mimbarumum.co.id – Areal Penggunaan Lain (APL) di Tele, Kabupaten Samosir ternyata menyimpan berbagai misteri yang terselubung. Bukan hanya pohon yang ditebangi, ternyata lahan di sana juga menjadi rebutan.
Lokasi yang dulunya rimbun dengan pepohonan itu, sepertinya menjadi ajang untuk bagi bagi lahan bagi oknum tertentu.
“Banyak pejabat memiliki lahan di APL Tele, Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian itu,” sebut seorang warga, Marhusa Hutasoit, kepada wartawan, Selasa (18/6/2019) di Tele.
Menurutnya, para pejabat itu baik dari Pemkab Samosir maupun pejabat lainnya, sering mendatangi lahan yang yang telah dikapling untuk dikelola. “Biasanya mereka datang ke sini,” ujarnya.
Kepada wartawan, Marhusa merinci beberapa nama pejabat dari Pemkab Samosir, mantan pejabat, DPRD dan lainnya.
Dijelaskannya, lahan para pejabat itu kebanyakan berada di sekitar Batu Napal. “Jalan ke lokasi yang pernah dikelola PT GDS,” imbuhnya.
Anehnya lagi, diceritakan Marhusa, sebagai warga yang lahir dan besar di sana, ada penduduk yang tidak bisa mengerjakan lahan. “Dulu kami pernah menanam jeruk, sudah umur 1 tahun, tapi diusir,” katanya.
Seperti diketahui, persoalan APL Tele sudah menjadi masalah yang mengemuka di Kabupaten Samosir.
Namun Pemkab Samosir sebagai pemegang otoritas di areal itu, sepertinya tidak berani mengambil tindakan tegas sampai saat ini.
Ketika PT GDS menjadi korban pengelolaan APL Tele oleh mereka yang menamakan diri para pecinta lingkungan, saat ini lokasi itu terus mengalami pembalakan.
“Para pecinta lingkungan itu idealnya terus melakukan penyelamatan APL Tele,” sebut pegiat antikorupsi, Dian P Sinaga yang telah melakukan penelusuran lebih dari sebuah terakhir ini.
Ia mengatakan, karena masalah APL Tele telah semakin kompleks, dirinya akan menemui para perantau Samosir di Jakarta.
“Karena di APL itu telah banyak kepentingan, saya perlu dukungan semua pihak termasuk perantau,” tegasnya. (RN)