mimbarumum.co.id – Karantina Pertanian Medan menyiapkan Smart Green House dan Kebun Tani Ekspor khusus untuk komoditas ekspor. Sebelumnya, Karantina Pertanian telah miliki klinik ekspor sebagai ruang konsultasi dan mempermudah akses informasi. Serta edukasi bagi para petani dan pelaku usaha.
Terobosan layanan ini mendapat apresiasi dari anggota Komisi IV DPR RI. Yakni yang tengah melakukan kunjungan kerja reses masa persidangan ke-III tahun 2021 – 2022 di Sumatera Utara.
“Dengan perannya sebagai instrumen perdagangan pertanian di pasar dunia; Karantina Pertanian menjadi ujung tombak keberterimaan produk pertanian kita di negara tujuan ekspor. Dengan layanan tentu dapat langsung membantu masyarakat,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI selaku ketua tim, Anggia Erma Rini, Selasa (22/2/2022).
Menurut Anggia, dengan lahan subur dan kondisi alam yang menguntungkan, maka komoditas pertanian tanah air harus di garap dengan baik. Agar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan juga memenuhi permintaan pasar di luar negeri. Untuk itu, perlu kerja sama dan dukungan semua pihak agar pertanian kita tetap unggul.
Secara rinci, Kepala Karantina Pertanian Medan, Lenny Harahap yang mendampingi memaparkan klinik ekspor “Horas Medan”; dan kebun tani ekspor yang saat ini tengah di garapnya.
“Dari konsultasi di klinik, kami dapat mengetahui secara riil komoditas yang tengah menghadapi hambatan dalam ekspor. Contohya takas beneng dan porang yang saat ini tengah kami tanam di kebun ekspor tani. Kami tunjukan proses budidaya dan perlakuan yang baik agar terhindar dari hama. Sehingga dapat di terima di negara tujuan,” kata Lenny.
Nilai Ekspor Pertanian Tahun 2021 Sebesar 14,08%
Sebagai informasi, dari data lalu lintas komoditas pertanian melalui Karantina Pertanian, tercatat adanya peningkatan nilai ekspor pertanian di tahun 2021 sebesar 14,08%. Yakni ekspor sub sektor perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan dan kehutanan di tahun 2021 yang mencapai Rp 3,867 triliun, di bandingkan capaian di tahun 2020 yang hanya Rp 3,323 triliun rupiah saja.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Bambang yang juga turut mendampingi menyebutkan upaya peningkatan ekspor di lakukan secara simultan baik di on-farm dan off-farm. “Secara khusus, karena Barantan berada di ujung proses, Bapak Menteri Pertanian (SYL) menugaskan kami untuk mengawal program strategis ini,” jelas Bambang.
Ia dan jajarannya fokus pada penguatan sistem perkarantinaan, dengan langkah operasional pada ekspor berupa pendampingan untuk pemenuhan persyaratan teknis pelaku usaha, percepatan layanan sertifikasi; penguatan sinergisitas dengan entittas terkait, harmonisasi protokol dan aturan ekspor dengan negara tujuan serta kampanye publik.
“Tentunya, dengan kinerja ekspor yang terus menunjukan tren yang positif, masyarakatpun dapat turut menjaga keberlanjutan pertanian dengan melaporkan saat melalulintaskan agar makin mendunia,” pungkas Bambang.
Reporter : Siti Amelia