Sabtu, Juli 27, 2024

Mukti Ahmad Dalimunthe Ketua Komisi B DPRD Labura Kesal lantaran Proyek Pembuatan Tanggul Dusun Sikopi-Kopi

Baca Juga

mimbarumum.co.id – Banjir besar yang melanda pemukiman warga di dua Kelurahan AeKanopan di beberapa titik wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatera Utara beberapa waktu yang silam meninggalkan kesedihan mendalam bagi warga Aek Kanopan. Selain menggenangi ribuan hektar lahan pertanian, banjir juga merendam ribuan rumah, sarana ibadah, sekolah termasuk harta benda.

Pasca kejadian bencana banjir tersebut, Selain intensitas curah hujan yang cukup tinggi , Diduga ada beberapa paktor penyebab yang semakin memperparah bencana banjir kali ini, salah satunya, adanya jebol proyek tanggul penahan air sungai AeKanopan yang beberapa bulan lalu dikerjakan di dusun Sikopi-kopi Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Pantauan awak media ini di lapangan, di lokasi tidak ditemukan plank informasi mengenai pekerjaan ,namun , telah selesai dikerjakan.

“Tanggul penahan yang sedianya bisa jadi penahan banjir dan bermanfaat bagi warga sekitar , ini malah jadi mendatangkan musibah, ” sebut seorang warga saat menunjukkan lokasi tanggul yang jebol kepada kru madia ini.

Terpantausi lokasi, Tanggul penahan yang beberapa bulan lalu dikerjakan malah bisa pecah-pecah dan longsor di beberapa titik tanggul dengan kerusakan mencapai sepanjang 30 meter ,selainnya pecah, retak dan adanya lonsor tanggul penahan juga jebol berkisar sepanjang 15 meter, yang mengakibatkan air banjir masuk menerjang perkebunan warga dan mengalir sampai ke permukiman hingga merendam ribuan rumah warga di dua Kelurahan Aek Kanopan terkhusus bermukim di sekitar bantaran sungai.

Sementara itu, Jaslan (66) warga Bange seberang juga menyesalkan ulah oknum kontraktor nakal yang diduga dengan sengaja menimbunkan batang pohon sawit di tanggul penahan.

“Sehingga tanggul tidak kuat ketika diterjang derasnya aliran air sungai dan diduga menjadi salah satu penyebab pecahnya tanggul,” ucapnya.

Saat dikutip awak media terkait adanya dugaan batang sawit yang ditimbunkan di tanggul, Jaslan membenarkan, “Ia pak ada batang sawit yang ditimbun , pasti ada, ini kan sawit yang di bongkar ditimbunkan semua di sini,” ucapnya sambil menunjukan tumpukan batang sawit yang terlihat di lokasi pecahnya tanggul.

Jaslan merasa kecewa atas pekerjaan tanggul penahan tersebut dan Ia berharap dan meminta kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, agar turun segera kelokasi melihat pembuatan tanggul penahan yang pecah untuk melakukan peninjauan langsung.,” harapnya.

“Mohonlah Pak Gubernur, agar ditinjau ini, kami sangat kuat menduga proyek ini dikerjakan asal-asalan, ” cetusnya , Sabtu (12 /11/2022)

Tempat terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Labuhanbatu Utara, Mufti Ahmad Dalimunthe ,saat dikonfirmasi Awak media ini melalui pesan WhatsAppnya menyoroti perihal pengerjaan proyek tanggul yang dikerjakan tidak sesuai dengan semestinya. Ia juga mengatakan,” banjir besar di Labura beberapa hari lalu, yang menggenangi ribuan rumah warga salah satunya di sebabkan oleh jebolnya tanggul,” jelasnya.

Di samping itu, Mukti meminta kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk segera mengevaluasi dan mengganti kepala UPT Kualuh Barumun yang disinyalir tidak memiliki niat baik untuk mengatasi berbagai persoalan banjir di Kabupaten Labura, dan tak cukup sampai disitu saja. Ia juga meminta kepada APH ( aparat penegak hukum ) untuk memeriksa seluruh kegiatan proyek di bawah kontrol UPT ( Unit pelayanan tekhnis ) Kualuh barumun yang instansinya di Rantau Prapat diduga dinilai banyak menuai masalah.

“Kita dari Komisi B meminta agar pak Gubernur untuk mengevaluasi dan mengganti Kepala UPT Kualuh Barumun, dan kepada Aparat Penegak Hukum untuk memeriksa seluruh pekerjaan proyek tanggul mereka, ” Kata Politisi PDI Perjuangan Labura tersebut.

“Kami juga menduga dan mencium aroma bau yang tidak sedap adanya pelanggaran hukum dimana pihak oknum kontraktor mengorek tanah timbun dari lahan warga tanpa izin, bahkan sampai merusak lahan masyarakat, lalu tanahnya dijadikan tanggul, padahal semestinya tanah untuk proyek tanggul itu didatangkan dari luar, bukan dari lahan masyarakat didekat proyek di lokasi, persoalan ini besar, sebab, perusakan lahan masyarakat dan pengurangan volume proyek, proyek yang nilainya hingga milyaran rupiah faktanya tetap membuat banjir yang paling dahsyat di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Komisi B sangat menyesalkan dan menyayangkan uang negara miliaran rupiah seakan-akan tak bermamfaat, oleh karena itu, kami dari Komisi B meminta Gubsu untuk mencopot Kepala UPT Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun,” pungkas Mukti Ahmad selaku Ketua Komisi B DPRD Labura.

Menindak lanjuti perihal ini, Kepala UPT Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun, Wijaya, saat di konfirmasi wartawan berkali-kali melalui pesan WhatsApp di no 0811-6199-9xxx, tidak aktif sehingga berita ini di terbitkan agar masyarakat luas terkhusus masyarakat di dua Kelurahan AekKanopan dapat memahami semestinya.

 

Reporter : AO.Sihombing

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Rico Waas Sambangi Forkala Medan: Saya Seperti Pulang ke Rumah Sendiri

mimbarumum.co.id - Rico Tri Putra Bayu Waas atau yang akrab disapa Rico Waas bersilaturahmi ke Kantor Forum Komunikasi Antar...

Baca Artikel lainya