Beranda blog Halaman 13

Judi Kim di Kawasan Cemara Asri Bebas Beroperasi, Kapolsek Tembung Janji Akan Bertindak

mimbarumum.co.id – Kapolsek Medan Tembung, Kompol Jhonson Sitompul merespon cepat pengaduan masyarakat (dumas) terkait adanya dugaan praktik perjudian ketangkasan jenis batu goncang bebas beroperasi di Wilayah hukumnya.

Kuat dugaan lokasi judi berkedok Kuis Irama Musik (KIM) atau disebut batu goncang yang berada di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) itu terletak di Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Kapolsek Medan Tembung, Kompol Jhonson Sitompul mengatakan akan mengecek praktik perjudian tersebut.

“Kami cek dulu, jika terbukti akan ditindak,” kata Kompol Jhonson kepada wartawan via Whatsaap pada Kamis (23/5/2025).

Sebelumnya, Praktik perjudian berkedok permainan ketangkasan kembali ditemukan masih beroperasi di Komplek Cemara Asri, Selasa (20/5) malam.

Aktivitas ilegal ini mencuat hanya beberapa pekan setelah penggerebekan serupa dilakukan polisi di lokasi berbeda.

Diketahui sebelumnya, pada Rabu malam, 30 April 2025, Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Utara menggerebek arena judi di Yanglim Plaza, Jalan Emas, Kelurahan Sei Rengas II, Kecamatan Medan Area.

Dalam operasi yang berlangsung hingga larut malam itu, polisi menemukan aktivitas perjudian jenis batu goncang dan permainan KIM. Sekitar 20 orang yang diduga sebagai pemain diamankan dan dibawa ke Polda Sumut untuk pemeriksaan. Petugas juga memasang garis polisi di sekitar lokasi.

Reporter: Rasyid Hasibuan

Unit Resmob Polrestabes Medan Tangkap 4 Orang Debt Collector dan Dijerat Pasal 365 Subs 368 KUHP

mimbarumum.co.id – Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Medan yang dipimpin Iptu Eko Sanjaya SH, MH, berhasil menangkap 4 orang pria yang berprofesi sebagai debt collector, karena diduga melakukan perampasan Hp milik seorang wanita di jalan Stadion, kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota.

“Diamankan 4 orang pelaku pelaku dengan modus 365 KUHP atau pencurian dengan kekerasan subsider 368 KUHP, melakukan ancaman kekerasan untuk menguasai milik orang lain,” kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat rilis pada Kamis (22/5/2025).

Keempat orang pelaku yang diamankan oleh pihaknya masing-masing berinisial YAS (55), AKN (39), BS (47), dan RT (48) melakukan perbuatan 365 KUHP pada tanggal Rabu (21/5/2025) atas pelapor Lia Praselia (35) warga Grand Menteng Indah, Medan Denai Kota Medan.

“Ini adalah cara-cara premanisme, cara-cara yang menggunakan di ruang terbuka publik yang sudah berulang kali kita tegaskan tidak boleh terjadi di Kota Medan,” ungkap Kapolrestabes.

Ia menuturkan, kronologisnya pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 14.44 WIB personel unit Resmob mendapat informasi terjadinya perampasan 1 unit Hp yang dilakukan oleh sekitar 10 orang.

“Kemudian diamankan 4 orang yang diduga melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan,” tuturnya.

Atas perbuatannya para pelaku, korban mengalami kerugian hilangnya Hp dan mobil yang dikendarainya.

“Barang yang dirampas oleh para pelaku adalah 1 unit Hp dan 1 unit mobil Avanza warna hitam dengan Nopol BK 1813 VV lalu ada 6 unit hp milik tersangka dijadikan barang bukti,” bebernya.

Mantan Kapolres Metro Jakarta Utara itu menegaskan bahwa ini bagian dari operasi pekat atau operasi premanisme dan kekerasan di ruang publik yang dilakukan untuk menguasai milik atau benda orang lain.

“Itu menjadi ranah penegakkan hukum terlebih menjadi konsen kita untuk melakukan tindakan kepolisian. Meski hari ini adalah penutupan operasi pekat, tapi pembukaan untuk penegakkan hukum yang lebih keras,” pungkasnya.

Reporter: Rasyid Hasibuan/R

Detasemen Gegana Brimob Polda Sumut Laksanakan Sterilisasi Ketat Perayaan American Independence Day di Medan

0

mimbarumum.co.id — Dalam upaya menjamin keamanan dan kelancaran perayaan American Independence Day yang digelar oleh Konsulat Amerika Serikat di Medan, Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sumatera Utara melaksanakan sterilisasi dan pengamanan VIP di Grand Ballroom Hotel JW Marriott, Jalan Putri Hijau No.10, Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Jumat (23/05/2025).

Kegiatan pengamanan ini dilakukan secara menyeluruh dan berstandar tinggi, dengan melibatkan satu tim komposit dari Detasemen Gegana yang terdiri dari Tim Penjinak Bom (Jibom), Tim Kimia Biologi Radioaktif (KBR), serta Tim Escape. Total 10 personel terlatih dikerahkan dalam operasi ini untuk memastikan tidak ada ancaman terhadap para tamu VIP maupun lingkungan acara secara keseluruhan.

Pelaksanaan tugas dipimpin oleh IPTU Mukhlis Andepa, S.H., selaku Panit 2 Subden Jibom dan IPDA Masrulsyah, S.H., selaku Panit 2 Subden Wanteror. Tim melakukan penyisiran dan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh area ballroom, jalur masuk tamu undangan, serta area logistik acara dengan menggunakan peralatan canggih deteksi bahan peledak dan zat berbahaya.

“Sterilisasi dan pengamanan ini merupakan bagian dari tugas kami dalam rangka menjaga stabilitas keamanan, khususnya dalam acara yang melibatkan perwakilan negara sahabat. Kami menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap tindakan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan diplomatik,” ujar IPTU Mukhlis Andepa.

Perayaan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat, perwakilan negara sahabat, tokoh masyarakat, serta tamu undangan berlangsung aman, tertib, dan lancar. Kehadiran Detasemen Gegana dalam pengamanan acara ini kembali menegaskan kesiapsiagaan Polri dalam menghadapi segala bentuk potensi ancaman, serta memperkuat citra Indonesia sebagai tuan rumah yang aman dan terpercaya bagi kegiatan internasional.

Dengan selesainya kegiatan tanpa gangguan berarti, Satuan Brimob Polda Sumut melalui Detasemen Gegana membuktikan perannya sebagai garda terdepan dalam tugas-tugas pengamanan berskala tinggi dan berisiko tinggi.

Reporter: Jafar Sidik

Gercep! Forkopimcam Serbajadi Sigap Bantu Korban Angin Puting Beliung

mimbarumum.co.id – Sinergi apik antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah kembali terlihat dalam penanganan bencana. Jajaran Forkopimcam Serbajadi dengan sigap menunjukkan kepedulian sosialnya terhadap warga Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serbajadi, yang menjadi korban angin puting beliung, Sabtu (24/5/2025).

Kapolsek Dolok Masihul, AKP H. Simanjuntak, bersama Danramil 18/Galang Kapten Inf S Gultom, dan Camat Serbajadi, Hendra Irwansyah, Sekcam, Endang Wahyuni, langsung turun tangan meninjau lokasi bencana sebagai wujud kepedulian.

Kehadiran mereka bukan sekadar meninjau, melainkan juga membawa serta bantuan sembako untuk meringankan beban masyarakat. Angin puting beliung yang menerjang menyebabkan lima belas unit rumah warga mengalami kerusakan parah dan ringan pada bagian atap dan bangunannya.

Kondisi ini tentu menyisakan kesedihan dan kerugian bagi para korban. Namun, gerak cepat (gercep) dari Forkopimcam ini menjadi angin segar bagi warga.

Aksi ini tidak hanya menunjukkan responsibilitas aparat dalam menanggulangi bencana alam, tetapi juga memperkuat sinergitas antara TNI-Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Kepedulian yang ditunjukkan secara langsung ini diharapkan dapat membantu masyarakat korban bencana untuk segera pulih dan bangkit kembali.

Reporter: Jafar Sidik

Pemkab Toba Raih 9 Kali Opini WTO, Bupati Effendi : Jadikan Momentum Peningkatan Kualitas Kinerja

0

mimbarumum.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba kembali menerima penghargaan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) untuk ke sembilan kalinya secara berturut-turut dari BPK Perwakilan Sumatera Utara.

Penghargaan tersebut diterima langsung Bupati Toba Effendi Sintong P. Napitupulu, SE didampingi Wakil Bupati Toba Drs. Audi Murphy O Sitorus, SH, M.Si dan Ketua DPRD Kabupaten Toba Franshendrik Tambunan.

Sedangkan yang menyerahkan WTP tersebut adalah Kepala Perwakilan BPK Prov Sumatera Utara Paula Henry Simatupang, SE, MSi, Ak di Aula Kantor BPK Medan, Jumat (23/5/2025).

Setelah LKPD Tahun 2024 diterima, Bupati Toba Effendi Sintong P. Napitupulu menyampaikan, apreasiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala dan Tim Perwakilan BPK Provinsi Sumatera Utara yang telah melaksanakan pemeriksaan secara objektive, memberikan bimbingan, kolaborasi khususnya kepada Pemerintah Kabupaten Toba, dan kabupaten lainnya atas laporan keuangan Tahun Anggaran 2024.

Selanjutnya, Bupati Effendi Napitupulu mengapresiasi seluruh jajaran pimpinan perangkat daerah dibawah naungan Pemkab Toba yang telah berkontribusi selama pemeriksaan berlangsung sehingga Pemerintah Kabupaten Toba, kembali meraih opini WTP atas LKPD Tqhun 2024 yang ke sembilan kali berturut-turut.

“Mari kita jadikan opini WTP ini sebagai momentum untuk terus meningkatkan kualitas kinerja secara menyeluruh ,termasuk dalam pengelolaan keuangan, peningkatkan akuntabilitas, efektifitas pengendalian internal keuangan Pemerintah Kabupaten Toba yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat,” tegas Bupati Effendi optimis.

Mantan Ketua DPRD Toba itu berharap bahwa setiap rekomendasi yang diberikan dapat menjadi masukan perbaikan dan efektifitas pengendalian internal Pemkab Toba untuk meningkatkan akuntabilitas kualitas tata kelola keuangan Pemerintah Kabupaten Toba.

“Kami berkomitmen bersama seluruh jajaran untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK sesuai batas waktu yang ditetapkan,” ucap Bupati Effendi penuh simpatik.

Sebelumnya Kepala Perwakilan BPK Prov Sumatera Utara Paula Henry Simatupang menyampaikan bahwa BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memberikan opini WTP yang ke sembilan kali , kepada pemerintah daerah yang dinilai telah menyusun laporan keuangan secara wajar sesuai Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP), didukung dengan sistem pengendalian intern yang memadai serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Selain Pemkab Toba, delapan pemerintah daerah di Sunatera Utara yang juga menerima opini WTP adalah seperti Pemkab Samosir, Karo, Humbang Hasundutan, Labuhan Batu Utara, Deli Serdang, Padang Lawas Utara, Asahan adalah . Sedangkan Pemkab Tapanuli Utara belum turut memperoleh penghargaan Opini WTP.

Turut hadir dalam kegiatan dimaksud Wakil Sekretaris Daerah Augus Sitorus, Asisten Ekbang Joni Lubis, Asisten Adm Umum Very S Napitupulu, Plt Inspektorat Bobby Batubara, Kepala BPKAD Fernando Samosir, Kadis Kominfo Sesmon TB Butarbutar, Plt. Kadis PUTR Maju Simangunsong, Plt. Sekwan Donald Simanjuntak, Kabag Umum Setdakab Jefry Nainggolan, Kabag Perencanaan Paiman Butarbutar, Kabag Protokol Tri Sutrisno Samosir dan pejabat lainnya.

Reporter : Bindu Hutagalung

 

CORONG: Nasionalisme di Tengah Ujian Zaman (1)

0

SETIAP tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), mengingatkan kita pada semangat persatuan dan perjuangan melawan penjajahan yang digelorakan oleh Boedi Oetomo pada 1908. Namun, di tengah gegap gempita kemerdekaan, nasionalisme hari ini diuji oleh berbagai masalah: korupsi yang merajalela, ketidakadilan hukum, kesenjangan pendidikan, dan ketimpangan ekonomi.

Bagaimana karya sastra Indonesia merefleksikan nasionalisme di tengah tantangan ini? Mari kita telusuri melalui beberapa mahakarya sastra yang masih relevan dengan kondisi terkini.

“Arok Dedes” (Pramoedya Ananta Toer) melawan korupsi dan kekuasaan yang zalim. Novel Pramoedya ini mengisahkan perebutan kekuasaan dan pengkhianatan: Arok melawan sistem feodal yang korup. Di Indonesia hari ini, kasus korupsi masih menjadi momok—seperti skandal korupsi dana COVID-19, BLBI, BUMN atau proyek infrastruktur yang dikorupsi elite politik.

Nasionalisme sejati harusnya mengutamakan kejujuran dan kepentingan rakyat, bukan kepentingan segelintir orang. Seperti Arok yang memberontak terhadap ketidakadilan, kita pun harus berani menuntut akuntabilitas dari pemimpin.

“Rumah Kaca” (masih dari Pramoedya Ananta Toer) menyoroti ketidakadilan hukum dan pengkhianatan terhadap rakyat. Dalam tetralogi Bumi Manusia, Pram menggambarkan bagaimana hukum kolonial digunakan untuk menindas pribumi. Ironisnya, di era sekarang, hukum masih sering tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Kasus seperti penyalahgunaan wewenang oleh aparat– yang kini populer dengan sebutan parcok (oknum berseragam coklat), kriminalisasi aktivis, atau mafia peradilan menunjukkan bahwa keadilan masih menjadi impian. Nasionalisme harusnya berarti perlawanan terhadap ketidakadilan, seperti yang dilakukan tokoh Minke dalam novel tersebut—berjuang meski sistem menghancurkan dirinya.

“Laskar Pelangi” (Andrea Hirata) bicara tentang pendidikan sebagai fondasi nasionalisme. Novel ini mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Namun, hingga 2025, kesenjangan pendidikan masih lebar—sekolah di kota maju fasilitasnya lengkap, sementara di pelosok NTT atau Nias, banyak anak kesulitan akses.

Nasionalisme sejati adalah ketika negara hadir memastikan setiap anak Indonesia mendapat pendidikan berkualitas, bukan hanya bagi yang mampu.

“Salah Asuhan” (Abdul Muis) tentang mental inlander dan ketergantungan pada asing. Novel ini mengkritik mental inferior orang Indonesia yang mengagung-agungkan budaya asing. Hari ini, kita masih terjebak dalam ketergantungan impor, utang luar negeri, dan gaya hidup konsumtif yang melemahkan ekonomi nasional.

Nasionalisme ekonomi harusnya berarti kemandirian, seperti yang dicita-citakan Bung Hatta: berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).

Di tengah gempuran hoaks, polarisasi politik, dan pragmatisme, nasionalisme tidak boleh sekadar seremonial. Kita bisa belajar dari sastra bahwa kritik sosial adalah bentuk cinta tanah air, seperti yang dilakukan Pramoedya atau W.S. Rendra. Nasionalisme bukan hanya slogan, tapi aksi nyata: melaporkan korupsi, mendorong transparansi anggaran, atau menjadi relawan pendidikan.

Hari Kebangkitan Nasional 2025 harus menjadi momentum untuk mengoreksi diri sebagai bangsa. Karya sastra mengajarkan bahwa nasionalisme bukan hanya tentang bendera dan upacara, tapi tentang memperjuangkan keadilan, melawan korupsi, dan memastikan setiap warga merasakan kemerdekaan sejati.

Meminjam kata Pramoedya: “Nasionalisme adalah keberanian untuk mengakui realitas bangsa sendiri, lalu berjuang tanpa henti untuk memperbaikinya.”

Selamat Hari Kebangkitan Nasional! Bangkitlah, Indonesiaku!

Suyadi San, pegiat sastra dan peneliti BRIN

Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik Terima Kunjungan Wasmat

mimbarumum.co.id – Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik Erkjen Silalahi menerima kunjungan Hakim Pengawas dan Pengamat (Wasmat ) Pengadilan Negeri (PN) Padangsidimpuan ke Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan untuk meningkatkan sinergitas.

“Kedatangan Tim Wasmat untuk meningkatkan sinergitas dengan jajaran Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan pun terus berupaya membangun sinergitas dan kerja sama dengan Aparat Penegak Hukum dan stake holder,” kata Erkjen, Jumat (23/5/2025)

Erkjen mengungkapkan untuk itu yang berhubungan dengan warga binaan maupun hal lain yang menyangkut kedinasan dan organisasi serta pelayanan kepada masyarakat terus kita upayakan dengan baik.

Wasmat Pengadilan Negeri (PN) Padangsidimpuan Feryandi menyampaikan bahwa pelaksanaan putusan pengadilan perlu diawasi dan diamati sehingga kedudukan seorang hakim itu tidak hanya bertanggung jawab. Terhadap penjatuhan hukuman semata melainkan juga harus ikut bertanggung jawab.

” Sehingga hukuman yang selesai dijalani si terpidana di lembaga pemasyarakatan melalui pola dan program pembinaan yang diberikan,” jelas Feryandi.

Feryandi mengatakan, dalam Pasal 277 KUHAP sampai dengan Pasal 283 KUHAP hakim dibebankan tugas lain yaitu sebagai pengawas dan pengamat keputusan pengadilan.

“Menurut Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat, hakim wasmat dapat berjumlah lebih dari satu orang pada satu Pengadillan Negeri. Tergantung banyak sedikitnya jumlah napi yang ada di dalam ruang lingkup tugas PN yang bersangkutan,” imbuh Feryandi.

Hakim Wasmat yang mempunyai tugas mengawasi dan mengamati agar terdapat suatu jaminan bahwa putusan yang dijatuhkan Pengadilan Negeri dilaksanakan sebagaimana mestinya (Pasal 280 ayat 1 KUHAP).

Feryandi menjelaskan untuk pemidanaan bukanlah menderitakan atau tindakan balas dendam atas perbuatan narapidana melainkan pembinaan narapidana baik secara psikis maupun fisik agar siap kembali kedalam lingkungan masyarakat sebagai manusia seutuhnya dan taat pada hukum.

Berdasarkan hal itu Hakim Wasmat PN Padangsidimpuan melaksanakan kunjungan pada Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan untuk berinteraksi langsung kepada Warga Binaan dan memastikan bahwa putusan pengadilan terlah dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Feryandi juga menuturkan, dalam konteks nya Hakim sebagai pengawas bertugas untuk. Mengadakan checking on the spot paling sedikit 3 bulan sekali ke Lapas untuk memeriksa kebenaran berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditanda-tangani oleh Jaksa, dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan terpidana.

“Kemudian mengadakan observasi terhadap keadaan, suasana dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam lingkungan tembok-tembok Lembaga, khususnya untuk menilai apakah keadaan Lapas sudah memenuhi,” bilang Ferdiyandi.

Bahwa pemidanaan ini tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia, dengan mata kepala sendiri perilaku narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Agar tercipta nya hukum dan pola pembinaan itu yang baik seperti yang diharapkan.

Reporter : Rizal Oloan Nasution

Polisi Bukan Semata Untuk Menindak, Tetapi Membina dan Menjaga Keselamatan Masyarakat

mimbarumum.co.id – Personel Satlantas Polres Padangsidimpuan terus melaksanakan tugas nya untuk menertibkan atau melanggar aturan berlalu lintas baik roda dua dan roda empat untuk menurunkan angka kecelakaan di wilayah Kota Padangsidimpuan

“Ini menciptakan kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas, dan tidak melawan arus lalu lintas dan boncengan lebih dari dua orang,” kata Kasat Lantas Polres Padangsidimpuan AKP Jonni Silalahi, Kamis (22/5/2025).

AKP Jonni Silalahi mengungkapkan personel Satlantas pun terus mengingat kan bagi roda dua tidak memakai knalpot recing, dan kita perlahan – lahan menertibkan nya. Jika berpergian harus septy memakai helm dan kaca spion.

Polres Padangsidimpuan membuktikan bahwa kehadiran polisi bukan semata untuk menindak, tetapi juga untuk membina dan menjaga keselamatan masyarakat, sejalan dengan semangat yang terus digaungkan

Harapannya patuhi rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan batas kecepatan. Selain itu, gunakan sabuk pengaman, dan jangan gunakan HP saat membawa kendaraan, untuk keselamatan dan menghindari kecelakaan saat berkendara.

Reporter : Rizal Oloan Nasution

Wali Kota Pematangsiantar Dukung Muswil ke – IX Pemuda Muslim Sumut di Kota Wisata Parapat

0

mimbarumum.co.id – Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi, SH, M.Kn menyambut baik pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-IX Pemuda Muslimin Indonesia (Pemuda Muslim.red) Provinsi Sumatera Utara, yang akan dilaksanakan di Kota Wisata Parapat, pada tanggal 21-22 Juni 2025.

Wesly berharap pelaksanaan Musywil nantinya berjalan lancar dan melahirkan pemimpin yang amanah dalam melanjutkan estafet kepemimpinan nantinya.

Hal itu disampaikannya dalam pertemuan silaturahmi PW Pemuda Muslim Sumut di rumah dinas Walikota Pematangsiantar, Kamis (22/5/2025), turut mendampingi Kadis Pariwisata Mhd. Hammam Soleh, AP, Kabag Prokopim Suherman, dan Fedelis Sembiring, S.STP. M.Si.

Dalam silaturahmi yang penuh kekeluargaan dan keakraban itu, Walikota Pematangsiantar Wesly Silalahi juga memberikan motivasi kepada calon Ketua Wilayah Pemuda Muslim Indonesia Sumut yang berasal dari Siantar maju di Musywil Ke-IX nanti.

“Itu baru betul jangan abu-abu, jalas dukungan itu,” kata Wali Kota Pematangsiantar Wesley Silalahi menimpali apa yang disampaikan Ketua PC Pemuda Muslim Pematangsiantar, Rafii Effendi, S.Sos dalam mendukung putra daerah maju sebagai calon ketua wilayah Pemuda Muslim Sumut periode: 2025-2030.

Wesly juga menyinggung bahwa Kota Pematangsiantar merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara yang masuk dalam daftar 10 besar kota/kabupaten dengan predikat toleransi tinggi.

“Memang Kota Pematangsiantar dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki catatan baik dalam hal toleransi antar umat beragama,” bilangnya.

Sementara itu, Ketua Wilayah Pemuda Muslim Sumut Jonson Sihaloho, SH.I, mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Wesly Silalahi atas kesempatan waktunya dalam silaturahmi ini.

“Kami dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muslim Sumut mengucapkan terima kasih kepada bapak Walikota atas kesempatan waktunya, semoga sehat selalu bapak Uda dan sukses dalam menjalankan tugas yang diemban,” tutur Jonson Sihaloho, seraya menyebut, kelak bapak uda dua periode memimpin Pematangsiantar, doanya, yang diamini pengurus yang hadir.

Hadir dalam audiensi di rumah dinas Walikota Pematangsiantar, diantaranya, Ketua Pemuda Muslim Sumut Jonson Sihaloho, SH.I, Ketua Panitia Musywil ke-IX, Dr. Suasana Nikmat Ginting, MA , OKK, Jon Masren Saragih S.Pd.I.

Juga hadir Wakil Sekretaris Wilayah Solihan Hasibuan, Taufik Wahyudi, SE Chairul Umam Sinaga S.Pd.I, Heru Prasojo, SH, dan Ketua PC Pemuda Muslim Pematangsiantar Rafii Effendi, S.Sos, serta Keua PC Pemuda Muslim Kabupaten Simalungun Dr. Mulkan Hasibuan, M.Pd.

 

Reporter : GNT

Ritual Agung yang Kehilangan Ruh

0

Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia memenuhi panggilan suci ke Tanah Haram. 

Mereka bertalbiyah, menyambut seruan Allah dengan pakaian ihram, menanggalkan segala simbol kemewahan dan status sosial.

Tanpa berkeluh, bertawaf mengelilingi Ka’bah yang merupakan simbol ketauhidan dan poros semesta kehidupan seorang Muslim. Mereka juga berwukuf di Arafah, tempat puncak keinsafan dan ketundukan total kepada Sang Pencipta.

Namun, sebuah pertanyaan menggantung di udara. Mengapa sekembalinya dari ibadah haji, banyak dari mereka justru kembali tenggelam dalam lumpur maksiat, korupsi, cinta harta dan tahta?

Bukankah haji adalah deklarasi totalitas penghambaan kepada Allah SWT?

Bukankah tawaf adalah pernyataan bahwa hidup ini harus terus berputar mengelilingi satu poros: keridhaan-Nya?

Bukankah ihram mengajarkan kita untuk melepaskan segala keduniaan dan menyadari bahwa semua manusia setara di hadapan-Nya?

Ironisnya, banyak dari yang telah menyandang gelar “haji” justru tak mencerminkan makna agung dari ibadah itu.

Haji menjadi sekadar status sosial, prestise spiritual yang sering dipajang namun tidak dihayati. Bukan pencerahan yang lahir, melainkan rutinitas yang kehilangan ruh.

Dan lebih menyakitkan lagi, ketika momen haji yang sejatinya melukiskan kesatuan umat — dari berbagai bangsa, warna kulit, bahasa dan budaya — tidak bertransformasi menjadi kesadaran kolektif umat untuk bersatu.

Di tengah terik Arafah, umat Islam menyatu. Tapi di luar Arafah, kita tercerai-berai. Persaudaraan yang dititipkan lewat haji, tak mampu menjembatani jurang perpecahan di dunia nyata. Palestina tetap terjajah, dan para pemimpin Muslim masih lebih sibuk dengan urusan kekuasaan ketimbang penderitaan saudaranya.

Seharusnya ibadah haji tidak hanya berhenti sebagai simbol, tapi menjelma sebagai nilai hidup yang terus hidup di tengah umat.

Agaknya menjadi penting menginternalisasi makna-makna haji dimulai sejak sebelum keberangkatan.

Manasik haji hendaknya bukan hanya soal teknis thawaf dan sa’i, tapi juga perenungan ruhani tentang makna penghambaan, kesederhanaan, dan komitmen sosial.

Para pembimbing haji dan institusi keagamaan perlu menanamkan bahwa tujuan akhir haji bukan gelar “haji”, tapi perubahan diri.

Mereka yang pulang dari Tanah Suci harus didorong menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya: menjadi teladan dalam kejujuran, keadilan, kedermawanan, dan kepedulian pada sesama — bukan hanya tampil dalam pakaian putih dan berlobe pada saat hari raya.

Para pemimpin umat hendaknya menjadikan haji sebagai titik tolak persatuan. Mereka harus benar-benar menghayati tentang nilai kesetaraan dan solidaritas umat. Dengan demikian berbagai persoalan keumatan di belahan dunia manapun dapat terselesaikan, termasuk persoalan Palestina. Tapi jika haji tak lebih dari wisata religius, maka perubahan tak akan pernah datang.

Dan kita semua sebagai bagian dari harus menjaga semangat haji dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan Allah sebagai pusat hidup, tidak silau pada dunia, bersikap adil dan peduli pada sesama.

Karena sesungguhnya haji mengajarkan kita bahwa hidup ini fana, dan yang kekal hanyalah penghambaan.

Haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan ruhani menuju keikhlasan, pengabdian dan persatuan.

Selama pesan-pesan itu kita abaikan, maka haji kita tak ubahnya seperti ritual yang kosong — indah di luar, tapi hampa di dalam. Maka, saatnya kita menghidupkan kembali ruh haji, agar umat ini bangkit — bukan hanya secara simbolik, tapi sejatinya.