi petugas menemukan powerbank milik Ar, sandal dan batu bata. Petugas sudah mengambil barang-bukti itu,” papar Juliani kepada awak media.

Namun dirinya sangat menyesalkan, meski petunjuk itu sudah mengarah ke dugaan pelaku, tetapi aparat kepolisian belum bisa mengungkapkan kasus pembunuhan tersebut. Malahan Ar yang sudah sempat diperiksa telah dilepaskan pihak kepolisian karena dianggap belum memenuhi unsur sebgai pelaku.

“Ar sebelumnya sudah diamankan polisi. Namun telah dipulangkan sebab katanya Ar tidak mengakuinya. Sementara dari barang – bukti berupa Power bank yang ditemukan di lokasi tersebut merupakan milik Ar,” ucapnya.

Yusliani kembali meyakinkan bahwa mimpi yang dialaminya itu adalah petunjuk untuk mengungkap pelaku pembunuhan terhadap anak perempuannya itu.

“Kami minta polisi segera menuntaskan kasus pembunuhan terhadap anak kami, Irma,” harapnya.

Sebelumnya diberitakan, Irma (26) warga Jalan Psr 8 Gg. Kopi Coklat Desa Tembung Percut Sei Tuan, ditemukan tewas di kawasan ladang pisang yang tidak jauh dari rumahnya dengan kondisi wajah berlumuran darah pada hari Rabu (18/1) lalu.

Pjs Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Boy J Situmorang, mengatakan pihaknya sudah memeriksa lagi beberapa saksi untuk mengungkap kasus tersebut. (An)

Massa Bawa Keranda Pangonal

0

Rantauprapat, (Mimbar) – Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa Masyarakat Bersatu (GERAMMB), Selasa (31/1) mengusung keranda bertuliskan Pangonal Harahap.

Sembari membawa foto Bupati Labuhanbatu itu, massa di depan Kantor Bupati Jalan SM Raja Rantauprapat mendesak Bupati Labuhanbatu, H. Pangonal Harahap, SE, M.Si menemui para
pengunjuk rasa dan berdialog langsung.

Akhirnya 20 orang perwakilan massa diperkenankan bertemu langsung dengan Bupati di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Bupati Labuhanbatu. Terlihat mendampingi Kapolres Labuhanbatu
AKBP Frido Situmorang, Asisten Adm Pemerintahan H Sofyan Hasibuan, SE, Inspektur Kabupaten Ahmad Muflih, SH serta sejumlah Kepala SKPD.

Dalam dialog yang berlangsung secara kekeluargaan itu, Syaibani Rambe, Ripin dan M. Tafsir Tambunan sebagai juru bicara aksi demo itu meminta Bupati merealisasikan program Kartu Sehat PADI yang masih terbengkalai.

Mereka juga meminta agar beasiswa yang diperuntukan bagi mahasiswa miskin berprestasi dinaikkan. Selanjutnya meminta kepada Bupati untuk secepatkan membubarkan Lembaga Pemerhati Pemuda Labuhanbatu karena telah menyakiti hati pemuda Labuhanbatu akibat proses pembodohan dengan program Balai Latihan Kerja yang turut mencatut nama Bupati.

Utusan itu juga meminta agar Tim Saber Pungli mengusut secara transparan persoalan Batik Pangonal yang dianggap mengkangkangi nilai-nilai luhur dunia pendidikan.

Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap, SE, M.Si dalam menyikapi hal itu secara bijak menyahuti dan mengatakan, bahwa mengenai Kartu Sehat PADI, itu adalah program pribadi Pangonal-Andi (PADI) dalam Pilkada Labuhanbatu dengan dana pribadi dan tidak
pernah berjanji dicetak kembali setelah Pilkada.

Masalah Batik Pangonal dijelaskannya, bahwa batik yang sempat dibagikan kepada para pelajar tersebut saat ini sudah ditarik dari peredaran.

“Yang perlu diketahui masalah batik pangonal itu secara pribadi dan kedinasan tidak ada campur tangan Bupati Labuhanbatu,” ujar Bupati.

Perihal beasiswa, Bupati berjanji mengecek ke Bagian Kesra Setdakab Labuhanbatu tentang perkembangannya dan berusaha untuk menaikkan nilai bantuan tersebut.

Tentang adanya oknum atau pihak yang membawa-bawa namanya untuk tujuan tertentu, Pangonal secara terbuka mengatakan, dia tidak mampu untuk menjangkau dan mengontrol secara
keseluruhan.

“Yang penting masyarakat jangan mudah percaya. Kalau nama saya di luar sana dijual atau dibawa-bawa oleh oknum tertentu, tolong dipertimbangkan,” ucapnya. (B64)

Lagi, Pembunuhan Wanita di Tembung

Medan, (Mimbar) – Belum lagi terungkap modus dan pelaku pembunuhan seorang wanita di kawasan Jalan Pasar 8 Tembung, kini terjadi lagi kasus diduga merupakan kejahatan pembunuhan. Seorang pemijat, Yani Suryani alias Ica (25) ditemukan tewas di tempatnya bekerja di kawasan Desa Tembung.

Mendadak sebuah rumah yang dijadikan usaha pijat tradisional “Rezeki” di Jalan Pasar 5, Desa Tembung, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Selasa (24/1) dinihari ramai dengan kerumunan orang. Tapi mereka bukan hendak melakukan pijat badan melainkan menyaksikan seorang pemijat yang tewas dengan kondisi bagian leher ada bekas membiru.

Menurut, Dian salah satu warga sekitar lokasi kejadian. Penemuan mayat itu sekira pukul 01.00 WIB dinihari. Saat itu, warga melihat pintu rumah toko (ruko) yang dijadikan tempat pijat itu masih dalam keadaan terbuka. Warga pun mendatangi lokasi itu meminta pemiliknya untuk menutup pintu karena sudah menjelang dinihari.

Warga itu yang berada di depan pintu ruko, awalnya memanggil-manggil orang yang berada di dalamnya, namun tak ada satu orang pun yang keluar. Merasa ada yang aneh, lalu warga berinisiatif masuk ke dalam ruko tersebut.

Setibanya di dalam, warga terkejut karena menemukan seorang wanita bernama Ica tergeletak dengan kondisi sudah tidak bernyawa lagi di salah satu bilik kamar yang ada dalam ruko tersebut.

Dian menyebutkan, saat mayat korban ditemukan terdapat tanda membiru di seputaran leher korban. Namun dia tidak berani memastikan bahwa korban tewas akibat bunuh diri atau dibunuh. Dian juga mengatakan, ada hal yang aneh, karena sepeda motor Honda Beat yang biaanya terparkir di dalam ruko itu juga raib.

Putri (22) warga Batang Kuis, yang merupakan rekan kerja korban mengungkapkan bahwa korban memang tinggal di tempat pijat tersebut.

“Korban sudah tiga bulan bekerja di Pijat Tradisonal Rezeki. Selain itu, dia juga tinggal di sini. Namun aku tak tau mengenai kematiannya. Soalnya, aku selalu pulang ke rumah usai bekerja,” ujarnya sembari menangis karena tak menyangka rekan kerjanya itu ditemukan tewas.

Petugas kepolisian Polsek Percut Seituan yang mendapatkan laporan adanya tukang pijat ditemukan tewas langsung mendatangi lokasi kejadian melakukan penyelidikan dan membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Polda Sumut untuk kepentingan selanjutnya.

Sementara itu, Pjs Kapolsek Percut Seituan, Kompol Boy J Situmorang ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi. Saat ini petugas tengah menyelidiki kematian korban. (An)

Warga Desa Araskabu Keberatan Penerbangan di KNIA

0

Deli Serdang, (Mimbar) – Warga Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin, Deliserdang mulai gerah dan terganggu dengan aktifitas penerbangan pesawat udara di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang. Pasalnya, posisi pesawat sesaat setelah takeoff dan akan landing itu persis di atas rumah mereka.

Aksi turun dan naiknya pesawat yang persis di atas permukiman mereka telah menyebabkan gemuruh suara mesin yang sangat mengganggu aktifitas warga.

Abdurrahman Hatta, seorang pemuka masyarakat di desa itu, Selasa (24/1) mengatakan pihaknya sering mendapat laporan warga tentang suara bising mesin pesawat itu. Mereka juga khawatir atap rumah mereka yang kebanyakan terbuat dari pelepah daun nipah bisa tercampak karena hembusan angin yang dihasilkan mesin pesawat.

Warga, kata Hatta juga mempertanyakan perihal perubahan rute naik turun pesawat tersebut yang awalnya sesuai dengan Amdal dilakukan melalui jalur laut, tetapi kini diubah sehingga melintasi permukinan warga desa Aras Kabu.

Perihal keberatan itu, kata Hatta, pihaknya sudah menyampaikan secara tertulis kepada manajemen PT. Angkasa Pura II selaku operator bandar udara Kualanamu.

“Pihak terkait Bandara Kwala Namu diharapkan bijaksana atas keluhan warga Desa Aras Kabu,” ucapnya. (B.18)

Jembatan Negerilama Memprihatinkan

0

Negerilama, (Mimbar) – Lantai sebuah jembatan yang selama menjadi akses bagi warga Desa Negerilama Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu kondisinya kian memprihatinkan. warga khawatir jembatan itu akan roboh.

Pantauan Mimbar, Senin (23/1), kondisi badan jembatan terdapat dua lubang yang salah satunya tepat diujung jembatan serta satu lubang di tengah jembatan. Diduga karena beban kendaraan yang melintas di jembatan itu melibihi tonase, kondisi lubang terlihat kian membesar.

Sementara itu, plat besi yang berperan sebagai tiang penyanggah jembatan ada yang mengalami keretakan. Ironisnya ada beberapa bagian yang hilang.

Lantai jembatan yang sudah menganga hanya diberi penyanggah pohon kelapa lalu diikat agar menyatu kemudian dilapisi dengan tanah timbun. Sama halnya dengan lobang yang berada di tengah jembatan hanya ditimbun dengan tanah gunung berwarna kuning hingga warga tanam pohon sebagai pertanda titik rawan agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Diperkirakan dalam sehari, minimal 50 truk milik perusahaan perkebunan seperti kendaraan tangki pengangkut Crude Palm Oil (CPO), truk Tandanan Buah Segar (TBS) dan Trinton pengangkut pupuk melintasi jembatan provinsi dimaksud dengan bobot tonase 25 hingga 30 ton.

Sofyan Ritonga bersama warga lainnya mengaku menanam pohon di atas lantai jembatan sebagai pertanda dimana setiap pengendara agar lebih berhati-hati ketika sedang melintasi jembatan itu. Juga sebagai bentuk protes atas minimnya pengawasan beban muatan terhadap puluhan truk perusahaan perkebunan yang melintas setiap harinya.

Camat Bilah Hilir Bonaran Tambunan mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi terkini terkait kerusakan lantai jembatan dimaksud dengan harapan ada tindakan.

“Sudah dilaporkan kepada Pak Bupati terkait kerusakan lantai jembatan Negerilama,” sebutnya.

Mantan Lurah Rantau Utara itu juga mengatakan dalam waktu dekat pihaknya bersama pengusaha perkebunan akan menggelar rapat dengan Sekretaris Daerah (Sekda) guna membahas hal tersebut.

Pantauan wartawan truk perusahaan perkebunan yang sering melintasi jembatan dimaksud adalah truk Tangki CPO dan TBS milik PT CSR, Tronton milik PT LTS, Truk PT DLI, Truk PT HSJ, Tangki CPO PTPN 4 Ajamu, dan truk milik perkebunan lainnya.

Humas PT HSJ Gregorius Bangun enggan berkomentar ketika wartawan menanyakan perihal itu. “Nantilah dulu ya pak,” ujarnya, Selasa (24/1).

Lain halnya Humas PT CSR ketika dihubungi walau nada panggil masuk namun tak merespon panggilan. Sementara Humas PT DLI, Chairul Abdi mengatakan menejemen PT DLI siap mendukung Muspika maupun Pemkab Labuhanbatu terkait jembatan, namun dia menyarankan agar dilakukan secara kolektif melibatkan semua perusahaan yang ada di wilayah itu.

“Pak Camat kemarin minta bantuan tanah kuning untuk menimbun lobang di atas jembatan dan sudah direalisasikan,” ujarnya mengakhiri. (B-3R)

Hati-Hati Damaikan Kasus Pencabulan, Bisa-Bisa…..

Batubara, (Mimbar) – Hati-hati ketika mendamaikan sebuah perselisihan yang memiliki unsur pidana. Apalagi mendamaikan kasus pencabulan terhadap anak. Pelaku perdamaian bisa terjerat pasal berlapis.

Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menegaskan oknum yang terlibat dalam perdamaian kasus pelecehan seksual terhadap anak merupakan pelaku kejahatan kemanusian.

Menurutnya, perdamaian yang mengabaikan unsur pidananya, maka orang tua korban juga dianggap sebagai pelaku kejahatan kemanusian. Sedangkan pelakunya dapat dikenakan pasal berlapis.

“Polisi, masyarakat, Kepala Desa atau siapapun termasuk lembaga anak tidak bisa menjembatani perdamaian. Ya, perdamaian dengan adanya tawar menawar angka bukan saja dikategorikan traffiking (penjualan anak) tetapi dapat dikenakan pasal berlapis,” ucapnya, Senin (23/1) di Aula Kantor Bupati Batubara dalam sebuah seminar bertajuk gerakan perlindungan anak sekampung.

Lanjut Arist, tidak jarang ditemukan keluarga korban tidak melaporkan kasus pelecehan seksual terhadap anaknya. Itu mungkin dikarenakan keterbatasan pengetahuan, keberanian dan kemampuan.

“Namun lembaga anak sebagai mitra dapat melakukan. Kepala Desa, orang yang melihat atau lembaga penggiat perlindungan anak dapat melaporkan. Perdamaian secara kekeluargaan itu urusan mereka tapi substansi pidana tidak boleh hilang,” tegasnya.(kn)

Pembunuh Bayi Gabriel Hanya Dihukum 12 Tahun

Medan, (Mimbar) – Meski terbukti membunuh Gabriel Wate, bayi berusia enam hari hasil hubungan gelapnya dengan Monica Sari Silaban, Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (24/1) hanya memvonis terdakwa Sardian Junius F Watea selama 12 tahun penjara.

Selain menjatuhkan hukuman penjara, Majelis Hakim yang diketuai Didik Setyo Handono, membebankan terdakwa untuk membayar denda Rp 3 Miliar atau digantikan hukuman badan selama 3 bulan kurungan.

Selama persidangan, majelis hakim menilai terdakwa berusaha beralibi (berbohong -red) bahwa anak tersedat saat minum susu, akan tetapi kenyataan dari hasil visum ada tindakan kekerasan sehingga menyebabkan bayi tersebut meninggal dunia.

Untuk memuluskan rencananya yang terjadi pada 23 Februari 2016 lalu, terdakwa menyuruh Monica untuk belanja ke warung, meski sempat ditolak oleh ibu korban namun tetap pergi karena ancaman terdakwa.

Terdakwa nekat menghabisi nyawa anaknya dengan mencekik leher di dalam kamar kost di Jalan Karya Bhakti Medan Tembung.

Meski telah dibawa ke klinik Shally dan kemudian dibawa ke RSUD dr Pirngadi Medan, nyawa Gabriel tidak tertolong lagi.

Untuk kasus ini terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76 C UU RI no 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI no 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak.

Usai membacakan putusan, majelis hakim memberikan kesempatan kepada terdakwa yang selama persidangan memegang alkitab.

Mendengar itu, terdakwa melalui penasehat hukumnya mengajukan banding sedangkan Jaksa Penuntut Umum, Joice V Sinaga menyatakan pikir-pikir hal ini dikarenakan terdakwa sebelumnya dituntut 15 Tahun Penjara.(Jep)

Aksi Jalan Kaki Karyawan Pelindo Sampai di Kisaran

0

Kisaran, (Mimbar) – Seratusan karyawan Koperasi Pelabuhan Unit Terminal Petikemas Belawan yang nekad berjalan kaki untuk menemui Presiden RI, Joko Widodo di Istana Merdeka, pada Minggu (22/1) sore lalu sudah berada di Kota Kisaran.

Mereka yang selama ini bekerja di PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Belawan itu direncanakan akan menempuh perjalanan sejauh 2 ribu kilometer dengan masa tempuh selama 30 hari.

“Sebab inilah, kami dan para teman-teman ingin menyampaikan apa yang kami rasakan secara langsung kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, supaya apa yang kami sampaikan membuahkan hasil perjuangan serta kami mendapakan rasa keadilan,” sebut Arsala Gultom, selaku kordinator aksi.

Aksi itu berlangsung sebagai wujud protes karena sebanak 450 karyawan yang sudah bekerja selama 5 sampai 16 tahun di PT Pelindo I Belawan akan di ubah menjadi tenaga kerja outsourching (buruh kontrak).

“Kami telah berulang kali bahkan hingga 12 kali melakukan aksi demonstrasi namun tidak pernah ditanggapi pihak management perusahaan,” ucapnya kepada sejumlah wartawan.

Para buruh itu sampai di Kota Kisaran pada hari Minggu sore (22/1). Mereka yang menggelar longmarch dengan berjalan kaki itu di terima unsur pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBSI Asahan.

Setelah menginap selama satu malam, pada Senin (23/1) para pengunjukrasa ini menggelar orasi di seputaran Tugu Juang 45 Jalan Imam Bonjol Kisaran. Mereka minta pada Presiden Republik Indonesia Ir. H.Joko Widodo segera mengangkat mereka sebagai karyawan PT Pelindo I Belawan. Aksi orasi itu di kawal Kepolisian Resort Asahan.(Dec)

Kok, Masih Ada Saja Proyek Asal Jadi

0

Sibuhuan, (Mimbar) – Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan saat ini seakan belum memberi efek maksimal bagi sejumlah pihak. Buktinya, pelaksanaan pekerjaan pengaspalan badan jalan jembatan Aek Buaton di Desa Janji Maria, Kecamatan Aek Nabara Kabupaten Padanglawas diduga dikerjakan asal jadi.

Proyek yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Binamarga Provinsi Sumatera Utara itu baru selesai sekitar dua bulan lalu, namun kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kondisi serupa juga terjadi pada badan jalan di atas sebuah jembatan desa Aek Nabara Jae.

Pantauan Mimbar, Sabtu (21/1), kondisi badan jalan itu yang tepat berada di jalan lintas sumatera (Jalinsum) memprihatinkan. Aspal yang menutupi pangkal jembatan terlihat hancur.

Pemandangan lain yang tak kalah memprihatinkan juga terlihat pada pengerjaan penimbunan badan jalan di sekitar Saba Tongah. Diduga dikerjakan asal jadi, mobil dan truk yang melintas tak jarang rodanya terbenam.

Irham Habibi Harahap, M.Pd., salah seorang putra daerah di daerah itu menuding buruknya kualitas pekerjaan tersebut karena kurangnya pengawasan dari Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Utara selaku institusi teknis yang menangani pekerjaan tersebut.

“Hancur dan bergelombangnya aspal pada pangkal jembatan itu, kemungkinan diakibatkan pada saat pengerjaannya pihak kontraktor memakai material oprit yang tidak sesuai aturan, serta kurangnya proses pemadatan,” ucap Irham yang juga Sekretaris DPW HIMMAH Sumatera Utara.

Pria kelahiran Desa Padang Garugur Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas ini berharap pemerintah secepatnya memperbaiki kerusakan jalan tersebut untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk.

Seorang pejabat di lingkungan Dinas PU Binamarga Provinsi Sumatera Utara berjanji segera menyampaikan persoalan tersebut kepada pelaksana pekerjaan sehingga dapat segera diperbaiki.

“Jaminan pemeliharaannya masih ada lima persen lagi, kerusakan itu akan kita sampaikan supaya segera di perbaiki”, tutur Suwandi, Kepala Tata Usaha (KTU) Dinas PU Binamarga Prov. Sumut di Padanglawas. (Sly)