Jumat, Maret 29, 2024

Keluarga Marah Taufik Jual Ginjal

Baca Juga

Labusel, (Mimbar) – Miun tak habis fikir melihat ulah adiknya yang berencana menjual ginjalnya hanya karena alasan membayar uang kuliah. Padahal, orang tua mereka di kampung kerap mengirimkan segala kebutuhan untuk mendukung pendidikan Taufik.

“Ayah dan Ibu marah itu dilakukannya (menjual ginjal) melalui facebook. Kita juga sangat kesal karena ulahnya itu memalukan keluarga,” kata Miun, abang kandung Taufik Remanja, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang sempat menjadi perhatian pengguna media sosial.

Mahasiswa itu diketahui dalam salah satu status facebooknya memajang foto dirinya memegang selembar kertas ukuran besar bertuliskan pesan bahwa dirinya sedang sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah sehingga berniat menjual salah satu organ vital ginjal miliknya.

Karuan status itu memantik reaksi yang beragam. Ada yang merasa prihatin, namun tidak sedikit pula yang justru meperolok mahasiswa tersebut. Komentar yang muncul pun tak sebatas persoalan status postingan tersebut tetapi melebar hingga mengkritisi pihak rektorat dan perguruan tinggi tempat Taufik menimba ilmu.

Mimbar menelusuri asal usul mahasiswa tersebut dan berhasil mendapatkan informasi tentang kedua orang tua dan kampung halamannya di Kampung Durian, Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sayangnya, kedua orang tua mahasiswa semester I UMSU itu tidak berhasil dikonfirmasi karena sedang berada di Duri, Riau.

“Ayah lagi di Duri sedang berladang,” ucap Miun kepada Mimbar belum lama ini ketika ditemui di kediamannya. Rumah semi permanen yang mereka tempati berukuran kira-kira 10×12 meter dengan sebagian dinding terbuat dari tembok batu bata dan sebagian lagi dari papan. Sejumlah perabotan di dalam rumah berlantai semen dan beratap seng itu terlihat memenuhi ruangan.

Orang tua mereka, Juhri selama ini mengandalkan pendapatan keluarga dari berladang tanaman sawit dan tanaman karet.

“Soal ladang tidak lebar, ada juga di daerah Duri. Di Simangambat, Paluta jug ada kebon karet,” beber Miun.

Ia mengaku tak habis fikir dengan ulah adiknya itu sehingga membuat pihak keluarga menjadi malu. Perbuatan Taufik itu ditengarai hanya untuk kepentingan sensasi belaka. (MH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
Berita Terbaru

Berkah Ramadhan, Bakopam Salurkan Bantuan dari Yayasan Metta Jaya Bodhicitta untuk Anak Yatim dan Kaum Dhuafa 

mimbarumum.co.id - Badan Koordinasi Pemuda Muslim (BAKOPAM) Sumut kembali melaksanakan kegiatan sosial yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di bulan...

Baca Artikel lainya