mimbarumum.co.id – Polo air asal Sumatera Utara (Sumut) tak ambil bagian dalam pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tahun 2024. Keprihatinan pun datang dari tim PON XXI Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Sayang disayangkan ya, dengan PON XXI yang digelar di Sumut. Sebagai tuan rumah, harusnya tim polo air daerah (Sumut) ambil bagian dalam pertandingan. Padahal kan ada timnya,” ucap Pelatih Tim Polo Air Putri Yogyakarta saat disapa wartawan di tribun pertandingan Akuatik PON XXI, Kolam Renang Selayang, Rabu (4/9/2024).
Keprihatian serupa juga disampaikan mantan atlet polo air dan renang asal Sumatera Utara (Sumut).
“Mana dulu atlit polo Sumut selalu menjadi juara setiap ikut PON. sekarang sudah jelas tuan rumah tidak perlu pra kualifikasi dan pasti bisa bertanding justru menjadi penonton di rumah sendiri dan tidak ikut main”, kata salah satu mantan atlet polo air Sumut yang tak mau disebut namanya kepada wartawan usai menonton pertandingan.
Seperti diketahui Cabang olahraga (Cabor) Akuatik nomor Polo Air Sumatera Utara, tidak mengikuti pertandingan tersebut, di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Hal itu, diketahui ketika tim putra dan putri Polo Air Sumut, tidak ada mengikuti Technical Meeting (TM) yang digelar, Selasa 27 Agustus 2024
“Bukan tidak ada atlitnya. Kami merasa bertanya-tanya apakah olah raga polo ini mau di hancurkan di Sumut. kalau kita lihat sudah adanya ketua PRSI yang baru, kenapa polo air tak ikut. Bagaimana pembinaannya,” ungkapnya.
Mereka pun heran penetapan Kabir Bedi sebagai ketua umum hanya dihadiri KONI Sumut dan PB PRSI tanpa melibatkan pencab-pengcab.
“Pengangkatan ketua PRSI tak jelas hanya dihadiri ketua koni sumut dan PB PRSI pusat aja yang lantik. kalau kami melihat ADART PRSI Sumut harus ada suara dari daerah yg menentukan untuk menjadi ketua PRSI. itupun dilantik dirumah dinas Gubernur yang artinya sudah dikondisikan,” jelas dia.
Sementara itu Yopi mantan pengurus PRSI Sumut menyebut kan dalam pembinaan Renang dan Open Water Swimming, bisa-bisanya pelatih yang menangani atlet pelatda PON Renang dan Atlet Pelatda Renang Perairan Terbuka di rangkap oleh 1 org pelatih yakni Dwi Jitrada.
“Padahal kedua sub cabor displin ini sangat berbeda programnya. Hal ini dapat diartikan bahwa Pengurus Akuatik Sumut sejak di kukuhkan bukan bertujuan membina/mengurus Atlet, Tetapi hanya sebagai ogah-ogahan saja,” jelas dia.
Dalam Akuatik terdapat 5 sub cabor disiplin yg dipertandingkan, Renang, Polo Air, Loncat Indah, dan Renang Indah PON Aceh Sumut. Namun tuan Rumah sendiri dalam hal ini Akuatik Sumut tidak mengikuti 2 sub Cabor displin yakni Polo Air dan Renang Indah.
“Kita punya Golden Ticket lho. Ini membuktikan ketidak becusan pengurus dalam membina Akuatik di Sumatera Utara. Lebih baik Mundur saja lah sebagai pengurus”, tegasnya.
Reporter : Siti Amelia