Indahnya Pergaulan ala Medan

0
235

Awak piker-piker kampong awak niee sebetolnya contoh yang mantap laaa buat negeri ini. Bayangkan klen laaa, di sini etnis dan agama lengkap, dan terbukti aman damai sejak puluhan taon lalu.

Di sini tak ada kata mayoritas atau minoritas, yang ada kami anak Medan. Dari dulu, sebelum iklim politik berhasil memporak porandakan pola piker sebagian kami, kami tetap aja nyaa kompak.

Memang ada yabg haya hidopnya awak tengok begeser siket tanpa disadarinya, bahkan sempat materi menjadi pengukur loyalitas.

Yang tadinya Raul alias Raja Ulok bermetamorfosis menjadi Raol alias Raja Olah. Setiap kesempatan dijadikan ajang olahan

Apalagi pakai media sosial, sekarang bisa nyamar menjadi siapa saja dan punya seribu nama sekali pon bisa. Hehehe kalok gak salah awak buzzer nanya ya?

Awak tengok Raol-raol macam tu bahaya kali laaa. Cemana pon kompaknya, sampai juga nya orang macamtu ke kampong kami ni. Cemana pon tetap ada aja orang yang masih punya egosentris sempet, apa lageee blom lama datang ke sini.

Awak jadi ingat sejarah zaman penjajahan Belanda (maaf yaa, buat kawan awak yang Belanda, sejarah tetap tak bisa kita tinggalkan begitu saja), egosentris sempit itu menjadi senjata ampuh meruntuhkan persatuan, bahkan negara.

Apalagi bagi negara kesatuan yang multi etnis, kultur dan kepercayaan macam kita nie. Para Raol cukup gesek sendi yang satu, maka sendi lain pon ikot goyang.

Untungnya, bagi masyarakat yang mau pake otaknya, bukan yang baperan, kerjaan Raol nie gampang diketahui. Umumnya tak banyak jaringan pertemanannya.

Kalok pon banyak teman, biasanya ngotot dan statemen atau postingannya bernuansa adu domba, biacara tentang hal yang bukan bidang atau relevansi etnis, budaya atau agamanya.

Untungnya anak Medan itu egaliter dan gak gampang terpancing dan #LebihManusiawi. Kami biasanya check dan recheck sama sesama teman. Makanya beberpaka kali kejadian politik, kami di sini tak sepanas tempat laen.

Se mentiko-mentikonya, anak Medan gadak yang paok, apalagi dilaga cuma untuk menjagokan orang jadi pemimpinnya, karena di sini kampongnya para ketua yang tak bisa dibayar dengan ketenaran orang tua dan juga harta.

Kami di sini asik-asik aja coy, jangan klen coba laga-laga kami macam ikan laga yang sering dicari kawan awak dekat rumahnya di Tembong sana. Kami anak Medan yang indah pergaulannya. Cocok klen rasa?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini