Beranda blog Halaman 2635

Satu Tertangkap, Lainnya Masih Diburu

0

Labura, (Mimbar) – Satu dari tiga kawanan perampok spesialis dump truck yang biasa menjalankan aksi kejahatannya di wilayah hukum Kepolisian Resort (Polres) Labuhanbatu, baru-baru ini dibekuk petugas. Dua tersangka lain yang sudah diketahui identitasnya masih
dalam pengejaran.

“Ya, tadi pagi sekira pukul 01.00 Wib ditangkap, dua tersangka lagi kita tetapkan sebagai DPO, saat ini pelakunya sedang dalam proses tindaklanjut” kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP Teguh Yuswardhie SIK, MH Minggu (23/10).

Penangkapan terhadap Syafaruddin Situmorang alias Ucok (37, kata perwira itu merupakan hasil penindakan yang dilakukan personil kepolisian sektor (Polsek) Aek natas/Pamingke dalam upayanya menekan aksi kejahatan jalanan di kawasan jalan lintas sumatera (Jalinsum) Aek Natas.

Informasi yang dihimpun, tersangka yang merupakan warga Dusun X Bukit Dame Desa Siamporik Kecamatan Kualuh Selatan, Labura itu bersama dua temannya berinisial MBS alias Boy dan MRF alias Pa’i diduga kuat sebagai pelaku perampokan atas sebuah kendaraan dump truck pada bulan September lalu.

Para pelaku itu dalam melakukan aksinya dengan cara memberhentikan kendaraan yang menjadi targetnya. Mereka lalu berdalih meminta uang keamanan.

“Saat itu korban atau si sopir tidak memberikan uang keamanan yang diminta, lalu para tersangka menaiki dump truck dan membawa kendaraan roda 12 yang mengangkut bibit sawit itu ke wilayah Pulo Raja Asahan,” papar Kapolres.

Sementara, katanya, di tengah perjalanan para pelaku membuang sopir kendaraan itu di daerah perladangan dengan kondisi mulut dan mata korban ditutup dengan lakban berwarna hitam.

“Dua identitas pelaku lainnya sudah kita kantongi, dan saat ini sedang kita kejar, mohon do’a nya semoga bandit jalanan itu segera tertangkap,” tambah Kapolsek Aek Natas AKP Bilman Situmeang SH.

Selain memburu para pelaku, aparat juga sedang menyelidiki lokasi ‘pembuangan’ dump truck tersebut yang disebut-sebuat dijual ke wilayah Kabupaten Asahan. (B-64)

Warga Gabion Belawan Geruduk Kantor Pelindo

0

Medan, (Mimbar) – Seratusan warga lingkungan 15 Kelurahan Bagan Deli Gabion Kecamatan Medan Belawan, Rabu (19/10) mendatangi Kantor Pelindo I di Jalan Pelabuhan Belawan, Medan.

Mereka mempertanyakan proses ganti rugi yang pernah dijanjikan perusahaan tersebut sebagai konsekuensi penggusuran yang dialami warga.

Aksi warga itu berlangsung sejak pagi sekira pukul 09.30 WIB. Persis di depan pintu gerbang utama masuk ke kantor tersebut, mereka menggelar orasi sembari berteriak-teriak menuding pejabat di jajaran Pelindo I telah melakukan kebohongan.

“Sudah 9 bulan belum ada kepastian ganti rugi dari pihak PT Pelindo soal ganti rugi yang sudah di janjikan,” ucap warga yang berkali-kali memanggil nama seseorang agar segera keluar dari kantor Pelindo untuk menemuai mereka.

“Kalian telantarkan kami. Dimana rasa kemanusian kalian. Kami punya anak,” teriak warga histeris.

Aksi para warga akhirnya mendapat respon pihak Pelindo dengan mempersilakan perwakilan warga masuk ke dalam gedung megah itu. Perwakilan warga itu mengatakan, perusahaan milik pemerintah itu menjanjikan pada esok harinya akan merealisasikan pembayaran uang ganti rugi tersebut. (IB)

Ngaku Anggota BNN, Peras Pengelola Tempat Hiburan

0

Medan, (Mimbar) – Pengelola Capital Building, Jalan Putri Hijau Medan gerah dengan ulah lima orang ini yang mengaku personil dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia. Pengelola tempat hiburan itupun melaporkan komplotan bersenjata tersebut ke kepolisian setempat.

Aparat kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan yang menerima pengaduan itu segera turun ke lapangan dan berhasil mengamankan para pelaku pemerasan itu. Komplotan itu ternyata hanya menyaru sebagai anggota BNN alias petugas BNN gadungan.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto didampingi Kasat Reskrim Kompol Fahrizal dan Kanit Pidum Iptu Rachmat Ari Wibowo dalam paparannya Selasa (17/10) sore menjelaskan, aksi pemerasan yang dilakukan para tersangka terjadi pada, Selasa (11/10) sekira pukul 17.00 WIB. Ketika itu petugas mendapat informasi dari pengelola tempat hiburan itu bahwasanya ada lima orang pria yang mengaku anggota BNN RI berupaya melakukan pemerasan.

“Personil Sat Reskrim langsung menuju lokasi guna melakukan penyelidikan. Setibanya di lokasi, petugas mendapati 4 pria yang mengaku anggota BNN tersebut. Sedangkan seorang lagi langsung kabur. Petugas selanjutnya menginterogasi 4 pria berinisial RBA, BS, S dan A. Selain itu petugas juga mengamankan kartu tanda anggota (KTA) BNN dari tangan A, S dan RBA,” sebutnya.

Saat itu, sambung Kapolresta, para tersangka mendatangi lokasi dengan menggunakan mobil Avanza warna hitam yang diparkir di lokasi perparkiran. Petugas menuju mobil tersebut guna melakukan penggeledahan, dan menemukan peluru mimis untuk amunisi senjata Airsoftgun. Petugas kembali menginterogasi para tersangka terkait pemilik peluru mimis tersebut, dan RBA mengakui jika itu miliknya.

“Petugas kembali melakukan pengembangan ke Jalan Seroja Gang Saudara, dan mendapati sepedamotor milik RBA yang terparkir di teras rumah BYM. Saat digeledah, dari jok sepedamotor petugas mengamankan senjata Airsoftgun. Petugas kemudian meringkus BYM dari dalam rumahnya, dan melakukan penggeledahan. Dari rumah tersangka juga diamankan sejumlah barang-bukti. Menurut 4 tersangka, kartu BNN itu didapat dari BYM. Selanjutnya tersangka dan barang-bukti diboyong ke Mako Sat Reskrim,” terangnya.

Pengakuan tersangka, kata Mardiaz lagi, sebelum mereka ke lokasi, mereka juga sudah keliling ke lokasi hiburan lainnya yang ada di Kota Medan, diantaranya Selecta, Elegan dan The Cobe.

Dari ke-3 lokasi itu, mereka dijanjikan malam hari untuk bertemu dengan salah satu manager tempat hiburan itu. Namun tersangka segera menyampaikan keinginannya bahwa mereka datang hanya untuk meminta uang.

“Alasan sudah 2 bulan di Kota Medan untuk tugas. Kita juga mengharapkan ketika ini kita ekspos, siapa tahu sebelumnya ada juga tempat hiburan lain yang sudah menjadi korban, silakan menghubungi Polrestabes Medan,” ucapnya.

Kelima tersangka diantaranya berinisial RBA (45) warga Jalan Turi Kelurahan Sudirejo I, Medan Kota, BS (39) warga Jalan Bromo, Medan Area, S (45) warga Dusun II A Jalan Jati Pasar IV, Desa Sei Mencirim, Sunggal, Deliserdang dan A (33) warga Jalan Rel Gang Teratai Desa Tembung, Percut Sei Tuan, Deliserdang.

“Dari tangan tersangka, sejumlah barang-bukti yang diamankan diantaranya 1 pucuk Airsoftgun laras panjang, 1 pucuk Airsoftgun laras pendek, 3 KTA BNN, 2 HT, 2 HP, 1 card, 1 lencana pers, 1 kartu Mabes, 1 lencana BIN, kartu nama, 1 dompet BNN, 1 celana loreng TNI, 1 jaket loreng TNI, 1 kaos loreng TNI dan 1 baret. Para tersangka dikenakan Pasal 1 Ayat 1 UU Darurat 12 Tahun 51 dan Pasal 263 KUHP dan Yo 55,” tegasnya.

Kelima tersangka diantaranya berinisial RBA (45) warga Jalan Turi Kelurahan Sudirejo I, Medan Kota, BS (39) warga Jalan Bromo, Medan Area, S (45) warga Dusun II A Jalan Jati Pasar IV, Desa Sei Mencirim, Sunggal, Deliserdang dan A (33) warga Jalan Rel Gang Teratai Desa Tembung, Percut Sei Tuan, Deliserdang dan BYM (50) warga Jalan Seroja Gang Saudara Kelurahan Sunggal, Medan Sunggal.

Dari tangan para tersangka, petugas juga mengamankan sejumlah barang-bukti diantaranya 1 pucuk senjata air sofgun laras panjang, 1 pucuk senjata air sofgun laras pendek, lencana, Id card wartawan dan lainnya. (An)

Paska Bentrok, Pemerintah Ancam Tarik Dana Hibah Karo

0

Kabanjahe, (Mimbar)- Pemerintah mengancam segera menarik dana hibah bagi para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, jika pemerintah daerah tidak mampu menyalurkan dana relokasi mandiri itu dengan baik.

Deputi III Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Hermansyah menyampaikan itu, Rabu (19/9) sore menyikapi insiden tewasnya seorang pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung ketika melakukan aksi unjukrasa menuntut haknya di Kantor Bupati Karo.

Seperti diketahui, sehari sebelumnya Sartono Sembiring Gurki bersama rekan-rekannya sesama pengungsi melakukan aksi mendesak pemerintah kabupaten segera merealisasikan pencairan dana relokasi mandiri.

Tersangka yang memiliki riwayat penderita penyakit hipertensi tak tahan dengan suasana gaduh dan desak-desakan di antara pengunjukrasa, tiba-tiba jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri hingga dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa itu justru membakar amarah massa. Warga yang berjumlah seratusan itu mendobrak pintu kerja bupati dan ruang ADC dengan memecahkan kaca dan meja ruang tunggu bupati sehingga pecah dan berantakan.

Pemerintah sebelumnya menjanjikan memberikan dana hibah senilai Rp110 juta lebih kepada setiap keluarga pengungsi korban erupsi gunung Sinabung. Dana hibah tersebut diperuntukkan untuk pembangunan rumah dan pengadaan lahan bagi masing-masing kepala keluarga.

Hermansyah sangat menyesalkan kinerja instansi terkait di daerah ini yang dinilainya sangat lamban dalam menuntaskan penanganan relokasi mandiri. Padahal, dana untuk program tersebut sudah disalurkan ke pemerintah kabupaten.

”Jangan diperlambat, kasihan kita, duitnya-kan sudah disini,” ujar Herman dengan nada kesal. Pejabat itu bersama seorang Direkturnya Tetty br Saragih, mendadak ke Tanah Karo karena menyaksikan peristiwa yang mengenaskan itu. Pejabat itu langsung berkordinasi dengan Bupati Karo untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Menjamin agar proses realisasi dana mandiri itu dapat berjalan baik, Hermasnyah secara khusus menempatkan tiga orang stafnya untuk membantu BPBD Karo dalam melakukan penanganannya.(B50)

Para Pemuda Labusel Juga Minta Ahok Diadili

0

Labusel, (Mimbar) – Desakan untuk menangkap Ahok alias Basuki Tjahaya Purnama yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta masih terus bergulir. Warga Labuhanbatu Selatan didominasi para pemudanya juga menyuarakan aspirasi itu dengan mendatangi kantor Kementerian Agama setempat.

Massa gabungan dari FKPPI, GEMA, KNPI dan sejumlah organisasi karya pemuda (OKP) di Labusel itu menyatakan dukungannya atas upaya sejumlah oraganisasi massa (ormas) Islam di Jakarta yang melakukan upaya hukum dengan melaporkan Ahok ke kepolsian karena sengaja melakukan penistaan agama.

Kedatangan warga Labuhanbatu Selatan itu diterima Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Hairul Sam. Pejabat itu mengapresiasi aksi damai yang dilakukan para pengunjukrasa.

Massa lintas organisasi itu selanjutnya menuju Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Kotapinang. Di hadapan aparat kepolsian, mereka meminta kepolisian segera memproses secara hukum terhadap Ahok yang telah menyakiti hati umat Islam.

“Polisi agar mengusut tuntas dan menangkap Ahok yang melakukan penistaan. Dalam hal ini kami minta polisi harus tegas,” kata perwakilan warga.

Kapolsekta Kotapinang, Komisaris Polsii (Kompol) Alfin Saragih kepada para pemuda yang melakukan aksi demo itu menjelaskan persoalan kasus Ahok sudah ditangani aparat kepolisian di Polda Metro Jaya bersama Mabes Polri.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena prosesnya di Jakarta. Kalau adik-adik membuat surat, maka surat itu akan saya sampaikan ke Kapolres kemudian akan diteruskan ke Polda baru ke Mabes,” ucap perwira itu.

Unjukrasa yang berlangsung sejak dari Kantor Kemenag Labuhanbatu Selatan hingga ke Mapolsek Kotapinang itu mendapat pengawalan puluhan aparat kepolisian. Para pendemo akhirnya membubar aksi damai itu. (MH)

Emangnya Ada Hakim Nakal? Ratusan Buruh Ini Kok Demo ke PN

0

Medan, (Mimbar) – Ratusan buruh yang tergabung dalam Gabungan Serikat Pekerja/Serikat Buruh Indonesia (GAPBSI), Senin (17/10) mendatangi gedung Pengadilan Negeri (PN) Medan. Mereka mendesak para hakim nakal segera ditindak bahkan dipecat.

“Kita minta ketemu langsung sama ketua PN dan kita minta agar hakim- hakim nakal yang bermain dalam kasus buruh untuk segera ditindak dan di proses hukum serta dipecat,” ucap pendemo dalam orasinya.

Pendemo menyebutkan, sistem peradilan yang berlangsung di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) yang awalnya diharapkan menjadi benteng terakhir bagi buruh untuk memperoleh keadilan, ternyata dalam prakteknya hanya isapan jempol belaka.

Poses penyelesaian perselisihan buruh melalui intitusi ini menurut mereka, justru hasilnya lebih buruk dibanding menggunakan sistem sebelumnya, melalui Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat/Daerah (P4P/P4D).

“Perilaku korupusi oknum-oknum di PHI justru membuat kita (buruh) semangkin sulit untuk memperoleh hak, dimana sejak berdiri PHI di PN Medan tahun 2006 bukti surat PHI tidak perlu dileges, akan tetapi bukti surat wajib dileges sebesar Rp5000. Bagi pengusaha itu tidak besar bagi kami besar,” teriak mereka.

Para pendemo mengancam, jika tuntutan itu tidak dikabulkan, mereka akan terus melakukan aksi demo setiap bulannya dengan membawa massa yang lebih banyak.

Humas PN Medan, Erintuah Damanik yang menyambut kedatangan para demonstran berjanji akan menindaklanjuti tuntutan tersebut.

“Kita terima teman semua ke PN, dan jika ada ketahuan hakim nakal maka laporkan hakim nakal tersebut kepada kita dan akan kita proses,” katanya.

Erintuah di hadapan para buruh mengatakan dirinya sudah berkonsultasi dengan pimpinan terkait pembayaran uang leges yang dinilai memberatkan para buruh itu.

“Kita sudah bicarakan kepada pimpinan dan semua leges untuk buruh kita bebaskan,” jelasnya.

Puas dengan jawaban pihak PN Medan, para pendemo segera membubarkan diri. Kemacetan panjang yang sempat terjadi di ruas jalan depan Kantor PN Medan saat berlangsungnya aksi demo itu secara berangsur mulai pulih. (Jep)

Baru 10 Persen RS di Sumut Terakreditasi

0

Medan, (Mimbar) – Sejumlah rumah sakit di Medan dipastikan banyak yang belum terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). RS Pirngadi yang menjadi kebanggaan warga Kota Medan termasuk salah satu dari ratusan rumah sakit lainnya di kota ini yang belum mendapatkan sertifikasi kelayakan tersebut.

“Dari 215 rumah sakit yang ada di Medan, hanya sekitar 20-an saja yang sudah terakreditasi. RS Pirngadi termasuk salah satunya yang belum. Tetapi mereka baru saja selesai mengikuti ujiannya, mudah-mudahan lulus,” kata dr. Azman Hakmi Lubis, SpA., M.Kes., kemarin di Medan.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Provinsi Sumatera Utara itu menyebutkan sejumlah nama rumah sakit yang sudah lolos akreditasi, yakni RS. H. Adam Malik, RS. Murni Teguh, RS. Putri Hijau, RSU Royal Prima, RSU Bidadari, RSIA Stella Maris, dan RSU Martha Friska.

“Didominasi rumah sakit swasta. Mudah-mudahan nanti RSU Pirngadi lolos sehingga nantinya bisa menjadi pendorong bagi rumah sakit milik pemerintah daerah lainnya untuk mendapatkan akreditasi,” ucapnya.

Minimnya jumlah rumah sakit yang terakreditasi, kata praktisi kesehatan itu, diduga rendahnya kemauan para pengelola rumah sakit untuk mengikuti program tersebut. Padahal, katanya, akreditasi itu penting dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien.

Adzman memaparkan, untuk mendapatkan akreditasi sebenarnya bukan perkara yang sulit bahkan tidak memiliki persyaratan khusus yang merepotkan dan berbiaya mahal.

“Yang dituntut itu hanya perilaku dalam pelayanan. Misalnya, dokter dan petugas medis lain harus selalu membiasakan cuci tangan saat sebelum dan sesudah menangani pasien. Begitu juga pasien juga diarahakan untuk selalu cuci tangan. Jadi tidak ada yang sulit. Ya persoalan utamanya menurut saya kemauan untuk ikut (program akreditasi),” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Drs. Agustama Apt. M.Kes., menargetkan hingga akhir tahun 2016 ini aka nada beberapa rumah sakit dan Puskesmas yang akan loloas program akreditasi.

“Targetnya, 40 Puskemas dan 6 rumah sakit milik pemerintah daerah dan 10 rumah sakit swasta lagi yang akan lolos akreditasi,” ucap pejabat itu.

Dia mengaku, pihaknya kini sedang mencari tahu tentang sejumlah hambatan yang menjadi penyebab masih minimnya rumah sakit di daerah ini untuk bias lolos akreditasi. (02)

Braakkk. Empat Penumpang Tewas

0

Labusel, (Mimbar) – Nahas menimpa penumpang bus Medan Jaya. Kendaraan yang mereka tumpangi “dihajar” bus penumpang Bintang Utara dari arah berlawanan. Empat orang meninggal dunia, sejumlah lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Insiden memilukanitu terjadai di kawasan jalan lintas sumatera (Jalinsum) Dusun Afdeling IV Sei Kebara, Desa Torgamba, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada Sabtu (15/10) lalu sekira pukul 23.30 WIB.

Informasi yang diperoleh, ketika itu bus penumpang Bintang Utara dengan nomor polisi BK 7477 DG yang datang dari arah Baganbatu meluncur kencang menuju arah Medan. Setiba di tempat kejadian perkara (TKP), bus tersebut menyalip sebuah mobil mini bus Toyota Rush yang berada persis di depannya.

Kondisi jalan gelap dan berada persis melewati tikungan, sopir bus penumpang Bintang Utara itu tidak melihat keberadaan bus penumpang Medan Jaya yang datang dari arah berlawanan (dari Rantauprapat menuju arah Pekan Baru). Dalam hitungan detik, benturan keras kedua kendaraan besar itu pun terjadi.

Sedikitnya 4 (empat) orang penumpang menjadi korban meninggal dunia, sebanyak 5 (lima) penumpang luka berat dan 3 (tiga) lainnya luka ringan sementara lainnya dalam kondisi shock.

Akibat laka lantas tersebut, arus lali lintas di kawaan itu macet total. Puluhan aparat kepolisian dari unit Laka Lantas Polres Labuhanbatu yang dipimpin Kepala Unit (Kanit) Ipda Sidik SH melakukan olah TKP sekaligus mengatur lalu lintas. Terlihat juga Plt. Kapolsek Cikampak, AKP Guntur Siagian berjibaku melakukan evakuasi terhadap korban dalam peristiwa nahas tersebut.

“Nanti saya infokan ya, ini kami masih olah tkp, agak sore nanti saya kabarin ya” jawab Kanit Laka Polres Labuhanbatu Ipda Sidik SH perihal identitas para korban yang meninggal dunia.

Mirisnya, para sopir kedua bus tersebut yang telah menyebabkan melayangnya nyawa empat penumpangnya, melarikan diri.

“Belum diketahui pihak mana yang menjadi tersangka, karena kedua sopir bus tersebut melarikan diri, saat ini masih dalam proses tindaklanjut” kata Plt. Kapolsek Cikampak AKP Guntur Siagian, Minggu (16/10) pagi. (B-64)

ABG Ini Diancam dan Diperkosa

0

Medan, (Mimbar) – Seorang anak gadis usia ABG (anak baru gede) sebut saja namanya Mawar (13) menjadi korban kebejatan orang tak dikenal. Dalam kondisi ketakutan karena diancam tembak, anak dibawah umur itu diperkosa.

Mawar yang sehari-hari tinggal bersama orang tuanya di Jalan Utama I Dusun II, Percut Sei Tuan itu menuturkan, sebelum kejadian pilu itu terjadi, dirinya pada Sabtu (15/10) malam itu sekira pukul 19.30 WIB berkunjung ke rumah temannya, Miranda di Jalan Persatuan, Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Setibanya di depan rumah temannya itu, korban bertemu dengan temannya yang lain yaitu Tiara, Tamara, dan Wulan. Selanjutnya, Miranda bersama Wulan pergi ke warung penjualan pulsa yang lokasinya tak jauh dari rumah Miranda.

“Ketika itu aku dipanggil sama Wulan. Saat aku temuai Wulan berbisik kepadaku dengan mengatakan kalau ada Om-Om yang mengendarai sepedamotor Vixion warna hitam dengan ciri-ciri memakai helm dan baju liris yang warnanya serba hitam sangat genit sekali sama dia. Tapi kemudian Om-Om itu terus mengikutiku,” kata Mawar.

Selanjutnya, pengenda sepedamotor Vixion itu berhasil mendekatinya dan memaksa dirinya untuk naik ke boncengan. Mawar mengaku semula ia menolak, namun karena Om-Om itu mengancam akan menembaknya jika tidak bersedia ikut, akhirnya Mawar menurut ajakan pria itu.

.”Kemudian aku dibawanya keliling hingga ke daerah Kualanamu, terus hingga ke pantai semak Desa Baru. Disitulah terakhir kami berhenti dan paginya aku dibawanya pulang, namun aku hanya diturunkan di Jalan semak-semak Desa Baru. Aku kemudian ditemukan oleh warga terus aku dibawa pulang ke rumah,” ucapnya.

Selama dibawa, Mawar mengaku diperkosa oleh pelaku bahkan dirinya sempat tidak sadarkan diri.

Sebelum Mawar ditemukan, warga kawasan Jalan Persatuan Desa Kolam sempat melakukan pengajaran terhadap pelaku yang membawa lari anak di bawah umur itu. Mereka terus melakukan pencarian hingga menjelang dinihari.

Warga itu sempat mendapat informasi, bahwas di kawasan tanah garapan di Jalan Pasar 12, Desa Bandar Klippah, Percut Sei Tuan ada terdengar suara seorang anak gadis yang berteriak minta tolong. Selanjutnya warga mendatangi lokasi dan melakukan pencarian.

Tak lama kemudian, petugas kepolisian dari sektor Percut Sei Tuan yang sebelumnya telah mendapat informasi tiba di lokasi. Bersama warga, petugas melakukan penyisiran di lokasi tanah garapan tersebut hingga pukul 04.30 WIB. Namun korban juga tidak ditemukan.

Warga yang dibantu petugas kepolisian juga terus melakukan pencarian di lokasi yang berbeda. Akhirnya Minggu (16/10) pagi sekira pukul 06.30 WIB, korban berhasil ditemukan di Desa Baru, Kec.Batang Kuis, Deli Serdang. Selanjutnya korban dibawa pulang ke rumahnya. (An)

‘Kanjeng Dimas’ Ditangkap di Labusel

Silangkitang, (Mimbar) – Mungkin pria ini termotivasi cara Taat Pribadi alias Kanjeng Dimas dalam memperoleh uang. Sugiman alias Buang (75) yang meniru sepak terjang tersangka penipuan dengan modus mampu melipatgandakan uang itu, akhirnya masuk bui.

Anehnya lagi, meski sejumlah media cetak dan elektronik memberitakan perihal kasus penipuan tersebut, tetapi ternyata masih saja ada yang percaya dengan modus seperti itu. Umi Kalsum, warga Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang, Labusel salah satunya yang masih bisa tergiur dan akhirnya merasa tertipu.

Wanita itu mengaku memberi mahar kepada Sugiman senilai Rp1juta dengan harapan uangnya itu bisa dilipatgandakan menjadi Rp5 juta. Bukannya uangnya yang bertambah, setelah dinanti-nanti berhari-hari, justru nasib uangnya pun tak jelas.

“Saya kasi uang mahar sejuta, katanya bisa jadi lima juta, disuruh nunggu ya saya manut aja” aku korban di hadapan petugas ketika melaporkan kejadian yang menimpanya ke markas kepolisian sektor (Mapolsek) Silangkitang, Labusel, Jumat (14/10) lalu.

Selanjutnya aparat yang mendapatkan laporan itu segera melakukan penangkapan terhadap tersangka Sugiman alias Buang berikut mengamankan barang bukti berupa 1 satu) lembar sarung motif kotak-kotak warna coklat, bunga 7 (tujuh) rupa, 1 (satu) buah gelas polos, 1 (satu) buah piring makan polos, 1 (satu) buah lobe warna hitam, 1 (satu) buah HP merk PRINCE, 1 (satu) buah lilin warna putih, dan 1 (satu) buah batu bata.

Polisi juga membawa serta 2 (dua) kotak Dupa tumpeng, tisu warna putih dalam plastik, Hio Gunung kawi sebanyak 8 buah dan 1 (satu) buah piring guci bergambar Naga.

Yya benar, ada korbannya melapor, setelah kita lakukan penyelidikan dan ternyata benar, modusnya penipuan dan penggelapan, langsung kita tangkap. Kita menduga masih ada korban lain, saat ini tersangka dan barang bukti sudah kita amankan untuk proses tindaklanjut” sebut Kapolsek Silangkitang AKP Warlin Aritonang.

Informasi diperoleh, tersangka Sugiman alias Buang (75) tercatat sebagai warga Lingkungan X Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara. Dia berada di daerah itu dalam rangka mengunjungi kerabatnya bernama Suyadi alias Godil yang berdomisili di Dusun SAA Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang, Labusel.

Selama seminggu menetap di rumah kerabatnya itu, Sugiman mengaku kepada sejumlah orang bahwa dirinya mampu menggandakan uang, layaknya seperti yang dilakukan Taat Pribadi alias Kanjeng Dimas.

Tepatnya pada Rabu (28/9) sekira pukul 16.00 Wib, Sugiman pun akhirnya kedatangan ‘pasien’ yang diketahui bernama Umi Kalsum dengan membawa uang mahar sebesar Rp. 1 juta dengan harapan uang bisa digandakan menjadi Rp. 5 juta.

Dengan bermodalkan sesajen dan piring keramik bergambar naga warna biru serta sejumlah perlengkapan ala dukun, Sugiman pun berhasil mengelabui korbannya. Aksi Sugiman pun terhenti setelah korbannya melaporkan modus penipuan tersebut. (B-64)