Oleh : Tommy Abdillah
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi hubungan sosial itu menghasilkan beragam sikap, ada yang positif ada juga yang negatif. Hasilnya tentu sangat bergantung pada kualitas interaksi tsb.
Tak jarang sebab interaksi yang buruk berimplikai terhadap disharmonisasi sosial. Mulailah saling membenci & dendam satu sama lain. Malah sangking parahnya katanya dendam yang tak termaafkan sampai ke akhirat.
Ketahuilah bahwa lautan samudera yang dalam sekalipun masih memiliki dasarnya maka sejatinya kebencian mendalam yang melekat didalam hati sanubari tak perlu untuk tetap dipertahankan bersemayam.
Mempertahankan kebencian & memelihara dendam sama halnya dengan menjaga penyakit hati yang akan membuat keimanan & fisik maupun jiwa akan sakit pula. Entah itu stress, stroke hingga sakit jantung koroner.
Mengikhlaskan kedzaliman orang memang tidaklah mudah. Sama dengan beratnya untuk memaafkan kesalahan orang lain. Tapi bukankah dengan memaafkan kita termasuk orang yang bijak dan bahkan memiliki ciri orang yang bertaqwa?
Lihatlah pribadi mulia Rasulullah SAW, ia sering diludahi seorang wanita tua setiap pergi ke mesjid. Rasulullah tidak dendam kepadanya, malah justru ketika sakit ia dijenguk oleh Rasulullah SAW.
Mari kita belajar untuk berlapang dada menjadi pemenang sebab seorang pemenang itu tidak harus menaklukan musuh melalui pertempuran. Jadilah pemenang dengan mengalah memberi maaf agar termasuk menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Allah SWT berfirman, “Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Al-imran:133-134).
Wallahu a’lam