Jumat, Maret 29, 2024

Penghargaan untuk Kota Medan Disoal

Baca Juga

Medan, (Mimbar) – Sejumlah pihak mengkritisi penghargaan wahana tata nugraha (WTN) yang diterima Pemerintah Kota Medan. Kondisi lalulintas di kota metropolitan ini dinilai masih sangat semrawut.

“Saya tidak melihat dari penilaian tidak benar. Tapi ada aspek penilaian yang tidak tepat,” kata Ketua Lumbung Aspirasi Masyarakat Bersama (Lasma) Kota Medan, Parlik, Minggu (12/2).

Aktivis itu mempertanyakan aspek yang menjadi dasar acuan penilaian sebuah kota layak atau tidak mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). Sebab, penghargaan yang diraih Kota Medan saat ini dinilai tidak pantas. Mengingat lalu lintas di Kota Medan masih semrawut.

Diketahui bahwa Medan selama empat kali berturut-turut sejak tahun 2013 selalu mendapatkan penghargaan WTN dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Pernghargaan itu diberikan pemerintah pusat karena pemerintah Kota Medan dinilai mampu menata transportasi publik dengan baik.

Kota Medan, menurutnya, masih harus membenahi masalah lalu lintas. Mulai dari kesemrawutan volume kendaraan, hingga marka jalan yang belum menjadi rujukan tertib berlalu lintas.

“Pemerintah kota belum menunjukkan political will yang memberikan kontribusi positif perihal lalu lintas di Kota ini. Infrastruktur tentang ketertiban juga dipandang cuek oleh masyarakat,” ucapnya.

Seorang Dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan juga mengkritisi penghargaan tersebut. Belum sepantasnya mendapatkan perhargaan itu. Kita dapat melihat jalan kota yang masih semrawut. Sedikit hujan saja jalan kota sudah banjir,” kata Widya Utami Lubis, M.Psi.

Widya membandingkan dengan kondisi sejumlah kota yang pernah dikunjungnginya, sperti Surabaya dan Balikpapan dimana hampir setiap ruas jalan tidak ada berlobang.

Hal sama disampaikan Gunawan Pinem, salah seorang warga kota. Dia juga mengkritik peroleh penghargaan itu karena faktanya hampir seluruh jalan di wilayah Kota Medan jika pagi dan sore hari selalu dalam kondisi macet.

“Jika malam hari penerangan lampu jalan tidak memadai. Belum lagi tindak kriminalitas yang tinggi justru terjadi di ruas-ruas jalan kota,” ucap pria itu yang mengibaratkan jalanan kota seperti sungai nil ketika turun hujan.

Kondisi jalan dan lalulintas di Kota Medan ini, menurut dia faktanya memang masih sangat semrawut. Kondisi itu diperparah dengan pengerjaan drainase yang asal jadi sehingga semakin berdampak buruk bagi kualitas jalan.

Peran juru parkir yang sembarangan membuka lahan parkir di badan jalan serta sikap pengemudi angkutan kota (angkot) yang menaikkan dan menurunkan penumpang sesuka hati bahkan menerobos rambu dan marka jalan, menurutnya tidak pantas memperoleh penghargaan.

“Lebih baik tidak mendapat apa-apa (penghargaan-red.) dari pada mendapatkannya dengan menghalalkan berbagai cara,” ucap Gunawan.

Rusdi Harahap berpendapat sama dengan yang disampaikan Gunawan Pinem. Dia mengatakan perolehan penghargaan WTN itu dengan fakta kondisi Kota Medan yang masih semrawut telah menimbulkan tugingan negatif dari masyaralat.

“Ada apa dengan WTN yang diterima Pemko Medan. Masalah inilah yang menjadi perguncingan,” ucapnya. (AW/Jep)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
Berita Terbaru

Kepala SMAN 1 Hinai Bangga Siswa Lulus SNBP

mimbarumum.co.id - Sebanyak 12 siswa dari SMAN 1 Hinai berhasil lulus Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dengan hasil yang...

Baca Artikel lainya