Beranda blog Halaman 2642

Nurjana Ngaku Kena Pungli

0

Medan, (Mimbar) – Nurjana, seorang ibu rumah tangga di Medan mengeluhkan aksi pungli yang dialaminya ketika akan menjenguk salah satu anaknya yang sedang tersandung kasus tindak pidana. Oknum Pengawal tahanan (Walhah) meminta sejumlah uang dan sebungkus rokok.

“Kalau mau masuk bayar dulu, kalau tidak membayar mereka (Walhah-red.) menghalang-halangi untuk bertemu dengan anak saya,” ucap ibu rumah tangga itu, Selasa (8/11) di halaman PN Medan.

Nurjana mengatakan, sebelumnya ia terlebih dahulu disuruh petugas Walhah untuk membelikan sebungkus Sampoerna. Setelah ia belikan, barulah dirinya diijinkan masuk untuk melihat kondisi anaknya yang sedang ditahan di ruang tahanan sementara Pengadilan Negeri (PN) Medan.

Perlakuan sama juga dirasakan Indra, warga Kota Medan yang kerap mengunjungi Pengadilan Negeri (PN) Medan. Dia mengaku miris melihat ulah oknum Waltah yang sering kali meminta uang dan rokok kepada keluarga korban yang ingin berkunjung.

“Keberatan pasti lah, kita kesinikan bukan mau rekreasi, kita kesini sedang terkena musibah kok masih saja ada oknum yang memanfaatkan,” ucap Indra yang menyebut ulah oknum itu mirip dengan perilaku preman pasar yang kerap melakukan pungli.

Pantauan wartawan, sejumlah Waltah dari Kejari Medan, secara bergantian mengarahkan pengunjung untuk membelikan satu bungkus rokok dan meminta sejumlah uang agar keluarga terdakwa dapat bertemu terdakwa secara langsung di ruang tahanan sementara
Pengadilan Negeri (PN) Medan.(Jep)

Lagi Ngopi, Jimbo Tewas Diklewang

0

Langkat, (Mimbar) – Pembunuhan sadis kembali terjadi. Seorang pria paroh baya, Sukardi alias Jimbo yang tengah meneguk secangkir kopi di sebuah warung di sekitar tempat tinggalnya, Selasa (8/11) lalu meregang nyawa setelah mendapatkan sabetan klewang di bagian kepalanya.

Pria berusia 53 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Perdamaian Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat itu langsung roboh dengan kepala nyaris terbelah. Darah segar mengucur hebat.

Teman-teman korban di warung itu sempat berupaya menolong korban dengan membawanya ke rumah sakit terdekat, namun karena luka bacokan yang sangat parah, nyawa Jimbo tak tertolong lagi.

Informasi diperoleh, saat korban sedang minum kopi di warung dekat rumahnya, dia didatangi tiga orang pria mengendari sepeda motor. Tidak terdengar keributan apapun, tiba-tiba pria yang mendatanginya itu membacoknya klewang ke arah kepala korban.

Sejumlah saksimata mengaku tidak dapat berbuat banyak saat melihat kejadian tersebut karena ketakutan. Para pelaku yang diduga residivis yang baru selesai menjalani hukuman penjara itu kemudian kabur.

Kepala Unit (Kanit) Pidana Umum (Pidum) Polres Langkat, Iptu Zul Iskandar Ginting yang mendampingi Kasat Reskrim AKP Dedy Dharma menyebutkan, pelaku pembacokan yang menyebabkan tewasnya Jimbo masih dalam penyelidikan.

“Dugaan sementara bermotif dendam,” Ucap perwira itu di halaman Mapolres Langkat Jalan Proklamasi Stabat. (B-43)

Palas Bebas Cafe Miras

0

Padanglawas, (Mimbar) – Pemerintah dan masyarakat kabupaten Padanglawas menargetkan dua pekan kedepan wilayah mereka akan terbebas dari keberadaan sejumlah cafe yang selama ini menjual minuman keras (miras).

“Setiap pemilik café (menjual minuman keras) diwajibkan menutup usahanya paling lambat dua minggu sejak ditandatanganinya kesepakatan bersama ini. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak ditutup maka akan dilakukan penertiban terpadu secara paksa,” kata
Kepala Bagian (Kabag) Hukum Pemkab Palas, Agus S Daulay, Rabu (9/11).

Agus membacakan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dipimpin Wakil Bupati Padanglawas, drg Ahmad Zarnawi Pasaribu C Ht. Hadir pada acara yang digelar di rumah Dinas Bupati itu, antara lain Waka Polres Tapsel, Kompol Syafaruddin Hasibuan, Ketua MUI Palas H Sehat Muda, Ketua FKUB Palas Drs H Abdul Haris Hsb, Ketua MUI kecamatan se-Kabupaten Palas, camat se-Kabupaten Palas, dan pemilik café se-Kabupaten
Palas.

. Setiap orang atau pemilik café, paparnya, yang tidak mempunyai izin maka usahanya itu wajib ditutup. Demikian pula para pemilik cafe yang dalam kegiatan bisnisnya menyediakan wanita tunasusila dan menyelenggarakan kegiatan prostitusi juga wajib ditutup.

Kegiatan itu dinilai bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Palas Nomor 09 tahun 2014 tentang ketertiban sosial. Setiap orang atau pemilik café yang menyediakan minuman beralkohol atau rentan disebut miras wajib ditutup karena tidak sesuai Perda Nomor 07 tahun 2015 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol.

Haspan Hasibuan, salah satu pemilik sebuah café di Kecamatan Hutalombang, Kabupaten Padanglawas dalam kesempatan itu mengakui telah melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya tersebut. Dia berjanji mengalihfungsikan cafenya itu dengan usaha
lain yang tidak melanggar peraturan.

Pengusaha cafe itu juga berharap Pemkab Palas mempermudah pengurusan izin tempat karaoke keluarga. “Yakinlah, Pak. Kedepan café yang saya kelola tidak akan ada lagi miras, ataupun mempekerjakan wanita tunasusila,” ucapnya.

Secara terpisah Wabup Palas drg Ahmad Zarnawi Pasaribu CHT kepada Mimbar mengatakan pihaknya memberikan tenggang waktu selama dua minggu kepada para pemilik cafe untuk menutup usaha ilegalnya itu.

“Apabila dalam waktu yang ditetapkan masih dilanggar, maka tim terpadu akan melakukan tindakan pembongkaran,” ucap pejabat itu. (SH)

BERSATU DALAM KEBERSAMAAN

0

Ada sebuah ungkapan yang menjelaskan bahwa United we stand, devided we fall, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Ungkapan tersebut menggambarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Sebagaimana menurut Panglima besar Jenderal Sudirman: “tidak ada kemenangan tanpa kekuatan dan tidak ada kekuatan tanpa persatuan dan kesatuan”.
Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas kerja kita serta menyelesaikan berbagai problematika yang sekarang kita hadapi, syarat utama dan pertamanya yaitu dengan merekat ulang persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina. Nuansa perbedaan yang muncul dari keragaman, tidak mustahil menjadi pemicu lahirnya fanatisme buta, persaingan tidak sehat, perselisihan, gontok-gontokkan, perpecahan yang bisa meluluhlantakan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa ini. Perpecahan itu ibarat lidi yang keluar dari ikatannya maka hilang pula kekuatannya.

Sebagai landasan awal, Allah swt., menjelaskan dalam Alquran Surat al-Hujarat ayat 13: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dari segi balaghah ayat tersebut bersifat khabari atau suatu informasi, bahwa manusia diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, bercorak suku, berlainan bangsa. Semua memiliki harkat, derajat dan martabat yang sama di hadapan Allah swt. Adapun asbab an-nuzul ayat ini menurut Ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari Abu Bakar bin Abu Dawud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah Muhammad saw., untuk menikahkan Abi Hindin seorang wanita dari kalangan Bani Baydhah. Bani Baydhah berkata dengan sinis kepada Raulullah saw.,: ”Ya Rasulullah, pantaskah kami mengkawinkan putra-putri kami kepada budak-budak kami?. Rasul belum sempat menjawab pada saat itu Jibril datang menyampaikan surat al-Hujarat ayat 13, yang pada ayat tersebut terdapat kalimat li ta’arafu. Imam Ali Ash-Shabuni dalam kitab Shafwat at-Tafasir menjelaskan maksudnya adalah agar kamu saling mengenal, menjalin komunikasi yang harmoni dan menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pilih kasih.

Dengan demikian, untuk membina persatuan dan kesatuan di negeri tercinta ini khususnya dalam dunia kerja, langkah awalnya kita harus saling mengenal, saling menghargai, dan bertoleransi di antara kita. Bukan saling menutup diri, melecehkan, menghina, tidak membangga-banggakan kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab sikap seperti itu merupakan cikal bakal timbulnya perpecahan, pertikaian dan tidak mustahil menjadi penyebab terjadinya disintegrasi bangsa, hingga hancurnya negeri ini.

Rasulullah saw., bersabda: ”Bukan golongan kita orang yang membangga-banggakan kesukuan, dan bukan golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan, memperjuangkan kesukuan”. (HR. Abu Dawud)
Allah swt., mengisyaratkan agar kita semua memperkokoh persatuan dan kesatuan serta melarang bercerai berai. Sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Ali Imran ayat 103: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Alquran al-Azhim secara rinci menjelaskan maksud dari ayat tersebut: ’Allah menyuruh bersatu padu dan melarang bercerai berai”.

Untuk itu, mulai detik ini kita samakan langkah, seragamkan gerak, satukan persepsi, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Perbedaan jangan melahirkan perpecahan. Tapi, dengan perbedaan kita harus saling menghargai dan melengkapi.

Kalau demikian halnya, apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari? Jawabannya adalah sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Alquran surat Al-Anfal ayat 46: “Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Jika kita perhatikan dengan seksama, terdapat dua konsep dalam firman Allah tadi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di antara kita ini.

Pertama, menaati Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan.
Kedua, dilarang bercerai berai wa la tanaza’u adalah sighat nahyi. Kaidah mengatakan al-ashlu fin nahyi littahrim (suatu larangan pada asalnya menunjukkan haram).

Dengan demikian haram bagi kita menimbulkan keonaran, memicu kerusuhan dan menebarkan bibit-bibit perselisihan di bumi ini. Mengapa demikian? Ayat tadi menjelaskan jika terpecah belah dan bertingkai pangkai maka akan gentar dan hilanglah kekuatan kita. Karena itu, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menegaskan kun kalyadain wa takun kaluzunain jadilah seperti dua tangan ini, jangan jadi seperti dua telinga. Artinya, selalu kompak, guyub dan bersatu.

Dari uraian yang telah disampaikan, akhirnya kita mengambil kesimpulan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan modal kesuksesan hidup dan kerja. Untuk mewujudkan persatuan tersebut langkah awalnya kita haru saling mengenal dan saling menghargai terhadap perbedaan di antara kita. Jika sikap ini yang kita tumbuh kembangkan, maka persatuan akan tercipta dan kita akan sejahtera. Wallahu a’lam

Ribuan Umat Tebingtinggi Dukung Aksi Bela Islam

0

Tebingtinggi, (Mimbar) – Ribuan warga khususnya umat Islam di Kota Tebingtinggi juga tak mau kalah dengan umat Islam lainnya di Indonesia. Mereka pada Jum’at (4/11) menggelar aksi damai menuntut Ahok segera ditangkap.

Demo solidaritas mendukung aksi bela Islam II itu dilakukan setelah sholat Jumat dengan titik kumpul Masjid Raya Nur Addin di Jalan Suprapto, Kota Tebingtinggi menuju Markas Polisi Resort (Mapolres) Tebingtinggi, Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi.

Sejumlah ormas, antara lain dari MUI, Muhammadiyah, Al Washilyah, Al Ittihadiyah, FPI, HTI, DDII, DMI, PAHAM, Ikadi, Pemuda Muhammadiyah, GPA, BKPRMI, JPRMI, Himmah, IPM, IPA, Kahmi, ICMI Muda, My Club dan jamaah sejumlah majelis taklim dan perwiridan serta jamaah masjid tumpah ruah di kawasan itu.

“Hari ini kita menghinakan Ahok melalui ucapan kita, dan kelak Allah juga akan menghinakan dia,” ucap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tebingtinggi, Ahmad Dalil Harahap dalam orasinya. Dia menyebut, Ahok telah nyata melakukan penistaan terhadap agama Islam.

Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Jufri dalam orasinya mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan itu bukan sebagai bentuk kebencian terhadap etnis tertentu, tetapi hanyalah bentuk ketidaksenagan umat Islam atas ulah seorang oknum keturunan Tionghoa yang telah seenaknya melecehkan kitab suci umat Islam.

“Kita menuntut aparat penegak hukum untuk menangkap dan menghukum Ahok, karena perbuatannya itu,” tegas Jupri.

Sementara itu, Ketua FPI Kota Tebingtinggi Sahroni, menjamin dan menghimbau para peserta unjuk rasa tetap melakukan aksi secara damai dan jangan meninggalkan sedikit pun sampah di jalan-jalan yang dilalui.

“Tunjukkan bahwa fitnah yang mereka sebarkan bahwa umat Islam itu penyebar kekerasan dan kebencian tidaklah benar,” kata Sahroni.

Dalam perjalanan menuju Mapolres di Jalan Pahlawan, massa pengunjuk rasa singgah di bundaran perempatan Jalan Sutomo dan melakukan orasi kembali.

Di lokasi itu, Plt. Walikota OK Zulkarnain bersama Kapolres AKBP Ciceu D Cahyati mendatangi massa pengunjuk rasa dan mengundang agar massa datang ke Mapolres yang kemudian bersama kedua pejabat itu berjalan menuju Mapolres. (B.45).

Presiden dan Kapolri Diminta Mundur

0

Medan, (Mimbar)- Aksi damai yang berlangsung di Medan pada Jum’at (4/11) mendesak Presiden RI, Joko Widodo dan Kapolri Jendral Tito Karnavian segera mengundurkan diri jika tidak segera menjebloskan Ahok ke sel penjara.

“Kalau Ahok tidak segera ditangkap kami minta semua pimpinan di negara ini mundur, termasuk Kapolri dan Presiden,” ucap Eka Putra, salah seorang dari kelompok massa yang mengatasnamaan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan dalam orasinya di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Utara.

Orator lainnya, Nasrun Daulay mengatakan, pertemuan (demonstrasi) yang digelar itu merupakan kehendak Allah, sebagai bentuk protes umat Islam yang sudah terzholimi. Menurutnya, apa yang dicetuskan Ahok masih kecil.

“Ini momentum kebangkitan Islam, kita tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Umat Islam harus merapatkan barisan,” ucapnya.Nasrun pun sempat mengancam, akan menuntut Kapolri dan Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko

Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko yang menerima massa aksi meminta agar demonstran bersabar menunggu proses hukum yang sedang ditangani Bareskrim Mabes Polri.

“Proses hukumnya sedang ditangani Bareskrim Mabes Polri. Jadi kita tunggu saja bagaimana hasil penyidikannya,” jelasnya.

Rycko mengapresiasi demo yang dilakukan gabungan ormas islam di Sumut yang berlangsung aman dan sesuai diharapkan. Jenderal bintang dua ini juga mengingatkan pada peserta aksi agar tidak terprovokasi dan terpecah belah.

“Hari ini saya melihat pelangi, mozaik islam yang menyatu di Mapoldasu. Akibat isu yang berkembang di Jakarta ternyata umat islam yang ada di Sumut bersatu,” ucapnya.

Pantauan wartawan, aksi massa dari berbagai ormas Islam di Sumut ini yang memadati halaman depan Markas Polisi Daerah (Mapolda) Sumut sejak pukul 15.00 wib sempat membuat arus lalulintas di kawasan itu lumpuh total. (AE)

Warga Labusel Serukan Tangkap Ahok

0

Labusel, (Mimbar) – Mendukung aksi ratusan ribu umat Islam yang melakukan unjukrasa di Istana Negara, Jum’at (4/11) ratusan massa dari sejumlah ormas Islam di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) melakukan konvoi keliling menyerukan penangkapan Ahok.

Aksi yang dimulai usai pelaksanaan shalat Jum’at itu mengambil titik kumpul di Mesjid Jamik, Jalan Bedagai, Kotapinang. Massa selanjutnya menyusuri Simpang Tiga Bukit Kota Pinang dan Jalan Jendral Sudirman. Mereka memusatkan orasinya di depan kantor Polsek Kotapinang.

“Tangkap Ahok karena sudah meresahkan umat Islam,” ucap para pengunjukrasa. Para pendemo juga meminta aparat bersikap jujur dan tidak menutup-nutupi kasus penghinaan terhadap Agama Islam itu, khususnya terkait Surat Almaidah ayat 51.

Ketua MUI Labusel, H Maratamin dalam orasinya pada aksi demo itu mennyampaikan tekad para pengunjukrasa yang siap berkorban darah bahkan nyawa jika Ahok tidak diproses secara hukum.

Pada bagian lain, ulama itu meminta para pengunjukrasa tetap menjaga ketertiban dalam menyampaikan aspirasi tersebut.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Labusel, Erwin Aliya yang turut dalam aksi itu menyerukan umat untuk bersatu mendukung perjuangan umat Islam lainnya yang sedang menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah pusat.

Kapolsekta Kotapinang, Kompol Alfin Saragih mengatakan pihaknya telah menyampaikan aspirasi para pengunjukrasa itu ke jajaran di atasnya. (MH)

Polisi dan TNI di Medan Siap Kawal Unras

0

Medan, (Mimbar) – Kepolisian dibantu personil TNI siap memberikan pelayanan dan pengawalan kepada sekira 6 ribu massa yang akan menggelar demo pada hari ini, Jum’at (4/11) di Medan agar penyampaian aspirasi terkait penangkapan Ahok berjalan lancar.

“Seluruh personil diminta memberikan pengawalan serta pengamanan sebaik-baiknya. Kapolri dan Panglima TNI juga sudah menginstruksikan supaya petugas tidak boleh membawa senjata api (senpi) saat pengamanan, sebab saudara-saudara kita ingin menyuarakan aspirasinya yang belum tertampung,” ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kamis (sore).

Aksi unjukrasa yang mengambil titik kumpul di Mesjid Agung Jalan P. Diponegoro Medan itu terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang bergabung mengatasnamakan Gerakan Umat Anti Penistaan. Pengunjukrasa selanjutnya akan menuju Mapolda Sumut.

Kapolresta berharap, aksi massa berjalan damai sehingga situasi Kamtibmas Sumut, khususnya Kota Medan selalu? kondusif. Perwira itu menyebutkan, para ketua-ketua kelompok aksi juga sudah sepakat melakukan aksi secara damai.

“Intinya, massa atau masyarakat jangan sampai terpancing isu-isu menyesatkan, termasuk komentar-komentar di berbagai media sosial,” ucapnya.

Mardiaz juga menyebutkan pihaknya berkemungkinan besar melakukan pengalihan arus lalu lintas? (lalin) agar tidak terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan.
“Sebab gelombang 6000 massa tidak tertutup kemungkinan akan menimbulkan kemacetan. Kemungkinan lain dilakukan sistem buka-tutup jalan. Semua tergantung situasi di lapangan,” terangnya.

Kepolisian Kota Medan setidaknya menyiagakan 2 ribu lebih personil, termasuk bantuan personil dari TNI. (AN)

Oknum Polisi dan Temannya Diringkus

0

Medan, (Mimbar) – Seorang oknum polisi yang bertugas di Polsek Batang Kuis, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara berinisial FS (45) bersama dua orang temannya warga sipil ditangkap karena diduga bermain judi dan menggunakan narkoba jenis sabu.

“Saat digerebek para pelaku sedang bermain judi, seorang pelaku lagi kabur. Di lokasi kita mengamankan barang bukti dua paket sabu yang disimpan di dalam bungkus rokok, satu set kartu domino, dua alat hisap sabu (bong-red), 3 unit HP dan uang permainan judi sebesar Rp 74 ribu,” papar Kanit Reskrim Polsek Medan Area AKP Cahyadi, Selasa (1/11) di Medan.

Oknum polisi yang warga Jalan Tangguk Bongkar X Kelurahan TSM II, Medan Denai dan dua temannya, CD (34) dan ES (31) warga Jalan Rawa Cangkuk I Gang Keluarga, Kelurahan TSM III, Medan Denai, Kota Medan itu kini mendekam di Mapolsek Medan Area.

Penangkapan yang dilakukan, papar perwira itu, berawal dari laporan masyarakat yang resah dengan aktivitas di sebuah rumah di Gang Keluarga di kawasan itu. Selanjutnya pihaknya menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan penggerebekan.

Dari pemeriksaan, sambungnya, ES ditetapkan sebagai tersangka karena mengedarkan narkoba. “Untuk CD dijadikan saksi, lantaran saat lokasi digerebek yang bersangkutan baru datang ke lokasi,” terangnya.

Terpisah, Kapolsek Medan Area Kompol M Arifin ketika dikonfirmasi mengatakan jika pihaknya sudah melakukan gelar perkara di Sat Narkoba Polrestabes Medan.

“Oknum polisi itu tak terbukti memiliki narkoba. Dari hasil gelar, apabila hasil tes urine positif, Polsek Medan Area akan mengirim yang bersangkutan ke BNNP Sumut guna direhab,” pungkasnya. (AN)

Umat Islam di Palas Ikut Bergerak

0

Sibuhuan, ( Mimbar ) – Puluhan massa Islam di Kabupaten Padanglawas, Sumatera Utara yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa Islam Pengawal Fatwa MUI, Kamis (3/11) menggelar aksi unjukrasa menuntut proses hukum bagi Ahok yang menistakan agama Islam.

Massa yang diantaranya membawa bendera Himpunan Mahasiswa Alwasliyah (Himmah) itu mengambil titik kumpul di Lapangan Maduma, Padangluar lalu bergerak dengan berjalan kaki menuju Markas Komando (Mako) Polsek Barumun.

“Tangkap Ahok dan penjarakan Ahok penista agama”, ucap pengunjukrasa sembari mengacung-acungkan spanduk bertuliskan “Selamatkan NKRI dan Jaga Kerukunan Umat Beragama”.

Massa yang dipimpin M Yakub Hasibuan dan Zul Daud itu Kapolsek Barumun, AKP Sammailun Pulungan yang berjanji menyampaikan aspirasi para pendemo ke atasannya. (Sly)