Beranda blog Halaman 2628

Spesialis Rampok di Terminal Amplas Didor

Medan, (Mimbar)- Lambok Napitupulu (38) mengerang kesakitan setelah bagian kaki kirinya tertembus timah panas milik petugas. Pria yang tercatat sebagai warga Kampung Pardomuan, Simpang Kawat, Kabupaten Asahan itu terpaksa dilumpuhkan karena melakukan aksi penodongan di kawasan Terminal Amplas, Medan.

Informasi dihimpun, penangkapan dan pelumpuhan tersangka itu dilakukan setelah Surya Darma dan temannya Andreas Sihombing membuat laporan ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek Patumbak) menjadi korban perampokan yang dilakukan tersangka.

Saat itu, korban baru turun dari dalam bus yang membawa mereka dari Kota Pematang Siantar bergegas menaiki sebuah angkutan kota (angkot) yang ada di kawasan Terminal Terpadu Amplas.

Selang beberapa waktu kemudian, tersangka bersama temannya masuk ke dalam angkot tersebut dan langsung mengancam korban dengan pisau.

“Saat itu korban dirampok dan ditodong dengan pisau. Kemudian barang-barangnya dirampas dan dilarikan oleh pelaku,” ujar Kanit Reskrim Polsek Patumbak AKP Ferry Kusnadi kepada wartawan, Selasa (17/1) siang.

Berbekal laporan korban, aparat kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil menangkap pelaku di seputaran Amplas. Barang bukti berupa pisau, besi, tas sandang, kartu ATM juga diamankan petugas.

“Saat dilakukan pengembangan, pelaku mencoba melarikan diri. Sudah diberi tembakan dua kali peringatan tapi tidak dihiraukan, makanya kita beri tindakan tegas di kaki kirinya,” tambahnya.

Usai dilumpuhkan dengan timah panas, pelaku diboyong petugas ke RS Bhayangkara Medan untuk mendapat perawatan. Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku sudah 10 kali beraksi dengan modus yang sama. (AE)

Disini, Jangan Coba-Coba Kutip Biaya Sertifikasi Guru

0

Binjai, (Mimbar)- Jangan coba-coba ada oknum di Kota Binjai yang berani melakukan pengutipan biaya atas sertifikasi guru, jika tidak ingin “kena sikat habis”.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Kota Binjai, Drs Janu Asmadi yang baru sepekan dilantik itu memberikan peringatan kepada seluruh jajarannya.

“Ya saya sudah dengar itu (pengutipan biaya sertifikasi oleh oknum PNS di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Binjai) dan sangat memalukan,” kata pejabat itu, Selasa (17/1) kepada Mimbar di ruang kerjanya.

Janu mengaku sudah mengetahui adanya pengutipan uang tunjangan sertifikasi guru mulai dari guru SD hingga guru SMA yang jumlahnya ribuan guru. Dana yang dikutip disebut- sebut mencapai Rp 150 ribu setiap guru dan dibayarkan setelah dana tunjangan profesi itu
sudah cair di bank yang ditunjuk.

“Jangan ada lagi praktk kotor pungli dana sertifikasi guru. Pasalnya, Binjai ini kan kota kecil bisa saja ada guru yang suaminya wartawan atau LSM, guru tersebut karena takut mungkin dia memberikan saja kepada oknum yang meminta, tapi beritanya akan terus menyebar kemana-mana,” katanya.

Janu memastikan dirinya tidak akan mentolerir jika ada pejabat di lingkungannya yang ketahuan melakukan praktik pengutipan liar di lingkaran guru maupun sekolah. “Akan saya sikat habis jika ada bukti yang jelas,” tegasnya.

Mantan pejabat pada Badan Kesbang Linmas Pemko Binjai itu juga berkomitmen akan mengikis habis istilah “Kadis Cepek”. Pameo itu tidak diasing di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Binjai untuk menyebutkan bahwa pada setiap ada surat-surat yang akan diteken/ditandatangani Kadis harus melampirkan uang senilai Rp100 ribu.

“Ini sudah luar biasa dan sangat memalukan,” ujarnya tanpa menyebut siapa oknum Kadis yang menerapkan istilah “Kadis Cepek” itu. (B-31)

Petani Ini Buka Usaha Jackpot

0

Batubara, (Mimbar) – Mungkin hasil panennya selama ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, seorang petani di Kabupaten Batubara nekad membuka usaha judi jenis jackpot (dindong).

Aparat kepolisian yang mengendus usaha ilegal tersebut setelah mendapat laporan dari warga, langsung menuju rumah tersangka di Dusun V Penunurunan, Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh. Polisi melakukan penangkapan terhadap tersangka sekaligus menyita mesin judinya.

“Anggota Satreskrim Polres Batubara mendapat informasi bahwa ada perjudian jackpot di wilayah Desa Lubuk Cuik, disana ditemukan tempat perjudian saat itu tersangka berada di dalam rumah,” paparK apolres Batubara AKBP Dedy Indriyanto melalui Kasat Reskrim AKP Ramadhani, Selasa (17/1).

Tersangka yang sehari-harinya sebagai petani ini ditangkap di dalam rumahnya dilakukan penggeledahan. Disitu ditemukan dua unit mesin Jackpot atau dindong, uang hasil penukaran coin sebesar Rp 36.000. 400 koin. Tersangka berikut baran bukti dibawa ke Polres Batubara untuk pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut. (kn)

DBD Kembali Mewabah di Batubara

0

Batubara, (Mimbar) – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali mengancam warga Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Sedikitnya enam orang dirawat di rumah sakit milik pemerintah daerah setempat.

Informasi yang berhasil dihimpun, enam orang penderita DBD tersebut yang kini sedang dirawat di RSUD itu, masing-masing Nanda Sari (22) warga Dusun III, Desa Lubuk Besar, Herman (30) warga Dusun VII Desa Empat Negeri. Keduanya dirawat di ruang rawat inap.

Sementara Rizka Annisyah (11) warga Desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung Tiram dan Kiki (9), Simpang Dolok dirawat diruang anak, dan Butet (61) warga Desa Simpang Dolok dan Nurhawani (30) warga yang sama mendapat perawatan dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Mukhtar (50), salah satu orang tua penderita DBD menyebutkan, putrinya dirawat di rumah sakit tersebut sejak hari Jum’at (13/1) lalu.

“Kemarin kondisi Rizka sudah mulai membaik namun hari ini trombositnya menurun lagi dan kemungkinan perawatannya akan dirujuk ke Medan”, katanya.

Sementara Herman yang menginap sejak Sabtu malam (14/1) mengaku kondisi sudah mulai membaik. “Menurut petugas medis trombosit sudah naik dan panasnya sudah menurun. Kemungkinan besok aku sudah bisa pulang”, ujarnya kepada Mimbar, Senin (16/1) malam.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Batubara, dr Dewi Chaylati melalui Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) menyebutkan ada puluhan penderita DBD yang kini mulai terdata di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di kabupaten tersebut.

“Kita sudah perintahkan petugas untuk melakukan fogging didua desa yaitu Desa Lubuk Besar dan Desa Petatal. 10 orang yang sudah terdata dan positive penderita DBD khususnya di sekitar Kecamatan Lima Puluh dan Kecamatan Talawi”, katanya.

Mazlan, seorang pengamat kesehatan di Kabupaten Batu Bara berharap pihak terkait khususnya Dinas Kesehatan bertindak serius menyikapi kembali mewabahnya penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.

“Jangan sampai kasus tersebut merenggut korban jiwa,” ucapnya. (kn)

Ibu Bunuh Anak Kandung

0

Medan, (Mimbar) – Ntah setan mana yang telah merasuki wanita ini. Ia begitu tega membunuh anak kandungnya sendiri, Muhammad Altihir (2,5) dengan cara menghunjamkan sebilah pisau dapur ke perut bocah tak berdosa itu.

Seketika darah mengucur dan usus Altihir keluar berurai, Minggu (15/1) siang. Pretty Hasibuan (32), yang telah melahirkan bocah itu seakan tak menyesali perbuatan kejinya.

Ia bahkan mengancam dua bocah lain (anak dari abang tersangka) yang tinggal serumah dengannya di rumah kontrakan, Jalan Dahlia Ujung, Lingkungan V, Desa Suka Makmur, Kec. Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.

“Tersangka juga sempat menakut-nakuti anak abangnya dengan mengatakan : Ayo kita bermain-main dengan pisau ini,” terang Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Delitua, Komisaris Polisi (Kompol) Wira Prayatna, Minggu (15/1).

Merasa ketakutan, kata perwira itu, dua orang tersebut bergegas melarikan diri dari ancaman tersangka yang mengacung-acungkan pisau berlumuran darah anaknya sendiri. Seorang diantaranya sempat terluka sebelum akhirnya berhasil meringkus tersangka.

Kompol Wira menambahkan, pihaknya telah mengamankan tersangka dan berencana segera membawanya ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan tes kejiwaan. “Diduga mengalami depresi sehingga tega menghabisi nyawa buah hatinya,” ucapnya.

Hasil pemeriksaan terhadap saksi, pihak keluarga dan tetangga korban menyebutkan, tersangka kerap bersikap menutup diri dan sering berbicara tidak nyambung. Informasi juga menyebutkan, perilaku ibu muda itu terjadi semenjak ia ditinggal pergi begitu saja oleh suaminya. (AE)

Ratusan Ton Ikan Mati di Bakkara

0

Bakkara (Mimbar) – Diperkirakan ratusan ton ikan yang berada dalam Kerambah Jaring Apung (KJA) di Desa Bakkara, Tipang dan Janji Raja Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas Provinsi Sumatera Utara, sejak hari Minggu (8/1) lalu mati mendadak.

Kematian yang snagat cepat itu masih berlangsung hingga saat ini. Pantauan wartawan di lokasi, Rabu (11/1) siang, kondisi ikan yang masih hidup di dlaam kerambah itu perlahan-lahan terus bermatian. Pekerja dan pemilik kerambah terlihat sangat sibuk melakukan pembersihan bangkai-bangkai ikan tersebut.

Sementara terhadap ikan yang masih dalam keadaan hidup, segera dievakuasi ke lokasi yang dianggap lebih baik. Warga memanfaatkan bantuan perahu speadboat yang disiapkan pemerintah setempat untuk menyelamatkan ikan-ikan tersebut ke penampungan yang lain.

Purba, seorang petani KJA menyebutkan, sedikitnya sebanyak 90 ton ikan yang ia budidayakan mati di dalam kerambah-kerambah tersebut. Dia memperkirakan sudah ada sebanyak 500 ton ikan yang mati di sekitar lokasi budidaya tersebut.

Amatan Mimbar, di lokasi danau tempat KJA itu terlihat muncul sejenis tanaman yang disebut Ganggang (rumput). Jenis tanaman ini sejatinya tumbuh di dasar danau. Warga menduga tumbuhan tersebut menjadi penyebab kematian ikan-ikan milik warga.

“Tumbuhan ganggang yang biasanya hidup di dasar danau itu kemungkinan mati dan akhirnya mengambang ke permukaan danau. Ini belum pernah muncul di permukaan sejak kami mendirikan KJA di lokasi ini. Keberadaan itulah yang diduga menyebabkan ikan mati ,” kata petani itu.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Perikanan Humbahas melalui Kabid Perikanan, Rudi Simamora menyebutkan, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata penyebab kematian ikan-ikan tersebut karena kekurangan oksigen.

“Akibat kekurangan oksigen. Sebab, air danau di lokasi KJA ini hanya mengandung oksigen sebanyak 2,6 Do”, terangnya.

Petani kerambah terlihat mengevakuasi bangkai ikan dengan alat seadanya, sementara bantuan pemerintah daerah belum terlihat signifikan. Para petani menguburkan ratusan ton ikan yang mati itu hanya menggunakan cangkul, padahal seharusnya pemerintah memberikan bantuan alat berat untuk menguburkan bangkai ikan itu.

“Kalau pakai cara manual kita nggak sanggup mengubur bangkai-bangkai ikan ini. Kita sangat berharap pemerintah memberikan alat berat untuk mengubur bangkai-bangkai ikan ini. Sampai sekarang, pemerintah masih hanya memberikan bantuan spead boat untuk mengevakuasi ikan yang masih hidup,” kata sejumlah petani. (Jm)

Prona Jadi Ajang Bisnis Oknum

0

Rantauprapat, (Mimbar) – Pelaksanaan proyek operasi Nasional Agraria (Prona) di lingkungan kerja kantor pertanahan/Badan Pertanahan NAsional (BPN) Kabupaten Labuhanbatu diduga dijadikan ajang bisnis oleh oknum pegawai di lingkungan tersebut

Sebelumnya pernah diberitakan, proses penerbitan sertifikat tanah Prona di lingkungan kerja kantor pertanahan Kabupaten Labuhanbatu dikenakan biaya administrasi dengan jumlah yang bervariasi antara Rp1,5 juta – Rp2,5 juta di luar biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Kasus teranyar terjadi di Desa Sennah Kecmaatan Pangkatan. Seorang oknum pegawai BPN Labuhanbatu diduga melakukan pengutipan biaya pembuatan Prona 2016 melalui kepala desa setempat.

Menyikapi itu, seorang pemerhati mengkritisi hal tersebut. Penyimpangan yang terjadi tersebut dinilainya sebagai bukti buruknya kepemimpinan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu.

“Jika benar Prona di Labuhanbatu ini menjadi ajang bisnis para orang dalam di kantor BPN, maka hal itu merupakan bukti buruknya kepemimpinan Sdr. Aminuddin Siregar selaku Kepala Kantor Pertanahan atau BPN Kabupaten Labuhanbatu,” kata Samuel T.S yang juga Direktur BKJ. Citra Media Rantauprapat, Kamis (12/1) di Rantauprapat.

Ia mengaku, secara pribadi sudah lama mendengar adanya informasi permainan Prona di lingkungan kerja kantor Pertanahan Labuhanbatu. Kasus ini, katanya, sudah sepatutnya menjadi bahan evaluasi bagi BPN Propinsi dan BPN Pusat dalam menempatkan pimpinan di lingkungan kantor pertanahan di daerah.

Secara terpisah, Kepala Seksi Hak Tanah BPN Labuhanbatu, Ridwan Lubis menyebutkan pada tahun 2017 ini, instansinya mengalokasikan pemberian sertifikat tanah Prona sebanyak 750 persil kepada masyaralat Kecamatan Panai Hilir.

“Tapi caranya bukan lagi seperti yang telah lalu. Sekarang ini 750 persil itu untuk perdesa,” ucapnya.

Proses pensertifikatan tanah masyarakat secara massal itu, paparnya merupakan program pemerintah pusat yang biayanya telah disubsidi untuk memudahkan semua lapisan masyarakat dalam kepemilikan tanah.

Ridwan mengungkapkan, alasan Kecamatan Panai Hilir dipilih sebagai target proses Prona BPN Labuhanbatu tahun 2017 dikarenakan kawasan tersebut yang belum terpecah atau masih dalam satu-kesatuan. (PS)

Notaris Diadukan ke Menteri

0

Binjai, (Mimbar) – Seorang notaris di Kota Binjai diadukan ke Menteri Hukum dan HAM RI karena dinilai telah melakukan dugaan penempatan keterangan palsu pada akta otentik.

Ketua Yayasan PABA Binjai Ir. H. Suprie Hamdani mengadukan Notaris Emmy Wiliis SH karena menerbitkan berita acara rapat Yaspend PABA Binjai. Pengaduan bernomor 013/YP-PB/BJ/XII/2016 tertanggal 27 Desember 2016 tersebut itembuskan ke Presiden RI, Jaksa Agung, Kapolri, Ombusman, Kementerian Pendidikan, DPR RI, Kapoldasu, Kejatisu, DPRD Sumut, Dinas Pendidikan Sumut, Walikota Binjai, DPRD Binjai, Kejari Binjai dan Kapolres Binjai.

Menurut Hamdani, perihal kepengurusan yayasan pendidikan tersebut sesungguhnya sudah tertuang dalam akta notaris yang dikeluarkan Hj.Khairunisa,SH No.1 tanggal 01 Juli 2010 dengan Ketua Umumnya, Ir.H. Suprie Hamdani.

Hal itu juga dikuatkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia RI, Direktorat Jenderal Adminstrasi Hukum Umum No. AHU/ 5226.AH.01..04 tahun 2010. Selanjutnya, keabsahannya sebagai ketua umum Yaspend PABA Binjai, dikukuhkan kembali oleh SK Pembina Yaspend PABA Binjai, Nomor : 02/ P / YP-PB/VI/2016.

Atas munculnya akta baru perihal Yaspend PABA, Ketua Umum Yaspend PABA, Ir.H.Suprie Hamdani juga telah membuat laporan ke kepolisian daerah Sumatera Utara (Poldasu) dengan nomor : STPLP /1459/XI/2016/SPKT III tertanggal 19 Nopember 2016 yang telah dilimpahan ke Polres Binjai.

Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Ismawansa ketika dikonfirmasi, melalui selulernya, Rabu (4/1), lalu terkait penyidikan kasus dugaan penempatan keterangan akta autentik Yaspend PABA Binjai yang merupakan kasus pelimpahan dari Poldasu itu seakan terkejut dan mengaku belum mengetahui perihal laporan tersebut.

Sementara itu, terlapor Notaris Emmy Willis SH saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya baru-baru ini, sempat berkelit. Dia beralasan tidak bisa menjawab persoalan tersebut karena harus mendapat persetujuan dari Majelis Kehormatan Notaris (MKN). (B-31)

Perang Ideologi

Dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini, pasti kita dihadapkan dengan memilih ideologi hidup. Karena, semakin tua umur dunia, maka akan semakin banyak paham ideologi yang dirasakan.

Sebagai hidayah dan panduan hidup setiap muslim, maka Islam merupakan ideologi agama yang tak terbantahkan. Sehingga, kehadiran agama Islam sebagai ideologi agama dan keagamaan merupakan sebuah keputusan dalam memilih hidup bersama Islam. Hanya saja, namanya selalu dengan sebutan hidayah, petunjuk, fikrah atau manhajul hayat.

Dalam dunia modern, kita menemukan berbagai kelompok memasarkan paham ideologinya masing-masing. Ada ideologi Marxisme, ideologi komunisme, ideologi Nazisme dll. Sehingga selalu saja terjadi ‘perang’ ideologi.

‘Perang’ Ideologi dalam Islam bukanlah hal yang baru. Abu Jahal, Abu Lahab dan kawan-kawannya sebenarnya sangat lantang melawan ideologi Islam. Sehingga terjadilah perang antara kaum jahiliyah melawan kaum islamiyah. Semuanya itu terjadi diawali oleh benturan ide yang sudah menjadi ideologi masing-masing pihak.

Ayu Histeris Lihat Suami

0

Medan, (Mimbar) – Penyakit Hernia yang dideritanya sejak remaja diduga menjadi alasan bagi Abdullah (32) untuk mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri dengan sehelai kain selendang di langit-langit atap kamar mandi, Jum’at (13/1) siang.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengangkut kayu bakar pada sebuah usaha milik abangnya itu ditemukan sudah tak bernyawa di kediamannya Jalan M. Yakub Lingkungan XIII Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.

Ketika itu, Ayu wanita yang telah dinikahinya sejak tiga tahun lalu menaruh curiga karena suaminya yang berada di dalam kamar mandi tak kunjung keluar. Penasaran, Ayu mengintip dari celah kamar mandi. Sontak ia terkejut karena melihat sehelai kain yang tergantung.

Wanita itu segera memanggil ibu mertua dan keluarga lainnya, secara bersama-sama mereka mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Setelah pintu terbuka, Ayu dan keluarga histeris melihat Abdullah sudah dalam kondisi tergantung dengan menggunakan selendang yang di pakainya untuk mengikat perutnya.

“Kami juga tak tau pasti kapan kejadian, karena yang tau pasti itu istrinya,” ucap Mala, kakak kandung korban. Dia mengakui adiknay itu memang menderita sakit Hernia sejak lama.

Mala juga mengungkapkan pihak keluarga sudah iklas atas kematian korban sehingga tidak mengijinkan dilakukannya visum/otopsi terhadap jenazah. Almarhum selanjutnya dikebumikan usai sholat ashar di tempat pemakaman umum (TPU) Gang Istirahat.

Kanit Reskrim Polsek Medan Timur Iptu Ainul Yaqin membenarkan kematian korban murni karena buhun diri.

“Ya benar, korban murni bunuh diri. Dan keluarga korban sudah membuat surat pernyataan tidak keberatan atas tidak dilakukannya visum terhadap tubuh korban,” kata perwira itu. (AE)