Pertemuan Rakyat atau Elit

Berita Terkait

- Advertisement -

Pagi Medan!

Apa kabar klen Ahad awal pekan ini? Udah sarapan kan? Kalo awak memulai pekan ini dengan sarapan dua pasang biskuit. Sepasang nastar dan sepasang biskuit corn flakes.

Semuanya pun lumer dimulut dan pecah di perut, awak pon kenyang (ops kata kenyang ini jangan sembarangan bilang kalo pas lagi liburan ke Bali ya. Hehehe awak gak mau ngasi taunya laaa, kleeen carii sendiri yooo)

Lumernya sarapan awak makin sempurna dengan dorongan segelas teh hangat. Badan pon jadi segar dan siap becerita. Hehehehe cerita apa laaa enaknya?

- Advertisement -

Haaaa, mungkin cerita lumernya prakiraan orang akan jadwal pertemuan dua pasangan kontestasi presiden dan wakil yang sudah diputuskan MK ya?

Sejak mulai quick count hingga kemaren, awak tengok berbagai spekulasi dan kehebohan muncul dan beserak di medsos.

Cebong atau kampret bagai sapaan wajib pada postingan pendapat maupun balas pendapat.

Awak pon tak bisa melihat jelas entah itu suara rakyat entah itu suara elit yang dititipkan. Bahkan sempat dugaan perpecahan pon keluar.

Awak pon heran, apakah ini sistim politik yang diidamkan masyarakat yang dulu terkenal dengan ramah dan bergotongroyong ini? Keknya gak laaa.

Rakyat keknya cuma ingin kehidupan yang lancar, aman dan nyaman. Apalagi selama ini rakyat kebanyakan macam awak, merasakan siapapon yang menang, baik itu ditingkat legislatif yang menjadi wakil rakyat maupun pemerintah yang menjadi wali rakyat, kehidupan masih belum banyak berubah. Bahkan di beberapa bidang malah makin terbebani.

Entah karena itu pula awak jadi berpiker agak tegas, karena segala amanah kedaulatan itu berasal dari rakyat, kenapa tidak diberi kesempatan pada rakyat yang menentukan, mengusung dan memilih. Macam pemilihan kepala desa laaa mungken. Itu menurut awak, lebeh manusiawi laaa, tapi awak bukan orang politik, jadi hanya bisa berharap ja.

Hehehe jangan klen ketawain yaa, awak masih yakin rakyat yang akan merasakan hasil bertemunya dua rival pilpres yang baru lalu apalagi kalau sampai banyak cerita yang diramu sesuai rasa dan kepentingan setelah itu.

Tapi awak berharap berjumpanya dua elit, di sarana publik yang digadang-gadang untuk alternatif kemacetan ibukota Jakarta, akan memberi solusi.

Ada harapan awak kemacetan2 komunikasi politik bisa dipelajari para elit dari simbol sarana publik yang jadi lokasi pertemuan tersebut. Masih ada sarana dan solusi yang lebeh cepat, tepat waktu dan melancarkan semua kebuntuan komunikasi.

Apalagi sampai mereka paham kalau rakyat yang jadi taruhan dan terdampak setiap sikap dan cara mereka berpolitik. Cocok klen rasa?

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Pilihan

Ayo Belajar

Oleh : Rizanul Arifin Awak kok jadinya rada-rada cemana gitu memulai pagi Senin ini. Keknya ada betolnya kalok The Boomtown...