Sidikalang, (Mimbar)- Warga korban angin puting beliung di Dusun Manik Maria dan Dusun Parsaoran Desa Pegagan Julu VII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi mohon bantuan dari Pemkab Dairi untuk memperbaikan atap dan dinding bangunan yang rusak.
Pasalnya warga yang sebahagian besar hidup bertani tersebut saat ini masih dalam kesulitan ekonomi, karena selain mengalami kerusakan tempat tinggalnya, juga mengalami kerusakan pada tanaman pertaniannya seperti, tanaman cabe dan jagung.
Hal ini dikatakan beberapa warga setempat, Mahdalena Simanjuntak (52) dan Amser Sijabat (41) kepada wartawan, Rabu (15/3). Disebutkan mereka, hujan es disertai angin puting beliung yang terjadi di dusun mereka pada, Senin (13/3) lalu telah memporak porandakan tempat tinggal dan tanaman pertanian warga.
“Dalam hitungan menit, hujan es disertai angin puting beliung memporak porandakan pemukiman warga dan tanaman pertanian. Warga yang berada di rumah dan di ladang sangat ketakutan. Atap seng terangkat dan berterbangan dan pohon-pohon besar bertumbangan,”ujar mereka.
Ditambahkan, Amser Sijabat kalau bangunan rumahnya yang baru selesai dibangun juga roboh dan atap sengnya beterbangan dihantam angin puting beliung. Untuk sementara terpaksa tinggal di gubuk reok yang berada di tengah ladang.
“Untuk sementara terpaksa tinggal di gubuk reok itulah, walau hujan bocor dan kebanjiran. Kami berharap bantuan segera dari Pemkab Dairi agar dapat segera memperbaiki bangunan yang rusak,”pinta Amser mewakili warga lainnya.
Kepala Desa (Kades) Pegagan Julu VII, Juara Purba saat akan dikonfirmasi terkait bencana hujan es disertai angin puting beliung yang terjadi di desanya tidak berhasil ditemui, menurut sang istri, Kades sedang berada di Sidikalang ada urusan tugas ke Pemkab Dairi.
Pantauan wartawan di lokasi, sebanyak 11 rumah milik warga di dusun Marnik Maria dan Dusun Parsaoran mengalami kerusakan ringan dan 6 rumah mengalami kerusakan berat serta puluhan hektar tanaman pertanian mengalami kerusakan. Kerugian ditaksir ratusan juta rupiah. Saat ini sebahagian warga sudah mulai memperbaiki rumahnya dan sebahagian lagi tinggal di rumah saudara mereka serta tinggal di gubuk perladangan. (ns)