Beranda blog Halaman 2

Pemko Tanjungbalai – Universitas Deztron Indonesia Dorong Lulusan SMA/SMK Sederajat Kuliah Lewat Beasiswa KIP

0

mimbarumum.co.id – Pemerintah Kota Tanjungbalai menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan dengan membuka akses seluas-luasnya bagi generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Salah satu langkah nyata tersebut diwujudkan melalui kerjasama dengan Universitas Deztron Indonesia (UDI) dalam penyelenggaraan sosialisasi program beasiswa KIP Kuliah.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, Jum’at (9/5/2025) dihadiri Wakil Rektor UDI, Dr. H. Yohny Anwar, SH, MH, Wakil Wali Kota Tanjungbalai M uhammad Fadhly Abdina, S.P., M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, Mariani, S.Si., M.Si serta para siswa dan tenaga pendidik dari berbagai sekolah.

Dalam sambutannya, Fadly Abdina menegaskan bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang saat ini tengah dibenahi secara serius oleh pemerintah daerah.

“Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih baik. Karena itu, kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membuka peluang nyata bagi anak-anak Tanjungbalai yang memiliki semangat dan keinginan kuat untuk kuliah.

Masa depan adalah milik mereka yang mempersiapkan diri sejak sekarang. Pemerintah hadir untuk membantu mewujudkan mimpi anak-anak Tanjungvalai tersebut” ujar Fadly lagi.
Lebih lanjut dikatannya, pentingnya menanamkan nilai pendidikan dalam diri sendiri sejak dini, sebagai bekal untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.

Program KIP Kuliah ini hadir sebagai solusi bagi siswa-siswi yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi tetapi terkendala biaya. Dengan adanya kerja sama antara Pemko Tanjungbalai dengan UDI ini diharapkan semakin banyak lulusan SMA/SMK sederajat yang bisa menggapai cita-cita mereka tanpa harus khawatir soal pembiayaan.

Sementara itu Wakil Rektor UDI Dr. H. Yohny Anwar, SH, MH mengatakan Universitas Deztron Indonesia sangat memahami bahwa tidak semua siswa memiliki kemudahan dalam mengakses pendidikan tinggi.

Oleh karena itu, kami hadir bersama Pemerintah Kota Tanjung Balai untuk membuka jalan bagi putra-putri terbaik daerah ini agar dapat melanjutkan studi melalui program beasiswa KIP Kuliah.
“Kami percaya bahwa di Tanjungbalai, banyak anak-anak muda yang memiliki potensi besar. Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan. Dan hari ini, kesempatan itu ada di depan mata” ujar Yohny Anwar lagi.

Menurutnya, sosialisasi ini tidak hanya memberikan informasi teknis seputar beasiswa, tetapi juga motivasi dan dorongan bagi para siswa agar berani bermimpi besar dan memperjuangkannya lewat jalur pendidikan.

Reporter : R/Jalaluddin

CORONG: Pemikiran Pramoedya Ananta Toer dalam Konteks Indonesia dan Dunia Kontemporer

0

PRAMOEDYA Ananta Toer (Pram) adalah salah satu sastrawan terpenting Indonesia yang karyanya tidak hanya memiliki nilai sastra tinggi, tetapi juga menjadi refleksi kritis terhadap kolonialisme, nasionalisme, dan otoritarianisme. Melalui karya-karyanya seperti Tetralogi Buru dan Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Pram menyoroti ketidakadilan, represi politik, dan mentalitas terjajah yang masih relevan hingga saat ini.

Dalam konteks dunia terkini—di tengah meningkatnya populisme, ketimpangan sosial, dan ancaman otoritarianisme—pemikiran Pram menjadi cermin untuk memahami dinamika politik dan sosial di Indonesia maupun global.

Pram menggunakan sastra sebagai senjata melawan kekuasaan yang represif. Dalam Tetralogi Buru, ia mengkritik kolonialisme Belanda sekaligus otoritarianisme Orde Baru. Situasi ini mirip dengan kondisi dunia saat ini, di mana kebebasan berekspresi semakin terancam oleh rezim yang membungkam kritik.

Di Indonesia, misalnya, UU ITE sering digunakan untuk membatasi suara oposisi, sementara di negara lain seperti Hong Kong, Myanmar, dan Rusia, penguasa memberangus media dan aktivis.

Karya Pram mengingatkan kita bahwa sastra bisa menjadi “arsip alternatif” ketika sejarah resmi dimanipulasi. Di era disinformasi dan hoaks, fungsi sastra sebagai penjaga memori kolektif semakin penting. Misalnya, di Amerika Serikat, gerakan Black Lives Matter menggunakan sastra dan seni untuk melawan narasi rasisme sistemik—mirip dengan cara Pram menantang Orde Baru melalui tulisan.

Nasionalisme Bukan Simbolisme Kosong

Pram membedakan antara nasionalisme yang berbasis keadilan sosial (”nasionalisme otentik”) dan nasionalisme sempit yang digunakan elite untuk mempertahankan kekuasaan (”nasionalisme palsu”). Kritik ini sangat relevan di Indonesia hari ini, di mana nasionalisme sering dikapitalisasi untuk kepentingan politik praktis. Misalnya, jargon “NKRI Harga Mati” atau “Radikalisme Ancaman Nasional” kerap dipakai untuk membungkam kritik, sementara ketimpangan ekonomi dan korupsi tetap merajalela.

Di tingkat global, nasionalisme populis juga sedang naik daun—dari Trump di AS, Modi di India, hingga Erdogan di Turki. Mereka menggunakan retorika nasionalis untuk menggalang dukungan, tetapi kebijakannya justru memperdalam polarisasi dan ketidakadilan. Pram mengingatkan kita bahwa nasionalisme sejati harus inklusif dan berorientasi pada kemanusiaan, bukan sekadar simbolisme kosong.

Salah satu tema utama Pram adalah “mentalitas terjajah”—bagaimana bangsa yang merdeka tetap terbelenggu oleh pola pikir kolonial. Dalam “Anak Semua Bangsa”, ia menggambarkan tokoh-tokoh pribumi yang masih mengagungkan budaya Barat dan merendahkan identitas sendiri.

Fenomena ini masih terlihat di Indonesia saat ini, misalnya elite politik dan ekonomi yang lebih bangga menggunakan produk luar negeri daripada mendorong kemandirian nasional, sistem pendidikan yang masih mengadopsi kurikulum Barat tanpa adaptasi kritis, dan budaya konsumerisme yang menjadikan gaya hidup impor sebagai simbol status.

Di dunia pascakolonial lainnya, seperti Afrika dan Amerika Latin, masalah serupa terjadi—negara merdeka secara politik tetapi masih bergantung pada korporasi global dan kebijakan neoliberal. Pram mengajarkan bahwa kemerdekaan sejati harus mencakup dekolonisasi pikiran.

Pram membongkar bagaimana penguasa mengontrol sejarah melalui narasi resmi. Orde Baru menghapus peran kaum kiri dari buku pelajaran, sementara hari ini, rezim di berbagai negara memanipulasi sejarah untuk legitimasi kekuasaan. Di Indonesia, misalnya, upaya glorifikasi Orde Baru oleh sebagian elite politik mencerminkan betapa sejarah masih menjadi medan pertarungan.

Sastra Menjadi “Counter-Narrative”

Di tingkat global, kita melihat perang narasi serupa. Rusia mengubah sejarah Perang Dunia II untuk membenarkan invasi ke Ukraina. China menulis ulang sejarah Hong Kong dan Tibet untuk memperkuat nasionalisme Partai Komunis. AS dan Eropa mempertahankan narasi heroik kolonialisme dalam museum dan kurikulum.

Pram menunjukkan bahwa sastra bisa menjadi “counter-narrative”—seperti Tetralogi Buru yang mengabadikan kisah yang sengaja dihapus penguasa. Di era digital, peran ini bisa diambil oleh media independen, dokumenter, atau sastra alternatif.

Pengalaman Pram sebagai tahanan politik di Pulau Buru mengajarkan tentang ketahanan manusia dalam kondisi dehumanisasi. Catatannya dalam “Nyanyi Sunyi Seorang Bisu” menunjukkan bahwa meskipun tubuh dirantai, pikiran tetap bisa merdeka. Hal ini relevan dengan situasi para aktivis dan pembela HAM hari ini yang dipenjara karena bersuara, seperti di Myanmar, Filipina, atau bahkan Indonesia (kasus penahanan aktivis Papua).

Di tengah meningkatnya pengawasan digital (digital surveillance), Pram menginspirasi kita bahwa perlawanan bisa dilakukan dengan berbagai cara—seni, sastra, atau bahkan diam yang bermakna.

Jika Pram hidup hari ini, ia mungkin akan menulis tentang oligarki digital yaitu bagaimana kekuasaan ekonomi-politik mengontrol media sosial dan algoritma, nasionalisme algoritmik yaitu propaganda nasionalis yang disebarkan melalui platform digital atau dehumanisasi teknologi yaitu ketika kebijakan negara (seperti social credit system di China) mengontrol kehidupan warga.

Karya-karyanya juga menginspirasi gerakan literasi kritis di era banjir informasi. Seperti kata Pram: “Sastra ada untuk mengingatkan kita bahwa manusia harus tetap manusia—bahkan ketika dunia gila.”

Meminjam artikel kami berjudul “Pram: Yang Disayang atawa yang Terbuang (Nasionalisme, Kolonialisme, dan Pascakolonialisme Napi Pulau Buru)” (Suyadi, Lela Erwany, Asnidar, Rosliani) dalam program Menulis Bersama 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer ditaja Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat, Pramoedya Ananta Toer bukan hanya sastrawan, melainkan pemikir yang warisannya tetap hidup dalam perjuangan melawan ketidakadilan.

Kritiknya terhadap kolonialisme, nasionalisme sempit, dan otoritarianisme masih relevan di Indonesia dan dunia saat ini. Di tengah ancaman demokrasi, ketimpangan, dan dehumanisasi, Pram mengajarkan bahwa sastra dan narasi tandingan adalah senjata terakhir untuk mempertahankan kemanusiaan.

Sebagai penutup, pertanyaan Pram masih menggema: “Jika kau tak mau dibungkam, apa yang akan kau perbuat?” Di era di mana kebenaran sering dikubur oleh kekuasaan, menjawab pertanyaan itu adalah tugas kita semua.

• Suyadi San

 

Dosen FAI UMSU Laksanakan Pengabdian Masyarakat di MAM 13 Sei Rampah Sergai

0

mimbarumum.co.id – Dalam menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi, sebagai dosen harus menjalankan kewajibannya yaitu melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk itu, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) juga melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 13 Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) pada Selasa tanggal 6 Mei 2025.

Dalam keterangan diterima Jumat (9/5/2025), pengabdian masyarakat dengan judul Penguatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan bagi Guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 13 Sei Rampah berjalan dengan lancar. Pemateri dalam kegiatan pengabdian masyarakat disampaikan oleh Ustadz Mahmud Yunus Daulay, MA dan Faisal Amri Al-Azhari, S.Th.I, M.Ag.

Pengabdian masyarakat dibuka secara resmi oleh pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Serdang Bedagai H. Syrafruddin Effendi Panjaitan, S.Pd serta dihadiri oleh pimpinan cabang Muhammadiyah Kecamatan Sei Rampah. Sedangkan kegiatan materi diisi pertama oleh Mahmud Yunus Daulay, MA tentang sejarah berdirinya Muhammadiyah.

Mahmud Yunus menyampaikan bahwa Muhammadiyah berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan pada tanggal 18 November 1912 di Kauman, Kota Yogyakarta. Dijelaskan bahwa pendirian Muhammadiyah diawali oleh keberadaan Sekolah Rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikan KH. Ahmad Dahlan pada awal tahun 1912.

“Madrasah tersebut ketika itu mengadakan proses belajar-mengajar pertama kali dengan memanfaatkan ruangan berupa kamar tamu di rumah KH. Ahmad Dahlan yang memiliki panjang 6 meter dan lebar 2.5 meter, berisi tiga meja dan tiga kursi panjang serta satu papan tulis. Pada saat itu ada sembilan santri yang menjadi murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah,” paparnya.

Materi kedua disampaikan oleh Faisal Amri Al-Azhari, S.Th.I., M.Ag dengan paham agama tentang Muhammadiyah. Beliau menyampaikan tentang Manhaj Muhammadiyah. Prof. Yunahar Ilyas1 menjelaskan bahwa Muhammadiyah dalam memahami Islam berdasarkan pada Alquran dan as-Sunnah.

Yakni tidak terikat aliran teologis, madzhab fikih, dan tarekat sufiyah apapun. Walaupun secara de-facto Ahlussunnah. Khusus di bidang akidah, dalam memahaminya dari Alquran dan as-Sunnah, Muhammadiyah menganut metode dan paham Salafiyah.

Hal itu telah dinyatakan dalam Himpunan Putusan Tarjih. Muhammadiyah dalam hal Akidah merujuk kepada kalangan umat terdahulu yang selamat (alfirqat al-nājiyah min al-salaf). Muhammadiyah menunjukkan karakter yang moderat sehingga dimasukkan dalam katagori Salafiyah Wāsithiyah, yaitu Salafiyah yang cenderung di tengah-tengah dan moderat dan jauh berbeda dari Salafiyah Muhammad ibn Abd al-Wahhāb dan Rasyid Ridla.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah 13 Sei Rampah, Muhammad Arsyad Al-Fuadi Lubis, S.Pd saat menutup kegiatan pengabdian tersebut menyampaikan semoga kegiatan pengabdian masyarakat kepada guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 13 Sei Rampah berjalan dengan rutinitas agar guru-guru bisa lebih memahami dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari tentang pentingnya organisasi Muhammadiyah.

Reporter : Djamaluddin

Legislator PKS Desak Pemerintah Tuntaskan Masalah Sosial dan Tawuran di Belawan

0

mimbarumum.co.id – Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, H. Salman Alfarisi, Lc., MA., menyoroti serius persoalan sosial yang kerap memicu konflik dan kekerasan di wilayah Belawan, Medan.

Ia menegaskan bahwa penyelesaian berbagai masalah sosial, khususnya tawuran antar warga dan kenakalan remaja, merupakan kewajiban pemerintah dan aparat keamanan.

Dalam pernyataannya saat dihubungi wartawan di Medan, Jumat, Salman menyebut bahwa berbagai insiden tawuran dan kekerasan tidak terjadi begitu saja, melainkan dipicu oleh berbagai akar persoalan yang belum tersentuh secara tuntas. Oleh karena itu, ia menuntut pendekatan yang lebih menyeluruh dan terencana dari semua pihak.

“Penyelesaian masalah sosial dan tawuran tidak bisa dianggap sebagai kejadian mendadak. Selalu ada penyebabnya. Pemerintah provinsi, Polda Sumut, dan Polres sejauh ini telah melakukan upaya, namun kita perlu langkah yang lebih terkoordinasi dan preventif agar kejadian serupa bisa dicegah,” ujarnya di Medan.

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, jika sudah terjadi aksi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa seperti penembakan atau bahkan kematian, maka itu menjadi evaluasi besar bagi semua pihak. Ia menekankan perlunya upaya antisipasi dan kolaborasi lintas sektor, bukan hanya reaksi sesaat ketika peristiwa sudah terjadi.

“Kita apresiasi langkah polisi dalam menangani berbagai kasus sosial ini, tapi harus diingat bahwa masalah ini bukan semata-mata urusan aparat penegak hukum. Semua stakeholder yang terkait, mulai dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, hingga tokoh masyarakat, harus duduk bersama dan ikut ambil bagian,” tegasnya.

Salman menilai akar permasalahan seperti kesenjangan sosial, pengangguran, dan kurangnya ruang kegiatan positif bagi remaja menjadi penyebab utama munculnya aksi tawuran, begal, bahkan penyalahgunaan narkoba.

“Bisa jadi karena kesenjangan sosial yang tinggi, masyarakat tertekan secara ekonomi, lalu muncul ledakan konflik. Pemerintah harus memberikan perhatian besar terhadap ini. Jangan sampai kita hanya bersikap reaktif,” katanya.

Ia juga menyinggung perlunya kebijakan yang mengarah pada pencegahan dini. Bila perlu, dilakukan tes narkoba secara berkala terhadap aparat pemerintahan maupun penegak hukum, sebagai bentuk komitmen bersama dalam memerangi narkoba dan kriminalitas.

“Kalau memang ada indikasi keterlibatan narkoba, mari kita rumuskan program terukur. Bisa dimulai dengan tes narkoba kepada aparat, sebagaimana kita dulu bekerja sama untuk mengendalikan peredaran kopi ilegal. Ini harus dilakukan lintas instansi,” ucapnya.

Menurut data yang ia kutip, Sumatera Utara termasuk salah satu daerah dengan jumlah pengguna narkoba tertinggi di Indonesia. Hal ini tentu menjadi sinyal bahaya yang membutuhkan strategi komprehensif dalam penanggulangannya.

“Masalah tawuran, begal, dan narkoba ini jauh lebih berbahaya ketimbang persoalan seperti kopi ilegal. Maka, harus ada pembicaraan lintas lembaga yang lebih serius dan berkelanjutan,” tambahnya.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa penyelesaian persoalan sosial harus dilakukan secara sistematis, terukur, dan berkelanjutan—bukan hanya penanganan kasus demi kasus secara sporadis.“Kita ingin solusi terbaik, bukan sekadar penanganan yang tambal sulam. Pemerintah wajib hadir dan bertanggung jawab penuh dalam menyelesaikan masalah ini,” pungkasnya.

Reporter: Djamaluddin

Polda Sumut Ungkap 2.000 Liquid Vape Mengandung Obat Keras di Labura

mimbarumum.co.id – Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 30 kilogram dan 2.000 kemasan vape liquid mengandung zat berbahaya di perairan Labuhanbatu Utara (Labura).

Pengungkapan ini merupakan yang pertama kali untuk temuan vape mengandung metomide dan etomidate di wilayah Sumut.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, menyampaikan bahwa pengungkapan ini terbilang menarik karena merupakan bagian dari jaringan internasional.

“Beberapa waktu lalu kami berhasil menggagalkan upaya penyelundupan yang dilakukan melalui jalur laut, dari perairan internasional menuju Sumut,” ujar Calvijn, Kamis (8/5/2025).

Selain sabu, polisi turut mengamankan 20 bal berisi liquid vape berbahaya. Masing-masing bal berisi 100 pod berisi 1 ml cairan yang mengandung metomide dan etomidate—zat golongan obat keras yang biasa digunakan sebagai anestesi.

“Ini sangat membahayakan karena dapat menyebabkan halusinasi dan euforia. Jenis ini sebelumnya hanya ditemukan di Jakarta, namun kini telah beredar di Sumut,” katanya.

Pengungkapan kasus ini dilakukan pada Sabtu (26/4/2025) di kawasan perairan Tanjung Balai Bagan Asahan hingga Labuhanbatu Utara, Tanjung Api.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menjelaskan pengungkapan berawal dari informasi masyarakat terkait adanya aktivitas transaksi mencurigakan di perairan tersebut.

“Unit IV Subdit I Ditresnarkoba Polda Sumut segera melakukan penyisiran. Setelah sekitar empat jam, sekitar pukul 05.00 WIB, tim melihat kapal mencurigakan dan langsung melakukan pengejaran,” kata Ferry.

Kapal berhasil dihentikan dan tiga orang pria dewasa di dalamnya langsung diamankan. Saat dilakukan penggeledahan, ditemukan tiga bungkus plastik besar berisi 30 bungkus sabu serta 20 bungkus berisi ribuan liquid vape di dalam viber biru.

Dalam interogasi awal, para pelaku mengaku menerima barang haram tersebut dari dua orang tak dikenal di perairan Bagan Asahan, tepatnya di titik ‘lampu putih’.

Mereka diperintahkan untuk mengantarkannya ke Labuhanbatu Utara dan dijanjikan upah sebesar Rp30 juta oleh seseorang berinisial G. Kini ketiga tersangka telah diamankan, dan polisi masih memburu pihak lain yang terlibat dalam jaringan penyelundupan ini.

Reporter: Jafar Sidik

UDI dan IMO Sepakati Kerjasama Pemberitaan

mimbarumum.co.id – Universitas Deztron Indonesia (UDI) sepakat bekerjasama dalam bidang pemberitaan dengan DPW Ikatan Media Online (IMO-Indonesia) Sumatera Utara. Kesepakatan itu tertuang dalam Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding) yang ditandatangani Rektor UDI Prof. Adjust Dr. Marniati, SE, MKes dan Ketua DPW IMO-Indonesia Sumut H. A. Nuar Erde di Kampus UDI Jalan Perintis Kemerdekaan No. 9 Medan.

Usai penandatangan Wakil Rektor UDI Dr. H. Yohny Anwar., S.H., MH mengatakan kesepakatan itu merupakan bentuk komitmen kedua belah pihak dalam mendorong kolaborasi dunia pendidikan dan dunia jurnalistik. Melalui kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat untuk mengembangkan program-program yang mendukung peningkatan literasi media, pelatihan jurnalistik digital, serta pemanfaatan jaringan media online sebagai sarana publikasi dan promosi kegiatan kampus.

“Kami menyambut baik kerjasama ini. UDI harus terus beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi. Kerjasama dengan IMO adalah langkah kongret dalam menyikapi perkembangan informasi global,” ujar Yohny Anwar lagi.

Sementara itu, Ketua DPW IMO-Indonesia Sumut H. A. Nuar Erde mengatakan pihaknya selalu membuka diri untuk kerjasama saling menguntungkan dengan dunia kampus. UDI adalah kampus pendidikan tinggi yang fokus pada perkembangan teknologi digital yang memang sangat diperlukan dalam globalisasi dunia saat ini.

“Kami tahu, UDI adalah satu-satunya perguruan tinggi yang berbasis digital. Program-program stud di UDI semuanya berbasis digital sehingga lulusannya mampu menyikapi perkembangan dunia yang serba digital. Kami siap mendukung UDI dalam menyiapkan generasi muda yang paham akan dunia jurnalistik dan komunikasi digital,” ujarnya.

Menurut Nuar, kerjasama ini tidak hanya memberikan ruang kolaborasi, tapi juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari praktik media digital di lapangan.

Acara penandatanganan ini disaksikan Wakil Ketua DPW IMO Indonesia Sumut Drs. Harun Al Rasyid dan Bidang Humas UDI Abdul Kholiq, S.Kom dan Yogi Prayana.

Reporter: R/ Jalaluddin

Lulus 100 Persen, Peserta Didik SMAN 21 Medan Terima SKL 

mimbarumum.co.id – Hasil rapat pleno dewan guru dan tata usaha di SMA Negeri 21 Medan mengumumkan sebanya 297 peserta didik kelas XII terdiri dari IPA 166 orang dan IPS 131 orang dinyatakan lulus seratus persen. 

Plt Kepala SMAN 21 Medan Dewi Susanty S saat ditemui media di sekolahnya Jalan Selambo Medan, Kamis (8/5/2025) menjelaskan, pembagian Surat Keterangan Lulus (SKL) bagi siswa-siswi kelas XII dilaksanakan selama dua hari berjalan tertib dan lancar. 

“Kita bersyukur tahun ini semua siswa-siswi dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan menuntaskan proses belajar dengan baik dan sempurna. Untuk itu, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua peserta didik yang tekun dan gigih belajar selama di sekolah ini,” terang Dewi. 

Kasek merasa bangga kepada anak didik berkat kelulusan ini adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, dan semangat belajar mereka selama tiga tahun di SMAN 21 ini. 

“Kepada seluruh civitas guru dan staf tata usaha mengucapkan selamat atas pencapaian ini. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan dan doa orang tua serta bimbingan para guru,” tambahnya. 

Untuk itu Dewi mengingatkan bahwa kelulusan ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari langkah baru menuju masa depan yang lebih cerah. 

“Teruslah belajar, kembangkan potensi diri, dan jadilah pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat. Jaga nama baik diri, keluarga, dan almamater kita tercinta,” pintanya. 

Dia juga mengingatkan agar peserta didik tidak merayakan kelulusan dengan cara yang berlebihan atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Rayakanlah dengan cara yang positif dan penuh rasa syukur.

Dewi mewakili seluruh dewan guru dan staf sekolah mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada SMAN 21 Medan dalam mendidik putra-putri di sekolah ini. “Mohon maaf atas segala kekurangan selama proses pembelajaran,” tambahnya. 

Reporter : M Nasir

Menteri ATR-BPN Serahkan Sertifikat Tanah Sena ke Rektor UIN Sumatera Utara

mimbarumum.co.id – UIN Sumatera Utara Medan (UINSU) resmi menerima penyerahan sertifikat tanah seluas 97,138 hektar (971.380 M2) di Desa Sena, Kab. Deli Serdang diserahkan langsung oleh Menteri ATR/BPN, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si. Rabu (7/5/2025) di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan P. Diponegoro No. 30 Medan.

Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Sumatera Utara, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Utara, Kepala Kantor BPN Deli Serdang, serta para walikota dan bupati dari berbagai kabupaten/kota di wilayah Sumut.

Sertifikat tanah yang diterima UINSU ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat legalitas aset tanah kampus dan menjadi bagian dari langkah strategis dalam pengembangan kelembagaan pendidikan tinggi berbasis keagamaan di Indonesia.

Penyerahan ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat dalam mendorong tata kelola aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan berdaya guna.

Prof. Dr. Nurhayati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri ATR/BPN dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses sertifikasi lahan tersebut. Ia menegaskan bahwa sertifikat ini akan digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan pengembangan kampus dan peningkatan layanan pendidikan bagi masyarakat.

“Alhamdulillah, penyerahan sertifikat ini adalah langkah besar bagi UINSU. Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri ATR/BPN Bapak Nusron Wahid, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Kepala Kanwil BPN Sumut, serta Kepala Kantor BPN Deli Serdang dan juga seluruh pihak terkait lainnya atas dukungan dan perhatian yang diberikan. Ini membuka jalan bagi penguatan infrastruktur kampus demi mencetak generasi bangsa yang unggul secara akademik dan spiritual,” ujar Rektor Nurhayati.

Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Utara menyoroti pentingnya legalitas aset dan penertiban tanah di seluruh wilayah provinsi. Ia mengapresiasi langkah Kementerian ATR/BPN yang dinilai telah berpihak pada kepentingan rakyat dan institusi pendidikan seperti UINSU.

Gubernur juga mengangkat isu keadilan dalam pengelolaan tanah bekas HGU serta perlunya percepatan sertifikasi aset pemerintah daerah di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Utara.

Ia berharap sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dapat terus diperkuat demi kepastian hukum, efisiensi anggaran, dan pelayanan publik yang lebih baik.

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menegaskan bahwa penataan aset negara termasuk tanah-tanah pendidikan merupakan prioritas nasional. Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah yang semakin solid dalam memastikan kepastian hukum atas aset publik.

Acara ini menjadi momen penting tidak hanya bagi UINSU, tetapi juga bagi sejumlah instansi dan pemerintah daerah lainnya yang turut menerima sertifikat tanah dalam rangkaian kegiatan tersebut. Penyerahan ini menjadi bukti konkret bahwa negara hadir dalam menjamin hak dan kelangsungan aset untuk pelayanan publik.

Reporter : M Nasir

Kapolrestabes Medan Musnahkan Sabu 12 Kg dan Inex 18.865 Butir Dengan Cara Dibakar

mimbarumum.co.id – Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan kembali memimpin pemusnahan narkotika jenis sabu dan pil ekstasi atau inex di Mapolrestabes Jalan HM Said Medan, Kamis (6/5/2025).

Cukup besar yang dimusnahkan barang bukti narkoba asal Malaysia dari barang bukti yang dimusnahkan, sebanyak 12 kilogram dan 19.030 butir pil ekstasi itu akan dilakukan penyisihan untuk keperluan labfor sebanyak 113 gram sabu dan 165 butir pil ekstasi. Dan total keseluruhan tersangka yang berhasil diamankan berjumlah dua orang. Masing – masing berinsial MN (32) warga Pidie Jaya dan TC (37) warga Jalan Kolonel Yos Sudarso, komplek Citra Graha No B2, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli.

“Jadi total barang bukti yang dimusnahkan sebanyak 11.887 gram dan 18.865 butir. Tidak ada barang bukti yang disisipkan untuk keperluan pengungkapan kasus selanjutnya,” ucap Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan didampingi Waka Polrestsbes AKBP Rudi Silaen dan Kasat Narkoba Thommy Aruan kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).

Kata Kombes Gidion, para tersangka melanggar Pasal 114 Ayat (2) Subs 112 Ayat (2) Undang – undang RI No 36 Tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman minimal 20 tahun penjara dan maksimal seumur hidup dan hukuman mati.

Dijelaskannya, penangkapan dan pengungkapan itu kepada pelaku MN, pada hari Selasa tanggal 11 Maret sekitar pukul 12.30 WIB di Jalan Bunga Asoka, Komplek Green Asoka Risidence Blok A, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang. Selanjutnya, penangkapan kepada TC pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2025 sekitar pukul 11.00 WIB di Jalan Pendidikan, Desa Deli Tua Barat, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.

Sebelumnya, berdasarkan pengujian yang dilakukan anggota Labfor Forensik Polda Sumut, ternyata sabu tersebut merupakan jenis terbaik. Demikian pula ekstasi yang diuji ternyata kualitas terbaik dan merupakan jenis baru.

Selanjutnya, si putih dan inex yang dimusnahkan dengan memasukkan ke panci berisi air mendidih.

Demikian pula sabu dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mobil Incenerator yang telah disediakan.

Kombes Gidion di hadapan anggota meminta terus melakukan penangkapan bandar narkoba di Medan dan di tempat lain.

Reporter: Rasyid Hasibuan/R

Disinyalir Sediakan Prostitusi, Ketua Gapai dan GNPF Ulama Sumut Minta Wali Kota Medan Tindak Tegas The Vampire Spa

mimbarumum.co.id – Vampire Spa yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Komplek Tomang Elok, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, disinyalir menyediakan praktik prostitusi dan minuman beralkohol.

Ketua Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (Gapai) Sumut Rahmad Gustin merujuk pada visi Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, yakni terwujudnya masyarakat Kota Medan yang berkah, maju dan kondusif, adalah cita-cita mulia yang harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat Kota Medan tidak terkecuali para pebisnis atau pelaku usaha yang harus mengedepankan orientasi terhormat ini daripada hanya sekedar mengambil keuntungan semata.

“Tujuan cari profit dengan menyisakan penyakit moral dan mental harus ditertibkan dengan tegas dan terukur,” ucap Rahmad.

Ia berharap hal ini dapat diperhatikan serius oleh Pemerintah Kota Medan.

“Semoga ini sampai kepada Wali Kota sehingga mendapat perhatian serius,” pungkas Rahmad kepada wartawan, Rabu (8/52025).

Terpisah, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumut, H Aidan Nazwir Panggabean, turut menyoroti keras dugaan praktik prostitusi di The Vampire Spa.

“Kita mengecam keras setiap bentuk praktik-praktik kemaksiatan, apalagi jelas melanggar hukum yang berlaku di negeri ini,” tegasnya.

Aidan pun berharap aparat terkait dapat menindak dugaan praktik prostitusi tersebut.

“Dan kepada aparat terkait kita minta untuk segera menindak sesuai dengan tupoksinya,” tandas Aidan kepada wartawan.

Sementara itu, Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat SIK dikonfirmasi awak media ini pada Kamis (8/5/2025) terkait diduga adanya praktik prostitusi di The Vampire Spa yang merupakan wilayah hukum Polsek Sunggal, mengatakan akan berkoordinasi kepada instansi terkait untuk dilakukan penindakan terhadap terhadap penyakit masyarakt (pekat) tersebut.

“Kita akan koordinasi kepada instansi terkait, adanya informasi pekat akan kita tindaklanjuti,” tegas Kompol Bambang.

Reporter: Rasyid Hasibuan