Mujaddid Prof. Syahrin Harahap : Umat Harus Partisipatif Dalam Pembangunan

Berita Terkait

mimbarumum.co.idProf. Syahrin Harahap, Minggu (5/1),mengatakan arti penting pergantian tahun 2024 ke 2025 bagi umat beragama memahami astacita secara subtantif sebagai pesan agama. Karenanya kaum agama harus memberi partisipasi maksimal dalam pembangunan, karena di sini terkandung satu pesan penting bagi pemberdayaan anak negeri.

Meski tidak disebut secara eksplisit sebagai prioritas utama, namun pembangunan agama menjadi pendukung strategis dalam mewujudkan cita-cita bangsa melalui penguatan nilai-nilai moral dan sosial sudah pasti sebagai hal subtantif (penting).

Berdasarkan Asta Cita Presiden Prabowo, pembangunan agama menjadi aspek penting. Pendekatan dalam pembangunan agama berfokus pada moderasi beragama, toleransi, dan harmoni sosial. Ini mendukung visi besar pembangunan manusia dan budaya menuju Indonesia Emas 2045.

Ditegaskannya, pembangunan agama sejalan dengan prioritas lain, seperti peningkatan kualitas pendidikan yang mencakup nilai-nilai kebangsaan dan toleransi. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat., pelestarian budaya dan lingkungan, termasuk nilai-nilai keagamaan yang mendukung harmoni sosial. Pembangunan manusia secara holistik, meliputi aspek fisik, mental, dan spiritual.

- Advertisement -

Bila dilihat perjalanan kehidupan berbangsa kita sebenarnya ini mengulangi posisi agama pada periode terakhir Presiden Soeharto. Secara eksplisit agama tidak banyak disebut, tetapi pada subtantif yang dilakukan itu adalah ajaran agama.Kita lihat pada astacita keempat bicara lapangan kerja, karena Islam juga menekankan pentingnya kerja. Jika suatu bangsa memikirkan lapangan kerja, maka subtansi agama telah diperjuangkan, ucap sang pembaharu abad 21 ini.

Dikatakan, astacita kelima pembangunan dari desa, ini arti kepedulian terhadap masyarakat terkebelakang, Dalam pandangan Islam, masyarakat terkebelakang bukanlah sesuatu yang harus dicemooh atau diabaikan, tetapi harus dirangkul dan diberdayakan dengan hikmah, kasih sayang, dan usaha bersama.

Begitu juga Hilirisasi dalam astacita, kalau bahan baku kita ekspor maka itu Indonesian tidak pernah bernama, bisa seperti sapi punya susu, lembu punya nama. Kalau kita ekspor bahan baku, maka tidak akan pernah bernama Indonesia di mata dunia.Tetapi kalau kita lakukan hilirisasi maka Indonesia akan mendapat nama. Bicara globalisasi, sebenarnya orang yang berperan adalah yang paling banyak mensuport kepada globalisasi. Jadi siapa berkontribusi pada globalisasi maka dialah berkuasa di dalam globalisasi.Jadi subtansi ini adalah subtansi dari ajaran agama.

Mengapa ada dugaan bahwa kita sekarang, tidak setuju dengan Soeharto, yang membuatnya diturunkan dari jabatan Presiden RI. Itu karena Soeharto bukan memperjuangkan simbol tetapi subtansi agama Islam. Astacita adalah menjadi simbol Islam subtansial. Dengan demikian ini akan menyentuh kehidupan beragama di Indonesia.

Indonesia hari ini dihadapkan pada problem, dimana umat Islam formalis bisa jadi tidak akan memberikan dukungan penuh kepada pembangunan. Karena merasa pembangunan ini sekuler, tetapi bagi yang melek subtansi ajaran agama, dia akan memberi konstribusi. Karenanya lembaga-lembaga pendidikan agama seharusnya dicerahkan untuk diberi tahu bahwa meski tidak banyak istilah-istilah agama di dalam visi missi pembangunan tetapi subtansi ajaran agama itu yang menjadi pesan astacita. Mestinya IAIN, STAIN, UIN, Majelis Ulama, Kementerian Agama, harus menterjemahkan subtansi dari astacita dengan subtansi ajaran agama.

Kalau dianggap tidak agamis, maka keberadaan Indonesia akan kembali berbalik ke priode pertama Soeharto, kalau kita tidak cerdas membawa misi pembangunan ini kepada Islam subtantif maka pemerintahan kita ini akan mirip seperti periode awal Soeharto yakni tidak memperdulikan islman, ujar Harahap..

Pada sisi lain, dikatakannya, orang melek politik Islam dia akan wanti wanti termasuk oligarki. Oligarki sekarang melihat umat Islam Indonesia akan membawa paham keagamaan subtansi atau formalis. Kalau formalis maka akan digambarkan pemerintahan Indonesia tidak Islamis, jika demikian maka mereka akan lebih mudah menjalankan missi. Pihak luar yang mencari kekayaan di Indonesia ini lebih setuju kondisi pemerintah ini dianggap oleh masyarakat muslim tidak Islamis. Itu yang membuat Islam pecah dengan pemerintah.

Mengapa persoalan ini penting kita amati dalam rangka pergantian tahun, sekaligus pergantian priode pemerintahan, karena 10 tahun masa Presiden Jokowi itu formalis, Islam banyak disebut tetapi pembangunan Islam tidak ada. Umat Islam itu tidak lebih kaya dimasa Jokowi, buktinya tidak ada lagi donator Islam di Sumatera Utara ini. Kekuatan Islam pada masa itu lemah secara subtantif, tetapi secara formalis banyak sekali sebutan Islam misalnya Jokowi lebih mendekat dengan NU, sehingga orang NU suka sekali dengan Jokowi. Tetapi Prabowo, sesuai dengan astacita dia harus memilih gerbong yang bisa memahami Islam subtantif itu yaitu Muhammadiyah, sebagaimana Soeharto dan Soekarno.

Syahrin, juga mengingatkan pemerintahan, guna mewujudkan astacita dengan baik juga dibutuhkan pera para pakar yang bisa memberikan ide-ide cermelang dalam ruangans seminar. Seminar penting karena memberikan platform untuk belajar, berbagi ide, memperluas jaringan, dan meningkatkan kompetensi profesional. Bagi individu maupun organisasi, seminar adalah investasi strategis untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan. Seminar juga termasuk kerja, karena dengan seminar juga dapat menterjemahkan ide-ide pemerintah ke tengah-tengah masyarakat.

Pada kesempatan ini Mujaddid Asia Tenggara Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA menilai, koruptor terbesar di Indonesia ada di konglomerat bukan pada pejabat. Jika pemerintah ingin menangkap koruptor besar adanya di konglomerat, bukan hanya di pejabat yang nilainya kecil satu heril berarti 700 juta rupiah, sedangkan konglomerat 300 trilliun.

Sepanjang tahun 2024 kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp300 triliun, seperti M.B. Gunawan (Bos smelter timah), korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah. Riza dan Emil (Mantan Direktur PT Timah) korupsi sewa smelter dan pembelian bijih timah ilegal. Harvey Moeisn (Pengusaha dan suami selebriti Sandra Dewi), didakwa merugikan negara Rp300 triliun terkait pengelolaan tata niaga komoditas timah. Hendry Lie( Bos Sriwijaya Air), dugaan korupsi timah, kerugian negara Rp300 triliun.

Astacita memiliki hubungan erat dengan pemberantasan korupsi, termasuk korupsi yang dilakukan konglomerat, karena astacita menawarkan prinsip-prinsip moral yang bertentangan dengan perilaku koruptif.

Persoalan kita sekarang adalah bagaimana kelas menengah membntu konglomerat masuk ke pribumi, tegas Syahrin Harahap, Mantan Rektor UIN Sumut itu.

Reporter : A. Rasyid

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

Polda Sumut Ungkap 398 Kasus Narkoba di Januari 2025, 519 Tersangka Diamankan

mimbarumum.co.id – Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumatera Utara beserta jajaran berhasil mengungkap 398 kasus tindak pidana narkotika sepanjang...