mimbarumum.co.id – Wajah dua anak laki-laki ini mengumbar senyum ramah. Tak terlihat sedikitpun gurat kesedihan di wajah polos mereka. Keduanya menyapa ramah setiap siapa saja yang menegur atau sekadar melintas di depannya.
Sandro Tobing berusia 13 tahun sementara adiknya Rizki Adil Tobing memasuki usia 11 tahun. Kedua anak laki-laki pasangan suami isteri Tumbur L Tobing dan Nur Ritonga itu tak mau larut dengan kekurangan yang mereka miliki.
Si adik masih lebih beruntung karena bisa bersekolah, meski untuk mencapai lokasi sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya Rizki Adil Tobing harus bersusah payah. Sementara abangnya hanya bisa memberikan dukungan kepada adiknya dari atas dipan.
Kedua abang beradik itu memang tidak seberuntung teman-teman sebayanya yang bisa berjalan dan berlari bebas main kejar-kejaran atau sekadar berjalan-jalan menyaksikan apapun yang ada di sekitar desa mereka.
Kedua tangan dan kaki abang beradik itu tidak tumbuh secara sempurna. Kaki Sandro tak mampu menopang badannya sehingga ia hanya bisa berbaring di tempat tidur, sementara Rizki masih lebih baik walaupun butuh kerja keras agar kakinya bisa membawa tubuhnya itu.
Tumbur Tobing menceritakan penyebab anaknya mengalami kondisi tidak semestinya itu. Gizi buruk yang dialami anaknya sejak bayilah katanya yang memicu pertumbuhan fisik Sandro dan Rizki tidak sempurna.
Juru parkir di salah satu bank pemerintah di Kota Padangsidempuan itu mengaku ketika masih balita dulu ia dan isterinya sudah pernah membawa anaknya berobat. Dari situlah ia mengetahui bahwa anaknya mengalami gizi buruk.
Namun karena keterbatasan biaya, Tumbur tidak mampu memberikan pengobatan semestinya. Penghasilan yang ia dapat hanya cukup untuk makan dengan menu nasi dan kerupuk.
Ia pun tak mampu membangun rumah yang ideal untuk keluarganya selain sebuah bangunan sangat sederhana tanpa ada fasilitas berarti untuk isteri dan anaknya.
Tumbur hanya bisa pasrah menyaksikan pertumbuhan fisik anak-anaknya itu. Hatinya sangat miris menyaksikan kedua anaknya tersebut. Sulitnya mencari nafkah di luar sana tidak lebih sulit dari perasaannya ketika menjumpai anak-anaknya tidak bisa beraktivitas normal seperti anak-anak lainnya.
“Karena terkendala ekonomi kedua putra saya tidak bisa ditangani medis sebagaimana mestinya, hingga sampai saat ini kedua putra saya mengalami kelainan tulang” tutur Tumbur.
Raut wajah sedih pria itu kentara jelas diantara kerut wajahnya yang lebih tua dari usianya. Seandainya ia bukan seorang kepala keluarga, mungkin tangisnya akan meledak-ledak menceritakan kesulitan ekonomi dan kondisi anak-anaknya itu.
Kedatangan Komunitas Muslimah Indah Padangsidempuan ke rumahnya di Jalan H Umar Oloan Nasution, persisnya di belakang Mesjid Al-Ikhlas, Kelurahan Kayu Ombun, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan membuatnya tersanjung.
Pria itu merasa ada pihak yang peduli dengan keadaan yang sedang berlaku pada keluarganya.Terlebih komunitas muslimah itu juga memberikan tali asih (bantuan) untuk keluarganya.
Raut wajah anak-anak Tumbur itu terlihat berseri meski dengan kondisi fisik yanag tak sempurna itu. Tatapan kedua bola mata mereka berbinar terlebih saat perwakilan komunitas muslimah itu bercengkrama dengan kedua anak tersebut.
“Terimakasih banyak kepada anak-anakku (komunitas muslimah) yang telah meringankan langkahnya ke rumah saya ini. Semoga kemurahan hati kalian semua dipandang Allah SWT dan menjadi pahala bagi kalian. Amiiin,” ucap Tumbur dengan rasa haru.(JT/IH)