Senin, Juni 17, 2024

Gubernur Edy Turun Tangan Selesaikan Persoalan Kelainan Bayi di Madina

Baca Juga

Medan -Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi akan  menindak tegas pertambangan ilegal di Madina. Bahkan, Edy merasa butuh turun langsung ke Madina  untuk menegur pertambangan ilegal tersebut. Hal ini dilakukan karena informasi yang diterimanya soal banyaknya kelainan pada kelahiran bayi, di Madina – hal ini terkait langsung dengan tambang Ilegal.

“Saya akan turun. Dan beritahu kepada perusahaan tambang ilegal untuk hentikan. Kalau ketahuan ilegal, kami akan mengambil tindakan hukum,” katanya di Kantor Gubernur, Rabu (20/11/2019).

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan bahwa  Gubernur Sumut telah membentuk tim investigasi untuk menghimpun data terkait banyaknya kasus bayi lahir cacat di daerah pertambangan warga di Madina.

Pembentukan tim ini sendiri menindaklanjuti surat dari Bupati Madina, Dahlan Nasution, tertanggal 15 November 2019. Dahlan melaporkan ada lima orang bayi di daerahnya yang lahir dalam kondisi cacat dalam dua tahun terakhir ini.

Bupati Madina Diperiksa Kejatisu Terkait Kasus Korupsi

Menurut Dahlan, para dokter menduga bayi cacat itu merupakan dampak dari maraknya pertambangan liar di kabupaten tersebut yang menggunakan mercury dalam aktivitas pertambangannya. Untuk itu, ia meminta semua pihak agar bertindak menutup aktivitas pertambangan liar tersebut.

Tim investigasi ini akan menelusuri dan  meneliti kebenaran, apakah ada kaitan limbah tambang ilegal dengan cacat pada bayi-bayi tersebut. “Kalau kita soal penyakitnya, apa ada hubungannya dengan itu (limbah),” kara Alwi.

Diketahui, dalam dua tahun terakhir, ada enam bayi lahir di Madina mengalami kelainan berupa usus di luar perut, otak di luar tempurung kepala, tengkorak kepala tidak lengkap, mata satu, serta tidak mempunyai tulang rusuk dan kulit pembalut perut.

Yang terbaru adalah bayi yang lahir dengan otak di luar tempurung kepalanya. Namun, kata Alwi, bayi ini sudah meninggal pada Senin (18/11).

Alwi menambahkan, kalau di awal November ini saja ditemukan kasus kematian bayi baru lahir dengan kondisi usus di luar perut. Kemudian Dinkes Sumut bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) melakukan pemeriksaan kadar merkuri terhadap air baku di Madina. Namun, hingga kini hasilnya belum didapatkan.

Ini Pesan Aktivis Muda kepada Anggota DPRD Madina Dilantik

“Kita akan berkoordinasi kembali dengan BBTKL di Medan untuk melihat kaitan antara cemaran limbah mengandung merkuri dengan kasus bayi lahir cacat itu. Sebab merkuri ini mengganggu kesehatan tidak saja terhadap ibu hamil, tapi juga dapat menjadi pemicu kanker. Makanya alat-alat kesehatan sekarang [sudah] tidak pakai merkuri lagi,” urainya.
(cnn/Bl)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Dewan Minta Pemkot Medan Aktif Tegakkan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok

mimbarumum.co.id - Anggota Komisi III DPRD Medan, R Muhammad Khalil Prasetyo, meminta Pemko Medan dalam hal ini Satpol PP...

Baca Artikel lainya