Beranda blog Halaman 2533

Arab akan Bangun Universitas di Sumut

0

Medan, (Mimbar) – Pemerintah Arab Saudi berencana membangun sebuah universitas Islam di Propinsi Sumatera Utara sehingga membutuhkan kesediaan lahan seluas minimal tiga hektar untuk pembangunan fisik perguruan tinggi itu.

Niat yang disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi saat berkunjung ke ruang kerja Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro Medan pada Senin (10/4) itu langsung mendapat sambutan hangat dari T. Erry Nuradi.

“Mudah-mudahan proses administrasinya tidak memakan waktu yang lama dan peletakan batu pertama untuk pembangunan Universitas Islam ini segera bisa terealisasi,” harap Gubsu saat menerima rombongan itu.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi didampingi Rektor Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Kerajaan Arab Saudi, Prof Sulaiman Abdullah Abalkhail serta beberapa orang lainnya. Sementara Gubsu didampingi Kakanwil Kemenagsu Tohar Bayoangin, Kadisdik Sumut Arsyad Lubis, Asisten Ekbang Ibnu S Utomo, Kabirokemsos M Yusuf dan Kabag Humas Indah DK.

Dijelaskan Gubsu tawaran kerjasama pembangunan Universitas Islam oleh pemerintah Arab Saudi dinilai sangat sejalan dengan rencana pembangunan Islamic Center di atas lahan 40 Hektar dekat Kawasan Bandara Internasional Kualanamu yang merupakan pintu masuk ke propinsi ini.

“Mudahan-mudahan universitas ini segera dibangun di Sumut. Dan ini tentu menjadi kebanggaan bagi kami,” ujar Erry.

Prof Sulaiman Abdullah Abalkhail menyebutkan selama ini hubungan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi yang terjalin cukup baik. Hal ini juga dibuktikan dengan kedatangan Raja Salman ke Indonesia beberapa waktu lalu. (02)

Sedang Menggembala, Terseret Arus Sungai

0

Batubara, (Mimbar) – Saniyem (56) warga Dusun Tani Mukti, Desa Suka Raja, Kecamatan Airputih Kabupaten Batubara yang sehari sebelumnya dinyatakan hilang, ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa di Sungai Dalu Dalu pada hari Minggu (9/4) lalu sekira pukul 14.00 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, korban berangkat dari rumahnya sejak hari Sabtu (8/4) untuk menggembalakan hewan lembu peliharaan di hamparan rumput hijau di sekitar tanggul Sungai Dalu Dalu.

Biasanya, wanita itu hanya berperan sebagai pengantar ternak hingga ke lokasi itu, lalu diserahkan keluarganya yang lain untuk menggembalanya. Namun pada hari nahas itu, Saniyem justru menggembalakan sendiri lembu-lembu tersebut.

Ketika itu hari sudah menjelang sore. Boimin merasa kehilangan karena isterinya yang biasanya selalu ia jumpai di dalam rumah, pada saat itu tidak terlihat. Dia sudah berusaha mencari di sekitar rumah, namun tak juga menemukan Saniyem.

Merasa ada hal yang ganjil, sebab hingga malam mulai turun, isterinya juga tak kunjung ia temukan. Boimin berinisiatif meminta bantuan para tetangga untuk mencari istrinya yang terlihat sejak siang itu.

Meski malam sudah benar-benar menyelimuti desa itu, mereka tetap melakukan pencarian. Bersama beberapa tetangga menyusuri jalan yang kerap dilalui Saniyem ketika menggiring lembu-lembu untuk digembalakan. Boimin dan warga desa akhirnya pulang tanpa mendapat hasil.

Pencarian dibantu warga dan beberapa personil kepolisian dari sektor Indrapura berlanjut esok harinya. Ketika menyusuri pinggiran sungai yang berarus deras itu, Boimin dan warga lainnya menduga isterinya terseret arus sungai.

Kecurigaan mereka terbukti, sekira pukul 14.00 WIB terlihat tumpukan sampah yang hanyut dbawa arus deras persis di mulut pintu klep sekitar tiga kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Seorang warga menghampiri tumpukan sampah yang tersangkut di antara derasnya air sungai itu. Setelah dalam posisi sangat dekat, warga melihat jasad Saniyem tersangkut diantara tumpukan sampah itu. Seketika mereka mengevakuasi jasad wanita ke rumah duka.

Kapolsek Indrapura AKP Kusnadi melalui Kanit Reskrim IPTU Jahoras Sinaga, berharap pihak keluarga mengijinkan dilakukannya visum luar terhadap jenazah karena menurut sejumlah saksi pada bagian tubuh korban yang membiru. Namun pihak keluarga tidak bersedia. (kn)

Ada Sejarah Dji Sam Soe di PRSU

0

 

Medan, (Mimbar) – Pengunjung arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) berkesempatan mendapat informasi seputar sejarah rokok kretek Dji Sam Soe yang lahir sejak lebih seabad lalu.  Tak hanya itu, masyarakat juga dapat menyaksikan mahakarya Indonesia lainnya dalam sebuah paviliun khusus.

“Dji Sam Soe memiliki cerita menarik di balik perjalanannya,” papar Renaldo Ratman selaku penyelenggara pavilion Mahakarya Indonesia yang dipersembahkan perusahaan rokok kretek Dji Sam Soe, Jum’at (31/3).

Dia memaparkan, rokok legendaris itu awalnya diracik pada tahun 1913 silam di sebuah warung kaki lima di Surabaya oleh Liem Seeng Tee, seorang pria keturunan Tionghoa. Dengan penuh kegigihan dan kesabaran, pria itu berhasil mengembangkan Dji Sam Soe hingga sekarang ini.

Proses pembuatan rokok yang bermula dari industri rumahan dengan bahan baku terbatas sehingga menjelma menjadi sebuah industri raksasa berkapitalisasi besar dan produknya telah menyebar ke seantero negeri itu, jejaknya dapat ditemukan di pavilun yang terletak di depan pentas utama PRSU.

Pengunjung diperkenankan menyaksikan replika sejumlah peralatan bahkan perabotan yang digunakan Lim Seeng Tee ketika mengawali karirnya membangun “kerajaan” bisnis tersebut.

Bermula dari sebuah disain yang menggambarkan suasana warung kaki lima yang menjajakan aneka dagangan yang didominasi jajanan. Pada bagian lain rak dagangannya terdapat tumpukan daun tembakau kering dan cengkeh. Di bagian sudut warung juga terlihat replika sepeda ontel yang kerap digunakan Lim Seeng Tee untuk moda transportasinya. Di warung itulah pendiri Dji Sam Soe itu meracik sendiri rokok tersebut.

Pada bagian lain di dalam paviliun yang mirip museum mini itu juga ditampilkan suasana rumah Lim Seeng Tee ketika itu. Ada satu unit meja dan kursi kayu yang menjadi replika salah satu perabotan milik keluarga itu. Di sini, pengunjung bisa duduk menikmati suasana rumah sembari berfoto dengan latar belakang dokumentasi keluarga Lim Seeng Tee.

“Mini museum ini berisi beragam memorabilia,” kata Renaldo ketika mendampingi awak media menelusuri jejak-jejak sejarah yang menceritakan perkembangan Dji Sam Soe di tanah air.

Selain informasi itu, pengunjung juga berkesempatan belajar mengenal tentang kualitas komoditas unggulan nusantara, khususnya biji kopi, tembakau dan cengkeh.

Khusus kopi, penyelenggara paviliun Mahakarya Indonesia menghadirkan seorang pakar kopi, Toni Wahid. Dia memadukan antara kopi berkualitas dengan cengkeh pilihan sehingga menghasilkan minuman yang memiliki rasa istimewa.

Di sini, pengunjung juga akan diperkenalkan seni cethe, yakni melukis di atas sebatang rokok dengan menggunakan ampas sisa minuman kopi.

Membedakan antara tembakau terbaik dan cengkeh terbaik yang merupakan keahlian tim Dji Sam Soe juga akan ditularkan ke pengunjung. Ada game yang akan mengasah indera ciuman dan indera raba para pengunjung untuk menentukan mana komoditas terbaik.

Dalam pavilion itu, selain dapat mengenali berbagai komoditas tembakau dan cengkeh sejumlah daerah di Indonesia, pengunjung juga dapat menyaksikan bagaimana meramu komoditas itu menjadi sebuah batang rokok yang siap dinikmati. (02)

 

Bunuh Wartawan karena Dendam

0

Medan, (Mimbar) – Timbul Sihombing (39) mengaku tega membunuh Ramlan Parulian Simanjuntak salah seorang wartawan di Medan karena dendam lama atas ulah korban yang tak mengembalikan uang miliknya.

“Hasil interogasi, tersangka melakukan pembunuhan karena dendam. Korban tak kunjung mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya sebesar Rp4,5 juta untuk rehab rumah,” papar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, baru-baru ini.

Korban, paparnya juga merasa kesal karena korban sekira tahun 2015 lalu justru pernah menyekap dan melakukan penganiayaan terhadap tersangka di sebuah rumah kosong.

Sebelumnya diberitakan, seorang wartawan salah satu mingguan di Medan tewas terbunuh usai mengantarkan anaknya ke sekolah. Mayat pria yang berdomisili di Jalan banten, Kelurahan Diski Kecamatan Sunggal, Deliserdang itu ditemukan tergeletak di pinggiran jalan kawasan Jalan Medan-Binjai KM 13,5, Medan.

Aparat kepolisian dari Polresta Medan yang melakukan penyelidikan, dalam waktu singkat berhasil mengungkap pelaku pembunuhan. Pelaku yang diketahui bernama Timbul Sihombing warga Jalan Pasar Besar Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang itu ditangkap di seputaran lapangan Merdeka, Kota Binjai.

Tersangka kini dibawa ke Subdit Jahtanras Dit Reskrimum Polda Sumut untuk proses penyidikan. Bersama tersangka, petugas juga mengamankan barang bukti sebuah pisau yang digunakan untuk membunuh korban serta sebuah rekaman CCTV. (AE)

Sukaramai Sudah, Selanjutnya Padangbulan

0

Medan, (Mimbar) – Pengendara yang kerap melintas di seputaran Jalan AR Hakim tepatnya di seputaran Pasar Sukaramai Medan mulai bernafas lega. Betapa tidak, kini ruas jalan itu tidak lagi dipenuhi lapak jualan.

Penertiban pedagang kaki lima (K5) dilakukan Pemerintah Kota Medan pada Rabu (29/3) lalu berjalan lancar. Sejumlah bangunan tena dan meja yang selama ini menjadi lapak jualan para pedagang, dibongkar paksa petugas tanpa mendapat perlawanan berarti dari para pedagang.

Penertiban itu dilakukan, kata Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution MSi untuk mengembalikan fungsi jalan sebagai fasilitas umum. Selama ini, katanya para pedagang telah menggunakan lebih dari separuh badan jalan sebagai lapak berjualan sehingga sangat mengganggu kelancaran arus lalu-lintas.

“Itu sebabnya penertiban difokuskan terhadap PK5 yang berjualan di badan jalan,” ucap pejabat itu ketika memimpin langsung penertiban. Bersamanya, Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, H.M Husni, Dirut PD Pasar, Rusdi Sinuraya dan Camat Medan Area, Ali Sipahutar serta unsur Muspika Kecamatan Medan Area.

Tim gabungan yang terlibat terdiri dari petugas Satpol PP, aparatur kepolisian dari Polresta Medan dan personil militer dari Kodim 0201/BS.

Penertiban pada pagi hari itu di awali dari Jalan AR Hakim. Namun sebelum ditertibkan, Ka Satpol PP, M. sofyan memberikan kesempatan selama 15 menit kepada para pedagang untuk mengemasi dagangannya dan membongkar lapak jualannya. Setelah waktu dealine yang diberikan habis, penertiban pun dilakukan.

Tindakan tegas ini sempat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Apalagi sejumlah pedagang ada yang berupaya menolak ditertibakan dan sempat memblokir ruas jalan.

Namun kemacetan ini tidak berlangsung lama, seiring keberhasilan tim gabungan membersihkan lapak beserta dagangan dari badan jalan, arus lalu lintas pun perlahan-lahan berjalan kembali. (ASW)

Suami Isteri Polisikan Sopir Bluebird

0

Medan, (Mimbar) – Pasangan suami istri, Donny (31) dan Fitri Salim (30) menahan sakit luar biasa tatkala sepedamotor yang mereka kendarai ditabrak sebuah taksi di kawasan Jalan Brigjen Katamso, Medan.

Sang suami tersungkur jatuh ke aspal dan tak sadarkan diri. Ada tulang pada bagian dada dan rusuk mengalami patah karena terhantam stang (kemudi) sepedamotor miliknya yang tercampak ditabrak bodi taksi biru itu. Sementara sang istri mengalami luka lecet pada bagian tubuhnya.

Awalnya, pengemudi taksi Bluebird dengan nomor polisi BK1447 UE itu sempat berupaya melarikan diri, namun warga sekitar serta pengendara lain yang melihat kejadian tersebut meneriaki dan menghentikan laju angkutan penumpang itu.

Meski sudah berhenti, namun sopir itu ternyata tidak memberikan pertolongan, justru ia meminta istri korban agar tidak menghalangi dirinya dalam menjalankan tugas melayani para penumpang. Sopir itu lalu bergegas meninggalkan tempat kejadian perkara.

Fitri yang ketika itu panik karena menduga suaminya mengalami luka serius, tidak sempat meminta STNK mobil taksi itu sebagai jaminan bahwa pengemudinya akan bertanggungjawab atas biaya pengobatan suami dan dirinya yang juga mengalami luka-luka. Wanita itu hanya sempat memoto nomor plat polisi kendaraan itu menggunakan ponsel. Ia hanya memfokus membawa suaminya ke rumah sakit.

Lima hari paska kecelakaan yang terjadi pada Selasa (21/3), istri korban berupaya menghubungi sopir taksi itu untuk meminta biaya perobatan suami dan dirinya. Fitri menghubungi kantor tempat sopir itu bekerja di perusahaan Bluebird di kawasan Kecamatan Medan Amplas.

Melalui petugas pengamanan (security) perusahaan itu, Fitri meminta dipertemukan dengan sopir taksi yang telah menabraknya. Petugas itu kemudian mencoba menghubungi sopir tersebut.

Melalui telepon, beber Fitri, sopir itu mengatakan akan segera menemuinya dan pada saat itu diduga pelaku penabrakan itu masih berada di jalan mengendarakan taksinya.

“Sekian lama istri saya menunggu hingga waktu Magrib, sopir itu tak kunjung datang menemuinya di kantor perusahaan itu. Akhirnya istri saya pulang karena merasa dibohongi,” ucap Donny (31), Sabtu (25/3) usai membuat laporan di Unit Laka Sat Lantas Polrestabes Medan. (Jep)

Tragis, Dua Bocah Malang Ini Digilir

Medan, (Mimbar) – Malang kian nasib dua bocah lelaki ingusan ini. JM (12) dan HS (7), warga Jalan Belat Kelurahan Siderejo, Kecamatan Medan Tembung ini menjadi korban nafsu bejat empat pria yang tega mensodomi mereka secara bergilir.

Marasuha Marpaung (49) ayah kandung salah satu korban, Senin (20/3) sore mendatangi markas polisi sektor (Mapolsek) Percut Sei Tuan mengadukan perihal yang menimpa anak kesayangannya.

“Kejadiannya Sabtu (19/3) sekira pukul 22.00 WIB di dalam rumah,” ucap lelaki itu di hadapan petugas yang menerima pengaduannya.

Marasuha mengatakan, perlakuan keji yang dilakukan A, Me, Ci, dan R itu tak hanya sekali tetapi dilakukan secara berulang. Namun karena diancam akan dianiaya, korban tak berani mengadu apa yang dialaminya kepada ayahnya.

Para pelaku melakukan sodomi terhadap kedua bocah tersebut setelah berhasil masuk ke rumah korban dengan cara merusak pintu belakang. Saat itu, korban JM sempat melawan, namun korban tak berkutik begitu salah seorang pelaku memukulnya.

“Saat kucoba melawan, dada saya dipukul mereka. Lalu saya disuruh tidur di sofa dan disodomi,” tutur bocah yang masih duduk di kelas VI SD ini.

Begitu juga dengan HS yang saat itu sedang berada di rumah JM, turut menjadi korban sodomi. Ia disuruh tidur di lantai lalu disodomi pelaku. “Kami diancam bunuh kalau diberitahu sama orang lain,” ujar HS.

Marasuha Marpaung mengaku sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa anak dan keponakanya itu. Saat kejadian, dirinya sedang tidak berada di rumah, karena lagi ada urusan sesuatu di luar.

“Saya terkejut melihat keduanya menangis. Saat kutanyai, keduanya mengaku telah disodomi empat pria yang kami kenal,” terangnya.

Pria itu berharap kepada pihak kepolisian segera menangkap para pelaku dan memberikan hukuman seberat-beratnya. (An)

Lagi, Ayah Bejat

Labusel, (Mimbar) – Perilaku bejat orang tua terhadap anak kembali terjadi. Kali ini, seorang bocah perempuan usia 5 tahun menjadi korban ayah tirinya. Ia dicabuli hingga membuat bagian selangkangan siswa taman kanak-kanak (TK) itu mengeluarkan darah.

Kejadian yang telah berlangsung sekira dua minggu lalu itu tidak langsung dilaporkan ibu korban karena suaminya yang terduga pelaku pencabulan itu sempat mengancam akan membunuhnya jika mengadukan peristiwa tersebut. Wati dan anaknya itu pun terpaksa pulang kampung ke Batangtoru, Tapanuli Selatan.

Peristiwa bejat itu menjadi perbincangan masyarakat sekitar. Pahruddin Hasta salah seorang tokoh masyarakat yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Bela Rakyat Indonesia (FBRI) Labuhanbatu Selatan berharap kepolisian segera mengungkap kasus tersebut.

Kapolres Labuhanbatu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Prido Situmorang yang menerima informasi itu segera menurunkan anggotanya untuk mengungkap kasus yang melibatkan salahsatu karyawan pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN 3 Sisumut, Desa Sisumut Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Tim yang dipimpin Kapolsekta Kotapinang, Komisaris Polisi (Kompol) Ady Santri SH berharap korban dan ibunya segera membuat pengaduan atas peristiwa yang dialami sehingga aparat kepolisian dapat segera menangkap pelakunya.

“Kami mohon bantuan rekan-rekan media dan LSM untuk menemukan alamat korban dan ibunya Batangtoru. Kalau sudah jelas alamatnya, kita jemput untuk membuat laporan,” ucap perwira itu. (MH)

Dua Polisi Ini Terlihat Gagah, Tapi….

Medan, (Mimbar) – Dua pemuda gagah ini benar-benar nekat gegara mencari uang. Mereka menyaru sebagai aparat kepolisian, lalu menghentikan laju kendaraan yang melintas. Berdalih memeriksa kelengkapan kendaraan, mereka memalak pengendara.

Aksi itu akhirnya terhenti setelah seorang petugas reserse intelijen Resintel) dari Satuan Brigadir Mobil (Brimob) Polda Sumut mencurigai aksi keduanya, Minggu (19/3) sekira pukul 22.55 WIB di Jalan Selamet Riyadi, Medan.

Informasi diterima. Awalnya, kedua pemuda mengenakan pakaian seragam dinas lengkap anggota Kepolisian unit Brimob serta pakaian seragam dinas kepolisian unit Sabhara terlihat berbincang-bincang dengan dua orang warga sipil di kawasan tempat kejadian perkara.

Merasa curiga, petugas menghampiri mereka lalu meminta keduanya menunjukkan identitas berupa kartu tanda anggota (KTA) selaku aparat kepolisian. Kedua pemuda yang diduga polisi gadungan itu tidak mampu menunjukkan identitasnya. Selanjutnya petugas menggiringnya ke markas komando (Mako) Brimob Polda Sumut, Jalan KH. Wahid Hasyim, Medan untuk mempertanggungjawabkan aksinya.

Bersama keduanya, petugas juga menahan satu unit sepeda motor Honda Vario BK 4032 WAL yang diduga digunakan keduanya untuk melancarkan aksi kriminalnya itu.

“Saat dilakukan pemeriksaan, kedua pria anggota polisi gadungan tersebut mengakui selama bulan Maret ini saja sudah sebanyak enam kali melakukan pemerasan terhadap setiap pengendara sepeda motor,” papar Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Rina Sari Ginting.

Lokasi yang kerap menjadi langganan keduanya dalam melakukan aksi dengan modus menggelar razia itu, antara lain di sekitaran kawasan Jalan S. Parman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Sudirman dan Jalan Juanda, Medan.

Barang bukti yang turut diamankan, kata periwa itu, pakaian dinas dan atribut Brimob dan Dalmas, sepatu, rompi polisi, kopel rim, baret Brimob, borgol, 1 unit sepeda motor Honda Vario BK 4032 WAL, sebuah STNK Mobil merek Toyota Corolla BK 1683 HL atas nama Lindawati, Foto copy STNK Toyota Fortuner BK 1146 BJC atas nama Irianis, 3 unit HP, 1 buah Dompet dan 1 buah SIM A dan KTP atas nama Chandra Gunawan.

Kasat Intel Brimobdasu Medan, Kompol Simanjuntak berharap agar masyarakat tidak mudah mempercayai jika ada oknum berpakaian dinas seragam kepolisian yang melakukan tindakan mencurigakan.

“Kalau perlu di saat adanya oknum yang melakukan penyetopan terhadap kendaraan dengan modus kejadian seperti ini jangan lupa terlebih dahulu minta tunjukan kartu tanda anggota Polri nya dan kalau ada mencurigakan langsung laporkan segera ke pihak berwajib yang ada,” katanya. (AE)

Medan Ranking 1 Predator Anak

0

Medan, (Mimbar) – Seorang mahasiswa dan pelajar SMP yang terduga sebagai pelaku sodomi terhadap bocah berusia tiga tahun akhirnya menyerahkan diri ke Markas Polisi Resort Kota (Mapolresta) Medan.

“Kedua pelaku masih diperiksa di ruang UPPA. Nanti hasilnya akan disampaikan kepada rekan-rekan,” ucap Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho, Jum’at (17/3) di Medan.

Kedua pemuda berinisial IIR (21) dan SLM (14) itu diduga kuat melakukan perbuatan tidak senonoh kepada MF, seorang bocah yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Menteng VII Gang Bakti, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Sementara itu Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait yang berkunjung ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polrestabes Medan mengapresiasi kepolisian yang telah memberi atensi atas kasus tersebut.

“Saat ini Kota Medan menduduki ranking satu dalam kasus predator anak. Banyak anak-anak yang menjadi korban tindak kekerasan, pencabulan, bahkan korban sodomi,” ucap Arist.

Supaya kasus kejahatan terhadap anak dapat diberantas, pria asal Kota Siantar itu, berharap aparat penegak hukum, baik dari Polrestabes Medan dan Kejari Medan agar benar-benar bekerja sesuai tupoksinya.

“Sebab selama ini laporan-laporan anak yang menjadi korban kejahatan lambat ditangani. Padahal kasus kejahatan terhadap anak merupakan prioritas dan harus secepatnya ditangani,” ucapnya.

Kejahatan itu, tambahnya, berdampak luar biasa terhadap para korbannya diataranya mengalami trauma yang mendalam.

“Oleh karena itu, saya meminta kepada Ketua LPA Kota Medan untuk bekerja keras dalam menangani kasus tindak kejahatan kepada anak,” pintanya dengan tegas. (An)