Batubara, (Mimbar) – Darah segar mengucur deras dari bagian hidung Susanto alias Anto (27) warga Dusun VII, Desa Empat Negeri, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. Pria malang itu manahan rasa sakit setelah mendapat bogem mentah diduga dari seorang oknum aparat kepolisian setempat.
Seorang kerabatnya, Julianto segera membawa Anto ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Batubara untuk mendapatkan perawatan intensif. Tim medis menyimpulkan, pria itu harus menjalani perawatan inap di RS milik pemerintah daerah tersebut untuk kepentingan perawatan lebh lanjut.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Labuhan Ruku, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Irsol, SH didampingi Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim), Inspektur Dua (Ipda), Rudy Safrizal dan Kanit Reskrim Polsek Lima Puluh, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Wahidin yang menerima informasi itu segera meninjau lokasi kejadian serta menjenguk korban di RSUD Batubara.
Pejabat kepolisian itu membenarkan bahwa terduga pelaku pemukulan terhadap Anto adalah seorang personil kepolisian berinisial Briptu SN. “Iya, dia anggota saya. Dalam kejadian ini SN mengakui perbuatannya. SN sudah kita amankan”, kata AKP Irsol.
Informasi yang dihimpun, pada Minggu (16/4) sore, korban sudah ‘menapak’ di pakter tuak pasir-pasir milik Idris, di Dusun IV, Desa Kwala Gunung. Sekira pukul 17.30 WIB datanglah Briptu SN dan seorang temannya. Mereka menikmati minuman keras jenis tuak sembari ber-karoke ria.
Selanjutnya, sekira pukul 20.30 WIB mendadak korban dipanggil seseorang dari arah belakang warung atas permintaan SN.
“Aku datang menghampiri SN. Lalu dia berkata, “Kau udah tahu”. Tak berselang waktu dan tak tahu apa masalahnya, SN langsung meninju mulutku hingga berdarah. Setelah itu itu aku kembali ke depan dan memberitahukan tindakan SN kepada orang-orang sehingga pakter itu sesaat jadi riuh,” beber Anto, Senin (17/4) sembari menahan rasa sakit.
Siti yang juga istri pemilik warung membenarkan bahwa pada bagian mulut Anto keluar darah. “Ku lihat begitu Anto kembali ke warung, mulutnya sudah berdarah-darah,” ucapnya.
Korban menambahkan, paska kejadian sempat terjadi adu mulut namun SN akhirnya meminta maaf serta memberi uang perobatan sebesar Rp40 ribu kepada dirinya.
Sementara itu abang korban, Julianto (33) yang mendapat kabar peristiwa itu bergegas membawa pulang korban. Namun melihat darah yang terus keluar dari hidung, Julianto dan keluarga sepakat membawa sang adik ke RSUD untuk mendapatkan perawatan secara medis.
Perilaku arogan oknum aparat itu ternyata tidak hanya dirasakan Anto. Briptu SN disebut-sebut juga sempat membuat sejumlah pengunjung warung tuak lainnya kesal, bahkan Idris selaku pemilik warung sempat mendapat hadiah bogem mentah dari oknum tersebut.
“Akupun ditumbuk juga tapi karena SN minta maaf ya ku sudah maafkan’, kata Idris. Perdebatan dengan pemilik warung ini diduga karena oknum itu keberatan tagihan minum dan karokean-nya yang mencapai Rp600 ribu.
Pantauan Mimbar, bersamaan olah TKP yang dilakukan pihak Polsek Lima dibawah komando Kanit Reskrim, empat pekerja di warung itu dihadirkan ke Polsek Lima Puluh guna dimintai keterangan. (kn)