mimbarumum.co.id – Dalam kurun 2 bulan ini, Polres Samosir berhasil mengungkap 8 kasus yang berkaitan dengan penyakit masyarakat.
Penyakit masyarakat (pekat) itu dalam bentuk perjudian dan prostitusi. “Polres Samosir tidak pernah mentolerir praktik perjudian dan segala bentuk penyakit masyarakat lainnya,” sebut Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon kepada mimbarumum.co.id, Kamis (7/10/2021) melalui pesan WhatsApp.
Ia menegaskan, selain meresahkan masyarakat, perjudian dan praktik prostitusi merupakan atensi institusi kepolisian untuk diberantas.
“Ini sudah komitmen kita untuk menindak segala bentuk perjudian dan juga prostitusi karena sangat meresahkan,” imbuhnya.
Dia juga menyampaikan terimakasih kepada masyarakat yang telah memberikan informasi tentang adanya praktik perjudian dan prostitusi di wilayah hukumnya.
Tapi orang nomor satu di Polres Samosir itu berharap, setiap informasi yang diberikan harus dilengkapi dengan bukti awal atau data petunjuk untuk langkah penyelidikan.
“Terkadang, itu yang disesalkan. Ketika kita tanyakan tentang informasi perjudian di mana lokasinya, masyarakat tidak bisa memberitahukannya,” sebut AKBP Josua.
Dia menambahkan, sebagai bentuk komitmen dalam pemberantasan perjudian, Polres Samosir berhasil mengungkap 8 kasus.
“Ini dalam kurun waktu Agustus hingga September 2021,” pungkasnya lagi.
Sedangkan untuk kasus prostitusi, Kapolres AKBP Josua membeberkan, sedang melakukan penyidikan dengan LP/A-267/X/2021/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES SAMOSIR/POLDASU tertanggal 4 Oktober 2021 dengan terlapor R br P.
“Terlapor R br P diduga melakukan tindak pidana karena kebiasaannya sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, pasal 296 KUHP,” ungkap AKBP Josua.
Dari kasus prostitusi itu, menurutnya, kepolisian menyita barang bukti uang tunai Rp 200.000, 1 potong celana dalam hijau, 1 ambal, 1 seprai biru, 1 bra hijau, 1 baju kaos hitam, 1 potong rok warna hitam dan 3 HP.
Reporter : Robin Nainggolan
Editor : Siti Murni
