Beranda blog Halaman 2596

Berastagi Hujan Lumpur

0

Tanah Karo,(Mimbar)- Erupsi gunung api Sinabung yang terjadi pada Rabu (24/8) malam sekira pukul 00.00 WIB sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat Kota Berastagi, Kabupaten Karo. Tiupan angin kencang dan hujan yang turun menjadikan kota wisata itu seakan dilanda hujan lumpur.

“Pascaerupsi Kota Berastagi diguyur hujan abu tebal. Pada malam hari itu turun hujan deras namun hujan tersebut airnya kotor menyerupai lumpur,. Seperti lumpur yang turun dari langit,” kata Surbakti, baru-baru ini.

Surbakti mengaku sempat merasakan goncangan gempa selama hampir satu menit, namum karena cuaca ketika itu diliputi kabut tebal maka dirinya tidak bisa melihat langsung ke arah Gunung Sinabung untuk melihat peristiwa erupsi yang terjadi.

”Aku sangat terkejut. Tadi saat ingin mengantar anak ke sekolah, kok jalan dan trotoarnya serta bunga-bunga dipenuhi oleh lumpur, sepertinya pada malam hari terjadi hujan lumpur”, ucap Nd.Purba, warga lainnya. Ia mengaku tidak menyadari pada malam hari itu telah terjadi erupsi Sinabung yang menghasilkan debu bercampur dengan air hujan yang turun pada saat itu.

Pantauan Mimbar, hampir seluruh badan dan trotoar jalan di sepanjang Kota Berastagi tertutupi lumpur. Kondisi sama juga ketika Mimbar mengamati sejumlah tanaman, baik tanaman keras maupun bunga-bungaan di kawasan itu juga tak urung ditempeli debu bercampur air. Akibatnya, kota buah yang biasanya terlihat bersih itu menjadi terkesan jorok.

Lumpur yang menutupi badan jalan itu juga berakibat pada licinnya permukaan jalan sehingga para pengguna jalan, khususnya pengendara kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati agat tidak terpeleset jatuh.

Skertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan menyebutkan pada Selasa malam itu telah terjadi setidaknya dua kali erupsi Gunung Sinabung.

“Erupsi itu terjadi pada pukul 20.11 WIB dan 20.35 WIB, dengan amplitude 120 mm dan lama gempa mencapai 245 detik. Selain itu, angin yang mengarah ke kota Brastagi menyebabkan debu vulkanik sampai ke kota tersebut. Abu yang bercampur hujan menyebabkan kota tersebut mengalami hujan lumpur,” ucapnya.

Sementara itu perihal status gunung Sinabung pada Rabu (24/8) pukul 00:00-06:00 WIB, sesuai data yang dikeluarkan media center menyebutkan cuaca sekitar mengalami mendung dan tiupan angin perlahan menuju ke arah Timur-Tenggara.

Suhu udara yang tercatat pada posisi 16-17°C. sementara posisi gunung api Sinabung tertutup kabut. Dan selama sepanjang hari itu telah terjadi 10 kali semburan awan panas guguran dengan jarak dan arah luncur tidak teramati karena tertutup kabut. Sedangkan guguran lava pijar diperkirakan sejauh 500 meter ke arah selatan tenggara dan 1000 meter ke arah tenggara-timur. (B-44)

Pemko Sibolga Dituding Plagiat

0

Medan, (Mimbar) – Pakar kesenian, Radjoki Nainggolan, warga Jalan Sei Bamban Medan menuding Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga telah melakukan kegiatan menjiplak (plagiat) karyanya.

Rumah Adat Etnis Pesisir dan ornament Saluk Uki, menurutnya adalah hak ciptanya yang telah didaftarkan di Menkumham Dirjen HAKI pada 12 Nopember 2003 dengan No. 026644. Sementara Pemko Sibolga telah menerbitkan surat keputusan pada 18 Januari 2013 lalu bahwa karya seni itu milik pemerintah daerah.

“Perihal penciplakan hak cipta saya ini telah saya adukan selama 13 tahun, namun sampai saat ini tidak ada penyelesaian dari pihak yang berwenang khususnya Pemko Sibolga,” kata Radjoki Nainggolan, Selasa (23/8) di Medan.

Menurutnya, Walikota Sibolga HM Syarfi Hutahuruk dalam sebuah pertemuan bersama tokoh adat pesisir Fahruddin Sinaga, tokoh masyarakat Sibolga, Bagdani Siregar bersama Asisten I Pemerintahan Pemko Sibolga yang diwakili Kabag Hukum, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Camat Sibolga Selatan telah berjanji akan memberikan award dan gunti rugi kepadanya sebagai pencipta karya seni tersebut, namun belum pernah teralisasi.

Sementara itu, Walikota Sibolga HM Syarfi Hutahuruk pada penjelasan dan klarifikasi tertulis atas pengaduan Radjoki Nainggolan terhadap Hak Cipta Rumah Adat EtnisPesisir dan ornamen Saluk Uki menyebutkan tahun 2008 Pemko Sibolga melalui Bagian Hukum telah berkonsultasi ke Dirjen Hak Cipta Depertemen Hukum dan HAM di Jakarta terhadap persoalan ini yang menjelaskan bahwa Saluk Uki yang didaftarkan Radjoki Nainggolan
terdaftar di Departemen Hukum dan HAM Dirjen Hak Cipta dengan register No.0226644 tertanggal 12 Nopember 2003 dalam bentuk gambar, yaitu Tarali Mangsi, Tarali Sariding, Tarali Singkok, Tarali Sisik,Tarali Bati, Tarali Tulang, Pucuk Rioda, Sari Bulan dan Maoari Tabik dan bukansatu kesatuan berbentuk rumah adat.

Jika dikaitkan dengan keputusan Walikota No. 431.21/39/2003 yang ditetapkan pada 18 Januari 2003 tentang bentuk Rumah Adat Kota Sibolga bahwa keputusan Walikota mencakup bentuk Rumah Adat Kota Sibolga dan susunan bentuk ornamen merupakan satu kesatuan dengan bentuk Rumah Adat Kota Sibolga.

Menurut Bagian Hukum Pemko Sibolga bahwa hak cipta yang didaftarkan Radjoki Nainggolan merupakan hak cipta atas folklore dan hasil kebudayaan yang menjadi milik bersama sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 UU No. 19/2002.Berdasarkan penjelasan tersebut perlu diketahui bahwa keputusan (SK) Walikota Sibolga tentang bentuk Rumah Adat Kota Sibolga lebih dahulu diterbitkan dari penerbitan Hak Cipta Radjoki Nainggolan.(ui)

Pembunuh Oppung Lasma Tertangkap

Labuhanbatu, (Mimbar) – Pembunuh Oppung Lasma (Maruli Butar-Butar) warga Dusun Kampung Pandan B Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu akhirnya terungkap. Personil Kepolisian Resort Labuhanbatu menangkap tiga pelakunya.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie SIK, MH menyarankan wartawan untuk bersabar perihal ekspose penangkapan pelaku pembunuhan itu. “Besok saya mau ekspose sekalian sama tersangka yang di Negeri Lama” ucap perwira itu, Selasa (23/8).

Sumber yang layak dipercaya di lingkungan kepolisian itu membenarkan perihal penangkapan pelaku pembunuhan tersebut. “Iya bang, pelaku 365 (pencurian dengan kekerasan-red) yang membunuh kakek tua bermarga Butar- Butar kemarin sudah tertangkap, lebih jelas tanyak sama Torgamba 1 (Kapolres-red.) ajalah bang” ungkap sumber itu.

Informasi yang dihimpun wartawan semula telah terjadi pencurian di kediaman Maruli Butar- Butar (69), warga Dusun Kampung Pandan B Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu pada Minggu (21/8) sekira pukul 06.30 wib pagi.

Tak lazim, pencurian itu dilakoni sejumlah OTK hingga menewaskan korban yang sudah tua diduga karena kepergok saat hendak melakukan aksinya.

“Ada dugaan kepergok mereka mencuri, karena ketahuan, sekalian saja dibunuh orang itu penghuninya” duga P. Sibarani warga setempat saat melihat kondisi korban tergeletak tak bernyawa usai kejadian beberapa hari lalu. (B-64)

Bicara Halal Kurang Menarik Bagi Legislator di Kota Ini

0

Medan,(Mimbar) – Rapat paripurna tentang pengawasan serta jaminan produk halal dan higienis di Kota Medan kurang mendatapat respon dari para anggota dewan di daerah ini. Tercatat dari 50 anggota dewan, hanya 15 legislator yang hadir.

“Karena ini paripurna lanjutan, maka rapat paripurna tetap digelar,” kata Henry Jhon saat membuka rapat paripurna pendapat kepala daerah (Walikota Medan) terhadap penjelasan DPRD Kota Medan di ruang paripurna DPRD Kota Medan, Selasa (23/8).

Sikap antusias membahs hal itu justru ditunjukkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Medan. Mereka hadir memenuhi seluruh kursi. Sejumlah anggota dewan yang tak hadir belum jelas diketahui sebabnya.

Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan memberi apresiasinya terhadap produk halal dan higienis saat ini perlu mendapatkan pengawasan serta jaminan.

“Pada prinsipnya kami dapat menerima rancangan peraturan daerah (Ranperda) tersebut untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut,”kata Eldin saat membacakan pendapatnya.

Usai rapat tersebut, Walikota mengatakan untuk melakukan pengawasan produk itu, pihaknya berupaya melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan.Termasuk memperketat pengawasan pada beberapa lokasi di Kota Medan yang terindikasi butuh pengawasan terhadap makanan dan minuman yang di konsumsi masyarakat secara umum.(ui)

Hati-Hati Melintas di Jalan Ini

0

Medan, (Mimbar) – Dalam beberapa kurun waktu belakangan ini Anda pernah melintas di Jalan Mandala By Pass Medan? Jika belum pernah atau berencana melintas di kawasan itu maka harus ekstra hati-hati. Selain banyak kerikil tajam berserakan di badan jalan, jarak pandangnya juga sangat terbatas karena pekatnya debu yang berterbangan.

Amatan Mimbar, banyaknya kerikil berserakan yang suatu saat bisa membuat pengendara tergelincir dan pekatnya debu yang menyesakkan pernafasan dan membuat pedih mata itu diduga berasal dari ceceran kerikil yang diangkut truk material proyek jalur ganda kereta api.

Pantauan wartawan, Selasa (23/8), batu-batu krikil yang tajam dan pasir berserakan itu terlihat jelas mulai dari pintu keluar tol Bandar Selamat Jalan Letda Sujono, Jalan Mandala By Pass hingga persimpangan Jalan Denai. Medan.

Warga Jalan Letda Sujono, Fadli Syahputra (31) mengungkapkan jika batu krikil dan pasir yang berserakan di jalan itu berasal dari truk yang melintas pada Selasa pagi.

“Tadi pagi truk yang memuat batu kerikil melintas dari Jalan Letda Sujono. Namun sopir truk itu kurang ekstra hati-hati, sehingga batu krikil tersebut berjatuhan ke jalan. Rumah saya juga dipenuhi debu yang cukup tebal,” katanya.

Rahmad Harahap (24) warga Jalan Mandala By Pass juga membenarkan jika batu krikil dan pasir itu berasal dari truk yang melintas di lokasi. Dikatakannya, truk yang memuat bahan-bahan matrial tersebut untuk pembuatan jalur ganda (double track) kereta api (KA) yang berada di Jalan Mandala Bay Pass dan sekitarnya.

“Sejumlah truk-truk yang memuat matrial tersebut tujuannya ke proyek jalur ganda. Namun pihak PT KAI (Persero) seharusnya serius menangani batu krikil dan pasir jika dikumpulkan mencapai puluhan Kg itu berserakan di sepanjang jalan,” harapnya.

Tak lama berselang, sejumlah wartawan yang mewawancarai warga mendapat informasi bahwa sebelumnya ada seorang wartawan harian media cetak, Zafandi (31) warga Pasar 7 Tembung, Percut Sei Tuan yang tergelincir ketika melintas di kawasan itu saat hendak melaksanakan tugas.

“Iya bang, tadi saya buru-buru untuk meliput lanjutan berita. Saat melintas di Jalan Letda Sujono, pandangan saya terhalang debu tebal. Tiba-tiba ban sepedamotor saya melindas batu krikil dan langsung terjatuh,” katanya.

Beruntung waratwan itu berikut sepedamotornya terjatuh di jalur sebelah kiri sehingga tidak terlindas kendaraan lainnya.

“Cuma luka lecet di kedua sikut tangan saya. Kap sepedamotor saya retak. Saya terpaksa pulang ke rumah,” ucapnya.

Kerikil dan debu-debu yang cukup tebal itu tidak hanya menyulitkan pengendara tetapi juga dirasakan sangat mengganggu warga yang bertempat tinggal di kawasan tersebut. Banyak warga yang bermukim atau berjualan di sepanjang jalan itu mengeluhkan hal itu, sebab debu-debut tersebut melekat ke rumah atau barang dagangan.

Sofyan, warga Jalan Mandala By Pass mengatakan, tebalnya debu itu disebabkan oleh lalu lalangnya truk bermuatan cor-coran semen untuk pembangunan rel kereta api ganda.”Dimana-mana semennya berserakan, sehingga jika semen itu kering dan dilindas kenderaan debunya berterbangan,” katanya.

Dia mengharapkan, pemerintah setempat agar menyiram dengan menggunakan truk air sehingga debunya tidak ada. “Kami harapkan ada truk penyiram debu,” ujarnya. (An/Asw)

Sempat Berdebat dengan Penyidik POM AU

Medan, (Mimbar) – Tim Advokasi Pers Sumatera Utara, Senin (22/8) sore mendatangi Markas POM TNI AU Lanud Soewondo, Medan untuk membuat laporan atas tindak kekerasan yang dialami dua wartawan pada 15 Agustus lalu. Sebelumnya laporannya diterima, mereka sempat berdebat dengan penyidik.

“Kita disini mau buat laporan, tapi kenapa harus diperlama, kalau memang tidak mau menerima laporan kita biar kita balik,” ucap Armada Sihite, Kuasa Hukum atas nama Prayugo, wartawan Menaranews dan Fajar Siddiq wartawan Medanbagus.com ketika berada di ruang penyidik.

Kuasa hukum itu mengaku sempat berdebat karena kecewa dengan sikap seorang penyidik dari POM TNI AU atas nama Jujur Sihombing yang menyuruh korban mengumpulkan bukti-bukti atas laporan tersebut.

Armada juga menjelaskan bahwa pada Kamis (18/8) lalu pihaknya sudah membuat laporan atas nama Array (Tribun Medan). Dimana laporan yang dibuat tentang tindak pidana penganiayaan. Dalam waktu yang bersamaan tim advokasi juga membuat laporan atas nama Prayugo (Menaranews) dan Tedy (Sumut Pos) dimana laporan itu atas tindak penghalangan dalam liputan.

“Kamis itu cuma diterima dua laporan atas nama Array dan Tedy. Hari ini kita buat laporan atas nama Yugo dan Fajar dan tadi sempat dipersulit oleh POM AU Lanud Soewondo,” jelasnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid bersama Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE ikut memantau proses pemeriksaan wartawan korban aksi kekerasan oknum TNI AU di POM TNI AU Lanud Medan, Senin (22/8) sore.

Pemeriksaan saksi korban juga didampingi Tim Advokasi Pers Sumut dibawah kordinator Wilfried Sinaga SH (wakil Ketua PWI Sumut). Tim advokasi terdiri atas elemen- elemen kewartawanan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Forum Jurnalis Perempuan
Indonesia (FJPI), Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes), Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI), LBH dan Kontras.

“Mudahan-mudahan laporan ini cepat ditindak lanjuti dan dalam waktu dekat bisa diputuskan, karena bukti-bukti kita kan sudah lengkap seperti hasil visum dan saksi-saksi jangan lagi diperlama,” ucap Mutia Hafid yang berjanji akan membawa kasus penganiayaan dan menghalang-halangi wrartawan meliput itu ke Komisi I DPR RI saat meninjau langsung di POM AU Lanud Soewondo.

Muetya menambahkan bahwa video-video kejadian di Sari Rejo yang beredar di media sosial sangat mencoreng oknum TNI AU. “Seharusnya aparat itu janganlah sampai mengedepankan kekerasan dan melegalkan kekerasan dan itu sangat kita sayangkan,” tambah legislator senayan itu.

Secara terpisah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kekerasan Dewan Pers Jakarta dipimpin Kamsul Hasan (PWI Pusat) didampingi Saur Simanjuntak (IJTI), Hendra Makmur (AJI) serta sekretariat dewan pers melakukan pertemuan dengan Tim Advokasi di kantor Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Senin (22/8) malam.

Dalam pertemuan itu tim memaparkan kronologis terjadinya peristiwa sampai aksi penganiayaan dan penghalangan terhadap tugas kewartawanan di lapangan. Selainitu dalam kesempatan itu Satgas Dewan Pers juga dipertemukan dengan korban di antaranya Array Argus dan Fajar yang memaparkan peristiwa menimpa dirinya.

Kordintor Satgas Dewan Pers Kamsul Hasan mengapresiasi tim advokasi Sumut karena menyatukan langkah dari berbagai lintas organisasi pers dan perusahaan pers serta LBH dan Kontras. Diharapkannya dengan adanya tim ini akan dapat diproses lebih lanjut secara transparan dan tuntas sehingga tidak ada lagi timdak kekerasan terhadap wartawan.

“Dewan Pers turun ke Medan untuk menjalankan fungsi Dewan Pers untuk menjaga kebebasan pers,” ujar Kamsul mantan Ketua PWI DKI Jaya Jakarta. (rel)

Tipikor Cermati TBS Busuk

Ajamu,(Mimbar) – Satuan tindak pidana korupsi (Tipikor) Polres Labuhanbatu segera mengumpulkan bahan keterangan (Pulbaket) terkait membludaknya tandan buah sawit (TBS) yang membusuk di pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN 4 Ajamu Kecamatan Panai Hulu kabupaten Labuhanbatu pada bulan Ramadhan lalu.

Hal ini disampaikan langsung Kepala Unit Satuan Tipikor Polres Labuhanbatu Iptu Napitupulu beberapa hari lalu kepada wartawan melalui Hpnya saat dikonfirmasi .

Kuat dugaan, hal ini merupakan kelalaian dan kesengajaan yang dilakukan pihak PKS milik perusahaan perkebunan plat merah tersebut, hingga mengakibatkan kerugian Negara hingga ratusan juta rupiah.

“Kita akan melakukan pulbaket terlebih dahulu, dan akan di lidik nantinya,” ungkap Napitupulu.

Sebelumnya, Selasa (16/8) anggota DPRD Labuhanbatu Budiono, melalui stetmen nya menyebutkan kalau persoalan ini sudah lama terendus dan tidak menutup kemungkinan hal ini memang disengaja karena selain Negara, masyarakat juga akan dirugikan.

Bagaimana tidak, akibat membludaknya TBS pulangan dari luar PKS lain yang diterima oleh pihak PTPN 4 dari berbagai supplier, mengakibatkan buah sawit segar milik masyarakat tidak lagi tertampung.

Sementara itu, kepala dinas teknis (KDT) unit PKS Ajamu yang diketahui bermarga Manurung, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya (HP) terkesan bungkam. Begitu juga dengan Humas PKS Ajamu Dedi Murad, saat dikonfirmasi pada Selasa (23/8) membantah hal tersebut.

“Setahu saya pada saat bulan ramadhan tidak ada TBS busuk di Loading Ram”, kata Dedi Murad. (BS)

Hati yang Keras

0

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya, dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah : 74)

Dalam kelanjutan kisah pembangkangan, kedegilan dari Bani Israil yang diperintahkan untuk menyembelih sapi betina (baqarah) demi menyelesaikan perkara pembunuhan seseorang. Sikap Bani Israil yang serba mencla mencle, tidak bersegera memenuhi perintah, banyak bertanya mengakibatkan mereka susah sendiri.

Mulai dari menganggap perintah Allah sebagai ejekan, kemudian bertanya apa karakteristik sapi itu, warna, keadaannya, dsb menunjukkan sikap Bani Israil yang membangkang dan menzalimi diri sendiri. Apabila mereka bersegera saja mematuhi perintah Allah tanpa bertanya ini itu, niscaya akan mudah. Wahbah az-Zuhaily dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan pada akhirnya mereka mendapatkan sapi betina itu dari seorang pemuda yang berbakti pada ibunya dan mereka membelinya dengan harga yang sangat mahal. Mereka pun menyembelihnya dan
nyaris saja tidak melaksanakan perintah itu, karena harga sapi teramat mahal. Seandainya mereka menyembelih jenis sapi apa saja sebelum mengajukan pertanyaan itu kepada Nabi Musa, niscaya hal itu sudah cukup. Tetapi, mereka keras kepala, sehingga Allah mempersulit mereka. Demikian riwayat Abu Hurairah.

Dalam Tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa Bani Israil adalah orang-orang yang keras kepala dan ingkar janji pada Allah. Padahal, mereka menyaksikan secara langsung tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang disampaikan oleh Nabi Musa ‘alaihissalam. Maka dari itu, Allah Swt menyebut mereka sebagai orang-orang yang memiliki hati sekeras batu. Jadi, mereka dianggap sebagai benda mati. Mereka tidak mempunyai kepekaan terhadap teladan yang baik. Derajat mereka turun seperti binatang, bahkan lebih rendah. Padahal batu sendiri pun
mau menuruti kehendak Allah. Hati mereka tidak mempan dengan nasehat dan peringatan.

Bukti-bukti yang telah jelas tidak dapat melunturkan kekerasan hati mereka. Sejumlah mukjizat yang Allah tampakkan melalui Nabi Musa ‘alaihissalam tidak membuat hati mereka tergugah. Sekalipun telah melihat tanda-tanda kebesaran itu, hati mereka bukannya tunduk dan sadar, tetapi justru bertambah ingkar dan zalim. Perilaku mereka hanya menimbulkan kerusakan di muka bumi. Demikian tafsir al-Maraghi.

Qalbu
Membahas tentang Qalb. Secara bahasa al-qalb berasal dari akar kata qalaba yang artinya membelokkan sesuatu ke arah lain. Al-qalb yang ada pada manusia sering berbolak-balik, terkadang senang, terkadang sedih, terkadang setuju, dan terkadang menolak. Kata ini juga dipakai untuk menunjuk kepada kemampuan khusus dalam diri manusia, seperti ruh, ilmu pengetahuan, keberanian dan lain lain.

Jika dirangkum, menurut Yusuf Ali, pengertian hati adalah inti kemanusiaan, tempat fakultas intelegensi, memori, pemahaman, juga tempat afeksi, emosi dan perasaan. Hati adalah pusat kecerdasan khususnya spiritual sehingga hati memiliki fungsi sentral dalam diri. Al-Quran menyatakan bahwa hati berpotensi untuk menjadi negatif. Hati bisa terkunci sehingga keras dan tidak berfungsi sebagaimana juga kata fu’ad dan sadr bisa terganggu dengan bisikan syetan. Ketidakberfungsian hati menyebabkan manusia kehilangan kemampuan berpikir jernih dan bersyukur.

Hati menjadi keras disebabkan pengingkaran disebabkan oleh pengingkaran secara sengaja terhadap kebenaran. Pada mulanya, hati dapat menerima kebenaran, namun karena terdorong nafsu dan kepentingan tertentu, manusia membohongi diri sendiri terhadap kebenaran hingga berbuat dosa. Tindakan ini disebut mengeraskan hati yang pada akhirnya menutupi hati. Nabi saw menggambarkan, “Seorang hamba ketika berbuat dosa, maka pada hatinya akan tertinggal setitik noda hitam, jika ada bertaubat dari dosanya maka hatinya akan dibersihkan dari noda hitam tersebut, namun apabila dia terus menambah dosanya, maka noda hitam tsb semakin bertambah demikian Allah firmankan, “Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka lakukan tersebut akan menutupi hatinya (surat al-Muthafifin :14).” (HR Timidzi).

Ibnul Qayyim dalam Fawa’id berkata, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.” Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim melakukan upaya-upaya agar hati tidak menjadi keras.

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa hati seorang hamba akan menjadi sehat apabila pemiliknya menempuh tiga tindakan: Pertama, Menjaga kekuatan hati. Kekuatan hati akan terjaga dengan iman dan wirid-wirid. Ada seseorang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri, “Aku mengadukan kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka beliau menasehatinya, “Lembutkanlah ia dengan berdzikir.” Kedua, Melindunginya dari segala gangguan/bahaya. Perkara yang membahayakan itu adalah dosa, kemaksiatan dan segala bentuk penyimpangan. Ketiga, Mengeluarkan zat-zat
perusak yang mengendap di dalam dirinya. Yaitu dengan senantiasa melakukan taubat nasuha dan istighfar untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Semoga Allah melindungi kita dari hati yang keras. Wallahua’lam.

Padangssidempuan Diterpa Selebaran “Gelap”

0

Padangsidimpuan (Mimbar)- Terkait selebaran “gelap” tentang adanya fee proyek yang tersebar di Kota Padangsidimpuan, Walikota Andar Andar Amin Harahap menyatakan sikap terkait selebaran “gelap” tersebut.

Walikota Padangsidimpuan Andar Amin Harahap menjelaskan selebaran “gelap” itu tidak benar, bohong dan mengandung fitnah.

“Tidak benar ada fee proyek terkait pengerjaan terkait selebaran itu yang ada di kota Padangsidimpuan,” ucapnya.

Pejabat itu mensinyalir ada oknum yang sengaja membuat kegaduan sehingga kekondusifan di Kota Padangsidimpuan menjadi rusak akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

“Saya nyatakan, selebaran itu bohong itu fitnah, saya juga sudah berkoordinasi dengan Pihak Kepolisian termaksud Polres Padangsidimpuan, Kodim 0212/TS, Kejari Padangsidimpuan untuk mencari otak pelaku serta oknum yang sebenarnya yang sengaja menyebarkan selebaran itu,” tegasnya.

Harapan saya, pihak Kepolisian Polres Padangsidimpuan bisa mendapatkan otak pelaku intelektual yang merusak ke kondusifan di kota Padangsidimpuan, saya nyatakan itu selebaran bohong, fitnah dan tidak mendasar, ucapnya dengan tegas.

Sementara itu Kapolres Padangsidimpuan AKBP M Helmi Lubis kepada wartawan di ruang kerjanya, Jum’at, lalu, mengatakan bahwa isi selebaran tidak ada nilai kebenarannya sama sekali. Cenderung fitnah untuk merusak kepercayaan masyarakat terhadap aparatur.

Untuk itu Kapolres mengajak seluruh lapisan masyarakat Agar tidak percaya dengan isu-isu yang menghasut, apalagi tidak mengandung kebenaran yang jelas, setiap aparatur pemerintah dilarang keras bermain proyek berbentuk apapun karena itu sudah diatur dalam UU dan mekanismenya juga sudah ada, ucapnya.

Selanjutnya Kapolres menegaskan, akan segera mengusut tuntas siapa penyebar selebaran tersebut. (011)

Huru Hara Terpa PKB Deliserdang?

0

Deli Serdang, (Mimbar) – Sebanyak 14 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan melakukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Kabupaten Deli Serdang.

Mereka menilai, selama kepemimpinan Ahmad Helmi sebagai Ketua PKB Deli Serdang banyak permasalahan yang tidak jelas serta menjadi pertanyaan besar dalam managemen kepemimpinan diinternal PKB Deli Serdang yang justru berdampak merugikan para kader PKB belakangan ini .

“Banyak diantara orang-orang yang duduk dikepengurusan tidak pernah dlbatkan dalam segala hal oleh Ahmad Helmi selaku Ketua PKB Deli Serdang. Sehingga wajah-wajah sejumlah pengurus itu sendiri tidak pernah kelhatan sepertinya sengaja dikandangkan,” kata M. Effendi yang menjabat sebagai Wakil Ketua PKB Deliserdang, Minggu (21/8) di Lubuk Pakam.

Tak hanya itu, persoalan keuangan di tubuh partai juga dirasakan tidak pernah disampaikan secara transparan.

Dikatakan Efendi, untuk menyahuti desakan dan keprihatinan DPAC terhadap kepempinan DPC PKB Deli Serdang sudah selayaknya dilakukan Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muncalub) agar roda partai PKB dapat berjalan sebagaimana mestinya.

“Jangan Partai disamakan dengan perusahaan, sehingga dengan sesuka hatinya menjalankan roda partai tanpa ada managemen anggaran rumah tangga partai PKB. Ingat bahwa PKB itu merupakan milik orang banyak, bukan milik pribadi Ketua,” ucapnya.

Ketua DPAC PKB Kecamatan Batang Kuis, Dairobi Hasibuan membenarkan adanya kesepakatan mengarah kepada gerakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan di DPC PKB Deli Serdang, yang saat ini dipimpin Ahmad Helmi karena tidak menjalakan roda partai yang tercantum didalam AD ART partai PKB.

Dai Robi juga mendesak agar pergantian pucuk pimpinan di DPC PKB Deli Serdang segera dilakukan agar roda organisasi tidak stagnan sehingga bisa segera dibenahi dan aktif berkontribusi terhadap rakyat.

“Sudah ada 14 PAC PKB yang melakukan tandatangan mosi tidak percaya terhadap ketua DPC PKB Deli Serdang Ahmad Helmi yang dinilai tidak menjalankan roda organisasi dengan benar. Surat mosi tidak percaya itu akan disampaikan kepengurus DPW PKB Sumut dan DPP”, ungkap Bang Dai panggilan akrabnya.

Sementara Ketua DPAC PKB Kecamatan Galang Asrul Muin, mendukung bila mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ahmad Helmi di PKB Deli Serdang segera dilakukan.

Asrul meminta seluruh pengurus DPC PKB Deli Serdang dan DPW serta DPP untuk peduli serta turun tangan guna membenahi partai, jangan sampai hancur apalagi tidak berfungsi seperti saat ini. Diharapkan polemik yang terjadi bisa segera tuntas.

Terkait polemik ditubuh kepengurusan PKB Deli Serdang, Wakil ketua DPC PKB Deli Serdang M.Efendi didampingi ketua DPAC PKB Kecamatan Batang Kuis, Dairobi Hasibuan dan ketua DPAC PKB Galang Asrul Muis mendatangi Dewan Syuro PKB Deli Serdang Rahkmadsyah guna meminta petunjuk.

Dalam pertemuan itu, Rakhmadsyah mengharapkan agar permasalah ditubuh kepengurusan DPC PKB Deli Serdang dapat diselesaikan dengan cara santun sesuai aturan yang berlaku di partai.(PG)