Beranda blog Halaman 2595

Menghidupkan Moralitas dalam Ibadah Qurban

0

“Maka wajar jika banyak umat muslim yang taat dalam ibadah ritual dan paham akan hukum agama serta berkecukupan, namun tidak memiliki empati untuk menyisihkan hartanya bagi kepentingan masyarakat dan agama.”

 

Kata qurban berasal dari kata qarraba – yuqarribu – qurbaanan, yang berarti pendekatan diri. Dalam istilah qurban berarti usaha pendekatan diri kepada Allah, yang realisasinya dengan menyerahkan sebagian nikmat yang telah diterima dari Allah dan diserahkan kepada-Nya. Hewan qurban sendiri dalam istilah ilmu fikih biasa disebut dengan nama al-udh-hiyah yang berarti hewan ternak yang disembelih pada hari Idul Adha dan hari tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut.

Menyembelih qurban termasuk amal salih yang paling utama. ‘Aisyah ra., menceritakan bahwa Nabi saw., bersabda: “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang karenanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim. Banyak ulama menjelaskan bahwa menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha lebih utama daripada sedekah yang senilai dengan harga hewan qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan qurban. Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah. Di samping itu, menyembelih qurban lebih menampakkan syiar Islam dan lebih sesuai dengan sunnah.

Kesadaran umat Islam dari waktu ke waktu dalam menunaikan ibadah qurban cukup tinggi, bahkan jauh lebih tinggi di banding dengan kepatuhan dalam menunaikan zakat harta. Menariknya, bila di masa lalu pelaksanaan qurban hanya dikelola oleh panitia yang ada di masjid-masjid atau pengurus kampung, saat ini sudah menjamur dan meluas ke berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, bahkan partai-partai politik. Menggembirakan memang, tapi pernahkah kita berpikir apa makna sesungguhnya yang bisa kita petik dari ibadah qurban?

Pertanyaan ini layak untuk direnungkan sehingga qurban yang dilaksanakan akan sampai kepada Allah dan bukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban sebagai hamba yang bertakwa. Sesuai syariah, ibadah qurban disunnahkan atau bahkan diwajibkan bagi yang mampu. Ukuran kemampuan tidak berdasarkan kepada nisab sebagaimana zakat harta, melainkan pada kebutuhan per individu, yakni apabila seseorang setelah memenuhi kebutuhan sehari-hari masih memiliki dana lebih dan cukup untuk membeli hewan qurban, khususnya di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.

Dengan mengetahui makna qurban secara benar, maka akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah, bahwa Allah sama sekali tidak memerlukan daging yang kita qurbankan, semua itu hanya untuk kepentingan dan kewajiban kita sebagai umat manusia agar saling berbagi. Karena makna qurban secara sederhana adalah mendekatkan diri kepada Allah.

Bila mengacu pengertian tersebut, maka berqurban dengan tujuan mencari popularitas, menarik simpati, ingin dipuji dan berbagai macam niat selain taqorrub ilallah bisa dipastikan tidak sampai kepada Allah. Makna selanjutnya, ibadah qurban sebagai bukti ketundukan secara total dari seorang hamba kepada Sang Pencipta, apapun dan bagaimanapun beratnya perintah itu.

Salah satu firman Allah yang sarat dengan pesan moral dan nilai kemanusiaan termuat dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”.

Dari ayat tersebut ada tiga kata kunci penting yang berhubungan dalam kehidupan manusia di dunia, yaitu nikmat yang banyak, shalat, dan berqurban. Jika ingin agar nikmat tersebut lestari maka lakukanlah shalat untuk memperkuat hubungan vertikal agar nikmat tersebut memiliki nilai yang hakiki, tidak semu. Selanjutnya, lakukan pengorbanan agar secara sosial menjadi nikmat bagi sesama. Nikmat Allah tidak mungkin bisa terasa nikmat bila hanya dinikmati oleh diri sendiri, tanpa keterlibatan orang lain.

Maka selain untuk menunjukkan kepatuhan hamba kepada Allah, qurban merupakan kata kunci bagi terciptanya harmonitas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa pengorbanan, cita-cita luhur untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat hanyalah retorika dan isapan jempol belaka. Kepedihan yang menimpa sekian banyak umat Islam yang masih hidup di bawah garis kemiskinan juga berawal dari tidak adanya pengorbanan yang sejati dari umat muslim yang berkecukupan. Motivasi berqurban selain untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, juga harus didasari oleh pertimbangan akal-rasio dan ilmu yang memadai yaitu untuk kepentingan kemaslahatan, kemakmuran dan kedamaian masyarakat umum.

Berqurban dengan menyembelih kambing atau sapi hanyalah sebagian kecil dari berqurban dalam arti yang luas. Banyak pengorbanan lain yang dapat dilakukan, seperti merelakan tanah yang dimilikinya bagi fasilitas umum, menyokong tersedianya lembaga pendidikan, menjadi orang tua asuh, dan banyak contoh lain. Berqurban juga harus didasari oleh kesadaran akan pesan moral-etis yang terkandung di dalamnya sehingga ada upaya yang terus menerus untuk meningkatkan spiritualitas diri dan masyarakat.

Di antara pesan moral dan ahlak yang dapat kita petik dari berqurban adalah:
Pertama, adanya keikhlasan untuk menyisihkan sebagian harta kita bagi masyarakat yang lebih luas.
Kedua, adanya kesediaan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran yang kita miliki untuk kepentingan umum serta agama. Orang yang telah terilhami makna berqurban, diyakini akan dapat bergaul secara baik dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya.

Ketiga, adanya kesediaan melakukan dakwah dan taklim dengan menyebarkan ilmu dan keterampilannya untuk pemberdayaan masyarakat. Dalam kenyataannya masih banyak umat muslim yang memiliki ilmu agama cukup, tetapi enggan untuk mentransfer ilmunya kepada masyarakat di sekitarnya.

Keempat, berpartisipasi aktif dalam proses kepemimpinan (imamah) dan sanggup memegang kepemimpinan dengan amanah dan penuh rasa tanggungung jawab. Dalam kedudukannya sebagai rakyat, berkorban berarti sanggup menjadi warga masyarakat yang baik, partisipatif, kreatif dan mampu melakukan kontrol yang bermoral untuk pemimpin dan lingkungan sosialnya.

Secara jujur harus diakui bahwa pemahaman akan arti qurban seperti ini belum terealisasikan secara konsisten bagi masyarakat muslim. Masih banyak di antara umat muslim yang belum bisa memahami akan makna duniawi di balik ibadah qurban. Kelompok ini beranggapan bahwa ibadah qurban semata-mata urusan antara manusia dengan Allah, dan tidak ada kaitannya dengan urusan duniawi.

Maka wajar jika banyak umat muslim yang taat dalam ibadah ritual dan paham akan hukum agama serta berkecukupan, namun tidak memiliki empati untuk menyisihkan hartanya bagi kepentingan masyarakat dan agama. Padahal sesungguhnya harta itu milik Allah yang dipinjamkan kepada manusia. Itulah kaidah tentang harta menurut prinsip Islam sebagaimana firman Allah: ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah telah meminjamkan-Nya kepadamu”. (QS. Al-Hadid: 7)

Pada kenyataannya masih banyak umat Islam yang beranggapan bahwa harta itu miliknya dan merupakan hasil jerih payah diri pribadi, tanpa adanya ’campur tangan’ Allah. Meski firman Allah sudah sangat jelas bahwa harta yang ada pada diri kita adalah ’titipan Allah’, pada kenyataannya tidak mampu mengalahkan sikap kikir dan bathil serta ego yang melekat pada sebagian umat Islam. Itulah sebabnya, banyak di antara kaum kaya yang tidak dapat menikmati kekayaannya karena hidupnya telah dikendalikan oleh harta.

Kendati demikian, kita patut bersyukur bahwa kesadaran umat muslim untuk berqurban semakin tinggi, tetapi yang perlu ditingkatkan adalah berqurban dalam arti luas yang dapat menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Kesediaan melakukan pengorbanan untuk orang lain haruslah didasari demi mengharapkan keridhoan Illahi, karena berkorban adalah sebuah ajaran tentang mengurangi kepentingan diri pribadi untuk kepentingan orang lain dalam rangka mencapai kemuliaan di hadapan Allah.

Dengan berqurban diharapkan akan menghantarkan kita untuk menggapai maqam tertinggi dihadapan Allah sebagai hamba yang menyandang derajat muttaqin. Amin

Maling Ini Lumayan Nekad

0

Medan, (Mimbar) – Pelaku pencurian ini terbilang lumayan nekad. Meski sasarannya berada di depan markas kepolisian, tidak membuatnya ciut nyali. Tapi nahas, aksinya itu kepergok warga sehingga terpaksa lari terbirit-birit dan meninggalkan begitu saja sepeda motor miliknya.

Keterangan yang dihimpun, Jumat (2/9). Sore itu, H Panggabean dan rekannya yang berprofesi sebagai pemasaran minuman kesehatan dengan menggunakan mobil box sedang mengantarkan orderan ke toko yang berada tepat di depan Mapolsek Percut Sei Tuan.

Ketika itu mobil diparkirkan tepat di depan toko, dan H Panggabean dan rekannya membuka pintu samping mobil untuk mengambil barang orderannya. Setelah itu keduanya masuk ke dalam toko sembari membawa barang. Sedangkan pintu samping mobil tidak ditutup.

Di saat bersamaan, seorang pria yang identitasnya belum diketahui dan mengendarai sepedamotor Suzuki Spin BK 6571 CJ, berhenti di samping mobil. Pelaku kemudian menuju mobil dan membuka pintu samping, dengan maksud hendak mencuri.

Aksi pencuri itu dipergoki oleh warga sekitar dan H Panggabean, yang saat itu juga berteriak maling. Spontan pelaku melarikan diri dan meninggalkan sepedamotornya di lokasi. H Panggabean kemudian melapor ke polisi. Petugas memboyong barang-bukti itu ke Mako.

H Panggabean ketika diwawancarai mengaku jika pencurian itu sudah 2 kali terjadi. “Pada pencurian pertama, ban serap dari dalam mobil yang dicuri,” ungkapnya.

Petugas yang mengamankan sepedamotor pelaku ketika ditanyai mengatakakan pihaknya masih mendata saksi-saksi.

“Diduga pelaku tinggal di seputaran lokasi kejadian. Kita masih memintai keterangan saksi-saksi, yang nantinya untuk dapat meringkus pelaku,” kata petugas yang tampak sibuk itu. (An)

Tubuh Kolektor Terpotong Tiga

0

Labuhanbatu, (Mimbar) – Hengki Fernando (24) yang sehari-hari bekerja sebagai seorang kolektor (penagih) pada sebuah perusahaan penyalur kredit peralatan rumah tangga, Kamis (1/9) tewas mengenaskan setelah tertabrak sebuah truk di Jalan Lintas Sumatera di kawasan Kampung Baru,Kecamatan Bilah Barat. Labuhanbatu.

Tubuh korban terpotong menjadi tiga bagian, sementara seorang teman wanitanya Nilpau Jannah (20) warga Aek Matio, Kecamatan Rantau Utara mengalami patah tulang ringan dan luka lecet di bagian paha dan kaki.

“Cewek yanhg diboncengnya sempat melompat sehingga selamat,” sebut Mariono, saksi mata dalam kejadian nahas itu.

Saksi itu memaparkan, sebelumnya korban warga Jalan Mentimun Lingkungan X Siumbut-umbut Baru Kisaran itu bersama teman wanitanya dengan mengendarai sepedamotor Honda Beat BK 2820 YBG melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Medan menuju Rantauprapat.

Setiba di Dusun Purba Tua Desa Kampung Baru Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, tiba-tiba korban tergelincir di bahu jalan tersebut. Jatuhnya korban diduga karena kurang hati-hati, meski cuaca sedang hujan dan permukaan jalan licin dan menurun, korban tetap melaju dengan kencang.

Sementara itu, persis di belakang korban, kata saksi ada sebuah kendaraan jenis truk bermuatan barang juga melaju kencang sehingga ketika korban terjatuh langsung tertabrak kendaraan tersebut mengakibatkan korban tewas seketika.

“Hitungan waktu kejadiannya cuma beberapa detik, setelah terjatuh sendiri langsung dilindas mobil barang, dan mobil barangnya melarikan diri” ungkap Mariono yang mengaku mengetahui persis peristiwa tersebut.

Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP WS Muchtar Hasibuan Melalui Kanit Laka Ipda Siddik mengatakan, jenazahnya korban yang terpotong beberapa bagian itu sudah di bawa ke RSUD Rantauprapat. (B-64)

Mulai Senin Ada Perubahan Lalin

0

Medan, (Mimbar) – Mulai hari Senin (5/9) Pemerintah Kota Medan melakukan rekayasa lalulintas di sejumlah ruas jalan. Harapannya, langkah itu mampu mengurai kemacetan yang kerap dikeluhkan warga.

“Uji coba ini akan diberlakukan selama dua minggu. Kita harapkan rekayasa lalu lintas ini nantinya dapat mengurangi kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan,” kata Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution, Jum’at (2/9) ketika memimpin rapat pembahasan itu.

Adapun ruas jalan yang akan dilakukan uji coba rekayasa lalulintas, yakni Jalan HM Yamin antara Jalan Gudang dengan Jalan Putri Hijau kemudian Jalan Guru Pantimpus antara Depan Hotel Mariot sanpai simpang Jalan Gudang, selanjutnya Jalan Perdana mulai dari Jalan Mesjid sampai Jalan A Yani, kemudian Jalan Mahkamah mulai Masjid Raya sampai Jalan Pandu pintu perlintasan rel kereta api.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Drs Redward Parapat SH mengatakan pada ruas tersebut selalu terjadi kemacetan pada jam-jam tertentu.

“Jadi ada dua skenario yang akan dilakukan yakni akan dilakukan pentupan arus pada jam tertentu, kemudian akan mencoba menutup total dan akan mengembalikan kepada arus semula,” jelasnya.

Selain itu, di Jalan Perdana mulai dari Jalan Mesjid sampai Jalan A Yani, untuk sementara mulai dari Lonsum ke Jalan Hindu ditutup. Kemudian Jalan Mahkamah mulai dari Masjid Raya yang sering terjadi cros di Jalan Pandu perlintasan rel kereta api dari Masjid Raya menuju Jalan Pandu dilarang. (ASW)

Ketipu SMS, Oloh Hanya Bisa Elus Dada

0

Deli Serdang, (Mimbar) – Meski sudah sering disampaikan sejumlah informasi di media cetak maupun elektronik perihal aksi penipuan dengan modus pemberian hadiah yang ditawarkan oknum tertentu melalui pesan singkat (SMS), telepon maupun kupon, ternyata masih ada saja warga yang belum waspada sehingga turut menjadi korban.

Kali ini nasib apes itu dialami Indra Syahputra alias Oloh warga Dusun I Desa Tengah Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang. Dia harus mengelus dada. Harapan mendapatkan uang ratusan juta rupiah pupus, malahan dia harus kehilangan uang jutaan rupiah.

Menurut Indra awalnya, Rabu (31/8) ia mendapatkan pesan singkat (SMS) dari nomor telepon seluler 0853440141217 yang mengatasnamakan PT. M.Kios. Pesan itu berbunyi bahwa dirinya berhak mendapatkan hadiah senilai Rp175 juta rupiah. Tak fikir panjang, Oloh langsung menghubungi nomor tersebut. Dalam percakapan itu, korban disarankan segera mengirim pulsa elektrik senilai Rp500 ribu agar proses pengiriman hadiah dapat segera
dilakukan.

Bayangan tumpukan uang ratusan juta menggelapkan akal korban. Tanpa fikir panjang Oloh langsung menuju salah satu pusat perbelanjaan untuk mengirim pulsa ke nomor yang disarankan pelaku penipuan itu. Dan transfer pulsa berhasil.

Selang beberapa waktu berikutnya, seseorang bernama Samaluddin yang mengaku dari Bank Indonesia menghubungi nomor seluler korban dan menyatakan bahwa uang hadiah atas nama korban sudah tersedia, tinggal menunggu transfer ke rekening korban.

Oloh semakin semangat untuk segera menerima hadiah dari pihak yang mengaku PT. M Kios itu sehingga ketika seseorang yang mengaku dari pihak bank itu meminta korban mentransfer uang senilai Rp2,7 juta ke rekening BRI unit Jakarta Selatan No.Rekening 0647535, segera mengiyakan namun ia terkendala karena tidak memiliki uang sebesar nominal yang dipersyaratkan.

Akhirnya pihak yang mengaku dari bank itu memberikan kelonggaran kepada Oloh untuk segera menstransfer berapa kesanggupannya. Korban yang hanya diberi batas waktu 15 menit untuk segera mentransfer uang tersebut, menjadi semakin cemas. Ia khawatir jika setelah 15 menit tidak mampu mentransfer uang permintaan itu maka hadiah ratusan juta rupiah itu akan batal menjadi miliknya. Akhirnya, Oloh pun mentransfer uang yang dimilikinya senilai Rp1,7 jut ke rekening yang disarankan penelepon.

Usai mentransfer, perasaan Oloh campuraduk antara perasaan lega sudah berhasil memenuhi persyaratan yang diminta dan perasaan cemas bahwa hadiah itu hanyalah akan-akalan penelepon untuk menipu dirinya.

Lama menunggu, hadiah uang yang dijanjikan penelepon tak kunjung masuk ke nomor rekeningnya. Meski sudah beberapa kali ia mengecek saldo tabungannya, tetap tidak ada pertambahan jumlah. Akhirnya Oloh sadar, dirinya sudah menjadi korban penipuan. Ia hanya bisa mengelus dada, menyesali kecerobohannya. (B.18)

Sidak, 4 Personil Positif

0

Medan, (Mimbar) – Tim Bidang Propam Poldasu dan Tim Bidang Dokkes Poldasu melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Medan Area, Rabu (31/8) siang dengan melakukan pemeriksaan urin. Hasilnya, empat orang personil dinyatakan positif menggunakan narkoba.

“Empat ersonil yang dinyatakan positif antara lain, berinisial Aipda FB, Bripka Zu, Bripka AR dan Brigadir GP dan ke 4 Personil yang dinyatakan positif ini, langsung dibawa ke Bid Propam Poldasu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Area, Kompol M. Arifin kepada wartawan di Medan.

Dia menjelaskan, tim yang dipimpin Kasubbid Prov Bid Propam Poldasu AKBP Bambang Yudho M.SIK, MSC itu memeriksa urin 64 personil kepolisian yang sehari-hari bertugas di wilayah hukum tersebut.

“Ada sekitar 5 personil lagi yang kita curiga, namun tadi tidak hadir dalam pemeriksaan. Akan tetapi kedepannya ke 5 personil itu akan diperiksa urinenya langsung ke Bid Propam Poldasu,” tegasnya.

Ketika ditanyakan tentang sanksi apa yang akan diberikan kepada personil yang positif menonsumsi narkoba tersebut, Arifin hanya menjawab bahwa saat ini ke empat personil tersebut masih dalam pemeriksaan Bid Propam Poldasu.

“Kalau untuk sangsi ya belum bisa kita pastikan karena yang bersangkutan masih diperiksa. Bisa saja sangsi disiplin, bahkan pemutasian dinas,” tandasnya. (An)

Sidimpuan Kekurangan Dokter

0

Padangsidimpuan, (Mimbar)- Pemerintah Kota Padangsidimpuan mengakui saat ini kekurangan tenaga medis, baik dokter spesilis, dokter umum maupun dokter gigi. Akibatnya penempatan para medis di sejumlah rumah sakit dan puskesmas belum mampu memenuhi kebutuhan.

Kepala Dinas Kesehatan Pemko Padangsidimpuan Letnan Dalimunthe kepada Wartawan, Rabu (31/8) menyebutkan, jumlah dokter umum di daerah itu hanya sebanyak 68 orang, doketr
gigi sebanyak 29 orang dan dokter spesialis hanya sebanyak 25 orang.

“Jumlah dokter kita yang ada di Rumah Sakit, Puskesmas, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ada di Kota Padangsidimpuan hingga kini kita masih merasa kekurangan tenaga media untuk melayani masyarakat yang ada di Kota Padangsidimpuan,” ucapnya. (011)

Mereka Minta Maaf Atas Ulah Anaknya

0

Medan, (Mimbar) – Kedua orang tua IAH (17) tersangka percobaan penganiayaan terhadap seorang pastor pada gereja Santo Yeseph Jalan Dr. Manyur Medan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat.

“Kami dari keluarga tidak tahu terkait masalah ini dan tak ada niat menimbulkan keguncangan antar agama. Dalam kesempatan ini, saya dan istri selaku orangtua IAH dan seluruh keluarga meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga Indonesia, khususnya warga
Sumut,” ucap Makmur Hasugian dalam sebuah keterangan kepada wartawan, Kamis (1/9) di Medan.

Peristiwa itu, sambungnya, diluar dugaan. Mereka mengaku sangat menyesali kurang memberikan pengawasan kepada nak kandungnya tersebut sehingga kejadian yang sangat tidak diinginkan itu bisa terjadi.

“Kepada Pastor Albret S Pandingan, saya selaku ayah kandung IAH juga memohon maaf atas tindakan anak saya. Saya juga memohon Keuskupan di Medan memafkan kami. Semoga kejadian ini tak terjadi pada orangtua yang punya anak sebaya dengan IAH. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tak terjadi lagi. Dan semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di negara kita ini,” kata Makmur sembari mengusap air mata di wajahnya.

Arista boru Purba selaku ibu IAH, tak bisa menahan tangis saat mendampingi suaminya menyampaikan permintaan maaf itu. Dengan suara bergetar, ia meminta maaf kepada seluruh umat beragama atas perbuatan anaknya.

Pada bagian lain, Makmur yang menggelar keterangan pers di kantor Pusat BantuanHukum Peradi, Jalan Sei Rokan itu memaparkan tentang kondisi keluarga besarnya yang sudah terbiasa dengan perbedaan agama.

“Saya empat bersaudara. Dua diantaranya Muslim dan dua lainnya beragama Kristen Begitu juga isteri saya. Dia sembilan orang bersaudara dan hanya dia saja yang Muslim,” ucap Makmur meyakinkan publik bahwa perbedaan keyakinan di dalam keluarga mereka bukan hal yang aneh. Dan perbedaan itu tidak mengurangi hubungan kekeluargaan diantara mereka. (An)

30 Pengacara di Medan Bela IAH

0

Medan, (Mimbar) – Setidaknya 30 orang pengacara di Medan siap mendampingi IAH (17) dalam menjalani proses hukum terkait dugaan upaya penganiayaan hingga ancaman pembunuhan terhadap seorang pastor di dalam gereja beberapa waktu lalu.

“Pendampingan ini dilakukan karena Makmur Hasugian adalah rekan seprofesi sesama advokat. Di sini kita merasakan penderitaan Makmur Hasugian terkait kasus hukum yang dialami anak beliau,” kata Rizal Sihombing, selaku Ketua Pusat Bantuan Hukum (Pusbakum) Peradi Medan, Kamis (1/9).

Pusbakum meminta agar pemeriksaan IAH sebagai tersangka harus dilakukan secara benar. Menyusul fakta bahwa IAH masih belum genap berusia 18 tahun. “IAH mungkin tak mampu mencerna dengan baik teknologi yang semakin berkembang. Polisi harus menemukan dalang dibalik kenekatan IAH,” harapnya.

Sebelumnya, IAH (17) warga Jalan Setiabudi Gang Sehati No 26 Lingkungan 11 Kelurahan Tanjung Sari Medan diamankan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Jalan Dr Mansyur No 75 Medan, Minggu (28/8) pagi, karena diduga akan melancarkan teror bom dan
berusaha melakukan penganiayaan terhadap seorang pastor. (An)

Mereka Terapung 5 Jam di Tengah Laut

0

Medan, (Mimbar) – Sembilan nelayan asal Indonesia mengalami nasib tragis, harus terapung-apung di tengah lautan selama 5 (lima) jam setelah kapal pukat ikan GT5 yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Idie, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Beruntung kapal MV Kurushima yang berbendera Jepang menolong para anak buah kapal (ABK) itu, Rabu (31/8) dan mengevakuasinya. Selanjutnya para nelayan yang sedang nahas di perairan Belawan itu diserahkan kepada aparat setempat.

“Semua ABK selamat dan tidak ada yang terluka. Sampai saat ini kita juga masih minta keterangan mereka terkait penyebab tenggelamnya kapal mereka hingga menyebabkan ke sembilan nelayan itu sampai mengapung selama 5 jam ditengah laut tersebut,” ucap Komandan
Lantamal 1, Brigjen TNI Marinir Widodo Dwi Purwanto, Kamis (1/9) di Medan.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, para ABK KM Harapan Baru itu sebelum ditemukan terapung di tengah laut, bermaksud melakukan aktifitas menangkap ikan di perairan sekitar provinsi Aceh.

Namun dalam perjalanannya kapal yang mereka tumpangi itu tenggelam di perairan Idie, Aceh sehingga memaksa mereka melakukan upaya penyelamatan diri dengan menceburkan
diri ke dalam laut. Akibatnya, selama lima jam mereka terapung-apung di atas permukaan laut dan tanpa mereka sadari sudah terbawa arus sehingga akhirnya ditemukan di wilayah perairan Belawan.

Petugas, kata Dan Lantamal sedang melakukan pendalaman tentang penyebab tenggelamnya kapal penangkap ikan itu. (AE)