mimbarumum.co.id – Bantu percepat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, BI Sumut menggelar diskusi NGOPI (Ngobrol Produktif): Memulihkan Bisnis UMKM pasca Pandemi secara hybrid, melalui zoom dan offline di Hotel Santika Dyandra Medan, Jumat (8/4/2022) petang.
Diskusi tersebut bekerjasama dengan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) Sumut. Hadir di acara itu Direktur BI Sumut, Azka Subhan dan Ketua Kagama Bantuan Hukum Sumut, Romulo Silaen.
Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga hadir secara langsung ketika diskusi berlangsung. Pada kesempatan itu, Ganjar Pranowo menjawab sejumlah pertanyaan dari para pelaku UMKM. Terkait permintaan saran atau masukan untuk memajukan/ekspansi produk usaha mereka, termasuk cara pemasaran yang efektif.
Meski hadir sebentar dalam kegiatan diskusi, namun Ganjar Pranowo meladeni curhat pelaku UMKM dengan gaya khasnya yang humoris.
Sebelumnya, Deputi Direktur BI Sumatera Utara, Poltak Sitanggang tampil sebagai narasumber dalam NGOPI tersebut. Selain Poltak, pembicara lainnya CEO Go-Klik Fiter Bagus Cahyono.
Akses Keuangan Berkualitas
Poltak mengungkapkan, keuangan inklusif terkait dengan bagaimana memperluas akses keuangan yang berkualitas dan sustainable (berkesinambungan). Dia menilai akses keuangan inklusif masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera.
“Pengembangan keuangan inklusif perlu di sebarkan ke seluruh daerah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan salah satu upaya peningkatan keuangan inklusif. Khususnya kepada UMKM. Dia menyebut, pelaku UMKM seperti penjual gorengan melaksanakan transaksi dengan menggunakan QRIS. Merchant dan konsumen yang memakai QRIS sudah tentu memanfaatkan perbankan.
“Jika masyarakat sudah memakai QRIS berarti inklusi keuangan sudah berjalan bagus,” jelasnya.
Poltak menuturkan, ini juga tantangan bagi BI untuk pemenuhan keuangan inklusif. Di mana targetnya tahun 2024 di Indonesia mencapai 90 persen, saat ini masih 70 persen.
Sedangkan target penggunaan QRIS tahun ini sebanyak 15 juta merchant. Tahun lalu terealisasi target 12 juta merchant QRIS. Masyarakat yang ingin bertransaksi dengan QRIS memiliki dana digital. Seperti OVO, GoPay, LinkAja yang termasuk dalam Perusahaan Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Kata dia, semua itu di awasi oleh Bank Indonesia.
Lebih lanjut, CEO Go-Klik Fiter Bagus Cahyono menambahkan, era digitalisasi sekarang harus di manfaatkan oleh UMKM. Sehingga menerobos pasar yang sangat merekah, kuat dan besar tersebut.
Bahkan, Fiter pada 2021 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp403 triliun. “Pertumbuhannya sangat signifikan daripada tahun lalu,” ujarnya.
Sampai tahun 2024, pertumbuhannya masih double digit. Potensi e-commerce juga dan tak ada masalah dengan kemampuan pembeli. Bahkan 27 persen UMKM di Indonesia menikmati gurih dan geliatnya pasar digital.
Dia pun melihat market ekonomi digital sangat menarik. Namun, ia menyayangkan produk yang di jual melalui e-commerce itu, 90 persen masih produk impor. Untuk itu ia minta UMKM tidak boleh tergantung penjualannya melalui e-commerce.
“UMKM Indonesia merupakan target utama platform Go-Klik untuk membantu melakukan penjualan langsung,” tandasnya.
Reporter : Siti Amelia