mimbarumum.co.id – Perang masih terus berkecamuk antara pasukan Rusia dan Ukraina di Chernihiv, kota dekat ibukota Ukraina Kiev. Sehingga 9 warga Binjai dan Langkat, Propinsi Sumatera Utara, terjebak di bunker sudah hampir 20 hari.
“Iya sudah tiga hari ini suami saya dan rombongannya pindah ke bunker yang lebih aman atas bantuan pihak KBRI di Ukraina dari sebelumnya di bunker pabrik plastik yang kurang aman. Tapi masih di wilayah Chernihiv,” Ujar isteri Iskandar, Ayi Rodiyah warga Jalan DR. Wahidin, KM 19 Kelurahan Sumber Milyorejo, Binjai Timur, Kota Binjai.
Kepada Mimbar Umum, Rabu, (16/03/2022) Ayi Rodiyah menyebutkan bahwa sepengetahuannya, hanya tinggal rombongan suaminya yang belum bisa di evakuasi dari Kota Chernihiv karena perang yang tiada hentinya. Bahkan daerah lain sebelumnya ada genjatan senjata antara pasukan Rusia dan Ukraina untuk membiarkan masyarakat keluar daerah perang.
Namun Chernihiv tidak ada, perang dan bom serta roket silih berganti tetdengar berdentuman, kata Ayi sebagaimana yang disampaikan dari keterangan suaminya Iskandar melalui Video Call WA tadi malam.
Bahkan semua gedung-gedung tinggi dan pabrik -pabrik sudah hancur rata dengan tanah, tidak ada lagi kehidupan di Chernihiv, tambah Ayi Rodiyah. Jadi gak ada cerita lagi di Chernihiv meskipun perang nanti nya usai kehidupan sudah hilang. Makanya kami minta kepada pemerintah dan Kemenlu urusan Eropa dan negara Rusia agar segera memulangkan suami saya dan rombongannya dari Binjai. Pemerintah Indonesia, menurut Ayi Rodiyah sudah membicarakan itu kepada pemerintah Rusia melalui Kedubes tapi hingga kini belum ada hasil, ujarnya sedih dan pilu karena belum kembalinya suaminya beserta adik dan ponakannya dari Chernihiv.
Sebagaimana diketahui, Iskandar, 46, merupakan pimpinan dari 9 orang pekerja migran Indonesia di Ukraina. Mereka bekerja di pabrik plastik di negara yang dulunya masih bergabung dengan Uni Soviet itu.
Sebelum bekerja di Chernihiv, menurut isteri Iskandar, suaminya bekerja di Malaysia bersama dengan orang Jordania juga bekerja di pabrik plastik. Rupanya, orang Jordania ini tertarik untuk membuat sendiri usaha pabrik plastik.
Setelah dimusyawarahakan, Iskandar pun tertarik untuk bekerja bersama orang Yordania dan berangkatlah mereka ke Yordania. ” Di Yordania suami saya bekerja antara 6 sampai 7 tahun sebelum akhirnya pindah ke Ukraina tahun 2018 lalu,” ujar Aliyah.
Pindahnya Pabrik plastik milik rekan suaminya itu dari Yordania ke Chernihiv, karena dapat isteri orang Chernihiv. Jadi mereka pindahkan semua ke Chernihiv.
Ditanya apakah karena gaji besar maka suami nya mau bekerja di luar negeri dan baru pulang 2 tahun sekali , menurut Ayi Rodiyah gak besar-besar amat gaji suaminya tapi karena memang sudah lama kenalnya dengan orang Yordania itu yah sampai sekarang masih bersama mereka. Ayi berharap perang segera usai antara Rusia dan Ukraina sehingga suaminya, teman suaminya bersama ponakannya bisa pulang ke Binjai dengan selamat.
Reporter : Burhan S.