Beranda blog Halaman 2612

Jempol Di Lap. Merdeka

0

Medan, (Mimbar) – Langkah untuk meningkatkan kesadaran berlalulintas ini memang layak mendapat acungan jempol. Taman portable yang digagas Satuan Lalulintas diharapkan mampu membangun kesadaran sejak dini.

“Sebagai sarana pendidikan tentang aturan lalulintas, tertib dan etika berlalu lintas sejak dini,” ucap Kepala Satuan Lalulintas (Satlantas) Polresta Medan, Komisaris Polisi (Kompol) T. Rizal Moelana, akhir pekan lalu.

Taman portable yang menjadi taman edukasi itu memungkinkan anak-anak untuk mengenali cara berlalulintas yang baik, bahkan anak-anak juga bisa langsung mempraktekkan cara berlalu lintas di dalam taman yang didisain secara khusus itu.

Selain memperkenalkan sejak dini kepada anak-anak, perwira itu juga berharap taman edukasi ini bisa menjadi penyegar atau pengingat kembali bagi para orang tua tentang tata cara berlalulintas yang baik.

Keberadaan taman portable ini, tambahnya merupakan salah satu upaya jajarannnya melakukan sosialisasi tertib lalu lintas di tengah-tengah masyarakat.

“Ini juga kita lakukan ke sekolah-sekolah. Taman portable ini bisa dibawa ke mana saja dan kapan saja,” ucapnya. (AE)

Tunangan Gol, Si Gadis Nangis Takut Gak Jadi Kawin

0

Medan, (Mimbar) – Wanita berambut pendek dengan postur tinggi langsing itu uring-uringan. Betapa tidak, sang tunangan Ryan Pratama alias Ambon yang sudah berjanji akan segera menikahinya pada tahun ini justru mendekam di dalam sel tahanan Mapolsek Medan Baru.

“Iya benar bang kalau saya sebagai tunangannya Riyan. Kami rencananya akan menikah, soalnya saya dan dia sudah tunangan. Aku takut serta sedih kali kalau rencana kami batal menikah,” kata dara asal Binjai itu meneteskan air matanya seusai menjenguk tunangannya itu.

Sebelumnya diberitakan, petugas reserse kriminal (Reskrim) Polsek Medan Baru dalam sebuah operasi pada Kamis (25/8) malam lalu mengamankan dua orang pemuda pengendara Honda Beat warna biru di kawasan lokasi hiburan malam, New Zone.

Dari keduanya, Ryan Pratama alias Ambon (26) warga yang tinggal di kawasan Binjai dan Dwi M Iqbal Tarigan warga Jalan Gaperta Gang Swakarya No. 30 Medan, petugas menemukan narkoba jenis pil ineks. Selanjutnya untuk pengembangan kedua pemuda itu digelandang ke markas. (AE)

Warga Desa Kecewa pada Polres

Labuhanbatu, (Mimbar) – Warga Desa Meranti Paham, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbaru merasa kecewa dengan kinerja aparat kepolisian resort (Polres) setempat dalam penanganan kasus korupsi yang telah mereka laporkan.

“Sampai saat ini Polres Labuhanbatu belum juga memberikan penjelasan kesimpulan laporan dugaan korupsi tersebut,” ucap Boiman, selaku Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Meranti Paham, pekan lalu kepada Mimbar.

Sebelumnya, warga melalui BPD setempat melaporkan dugaan korupsi alokasi anggaran desa (ADD) Desa Meranti Paham Kecamatan Panai Hulu Tahun Anggaran (TA) 2015 senilai Rp 302.005.000.

Mereka menuding Kepala Desa merupakan pihak paling bertanggungjawab dalam dugaan penyimpangan anggaran desa tersebut.

“Kami telah melakukan pengukuran ulang atas pengerjaan kegiatan fisik dan menemukan indikasi kekurangan volume serta juga menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB),” papar Boiman.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah menyerahkan semua bukti tertulis yakni lampiran surat pernyataan keberatan sejumlah perangkat BPD terkait pemalsuan tanda tangan, serta salinan surat berita acara pengukuran ulang kegiatan fisik dan hasil pemeriksaan pihak inspektorat ke Polres Labuhanbatu.

Namun warga harus merasa kecewa karena laporan itu hingga kini belum menunjukkan tindak lanjutnya. Mereka bahkan menilai pihak kepolsian lamban dan tidak serius menangani kasus korupsi yang telah dilaporkan warga itu.

Sementara itu, Penyidik Unit III Sat Reskrim Polres Labuhanbatu Iptu Krisnat Indratno, saat dihubungi melalui selulernya Jumat (2/9) guna meminta penjelasan atas laporan dugaan korupsi itu enggan memberikan keterangan.

”Suaranya putus-putus,” kata petugas itu sembari langsung menutup pembicaraan. (BS)

Diduga Dibeking Oknum Aparat

0

Labuhanbatu, (Mimbar) – Keberadaan mafia crude palm oli (CPO) di wilayah hukum Kabupaten Labuhanbatu ditengarai marak. Pengelola dapat dengan leluasa menjalankan bisnis haramnya itu diduga karena dibeking oknum aparat tertentu.

“Gudang CPO ini sudah beroperasi dalam tiga bulan terakhir ini. Kami heran, bisnis seperti ini masih saja kambuh di lingkungan kami ini,” ujar salah seorang tokoh masyarakat di Lingkungan Bulu Cina, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhanbatu, baru-baru ini.

Sumber itu merujuk keberadaan sebuah gudang di pinggir jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Bulu Cina atau sekitar 7 kilometer dari Kota Rantauprapat yang diduga menampung CPO ilegal.

Pantauan Mimbar di lokasi, dalam kisaran waktu 30 menit sudah ada sekitar 5 (lima) unit mobil tangki yang pada lambungnya bertuliskan minyak goreng merek Avena masuk ke lokasi penampungan diduga CPO illegal itu.

Selanjutnya, kendaraan yang masuk itu oleh petugas di gudang tersebut dilakukan pembukaan tutup tangki bagian atas dengan cara mendongkel memakai alat menyerupai linggis. Lalu, CPO yang ada di dalam “lambung” tanki itu dialirkan ke sebuat wadah yang telah disiapkan sebelumnya.

Melihat kehadiran Mimbar, seorang pekerja gudang, langsung menyarankan agar berkoordinasi dengan bos atau toke mereka yang disebutnya bermarga Sianturi yang saat itu tengah ke tempat tugas di Pematang Siantar.

“Bapak koordinasi aja dengan Pak Sianturi. Dia Bos kami ditempat ini. Tahu sama tahulah kita Pak soal bisnis yang seperti ini,” ujar pekerja gudang tersebut. (B-63)

Pedagang Sayur Ini Katanya Meresahkan

0

Medan, (Mimbar) – Warga Jalan Rakyat dan Jalan Pelita, Kelurahan Sidodame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan mengaku sudah sangat resah atas keberadaan pedagang sayuran eks Jalan Sutomo yang berjualan di pinggir jalan di kawasan itu.

Selain menyebabkan penyempitan ruas jalan sehingga mengganggu kelancaran arus lalu-lintas, kehadiran pedagang juga meninggalkan tumpakan sampah. Apalagi para pedagang menjadikan parit di gang-gang kecil depan rumah warga menjadi WC umum.

Demikian terungkap ketika Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi menerima kunjungan masyarakat Jalan Rakyat Kelurahan Sidodame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan yang terdiri dari BKM Mesjid Al Ridho dan Pengurus Gereja GKPI, di Kantor Wali Kota, Senin (5/9).

Warga mendesak Pemko Medan untuk segera menertibkan para PKL tersebut.Ketua BKM Mesjid Al Ridho H Sobri menjelaskan, saat ini masyarakat sudah sangat terganggu atas keberadaan PKL yang sudah berjalan tiga bulan ini.

Apalagi di saat waktu Shalat Subuh, warga beragama Islam yang hendak shalat berjemaah kesulitan memasuki masjid karena terhalang para pedagang berjualan.Di samping itu sampah sisa para pedagang berjualan sudah menumpuk dan menimbulkan aroma busuk, terutama pada saat musim hujan.

Keluhan senada juga disampaikan pengurus Gereja GKPI bermarga Tambunan. Dikatakannya, umat Kristiani sangat terganggu tas keberadaan PKL tersebut. Sebab, ketika mau beribadah ke gereja pada hari Minggu, mereka juga kesulitan untuk memasuki gereja karena terhalang pedagang yang berjualan.

Merajalelanya para PKL berjualan, ungkap Tambunan, lantaran oknum OKP melindungi dan memberi izin berjualan.

“Untuk itu kami minta agar Pemko Medan segera menertibkan para PKL. Bayangkan saja mereka sekarang membuang sampah sisa jualan ke parit busuk setiap harinya. Akibatnya parit busuk sekarang penuh sampah. Selain itu mereka juga menjadikan parit di gang-gang kecil depan rumah warga sebagai WC umum,” papar Tambunan.

Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution Msi didampingi Asisten Ekbang, Ir Qamarul Fattah dan Plt Dirut PD Pasar, Benny Sihotang mengatakan sangat senang atas kedatangan masyarakat Jalan Rakyat dan Pelita tersebut. Sebab, kehadiran mereka ditunggu Pemko Medan sebagai dukungan moril dari masyarakat untuk Pemko Medan.

“Bapak Wali Kota Medan tidak pernah merestui Jalan Rakyat dan Jalan Pelita dijadikan tempat berjualan. Artinya, pedagang itu tidak diperbolehkan berjualan di lokasi tersebut. Penertiban akan segera kita lakukan, apalagi sekarang ini kita mendapatkan dukungan moril dari masyarakat. Selama ini belum ada dukungan moril seperti ini,tinggal
strategi yang akan dilakukan oleh tim penertiban selanjutnya,” jelas Akhyar. (ASW)

Sofyan Ciutkan Nyali Pedagang Kusen

0

Medan, (Mimbar) – Nyali sejumlah pedagang kusen dan seng bekas yang biasanya menjajakan dagangannya di atas trotoar jalan kawasan Jalan Brigjen Katamso Medan akhirnya ciut. Mereka pun mengamankan dagangannya karena khawatir diangkut paksa petugas.

Sebelum penertiban ini dilakukan, para pedagang sudah berulangkali disurati agar tidak menjajakan dagangannya di atas trotoar. Namun surat peringatan tersebut tak ditanggapi sehingga dilakukan penertiban.

Untuk ‘membersihkan’ kusen dan pagar bekas dari atas trotoar, Sofyan pun menurunkan sekitar 250 orang personelnya.

Melihat kedatangan para petugas satpol PP yang dipimpin langsung M. Sofyan, para pedagang pun langsung meninggalkan calon pembeli dan berusaha mempertahankan kusen dan pagar besi dengan sekuat tenaga agar tidak diangkut petugas Satpol PP.

Namun upaya para pedagang tak berhasil, sebab mereka kalah kuat dan jumlah dari petugas Satpol PP. Aksi penertiban dan penolakan ini sempat menyebabkan terjadinya kemacetan arus lalu-lintas. Namun kemecetan tidak lama, sebab Sofyan selanjutnyan menghentikan penertiban tersebut.

Akan tetapi sebelum penertiban dihentikan, dia minta Lurah Sei Mati, Asbin S yang datang mendukung penertiban untuk segera menyampaikan kepada para pedagang agar segera mengangkati kusen dan pagar bekas dari trotoar, sebab fungsinya bukan untuk berjualan melainkan tempat para pejalan kaki.

“Saya minta seluruh kusen dan pagar besi bekas ini dibersihkan dari atas trotoar sekarang. Apabila tidak dibersihkan, saya akan turunkan 10 truk lagi untuk mengangkut kusen dan pagar bekas ini!” tegas Sofyan.

Para pedagang yang sudah belasan tahun berjualan di tempat itu pun langsung ciut, mereka kemudian mengangkati satu persatu kusen dan pagar bekas. Ada yang meletakkannya di halaman perkuburan, ada yang membawa ke dalam-dalam gang.

“Saya minta tidak ada lagi yang berjualan disini. Jika kepadapatan berjualan lagi, seluruh kusen dan pagar bekas langsung kami angkut seluruhnya!” pungkasnya.

Sikap tegas ini diambil Sofyan karena tindakan para pedagang telah melanggar peraturan yang ada. Selain dilarang berjualan di atas trotoar, keberadaan kusen dan pagar bekas ini sangat mengganggu estetika. Ditambah lagi transaksi jual beli yang dilakukan selama ini menganggu kelancaran arus lalu-lintas. (ASW)

Banyak “Danau” di Sunggal-Pancurbatu

0

Deli Serdang, (Mimbar) – Jika biasanya keberadaan danau memberi manfaat bagi warga sekitarnya, tetapi ternyata berbeda dengan danau-danau yang ada di kawasan ini. Masyarakat justru sangat resah dan merasa tidak nyaman.

Betapa tidak, danau-danau yang jumlahnya banyak itu ternyata bukan danau dalam makna sebenarnya, melainkan hanya genangan air yang jumlahnya lumayan banyak dan menutupi badan jalan yang akan menghubungkan Kecamatan Sunggal dengan Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang.

Melintasi jalan sepanjang 8 kilometer di kawasan itu harus ekstra hati-hati, jika tidak ingin menjadi korban kecelakaan tunggal. Pasalnya, lobang bak danau buatan itu memiliki kedalaman yang bisa membuat pengendara kendaraan bermotor terjerembab. Sejumlah kendaraan roda empat, bahkan sering terlihat mogok karena mesinnya terendam air “danau” itu.

Salah seorang warga setempat, Suwito, mengatakan kalau dirinya pernah terjebak pada genangan air itu ketika dirinya sedang mengendarai kendaraan.

“Ketika itu saya tak tahu lagi memilih jalur mana yang dangkal, tiba-tiba sepedamotor saya terperosok ke genangan air yang dalam hingga sayapun ikut terjatuh,” terang Suwito

Ironisnya, ketika cuaca sedang tidak musim hujan atau sedang kemarau, maka air yang menggenang pada lobang-lobang yang menganga di badan jalan itu akan mengering selanjutnya lobang-lobang itu menghasilkan debu yang banyak sehingga ketika melintas, dirasakan sangat tidak nyaman. (B.18)

Menghidupkan Moralitas dalam Ibadah Qurban

0

“Maka wajar jika banyak umat muslim yang taat dalam ibadah ritual dan paham akan hukum agama serta berkecukupan, namun tidak memiliki empati untuk menyisihkan hartanya bagi kepentingan masyarakat dan agama.”

 

Kata qurban berasal dari kata qarraba – yuqarribu – qurbaanan, yang berarti pendekatan diri. Dalam istilah qurban berarti usaha pendekatan diri kepada Allah, yang realisasinya dengan menyerahkan sebagian nikmat yang telah diterima dari Allah dan diserahkan kepada-Nya. Hewan qurban sendiri dalam istilah ilmu fikih biasa disebut dengan nama al-udh-hiyah yang berarti hewan ternak yang disembelih pada hari Idul Adha dan hari tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut.

Menyembelih qurban termasuk amal salih yang paling utama. ‘Aisyah ra., menceritakan bahwa Nabi saw., bersabda: “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang karenanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim. Banyak ulama menjelaskan bahwa menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha lebih utama daripada sedekah yang senilai dengan harga hewan qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan qurban. Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah. Di samping itu, menyembelih qurban lebih menampakkan syiar Islam dan lebih sesuai dengan sunnah.

Kesadaran umat Islam dari waktu ke waktu dalam menunaikan ibadah qurban cukup tinggi, bahkan jauh lebih tinggi di banding dengan kepatuhan dalam menunaikan zakat harta. Menariknya, bila di masa lalu pelaksanaan qurban hanya dikelola oleh panitia yang ada di masjid-masjid atau pengurus kampung, saat ini sudah menjamur dan meluas ke berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, bahkan partai-partai politik. Menggembirakan memang, tapi pernahkah kita berpikir apa makna sesungguhnya yang bisa kita petik dari ibadah qurban?

Pertanyaan ini layak untuk direnungkan sehingga qurban yang dilaksanakan akan sampai kepada Allah dan bukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban sebagai hamba yang bertakwa. Sesuai syariah, ibadah qurban disunnahkan atau bahkan diwajibkan bagi yang mampu. Ukuran kemampuan tidak berdasarkan kepada nisab sebagaimana zakat harta, melainkan pada kebutuhan per individu, yakni apabila seseorang setelah memenuhi kebutuhan sehari-hari masih memiliki dana lebih dan cukup untuk membeli hewan qurban, khususnya di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.

Dengan mengetahui makna qurban secara benar, maka akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah, bahwa Allah sama sekali tidak memerlukan daging yang kita qurbankan, semua itu hanya untuk kepentingan dan kewajiban kita sebagai umat manusia agar saling berbagi. Karena makna qurban secara sederhana adalah mendekatkan diri kepada Allah.

Bila mengacu pengertian tersebut, maka berqurban dengan tujuan mencari popularitas, menarik simpati, ingin dipuji dan berbagai macam niat selain taqorrub ilallah bisa dipastikan tidak sampai kepada Allah. Makna selanjutnya, ibadah qurban sebagai bukti ketundukan secara total dari seorang hamba kepada Sang Pencipta, apapun dan bagaimanapun beratnya perintah itu.

Salah satu firman Allah yang sarat dengan pesan moral dan nilai kemanusiaan termuat dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”.

Dari ayat tersebut ada tiga kata kunci penting yang berhubungan dalam kehidupan manusia di dunia, yaitu nikmat yang banyak, shalat, dan berqurban. Jika ingin agar nikmat tersebut lestari maka lakukanlah shalat untuk memperkuat hubungan vertikal agar nikmat tersebut memiliki nilai yang hakiki, tidak semu. Selanjutnya, lakukan pengorbanan agar secara sosial menjadi nikmat bagi sesama. Nikmat Allah tidak mungkin bisa terasa nikmat bila hanya dinikmati oleh diri sendiri, tanpa keterlibatan orang lain.

Maka selain untuk menunjukkan kepatuhan hamba kepada Allah, qurban merupakan kata kunci bagi terciptanya harmonitas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa pengorbanan, cita-cita luhur untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat hanyalah retorika dan isapan jempol belaka. Kepedihan yang menimpa sekian banyak umat Islam yang masih hidup di bawah garis kemiskinan juga berawal dari tidak adanya pengorbanan yang sejati dari umat muslim yang berkecukupan. Motivasi berqurban selain untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, juga harus didasari oleh pertimbangan akal-rasio dan ilmu yang memadai yaitu untuk kepentingan kemaslahatan, kemakmuran dan kedamaian masyarakat umum.

Berqurban dengan menyembelih kambing atau sapi hanyalah sebagian kecil dari berqurban dalam arti yang luas. Banyak pengorbanan lain yang dapat dilakukan, seperti merelakan tanah yang dimilikinya bagi fasilitas umum, menyokong tersedianya lembaga pendidikan, menjadi orang tua asuh, dan banyak contoh lain. Berqurban juga harus didasari oleh kesadaran akan pesan moral-etis yang terkandung di dalamnya sehingga ada upaya yang terus menerus untuk meningkatkan spiritualitas diri dan masyarakat.

Di antara pesan moral dan ahlak yang dapat kita petik dari berqurban adalah:
Pertama, adanya keikhlasan untuk menyisihkan sebagian harta kita bagi masyarakat yang lebih luas.
Kedua, adanya kesediaan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran yang kita miliki untuk kepentingan umum serta agama. Orang yang telah terilhami makna berqurban, diyakini akan dapat bergaul secara baik dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya.

Ketiga, adanya kesediaan melakukan dakwah dan taklim dengan menyebarkan ilmu dan keterampilannya untuk pemberdayaan masyarakat. Dalam kenyataannya masih banyak umat muslim yang memiliki ilmu agama cukup, tetapi enggan untuk mentransfer ilmunya kepada masyarakat di sekitarnya.

Keempat, berpartisipasi aktif dalam proses kepemimpinan (imamah) dan sanggup memegang kepemimpinan dengan amanah dan penuh rasa tanggungung jawab. Dalam kedudukannya sebagai rakyat, berkorban berarti sanggup menjadi warga masyarakat yang baik, partisipatif, kreatif dan mampu melakukan kontrol yang bermoral untuk pemimpin dan lingkungan sosialnya.

Secara jujur harus diakui bahwa pemahaman akan arti qurban seperti ini belum terealisasikan secara konsisten bagi masyarakat muslim. Masih banyak di antara umat muslim yang belum bisa memahami akan makna duniawi di balik ibadah qurban. Kelompok ini beranggapan bahwa ibadah qurban semata-mata urusan antara manusia dengan Allah, dan tidak ada kaitannya dengan urusan duniawi.

Maka wajar jika banyak umat muslim yang taat dalam ibadah ritual dan paham akan hukum agama serta berkecukupan, namun tidak memiliki empati untuk menyisihkan hartanya bagi kepentingan masyarakat dan agama. Padahal sesungguhnya harta itu milik Allah yang dipinjamkan kepada manusia. Itulah kaidah tentang harta menurut prinsip Islam sebagaimana firman Allah: ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah telah meminjamkan-Nya kepadamu”. (QS. Al-Hadid: 7)

Pada kenyataannya masih banyak umat Islam yang beranggapan bahwa harta itu miliknya dan merupakan hasil jerih payah diri pribadi, tanpa adanya ’campur tangan’ Allah. Meski firman Allah sudah sangat jelas bahwa harta yang ada pada diri kita adalah ’titipan Allah’, pada kenyataannya tidak mampu mengalahkan sikap kikir dan bathil serta ego yang melekat pada sebagian umat Islam. Itulah sebabnya, banyak di antara kaum kaya yang tidak dapat menikmati kekayaannya karena hidupnya telah dikendalikan oleh harta.

Kendati demikian, kita patut bersyukur bahwa kesadaran umat muslim untuk berqurban semakin tinggi, tetapi yang perlu ditingkatkan adalah berqurban dalam arti luas yang dapat menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Kesediaan melakukan pengorbanan untuk orang lain haruslah didasari demi mengharapkan keridhoan Illahi, karena berkorban adalah sebuah ajaran tentang mengurangi kepentingan diri pribadi untuk kepentingan orang lain dalam rangka mencapai kemuliaan di hadapan Allah.

Dengan berqurban diharapkan akan menghantarkan kita untuk menggapai maqam tertinggi dihadapan Allah sebagai hamba yang menyandang derajat muttaqin. Amin

Maling Ini Lumayan Nekad

0

Medan, (Mimbar) – Pelaku pencurian ini terbilang lumayan nekad. Meski sasarannya berada di depan markas kepolisian, tidak membuatnya ciut nyali. Tapi nahas, aksinya itu kepergok warga sehingga terpaksa lari terbirit-birit dan meninggalkan begitu saja sepeda motor miliknya.

Keterangan yang dihimpun, Jumat (2/9). Sore itu, H Panggabean dan rekannya yang berprofesi sebagai pemasaran minuman kesehatan dengan menggunakan mobil box sedang mengantarkan orderan ke toko yang berada tepat di depan Mapolsek Percut Sei Tuan.

Ketika itu mobil diparkirkan tepat di depan toko, dan H Panggabean dan rekannya membuka pintu samping mobil untuk mengambil barang orderannya. Setelah itu keduanya masuk ke dalam toko sembari membawa barang. Sedangkan pintu samping mobil tidak ditutup.

Di saat bersamaan, seorang pria yang identitasnya belum diketahui dan mengendarai sepedamotor Suzuki Spin BK 6571 CJ, berhenti di samping mobil. Pelaku kemudian menuju mobil dan membuka pintu samping, dengan maksud hendak mencuri.

Aksi pencuri itu dipergoki oleh warga sekitar dan H Panggabean, yang saat itu juga berteriak maling. Spontan pelaku melarikan diri dan meninggalkan sepedamotornya di lokasi. H Panggabean kemudian melapor ke polisi. Petugas memboyong barang-bukti itu ke Mako.

H Panggabean ketika diwawancarai mengaku jika pencurian itu sudah 2 kali terjadi. “Pada pencurian pertama, ban serap dari dalam mobil yang dicuri,” ungkapnya.

Petugas yang mengamankan sepedamotor pelaku ketika ditanyai mengatakakan pihaknya masih mendata saksi-saksi.

“Diduga pelaku tinggal di seputaran lokasi kejadian. Kita masih memintai keterangan saksi-saksi, yang nantinya untuk dapat meringkus pelaku,” kata petugas yang tampak sibuk itu. (An)

Tubuh Kolektor Terpotong Tiga

0

Labuhanbatu, (Mimbar) – Hengki Fernando (24) yang sehari-hari bekerja sebagai seorang kolektor (penagih) pada sebuah perusahaan penyalur kredit peralatan rumah tangga, Kamis (1/9) tewas mengenaskan setelah tertabrak sebuah truk di Jalan Lintas Sumatera di kawasan Kampung Baru,Kecamatan Bilah Barat. Labuhanbatu.

Tubuh korban terpotong menjadi tiga bagian, sementara seorang teman wanitanya Nilpau Jannah (20) warga Aek Matio, Kecamatan Rantau Utara mengalami patah tulang ringan dan luka lecet di bagian paha dan kaki.

“Cewek yanhg diboncengnya sempat melompat sehingga selamat,” sebut Mariono, saksi mata dalam kejadian nahas itu.

Saksi itu memaparkan, sebelumnya korban warga Jalan Mentimun Lingkungan X Siumbut-umbut Baru Kisaran itu bersama teman wanitanya dengan mengendarai sepedamotor Honda Beat BK 2820 YBG melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Medan menuju Rantauprapat.

Setiba di Dusun Purba Tua Desa Kampung Baru Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, tiba-tiba korban tergelincir di bahu jalan tersebut. Jatuhnya korban diduga karena kurang hati-hati, meski cuaca sedang hujan dan permukaan jalan licin dan menurun, korban tetap melaju dengan kencang.

Sementara itu, persis di belakang korban, kata saksi ada sebuah kendaraan jenis truk bermuatan barang juga melaju kencang sehingga ketika korban terjatuh langsung tertabrak kendaraan tersebut mengakibatkan korban tewas seketika.

“Hitungan waktu kejadiannya cuma beberapa detik, setelah terjatuh sendiri langsung dilindas mobil barang, dan mobil barangnya melarikan diri” ungkap Mariono yang mengaku mengetahui persis peristiwa tersebut.

Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP WS Muchtar Hasibuan Melalui Kanit Laka Ipda Siddik mengatakan, jenazahnya korban yang terpotong beberapa bagian itu sudah di bawa ke RSUD Rantauprapat. (B-64)