Beranda blog Halaman 2587

7 Oknum Polisi Positif Narkoba Belum Tersangka

Medan, (Mimbar) – Meski ketujuh oknum anggota polisi yang tertangkap aparat Denpom I/5 Medan , baru-baru ini di salah satu ruangan karaoke Stroom, Jalan Listrik Medan, hasil test urinnya dinyatakan positif mengandung narkoba, namun tidak serta merta status mereka ditetapkan menjadi tersangka.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting, Selasa (29/11) mengatakan ketujuh oknum polisi yang bertugas di Polres Binjai dan Subden A Brimob Poldasu itu belum ditetapkan sebagai tersangka.

“Masih terperiksa. Barang bukti enggak tahu kita siapa punya. Enggak ada yang mengaku. Undang-Undang narkotika, barang bukti itukan harus ada padanya. Ini tidak ada padanya,” kata perwira itu di hadapan sejumlah wartawan.

Rina menjelaskan, para oknum polisi yang tertangkap itu tidak mengakui atas kepemilikan barang bukti ekstasi yang ditemukan tersebut. Ketika penemuan belasan barang bukti, petugas tidak menemukan barang terlarang tersebut berada di tubuh oknum tersebut, tetapi mendapatinya di bawah kursi.

Tentang sanksi yang diberikan kepada ketujuh oknum itu, menurut Rina bergantung dari hasil pemeriksaan. “Tergantung daripada berkas itu, saran dari Bidkum apakah dibawa ke sidang kode etik atau disiplin. Nanti dilihat,” katanya.

Ada kemungkinan, para oknum polisi ini akan diserahkan ke panti rehabilitasi. Langkah itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kadar ketergantungan para oknum tersebut terhadap narkoba.

“Nanti kalau positif, siapapun dia, anggota masyarakat, polisi, prosedurnya itu di assesment untuk mengetahui tingkat ketergantungan dia,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Denpom I/5 menangkap tujuh orang oknum polisi karena diduga menggelar pesta narkoba di dalam salah satu ruangan karaoke KTV Stroom, di Gedung Selecta, Medan, Jumat (25/11) lalu.

Ketujuh oknum yang ditangkap itu masing-masing Brigadir MHS (Brimobda Sumut), Brigadir Polisi Dua LNP (Brimobda Sumut), Brigadir RH (Brimobda Sumut), Bripda KH (Polres Binjai), Brigadir Polisi Dua BAS (Polres Binjai), Brigadir Polisi Dua AR (Polres Binjai) dan Brigadir Polisi Dua DC (Polres Binjai).

Selain itu juga diamankan dua orang wanita, yakni berinisial S warga Jalan Sei Rotan dan M warga Desa Bandarsetia, Kecamatan Percut Seituan. Keduanya dinyatakan positif mengonsumsi narkoba sesuai hasil test urine yang menunjukkan mengandung zat jenis amphetamine.(AE)

Warga Enam Kecamatan Marah, Segel Gedung Dewan

0

Sibuhuan, (Mimbar) – Warga dari enam kecamatan di Kabupaten Padanglawas, Selasa (29/11) menyesaki halaman gedung DPRD setempat. Mereka meminta perlindungan dari parlemen atas tindakan sewenang-wenang dan zolim yang dilakukan manajemen PT. Sumatera Silvia Lestari (SSL).

Namun dalam aksi damai itu, warga merasa kecewa karena hingga berakhirnya aksi unjukrasa, tidak satupun anggota dewan yang berkenan menerima kedatangan mereka. Bahkan warga sempat bersitegang dan saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga.

Kondisi itu memantik para pengunjukrasa bertindak lebih jauh. Mereka melakukan upaya paksa penyegelan pintu masuk gedung DPRD Kabupaten Padang Lawas itu. Menggunakan sehelai kain, pengunjukrasa yang dipimpin Erwin Hamonangan Pane SH. MH itu mengikat pintu masuk utama.

Sebelum melakukan menyegelan, massa sempat berorasi dan menggelar spanduk yang bertuliskan, antara lain “Hengkang PT.SSL/SRL dari Bumi Padanglawas”, dan “Kembalikan Tanah Rakyat kepada Rakyat”.

Dalam orasinya, massa meminta Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan (BB) agar segera menarik prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di area perusahaan PT. SSL/SRL. Mereka menuding perusahaan tersebut telah melakukan pengrusakan terhadap tanaman masyarakat.

Usai melakukan orasi dan menyegel pintu depan gedung DPRD Palas, massa selanjutnya menuju kantor Bupati Palas dengan tuntunan meminta Pemerintah Daerah (Pemda) bersama DPRD segera membuat rekomendasi serta usulan percabutan izin operasional PT SSL dan SRL di Kabupaten Padang Lawas.

“Meminta kepada PT SSL dan SRL agar menghentikan kegiatan di lahan masyarakat adat kabupaten Palas dan mengganti tanaman masyarakat yang dirusak,” pinta pengunjukrasa.

Suasana aksi di halaman Kantor Bupati Palas sangat berbeda ketika mereka menggelar aksi di halaman gedung DPRD. Pada aksi kali ini, massa melakukan aksinya dengan tertib. Kondisi itu tercipta karena Bupati Palas segera menerima para pengunjukrasa dengan mempersilakan 14 orang perwakilannya menuju ruang rapat Kantor Bupati Padanglawas.

Bupati Palas, H Ali Sutan Harahap dalam kesempatan itu berjanji akan turut mendampingi warga dalam perjuangannya menuntut hak. Usai pertemuan itu, aksi massa bubar dengan tertib. (Sly)

Kejahatan Narkotika di Langkat Geser Posisi Kasus Pencurian

0

Langkat, (Mimbar) – Kasus tindak kejahatan narkotika di Kabupaten Langkat telah menempati
posisi teratas menggeser kasus pidana umum seperti pencurian dan penganiayaan.

“Kasus tindak kejahatan narkotika di sini (Langkat) cukup tinggi, paling banyak dibanding kasus-kasus tindak pidana umum lainnya,” ucap Kepala Kepolisian Resort Langkat, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mulya Hakim, Senin (28/11) di Mapolres Langkat Jalan Proklamasi Stabat.

Perwira itu menyampaikan pernyataannya tersebut saat memaparkan hasil tangkapan dua kilogram sabu dan 5 ribu butir pil ekstasi asal Aceh yang akan dipasok ke Medan oleh pelaku berinisial KB alias Bahar.

Meski tidak merinci angka dan persentase kejahatannya, namun Kapolres memastikan sebelumnya kasus kejahatan di kabupaten tersebut didominasi oleh kasus kejahatan pencurian dan penganiayaan. Belakangan dominasi itu diambil alih kasus narkotika.

Menyikapi itu, AKBP Mulya berharap bantuan dan peran serta seluruh masyarakat Langkat untuk menghindari kejahatan narkotika. Dia juga berharap msyarakat menyampaikan informasi jika melihat kejahatan tersebut di lingkungan masing-masing.

“Kejahatan narkotika itu bisa berdampak pada kejahatan lainnya. Oleh karena itu sangat diharapkan peran serta segenap warga untuk tidak terlibat dengan kejahatan tersebut”, ucap Kapolres.

Cara Baru

Terkait dengan tertangkapnya KB alias Bahar, warga Aceh yang membawa dua kilogram sabu, dan 5000 butir pil ekstasi, Kapolres mengatakan modus yang dilakukan tersangka merupakan cara baru yang dipakai untuk mengelabui petugas.

Tersangka tidak hanya mengemas sabu yang dibawanya di plastik bening tetapi dikemas lagi secara rapi dengan bungkusan permen, sehingga bungkusan sabu yang dibawanya itu terkesan seperti bungkusan permen produk luar negeri.

“Sepintas, kemasan rapi bergambar Panda itu seperti bungkusan permen produksi luar negeri ,” kata Kapolres. (B-43)

Keterampilan Sosial Penting Bagi Anak

0

Medan, (Mimbar) – Sejumlah pakar memastikan pentingnya anak-anak Indonesia memiliki keterampilan sosial dalam proses tumbuh kembangnya. Sementara pemenuhan nutrisi yang baik dan cukup diyakini memberi andil besar dalam pembentukan kemampuan tersebut.

“Terdapat lima domain penting bagi tumbuh kembang anak, yakni pertumbuhan fisik, kemampuan kognitif, berbahasa, emosi dan keterampilan sosial,” kata Anna Surti Ariani, seorang psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta pada sebuah kesempatan di Medan.

Pakar psikologi itu berbicara pada kampanye “Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya” yang digagas PT. Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada), produsen sejumlah produk nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui serta produk nutrisi bagi anak-anak. Acara itu digelar di Atrium Lantai I, Medan Fair Plaza, Medan, Minggu (27/11).

Keterampilan sosial, kata Anna menjadi sangat penting karena dapat mendorong anak-anak memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Selain itu, anak-anak dengan berketerampilan sosial juga akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi sehingga mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan yang tepat.

Sementara itu, dr. Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK., seorang dokter spesialis gizi klinik memastikan pemenuhan nutrisi yang baik dan cukup memberi kontribusi besar bagi tumbuh kembangnya anak.

“Nutrisi yang tepat dan lengkap membuat anak akan menjadi sehat. Salah satu ciri anak sehat, yakni mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Ini salah satu wujud dari keterampilan sosial anak tersebut,” ucapnya.

Dian tidak menampik, faktor internal seperti genetika dan hormon turut mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak.

Sejalan dengan pernyataan pakar gizi itu, Anna Surti Ariani mengatakan anak yang sehat menjadi landasan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dengan memiliki keterampilan sosial yang baik.

Tubuh yang sehat, paparnya, menjdikan anak lebih tahan menghadapi stress dan lebih mampu meregulasi emosinya. Anak sehat juga merasa lebih leluasa mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya dan menjadi anak supel di kemudian hari.

“Dengan keterampilan sosial, tentunya membuat anak lebih semangat bersekolah sehingga prestasinya lebih optimal dan secara keseluruhan anak mampu menikmati hidupnya dan merasa lebih bahagia,” kata Anna.

Senior Brand Manager SGM Eksplor, Astrid Prasetyo dalam kesempatan itu menyampaikan perihal komitmen perusahaannya untuk mendukung pemenuhan nutrisi yang baik dan lengkap bagi anak-anak Indonesia.

Kampanye terbaru Sarihusada yang mengambil tema “Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya” itu diharapkan memberi kontribusi mendorong para orang tua di seluruh Indonesia untuk bisa memberikan produk susu pertumbuhan bernutri baik bagi anak-anaknya.

“Sehingga membantu mendukung anak untuk tumbuh optimal dan mampu memiliki keterampilan sosial yang baik pula,” ucapnya. (02)

 

Mahasiswa Ini Mengaku Khilaf

Medan, (Mimbar) – Agus (24) yang tercatat sebagai mahasiswa disalahsatu perguruan tinggi (PTS) swasta di Medan mengaku telah berbuat khilaf melakukan penjambretan atas sebuah dompet milik seorang ibu rumah tangga, baru-baru ini.

Warga Jalan Bambu I, Krakatau Medan ini pun mengembalikan hasil jambretannya kepada korbannya. Dia juga menyampaikan permohonan maaf atas tindakan nekatnya itu yang terdorong kebutuhan mendesak untuk membeli obat sakit jantung yang dideritanya.

Meski sudah berdamai dengan korbannya, Agus tetap diamankan aparat kepolisian sektor (Polsek) Patumbak.

“Benar jika tersangka telah mengakui perbuatannya salah dan khilaf. Bahkan tersangka juga telah mengembalikan dompet milik korban. Namun demi proses yang ada, tersangka bersama barang buktinya diamankan di Mapolsek Patumbak ini,” kata Kanit Reskrim
Polsek Patumbak AKP Feri Kusnady,SH.

Perwira itu menjelaskan, tersangka awalnya ditangkap oleh petugas yang sedang melakukan patroli di kawasan Jalan Sisingamangaraja Medan saat menjalankan aksinya di depan supermarket Indo Grosir yang berada di kawasan itu.

Di hadapan petugas, Agus mengaku nekad melakukan penjambretan karena didorong kebutuhan mendesak untuk biaya membeli obat sakit jantung yang kini sedang diidapnya.

“Sumpah bang kalau saya sadar jika perbuatan yang aku lakukan itu adalah salah dan korban juga sudah memaafkan diriku serta akan mencabut pengaduannya di Polsek Patumbak ini bang,” kata Agus kepada sejumlah wartawan yang mengkonfirmasi kejadian tersebut. (AE)

Cabe di Tapsel Dirasakan Warga Sangat Pedas

0

Tapsel, (Mimbar) – Harga cabe merah di Kabupaten Tapanuli Selatan semakin pedas. Meski harganya sudah mencapai Rp80 ribu/kg, namun belum ada langkah konkrit pemerintah menanggulanginya.

Kondisi itu membuat masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga resah dan bingung mengatur pengeluaran rumah tangga. Pasalnya, kenaikan harga cabe itu tidak sebanding dengan kenaikan harga karet yang selama ini menjadi andalan pendapatan mereka.

“Harga cabe sudah menembus angka Rp80 ribu perkilo, sementara harga getah karet kami hanya Rp8 ribu perkilo,” kata Umak Fani, salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Selasa (22/11)

Dia berharap, pemerintah setempat segera melakukan tindakan untuk menstabilkan harga komoditas yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari itu.

“Bayangkan, untuk membeli setengah kilogram cabe merah kami harus menjual 2,5 kg getah. Belum lagi untuk kebutuhan yang lain yang juga rata-rata mengalami kenaikan,” keluhnya. (B 65)

Gambar Peta Labuhanbatu Salah Beredar

0

Labuhanbatu, (Mimbar) – Kalangan pendidik di Kabupaten Labuhanbatu resah dengan ulah oknum tertentu yang memasarkan gambar peta ke sejumlah sekolah-sekolah di daerah itu. Ironinya, meski peta tersebut salah tetap diedarkan.

Selain terkesan memaksa, ternyata gambar peta tersebut mengandung kesalahan fatal. Pada gambar peta, ibukota Kecamatan Bilahhulu tertulis Ajamu, padahal seharusnya Aeknabara. Beredarnya peta yang salah itu membuat bingung masyarakat.

Penjualan gambar peta ke sejumlah instansi pemerintah dan sekolah tersebut diduga dilakukan oleh oknum yang mengaku-ngaku memiliki kedekatan dengan Bupati Labuhanbatu, H. Pangonal Harahap.

“Memang salah tulis orang yang membuat peta ini, kalau ibu kota Bilah Hulu, ya Aeknabara bukan Ajamu, kalo Panai Hulu baru Ajamu,” sebut salah seorang Kepala Sekolah SD di Kecamatan Bilah Hilir, kemarin.

Pihaknya mengaku belum memajangkan peta tersebut di salah satu ruangan sekolah karena mengandung kesalahan. Kepala Sekolah itu juga memastikan kepada dewan guru agar tidak terpengaruh dengan kesalahan tulis pada peta tersebut.

Pendidik itu menambahkan, pihaknya tidak hanya ditawarkan untuk membeli peta yang salah tersebut tetapi juga satu paket gambar para Bupati yang pernah memimpin Labuhanbatu pada periode sebelumnya.

“Dan itu ditawarkan kepada para kasek dengan harga Rp280 per pasang (gambar Peta dan Bupati). Diharuskan dua gambar tersebut dipampangkan di tiap ruang kelas siswa dan kantor sekolah,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ramses Sihombing salah seorang tokoh masyarakat Labuhanbatu mengatakan, bveredarnya peta yang salah tersebut bisa berdampak buruk terhadap pemahaman para siswa sekolah.

“Kita harus hati-hati dalam memberikan arahan terhadap anak-anak, sebab jika salah arti maka mereka akan salah menafsirkannya, jadi jangan hanya mementingkan ke untungan pribadi tanpa mempedulikan akibatnya,” kata Ramses. (Ber)

Api Cemburu Membuat Oknum TNI Membabi Buta

0

Medan, (Mimbar) – Jonathan (20) menjadi korban kebrutalan seorang oknum TNI yang bertugas di Kodam I Bukit Barisan. Warga yang melerai keributan pun jadi sasaran kemarahan oknum berpangkat sersan mayor (Serma) yang dibakar api cemburu itu.

Peristiwa itu terjadi bermula ketika seorang wanita, Leni Pasaribu yang tinggal di sebuah kos-kosan di Jalan Cangkir kawasan Jalan Ayahanda Medan, Minggu (20/11) dinihari menunggu sebuah beca bermotor (betor) persis di depan tempat tinggalnya.

Persis berdekatan dengan perempuan itu seorang remaja Jonathan (20) juga berdiri menunggu betor. Tak berapa lama, JTB alias Boto oknum anggota TNI datang menghampiri Leni yang diakuinya sebagai kekasihnya itu. Seketika, oknum anggota TNI itu langsung mencekik Jonathan.

Melihat kekasihnya telah salah paham terhadap remaja itu, Leni berupaya menjelaskannya. Namun bukannya pria berbadan tegap itu menghentikan aksi penganiayaannya, justru semakin membabi buta.

Leni turut menjadi sasaran kemarahan pacarnya itu. Tubuhnya dipukuli dan diseret hingga terjatuh di dekat pasar di kawasan itu.

“Aku coba menjelaskan bahwa pria tersebut (Jonathan-red.) bukan siapa–siapa, tapi malah aku yang dipukulnya bang, macam binatang aku diseretnya sampai terjatuh di pasar,” beber wanita yang mengaku sudah setahun nge-kos di kawasan tersebut.

Leni mengaku tidak mengenal sama sekali Jonathan yang ketika itu berada di persis di sampingnya ketika ia sedang menunggu betor.

“Memang jarak kami berdekatan, dimana aku lagi nunggu becak dan laki laki itu entah sedang nunggu siapa aku tidak tahu. Tiba-tiba pacarku datang mencekik leher laki-laki yang disamping ku itu,” ucapnya memaparkan kronologis kejadian.

Warga yang melihat salah satu dari rekannya dicekik serta menyaksikan seorang wanita dipukuli hingga terjatuh, berusaha mencoba untuk melerai. Namun usaha warga setempat tidak membuat pacar Leni itu mereda, melainkan semakin mengamuk dan sempat memukuli beberapa warga yang melerai keributan tersebut.

Suasana di lokasi pada dinihari itupun menjadi ramai. Warga yang mengenal Boto sebagai anggota TNI itu tidak bisa berbuat apa apa, dengan rasa takut warga akhirnya menghubungi aparat kepolisian Polsek Medan Baru melaporkan peristiwa tersebut.

Petugas yang tiba di lokasi langsung melakukan pemeriksaan atas pria berbadan tegap tersebut dan meminta identitasnya. Saat diperiksa petugas, mengetahui pria tersebut seorang oknum anggota TNI yang bertugas di Kodam I/BB. Aparat akhirnya menghubungi Dan Intel Kodim untuk mengamankan pelaku keributan dan penganiayaan itu.

Boto akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada korabn dan warga setempat atas kebrutalannya tersebut. Pernyataan itu disampaikannya disaksikan petugas Intel Kodim, aparat kepolisian dan Kepala Lingkungan setempat.

“Kami selaku warga tidak ingin ada keributan di kampung kami, lagian kan wajar kami selaku warga setempat melerai adanya keributan. Apalagi kami lihat warga kami dicekik Bapak itu mana mungkin kami diam. Kalau tadi gak ada kami, ntah gimanalah nasib kawan kami itu,” kata seorang warga.

Usai berdamai dengan warga, Boto akhirnya giring oleh petugas dari Intel bersama dua aparat TNI berseragam. Sementara, Kapolsek Medan Baru Kompol Ronni Bonic melalui Kanit Reskrim Iptu Aryya Nusa Hindrawan membenarkan terjadinya perihal tersebut. (AE)

Usai Dugem, Anak Pengusaha Tewas Ditikam

0

Medan, (Mimbar) – Jhon Edi Utomo dan istrinya tidak menyangka, Sabtu (19/11) dinihari lalu menjadi hari yang sangat memilukan. Fahmi Rozi, anak remajanya yang berusia 20 tahun itu meregang nyawa di sebuat pelataran parkir pusat perbelanjaan modern di Jalan Emas, Medan.

Informasi diperoleh, Fahmi yang berdomilisi di Jalan Mustafa, Kecamatan Medan Timur itu bersama rekan-rekannya berkunjung ke sebuah pusat hiburan malam X3 Club di Yang Lim Plaza, Jalan Emas Medan.

Sekira pukul 04.00 dinihari, korban bersama rekannya yang merasa sudah “kenyang” menikmati hiburan malam itu segera bergegas pulang. Mereka menuju kendaraan yang mereka
parkir di kawasan tersebut.

Sesaat kemudian di lokasi parkir itu terjadi keributan yang belum diketahui persis pemicunya. Namun diyakini keributan yang melibatkan pemuda setempat itu berawal sejak mereka berada di dalam lokasi hiburan tersebut.

Pertengakaran dan perkelahian itu berujung pada tikaman yang diterima Fahmi tepat di dadanya. Seketika itu pria berbadan gemuk itu roboh bersimbah darah, sementara pelaku langsung kabur meninggalkan korbannya yang sudah sekarat.

Teman-teman korban berupaya memberikan pertolongan dengan membawanya ke Rumah Sakit Columbia,Jalan Listrik Medan. Namun akibat luka tikaman yang cukup dalam dan banyaknya darah yang keluar, anak pengusaha showroom mobil itu meregang nyawa.

“Entah karena apa yang terjadi kami enggak tahu pasti. Tiba-tiba teman kami tersebut sudah terkapar bersimbah darah di parkiran”, ucap salahsatu rekan korban kepada wartawan.

Selain Fahmi yang tewas, dua rekan lainnya juga mengalami luka kena tikaman. “Putra kena tikaman di bagian leher, sementara Bobi terkena di pelipis mata,” ucapnya.

Rekan korban menjelaskan, awalnya Fahmi hanya melerai keributan, namun ternyata menjadi korban penikaman. Informasi di lokasi kejadian dan menurut keterangan para saksi menyebutkan diduga pelaku pembunuhan merupakan warga setempat.

“Informasi yang kami peroleh tadi, pelaku ini setelah menikam korban menyebutkan nama salah seorang Ketua OKP. Namun, belum bisa dipastikan,” ungkap SF (36) di rumah duka.

Atas kejadian itu, Kapolsekta Medan Area, Kompol M Arifin mengaku masih mendalami kasus ini. Dirinya belum bisa menyebutkan identitas tersangka. ”Saat ini masih kami dalami dan melakukan penyelidikan,” ujar Arifin, Minggu (20/11) sekitar sore hari. (AE)

Ajeng Ditumbuk dan Ditunjang Suami

0

Medan, (Mimbar)- Ajeng masih merasakan sakit terutama di bagian dadanya. Air matanya berurai ketika menceritakan kejadian yang kerap menimpanya kepada petugas penyidik dari Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Area.

“Saya dipukulnya, dada saya ditumbuk dan ditunjangi. Terus badan saya diangkat dengan posisi kaki di atas lalu dibantingnya. Setelah itu kedua lutut saya dirapatkan ke dada lalu diangkatnya lagi, terus dibantingnya,” ucap wanita muda ini, Kamis (17/11) sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Penderitaan yang dialaminya itu, menurut pengakuannya dilakukan oleh suaminya sendiri berinisial AS alias Dika (23) yang baru setahun lalu secara resmi telah menikahinya. Dia merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan orang yang dicintainya itu, sehingga akhirnya Ajeng Ayu Handayani Harahap alias Ajeng (22) melaporkan peristiwa
tersebut ke pihak kepolisian setempat.

Awalnya, dirinya tidak berani menceritakan kepada siapa pun perihal yang ia alami, termasuk kepada kedua orang tua kandungnya karena sang suami kerap mengancam dirinya. Jika mengadu kepada orang tua, katanya, maka siksaan yang ia terima akan lebih parah.

“Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi. Terakhir, ibu yang punya kost yang ngelapor sama orang tua saya dan saya pun memberanikan diri melapor kasus ini sama polisi,” ucap wanita itu yang selama ini tinggal bersama suami di sebuah tempat kost di
kawasan Jalan Pelajar Gang Darmo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Perlakuan kasar yang diterimanya baru-baru ini hanya gegara Ajeng menanyakan kepada suaminya mengapa dirinya yang ketika itu sedang berada di rumah orang tua kandungnya, tidak segera dijemput oleh sang suami. Tetapi ternyata pertanyaan itulah yang
justru memantik suaminya melakukan penyiksaan pada dirinya.

Sebelumnya, tutur Ajeng, ia juga pernah mendapat perlakuan kasar dari suaminya hanya gegara ia bertanya mengapa suaminya tidak menjemput dirinya di tempat kerja. Padahal, ketika itu usia perkawinan mereka baru berjalan dua bulan.

Peristiwa yang juga masih sangat melekat di benak Ajeng ketika ia dipaksa minum air bekas alat hisap sabu.

“Aku minta uang belanja waktu itu tapi dia malah marah kali dan aku pun di jejali minuman air mineral bekas bong sabu miliknya. Aku sampai muntah-muntah,” tutur Ajeng dengan berlinang air mata menahan kesedihan.

Wanita itu yang menyampaikan laporan tersebut didampingi orang tuanya itu menduga, perilaku kasar yang dilakukan suaminya itu karena diduga pengaruh penggunaan narkoba.

“Dia makek sabu di rumah sama teman-temannya. Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi,” ucap Ajeng.

Dia berharap aparat kepolisian segera menangkap suaminya tersebut. “Cukup sudah saya menderita seperti ini,” katanya di hadapan sejumlah wartawan.

Petugas yang menerima laporan Ajeng menganjurkan dirinya segera melakukan visum untuk melengkapi laporan tersebut. Ajeng mengaku bagian dadanya mengalami memar, kaki retak tulang, tangan luka lecet dan wajah terlihat agak lembam.

“Korban telah membuat laporan dan sekrang pihak kita masih memproses kasus tersebut,” ucap Kapolsek Medan Area, Kompol Muhammad Arifin SH menanggapi peristiwa tersebut. (AE)