mimbarumum.co.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumatera Utara dalam beberapa bulan kedepan akan melaksanakan musyawarah untuk memilih ketua. Namun sudah banyak nama yang menyatakan keinginannya untuk memimpin Partai Golkar Sumut untuk lima tahun mendatang
Menyikapi hal itu, Kader Senior Partai Golkar Sumut Sahlul Umur Situmeang kepada wartawan Selasa, (15/4/2025) menyatakan munculnya nama-nama yang siap maju menjadi Ketua Partai Golkar Sumut mengindikasikan lunturnya kepercayaan kader Partai Golkar kepada Musa Rajekshah atau yang sering disapa Ijeck.
Sahlul Situmeang menyampaikan itu menanggapi munculnya pernyataan siap maju menjadi Ketua Golkar Sumut dari beberapa kader, diantaranya mantan Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Doli Sinomba Siregar, kader Golkar mantan Plt Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran, dan pengurus DPD Golkar Sumut yang baru dilantik menjadi Bupati Madina Saifullah Nasution.
“Ada tiga kader yang sudah terbuka menyatakan siap maju menantang Ijeck. Saya tahu ada beberapa kader lagi yang siap ancang-ancang mau maju. Seperti Irham Buana Nasution, Hendrik Sitorus Akbar Himawan Buchori serta Bahar Siagian Munculnya banyak penantang mengindikasikan kader sudah gak percaya sama Ijeck,” ujar Sahlul.
Sahlul yang juga mantan Ketua DPRD Kota Sibolga itu mengungkapkan bahwa kepemimpinan Golkar Sumut saat ini banyak terjadi persoalan-persoalan. Bahkan yang sudah ditetapkan DPP Partai Golkar saja soal Pimpinan DPRD Sumut sempat ‘diabaikan’ dan sempat bermanuver melakukan penolakan beberapa kali termasuk Pilkada Kabupaten Batubara.
Selanjutnya Sahlul Situmeang yang juga mantan Ketua Partai Golkar Sibolga itu menjelaskan, bahwa untuk melaksanakan kerja – kerja partai di DPRD Sumut itu dilaksanakan oleh Fraksi Golkar di DPRD Sumut. Oleh karenanya selalu yang jadi Ketua Fraksi itu anggota DPRD yang berstatus pengurus DPD Golkar Sumut, diutamakan pengurus harian.
“Hal ini agar apa yang sudah dibahas dan diputuskan dalam rapat DPD Partai Golkar Sumut, itu yang diperjuangkan Fraksi di DPRD Sumut. Namun, karena Ijeck memimpin berdasarkan selera suka tidak suka, maka dia angkat ketua fraksi yang bukan pengurus DPD Golkar Sumut,” imbuhnya.
“Padahal begitu banyak anggota DPRD Sumut yang berstatus pengurus harian DPD Golkar Sumut, tapi satupun gak dipercaya Ijeck jadi ketua fraksi. Pokoknya aneh dan kacau. Bayangkan, jatah Pimpinan Sementara DPRD Sumut saja gak dikasi, malah diberi kepada keluarga Ijeck walaupun bukan pengurus DPD Golkar Sumut,” ungkap Sahlul Situmeang menambahkan.
Sahlul yang pernah pengurus DPD Golkar Sumut juga bercerita, bahwa saat baru menjabat Ketua Partai Golkar Sumut Ijeck ada bergerak memperjuangkan calon bupati yang bukan diusung Partai Golkar pada salah satu pilkada kabupaten Tahun 2020. Begitu juga saat Pilkada Tahun 2024 dia juga beraktifitas pada acara kampanye calon Bupati yang bukan dicalonkan Golkar dan beliau juga sering memberikan surat tugas atau mandat ke pengurus yang tidak sesuai dengan tupoksinya dalam melaksanakan tugas tugas partai.
“Jadi sesuai yang saya amati bahwa Ijeck ini sudah melanggar PDLT (Pengabdian Dedikasi Loyalitas dan Tindakan Tercela) selama kepimpinan beliau. Makanya kedepan kita berharap terpilih kepemimpinan yang bisa mengayomi serta bisa pemersatu seluruh kader dan menjadikan Golkar Sumut sebagai rumah bersama para kader dalam memperjuangkan aspirasi,” bilangnya.
“Kita tidak mau kedepan Golkar Sumut dipimpin orang yang mengutamakan kepentingan keluarga dan kolega kolega saja. Serta saya sangat menyayangkan sikap pernyataan saudara Hardy Mulyono seolah olah Golkar yang butuh ke Ijeck,” tukasnya sembari menilai pernyataan Hardi Mulyono tendensius dan mengarang saja.
Reporter : Djamaluddin