Prof Ansari: Semangat Moderasi Beragama Sebagai Penguat Pondasi Kebangsaan

Berita Terkait

- Advertisement -

mimbarumum.co.id – Indonesia yang yang majemuk ini harus tetap terjaga persatuannya, sehingga proses pembangunan bangsa tetap berjalan sesuai harapan para pendiri bangsa.

Moderasi beragama itu, harus hadir untuk melahirkan perdamaian, dan sangat merugi bangsa ini jika para penutur berbagai agama yang ada di Indonesia tidak memiliki keterbukaan batin dan kelapangan pikiran.

Hal ini disampaikan Guru Besar Sosiologi Hukum Islam UIN Sumatera Utara pada kegiatan Kaderisasi Pemimpin Oikumene Angkatan I yang dilaksanakan Kantor Pusat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Rabu (15/5) di Hotel Emerelad Garden Medan.

“Agama itu sesungguhnya mengajarkan perdamaian, persaudaraan, cinta dan kasih sayang, penghargaan, perlindungan, serta mengajarkan bagaimana untuk hidup rukun damai dan sejahtera secara berdampingan,”ujar Prof Ansari tegas.

- Advertisement -

Lebih jauh diingatkan Founder Islam Transitif ini, bahwa moderasi beragama itu hanya dapat direalisasikan apabila para penutur agama memiliki sebuah cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak yang mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan kebhinekaan dalam sebuah tatanan kehidupan masyarakat, terlebih lagi masyarakat yang plural seperti di Sumatera Utara yang sekaligus menjadi miniatur masyarakat Indonesia.

“Para penutur agama harus cerdas memilih dan memilah mana-mana persoalan keagamaan yang patut untuk disampaikan kepada masyarakat secara terbuka dan mana pula yang hanya perlu didiskusikan dalam kajian-kajian khusus secara akademik. Ini penting diingatkan agar tidak terjadi mis-persepsi yang akhirnya hanya menimbulkan kegaduhan di ruang-ruang publik, dan pada akhirnya meluas menjadi isu-isu yang cenderung bersifat rasialis,”sambung Datuk Pandya Wangsa ini.

Salah satu yang paling penting menjadi tugas penutur agama itu adalah bagaimana mengajarkan umat untuk memiliki sikap keterbukaan terhadap perbedaan. Sebab dengan sikap keterbukaan ini akan mengurangi arogansi kelompok dan golongan, menghilangkan prejudice dan prasangka negative terhadap orang lain, khususnya mereka yang berbeda keyakinan.

“Sudah saatnya kita fokus pada kegiatan-kegiatan yang secara langsung berdampak dalam kehidupan sosial, misalnya memperkuat semangat gotong royong, yang kini hampir hilang, dengan melibatkan generasi muda lintas komunitas, melakukan banyak dialog baik formal maupun non formal, misalnya dalam bentuk coffee morning lintas penutur agama, dan lain sebagainya yang langsung bersentuhan dengan upaya-upaya membangun masyarakat yang bersahabat dalam damai dan kasih sayang,”ujar Dosen Pascasarjana UIN SU.

Sebenarnya ditambahkan Prof Ansari, kita di Sumatera Utara harus bersyukur karena selain agama, kita juga mempunyai adat istiadat dan kearifan lokal (local wisdom) yang mengajarkan kepada kita untuk saling memahami, menghargai, saling membantu dan saling bekerjasama untuk melahirkan perdamaian dan kesejahteraan, misalnya apa yang disebut dengan Dalihan/Dalian Na Tolu, Rakut Sitelu, Tolu Sahundulan, Dalikken Na Telu, Setunggal Sekapal, Serai Kemangi, dan berbagai istilah lainnya yang hidup dan berkembang di semua etnis dan suku yang ada di sumatera Utara ini.

“Terkadang kita sebagai penutur agama, melupakan ajaran-ajaran kebijaksanaan ini di dalam menata masyarakat berbilang kaum, karena kita hanya fokus pada isu-isu dakwah atau missi yang sangat literal dan terkadang penuh dengan kefanatikan sempit sehingga membuat terjadinya gap dan barrier (pemisah dan penghalang) untuk kita menebar kedamaian,”sambungnya.

Prof Ansari diakhir pemaparannya mengajak semua penutur agama untuk mau mengalah, walaupun sedikit, demi terciptanya sebuah kehidupan yang damai dan elegan dalam lintas relasi sosial, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pada acara ini turut hadir beberapa Pengurus HKBP Pearaja Tarutung, yaitu Pdt. Dr. Deonal Sinaga (Kepala Departemen Koinonia HKBP), Tiurida Hutabarat, MM., Pendeta bisa Mika Purba, dan Pendeta Tumpal Sitio, serta panitia dan peserta para pendeta muda yang datang dari berbagai Provinsi yang ada.

Reporter : Suasana Nikmat Ginting

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Pilihan

PMDI Medan Seminarkan Dakwah Bil Hikmah Nilai-Nilai Hijrah dan Kebangitan Islam

mimbarumum.co.id - Perhimpunan Masyarakat Dakwah Indonesia (PMDI) Kota Medan kembali menggelar Seminar Bil Hikmah Nilai-nilai Hijrah dan Kebangkitan Islam...