mimbarumum.co.id – Omset penjualan kerupuk jangek berbahan kulit sapi menurun drastis. Hal tersebut karena terkuaknya pembuatan kerupuk jangek berbahan kulit babi beredar di tengah masyarakat.
Andra salah satu pedagang kerupuk jangek daru kulit sapi mengaku sangat berimbas dari dagangannya. Produksi kerupuk jangeknya menurun hingga 70 persen.
“Turun drastis juga, dari 100 persen sampai 70 persen turun, ini juga belum stabil masih setengah-setengah gitu,” ujar Andra kemarin.
Baca Juga : Home Industri Jangek Babi di Sidorejo untuk Kalangan Non Muslim
Ia mengeluh karena terkena imbas berita beredarnya jangek babi. Padahal selama ini ia tidak pernah berniat bermacam macam seperti menjual jangek kulit babi.
“Iya ngasih tau sama orang kalau ini kulit lembu buat sendiri, percaya engak percaya itu tergantung orangnya kita cuman beritahu ini dari kulit lembu,” ujar warga Kecamatan Batang Kuis, Deliserdang ini.
Meski baru meneruskan lapak usaha sang teman yang sudah 7 tahun lebih dulu jualan dan ia masih 4 bulan berjualan, Andra mengaku pendapatannya sebelum beredar berita jangek babi dikatakan Rp800 ribu perhari dari hasil penjualan mulai jam 16.00 sampai 23.00 WIB .
“Sebelum isu ini kita 700 sampai 800 ribu penjualan,” paparnya saat di temui di Jalan Tembung Bandar Khalipah, Percut Seituan.
Jangek yang dijual ayah dua orang anak ini berkisar dari Rp5.000 sampai Rp35.000 tergantung ukuran bungkusan.
Andra berharap dengan adanya isu isu jangek babi, pembeli dagangan nya jangan mudah percaya akan hal tersebut.
“Kalau bisa orang orang sekarang ini jangan temakan isu lah kalau belum ada bukti, karna isu isu gitu dampaknya sama awak ini nampak kali, terasa kali,” harapnya.
Dengan demikian Andra tak patah semangat untuk terus bedagang meski dengan ada nya isu jangek babi penjualan nya hanya mampu menembus Rp 125 ribu perhari.
“Cemana lah orang dagang pasang surutnya dikasih cobaan sama Tuhan, ada nya segini di syukuri yang penting anak istri bisa makan,” tutupnya. (yf)