Beranda blog Halaman 2623

Istri Meninggal, Anak Hilang di Tengah Laut

0

Batubara, (Mimbar) – Kesedihan Saini (59) atas kepergian sang istri pada sepekan lalu belum lagi hilang, kini ia harus menerima kenyataan pahit lagi karena kehilangan anaknya yang diduga tenggelam di tengah laut.

Anaknya yang bernama Rizal (33) itu sebelumnya berada di negeri jiran Malaysia karena urusan pekerjaan. Namun begitu mendengar kabar kematian sang ibu tercinta dia bertekad pulang untuk pertemuan terakhir kalinya dengan ibunya itu, meskipun sudah menjadi jenazah.

Pada 25 Januari 2017 itu, pemuda itu menumpang sebuah kapal ikan yang dinakhodai Iwan, warga Dusun V Desa Pesisir, Kecamatan Talawi. Dikabarkan, di tengah laut kapal yang bermuatan lebih dari 100 orang itu rusak dan dok kapal jatuh sehingga menimpa tubuh Rizal. Dan, sejak itu Rizal tidak lagi diketahui keberadaannya.

“Anak saya hendak pulang ke Batubara karena ibunya (istri Saini-red) baru meninggal seminggu yang lalu. Saya sudah melarang namun dia tetap ingin pulang,” ucap Saini, warga Dusun VII Desa Suka Jaya, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara pada
Senin (20/2) lalu.

Dia mengaku terpaksa melaporkan hal ini ke aparat kepolisian resort (Polres) Batubara karena Iwan selaku nakhoda atau tekong kapal yang membawa anaknya itu sulit dimintai informasi tentang kondisi sebenarnya yang menimpa anaknya. Alih-alih bersimpati dan bertanggungjawab atas kejadian itu, Iwan malah menantang Saini untuk mengadu ke pihak kepolsian.

“Kalau kalian tidak puas dan berani, silahkan mengadu kemana pun kalian mau, saya tidak takut,” ucap Saini menirukan ucapan sang tekong maut.

Pria tua yang terlihat masing sangat terpukul dengan kejadian yang dialami keluarganya itu berharap pengaduan yang disampaikan ke Polres Batubara ini dapat mengungkap kejadian sebenarnya dengan mengusut pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kejadian itu.

Sementara itu Candra Rambe yang menjadi teman sekapal dengan Rizal, saat mendampingi Saini membuat pengaduan menyebutkan, mereka berangkat dari Pelabuhan Banting Selangor Malaysia tanggal 25 Januari 2017 sekitar pukul 01.00 waktu setempat dan mendarat
di Tali Air Bagan Batak Ujung Kubu Kec. Tanjung Tiram Batubara tanggal 27 Januari 2017 sekitar jam 10.00 WIB.

Dalam pelayaran itu, mereka telah memberitahukan kepada Iwan kalau Rizal hilang saat kapal rusak namun Iwan nggak mau mendengar dan tidak mau mencari Rizal bahkan malam itu kapal kami terus berlayar menuju Batubara.

“Sesampainya di Batubara saya memberitahukan kejadian itu kepada Saini dan akhirnya hari ini membuat pengaduan ke pihak kepolisian”, terang Chanda. (kn)

Karir Mereka Tamat

0

Medan, (Mimbar) – Innalillahi. Karir militer 21 orang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini berakhir sudah setelah pimpinan mereka mengambil langkah tegas memberhentikan dengan tidak hormat.

“Terdiri dari 3 perwira dan sebanyak 18 orang bintara tamtama,” ucap Kepala Staf Kodam I/Bukit Barisan, Brigadir Jenderal (Brigjen) Tiopan Aritonang, Jum’at (17/2) di Medan.

Para prajurit yang selama ini bertugas di jajaran Komano Daerah Militer (Kodam) I/BB itu terbukti terlibat dalam sejumlah kasus dan tindak pidana berat. Sebanyak 13 orang terlibat tindak pidana narkoba, 6 orang diserse (meninggalkan tugas), 1 orang tindak
pidana pemalsuan dan 1 orang terlibat tindak pidana pembunuhan.

Kasdam mengingatkan para prajurit untuk menaati perintah Panglima TNI agar tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun.

“Saya berharap agar seluruh prajurit tidak terulang kembali dalam penyalahgunaan narkoba. Kepada para Komandan satuan agar meningkatan pengawasaan kepada anggota dan keluarganya,” ucap perwira TNI itu.

Tiopan Aritonang juga mengimbau para komandan satuan agar menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan karena semua orang mempunyai potensi untuk membuat
pelanggaran.

“Yang paling penting tingkatkan keimanan agar terjauh dari niat untuk membuat pelanggaran,” ucapnya.

Tiopan juga menghimbau seluruh masyarakat agar berkenan bekerja sama dengan cara segera melaporkan jika ada mengetahui anggota prajurit TNI yang terlibat narkoba.

Prajurit TNI yang diberhentikan dengan tidak hormat itu, Kapten CPM Ahmad Davis Kurniadi, SH yang bertugas di Pama Pomdam I/BB karena terlibat tindak pidana narkotika, Kapten CBA Banu Arsito, Pama Bekang I/BB karena tindak pidana disersi, Lettu CPM Budi Hartoyo, Pama Pomdam I/BB tindak pidana narkotika.

Peltu Abdul Haris Lubis Ba Kodim 0212/TS terlibat tindak pidana narkotika, Pelda Hariyanto Ba Kodim 0201/BS tindak pidana narkotika, Serma Elison Sihotang Ba Korem 033/WP tindak pidana disersi, Serka Edi Bahtiar Ba Hartib Sub Denpom I/2-1 tindak pidana
narkotika, Sertu Rasmiyudin Ba Yonif 131/BRS tindak pidana pemalsuan dan Serda Aang Kurniawan Ba Korem 031/WB terlibat tindak pidana narkotika.

Kopda Eriadi Ta Kodim 0209/LB terlibat tindak pidana narkotika, Kopda Usman Denpom 1-5 terlibat tindak pidana pembunuhan, Kopda Abdul Halid Lubis Babinminvetcaddam I/BB tindak pidana narkotika, Kopda Yulfitrah Yonif 122/TS tindak pidana narkotika, Praka Iwan Setiawan Yonarhanudse 13/BS tindak pidana disersi.

Selanjutnya Prada Hendra Agung Permana Korem 032/WBR terlibat tindak pidana disersi, Serka Kornelius Ginting Suka Ba Pomdam I/BB tindak pidana narkotika, Kopda Muhadril Ta Babinminvetcaddam I/BB tindak pidana narkotika, Kopda Timbul Daulat Ta Bekangdam I/BB tindak pidana disersi, Praka Ali Nafia Ta Kiwal Denmadam I/BB tindak narkotika, Pratu Iwan Darsianturi Ta Yonif 121/MK tindak pidana narkotika dan Praka Rumpun
Sihotang Ta Yonkav 6/NK karena kasus disersi. (AE)

Oen A Poh Mendadak Tewas di Angkot

0

Medan, (Mimbar) – Seorang lelaki keturunan Tionghoa Oen A Poh (70) mendadak kejang lalu meninggal dunia di dalam sebuah angkutan kota (angkot) yang ditumpanginya. Sopir dan penumpang lainnya pun panik.

Saksi mata menyebutkan, kejadian berlangsung Jum’at (17/2) sekira pukul 14.00 WIB. sebelum meninggal dunia, katanya lelaki tua itu terlihat berjalan keluar dari kawasan pusat perbelanjaan modern Medan Mall Jalan MT. Haryono Medan. Lalu memberhentikan sebuah angkot yang melintas di lokasi itu bermaksud menumpang kendaraan sewa tersebut.

Tidak berapa lama duduk di kursi angkot, tiba-tiba pria tua itu kejang-kejang dan tak lama kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

Semua penumpang yang ada di dalam angkot itu serta sopir pun menjadi panik kelabakan dan segera petugas kepolisian dari Polsek Medan Kota.

“Dia nyetop angkot terus tiba-tiba pas mau duduk kita lihat korban kejang dan langsung meninggal,” kata Dedi salah seorang penumpang.

Aparat segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa jasad korban ke Rumah Sakit (RS) Bayangkara Medan.

“Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban dan diduga korban meninggal karena sakit,” ungkap Kapolsek Medan Kota Kompol Martuasah.

Pihak anggota keluarga korban yang membawa pulang jasad korban mengakui jika orang tuanya itu memiliki riwayat sakit asma. (AE)

2 PNS Syahbandar Sibolga Terjaring

0

Medan, (Mimbar) – Dua orang oknum pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Sibolga, Jum’at (17/2) tertangkap tangan oleh Tim Saber Pungli karena diduga melakukan pungutan liar (pungli) pengurusan izin berlayar.

Kedua tersangka yang merupakan pegawai pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sibolga itu bersama barang bukti berupa dokumen perijinan dan uang senilai Rp3,1 juta telah diserahkan kepada pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara untuk diproses lebih lanjut.

“Keduanya ditahan di Rutan Tanjung Gusta Kelas 1 A Medan menunggu Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyiapkan dakwaan dan melimpahkanya ke Pengadilan Tipikor Medan,” papar Kasi Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian.

Kedua tersangka TS dan TI akan didakwa dengan Pasal 12 huruf (2) subsider Pasal 11 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) Jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

“Mereka membanderol tarif pengurusan izin berlayar kapal dengan nominal Rp200 ribu sampai Rp2 Juta yang semestinya tidak ada pemungutan biaya,” kata Siagian yang juga menjabat selaku Humas Kejatisu. (Jep)

Jalinsum Tapsel Parah

0

Tapsel, (Mimbar)- Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel) arah Sibolga, tepatnya daerah Parsalakan, kondisi kerusakannya saat ini cukup parah sehingga kerap menimbulkan kecelakaan dan kemacetan.

“Kerusakan Jalinsum di daerah Angkola Barat hingga batas Kecamatan Batangtoru Tapsel saat ini cukup parah. Bila pengendara tidak hati-hati dan hapal akan kondisi jalan maka dikhawatirkan akan menimbulkan kecelakaan fatal nantinya,” tutur salah seorang warga Desa Tobotan yang menyaksikan antrian kenderaan saat melewati desanya.

Amatan Mimbar di lokasi, Kamis (16/2) di Desa Tobotan, Kecamatan Angkola Barat, Tapsel, kenderaan yang melintas harus antri disebabkan adanya gundukan lumpur yang mengeras di badan jalan. Beberapa titik jalan diantaranya dipenuhi lobang dengan diameter cukup lebar dan kedalaman diperkirakan mencapai 10-15 Cm.

Tokoh masyarakat di kawasan itu, Sitinjak A. Hutasuhut (58) menyebutkan jika pemerintah tidak melakukan perbaikan atas kondisi jalanitu maka akan semakin banyak korban kecelakaan berjatuhan.

“Tiga hari lalu pasangan suami istri harus dilarikan ke RSU Kota Padangsidimpuan karena sepeda motor mereka terperosok ke dalam lobang jalan dan informasinya cukup parah luka yang mereka alami,” ujarnya.

Hutasuhut meminta Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu melalui instansi terkait agar dapat sesegera mungkin memperbaiki jalan di wilayah Kecamatan Angkola Barat hingga Kecamatan Batangtoru itu.

Industri Rumahan Kue Kering Terbakar

0

Medan, (Mimbar) – Sebuah rumah permanen yang menjadi industri rumahan pembuatan kue kering di Jalan Pukat 6 Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung ludes dilalap si jago merah, Kamis (16/2) pagi lalu.

Kejadian yang menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah itu terjadi sekira pukul 06.15 WIB. Pagi itu salah seorang warga sekitar melintas di depan rumah nahas tersebut menyaksikan ada gumpalan asap tebal dan kobaran api besar dari dalam rumah itu.

Warga tersebut langsung berteriak memberiatahukan kepada warga lainnya telah terjadi kebakaran. Sontak warga lainnya berhamburan keluar dari rumahnya masing-masing dan langsung memadati lokasi. Namun tidak terlihat satu warga pun yang melakukan pemadaman api karena memang di sekitar lokasi kejadian tidak ditemukan air.

“Warga hanya bisa melihatnya saja, di lokasi warga tidak dapat menemukan air untuk melakukan pemadaman apinya,” kata salah seorang warga yang tidak ingin namanya disebutkan.

Peristiwa kebakaran itu langsung dilaporkan ke Polsek Percut Sei Tuan dan diteruskan ke petugas Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K). Tak lama kemudian, petugas kepolisian tiba di lokasi dan disusul 15 unit mobil DP2K yang digerahkan dari Pemko Medan juga tiba dilokasi.

Petugas DP2K langsung menyemprotkan air ke titik yang terbakar. Setelah tiga jam kemudian akhirnya api dapat dipadamkan. Selanjutnya, petugas DP2K meninggalkan lokasi. Sementara petugas kepolisian melakukan olah TKP.

Pantauan wartawan di lokasi, pemilik rumah tidak berada di dalam rumah tersebut. Dan di rumah korban terlihat ratusan kotak kue yang telah hangus terbakar.

“Mungkin karena korsleting listrik, namun walaupun begitu kita tetap melakukan penyelidikan guna memastikan penyebab kebakaran itu. Kita sudah mengamankan beberapa barang-barang yang terbakar sebagai barang bukti,” kata seorang petugas. (An)

Buruh Panen Sawit Ngaku Dipaksa Kerja

0

Labusel, (Mimbar) – Bambang Sutioko (25) hanya bisa berbaring di tempat tidur perawatan Rumah Sakit Umum (RSU) Sri Torgamba. Beberapa bagian tubuhnya harus mendapatkan perawatan intensif dan dijahit untuk menyatukan daging di tubuhnya yang menganga karena luka benda tajam.

Padahal, karyawan kebun yang bertugas memanen kelapa sawit milik PTPN III Unit Torgamba itu baru seminggu lalu juga mendapatkan perawatan yang sama karena bahu kirinya terkena sayatan alat panen sejenis arit yang biasa disebut agrek.

Pertama kali kecelakaan kerja itu dialaminya pada Senin (30/1) lalu. Meski belum sepenuhnya pulih dari lukanya karena masih merasakan sakit, sepekan kemudian Bambang kembali bekerja memanen sawit di areal tanaman Blok T 23 Afdeling IV kebun PTPN 3 Torgamba.

Nahas, kejadian yang dialaminya pada akhir pekan lalu itu terjadi lagi. Kali ini beberapa bagian tubuhnya terkena alat agrek sehingga menyebabkan luka menganga yang disebabkan tajamnya alat tersebut.

Melihat kondisi pekerja itu yang memprihatinkan, sejumlah rekan kerjanya segera memberi bantuan penyelamatan dengan membawa Bambang ke rumah sakit terdekat.

Bambang menyesalkan kecelakaan itu terjadi secara beruntun menimpa dirinya. Dia juga menyesalkan sikap pimpinannya yang telah memaksanya untuk terus bekerja meskipun ketika itu kondisi dirinya belum sepenuhnya pulih dari luka yang pertama kali dialami.

“Seandainya saya sementara ini diizinkan melakukan perkerjaan ringan atau hak cuti sampai luka sembuh, barangkali saya terhindar dari dua kali kecelakaan kerja seperti ini,” ucapnya, Sabtu (11/2) di hadapan sejumlah wartawan yang menjenguknya.

Selama ini Bambang melakukan pekerjaan yang berbahaya itu tanpa dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja. Hal itu, selain mengancam keselamatan diri sendiri juga bertentangan dengan Undang-Undang serta mengangkangi pesan Bupati Labusel H Wildan Aswan Tanjung SH,MM.

Ketua komisi B DPRD Labuhanbatu Selatan H Zainal Harahap mengingatkan manager PTPN III kebun Togamba mentaati ketentuan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bagi para karyawannya.

“Aspek K3 paling penting dalam kehidupan pekerja sehari-hari. Untuk itu pihak managemen PTPN 3 lebih berhati-hati dan mendalami tugas tanggungjawab bagi seluruh karyawan pada setiap level,” ucap politisi senior PDI Perjuangan Labusel itu.

Sementara itu manajemen perusahaan plat merah tersebut belum memberikan keterangan terkait kejadian yang menimpa karyawannya. Manager kebun unit Torgamba yang berusaha
dikonfirmasi melalui telepon selulernya tak menjawab pertanyaan wartawan. (MH)

Medan Ngaku Kewalahan Atasi Sampah

0

Medan, (Mimbar) – Pemerintah Kota Medan mengakui kewalahan mengatasi volume sampah di wilayah ini yang setiap hari terus meningkat. Pihak swasta pun akhirnya diundang untuk ikut terlibat mengelola.

Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution pada sebuah kesempatan berharap ada lembaga atau perusahaan yang mau diajak kerja sama untuk penanganan sampah, agar kebersihan lingkungan terpelihara dengan baik.

“Pelibatan pihak ketiga dalam penanganan sampah, keuntungan yang didapat pemko dari kerja sama ini hanya sebatas retribusi ataupun pajak sesuai ketentuan berlaku. Lain daripada itu, lingkungan di Kota Medan menjadi bersih dan terpelihara,” ucapnya, Selasa (14/2) di Medan.

Akhyar juga mengaku sudah banyak menerima tawaran kerja sama pengelolaan sampah dari beberapa negara luar. Namun Pemko Medan belum menindaklanjutinya, dikarenakan keseriusan negera-negara tersebut tidak terlihat.

“Padahal Pak Wali juga sampaikan, bila kalian (perusahaan) mampu bekerja dengan progres 20 persen saja, Pemko siap mempermudah pengurusan izin. Tapi begitupun sampai hari ini keseriusan tersebut belum terwujud,” urainya. (ASW)

Tiga Tersangka Korupsi di Dairi Ditahan

Medan, (Mimbar) – Tiga tersangka tindak kejahatan korupsi di Kabupaten Dairi, Selasa (14/2) ditahan pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara. Para tersangka dititipkan di rumah tahanan Tanjung Gusta, Medan.

Ketiga tersangka, Melanton Purba sebagai Direktur CV. Langit Biru, Holman Siringoringo selaku Direktur CV. Ruthani Mandiri dan Arifin Lumban Gaol selaku Wakil Direktur CV. Keke Lestari merupakan rekanan proyek pengadaan komputer di sejumlah sekolah di Dairi.

Kasi Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian didampingi Kasubsi Penkum Kejatisu, Yosgernold Tarigaan membenarkan adanya penahanan ketiga tersangka dalam kasus korupsi pengadaan komputer tersebut.

Sumanggar menyampaikan, sebelum dilakukan penahanan ketiganya menjalani proses pemeriksaan dan cek kesehatan, setelah itu dititipkan pada Rutan Tanjunggusta Medan guna proses pemberkasan dan selanjutnya dilimpahkan ke persidangan.

Dari pemeriksaan dan keterangan ahli dari Politeknik Negeri Medan dan didapatkan untuk empat item kegiatan ditengarai tidak sesuai dengan sfesifikasi yang ada di kontrak dan kemudian dilakukan audit kerugian negara oleh akuntan publik didapatkan jumlah
kerugian negara Lebih kurang Rp800 juta.

“Pada kasus tersebut Pidsus Kejatisu telah menetapkan empat tersangka dan pada pemeriksaan Selasa (13/2) satu orang tersangka berinisal D K T tidak hadir tanpa keterangan,” ucapnya.

Para tersangka, paparnya disangka telah melakukan tindak pidana korupsi yang dijerat dengan Pasal 2 dan Pasal 3 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.(Jep)

Di Samosir, Sulit Panen 2 X Setahun

0

Samosir, (Mimbar) – Meski secara teori tidak ada yang sulit untuk meningkatkan hasil produksi padi dengan cara meningkatkan masa panen menjadi dua kali dalam setahun, namun secara fakta itu sulit dicapai petani di Kabupaten Samosir.

“Target 2 kali panen padi pertahun ini sebenarnya tidak begitu susah, tapi faktanya sangat sulit. Sampai saat ini Samosir belum bisa melaksanakan dua kali panen,” ucap Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir,
Erkanus Simbolon, baru-baru ini.

Pejabat itu menerangkan, perilaku petani juga mendorong sulitnya pencapaian target tersebut. Dia mencontohkan, banyak petani yang masih tetap bergantung pada bantuan dari pemerintah.

Donald Lumbanraja, seorang penggerak pertanian di Kecamatan Nainggolan mengakui perihal sebagian sikap rekan-rekannya sesama petani yang selalu berharap dorongan dan bantuan pemerintah untuk meningkatkan produksi.

Dia mencontohkan tentang kerusakan mesin pompa air. Sebagian petani masih berharap pemerintah yang turun tangan untuk memperbaikinya. Padalah fungsi alat itu sangat strategis untuk pengairan sawah, maka seharusnya dilakukan perbaikan secara swadaya.

“Mesin pompa air yang dikelola kelompok tani di daerah saya. Begitu pemerintah sudah menyerahkan bantuan itu, maka semua persoalan terkait itu seharusnya menjadi urusan kelompok tani kami, dan inilah yang disebut satahi saoloan itu. Jangan menunggu pemerintah” ucapnya.

Kadis Pertanian, Pertenakan, Perikanan & Perkebunan Samosir dalam kunjungannya memantau perbaikan mesin pompa air di areal pertanian Huta Sidaludalu, Kecamatan Palipi menyebutkan peran pompa air itu bagi pertanian sangat penting sehingga pihaknya segera melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi.

“Mesin pompa air ini sangat diperlukan petani, terlebih pada musim kemarau yang sangat panjang seperti sekarang ini yang sedang melanda Samosir,” ucap Erkanus.

Pejabat itu berharap langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Samosir dapat mendorong terealisasinya target peningkatan produksi padi di daerah itu. (RN)