Karya Agung Pujangga Hamzah Fansuri Masuk Warisan Dokumenter Dunia

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Karya-karya agung pujangga Hamzah Fansuri tercatat menjadi warisan dokumenter dunia. Dewan Eksekutif UNESCO, Jumat (11/4/25), menetapkan 74 nominasi, termasuk manuskrip Hamzah Fansuri, register Memory of the World (MoW) MoW) periode 2024–2025 dari 122 dokumen usulan International Advisory Committee (IAC) MoW UNESCO.

Siaran pers yang diterima Mimbar Umum Online dari Sekretariat Komite Nasional Memory of the World Indonesia, Rabu (16/4/25), menyebutkan, Indonesia berhasil meregistrasikan 5 (lima) warisan dokumenter sebagai MoW. Bahkan, menjadi negara dengan jumlah inskripsi terbanyak dalam siklus nominasi ini bersama dengan Perancis. Kelima warisan dokumenter tersebut, di antaranya, karya-karya Hamzah Fansuri.

Tidak tanggung-tanggung, karya besar pujangga sekaligus ulama asal Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, dan Aceh itu diajukan secara bersama oleh dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia, melalui Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Negara Malaysia.

Karya-karya Hamzah Fansuri yang ditulis dalam bentuk puisi syair yang sangat populer di Nusantara. Syair-syairnya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sastra Melayu sejak abad ke-17, dan menjadi cikal bakal perkembangan sastra modern Indonesia dan Malaysia.

Hamzah Fansuri, melalui prosa dan puisinya, menyebarkan ajaran sufi dengan paham wujudiyah (kesatuan eksistensi) yang menyebabkan buku-bukunya dibakar akibat perbedaan politik.

Peneliti dan pengkaji Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dan Balai Bahasa Provinsi Aceh secara khusus pernah melakukan riset bertajuk ”Tata Ekosistem Kebudayaan Dalam Sastra Indonesia: Eksistensi Hamzah Fansuri”. Riset tahun 2021 yang didanai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa itu diketuai Suyadi, beranggotakan Rosliani, Nurelide Munthe, Helmi Fuad, Ibrahim Sembiring, Irawan Syahdi, Riki Fernando, Zahriati, dan Nurhaida.

Tarian dan Naskah ASEAN

Warisan dokumenter lain yang turut diakui sebagai MoW adalah arsip tarian Jawa “Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944”, diusulkan Pura Mangkunegaran dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang juga telah teregistrasi dalam program Memori Kolektif Bangsa ANRI tahun 2023.

Lalu, naskah “Sang Hyang Siksa Kandang Karesia (SSKK)” diajukan Perpustakaan Nasional Republik indonesia, surat-surat dan arsip Kartini diajukan ANRI bersama (joint nomination) National Archives of Netherlands dan Leiden University Library, dan arsip lahirnya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara periode 1967-1976” diajukan ANRI bersama National Archives of Malaysia, National Archives of Singapore, dan Thai Film Archives.

Arsip “Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944” merupakan dokumentasi koreografi, notasi gending, dan pertunjukan tari tradisional Mangkunegaran yang diciptakan pada era Sri Paduka K.G.P.AA. Mangkoenagoro IV hingga Sri Paduka K.G.P.ALA. Mangkoenagoro VIl (1861-1944).

Sejumlah 50 bentuk tari tradisional, mencakup penciptaan, aturan tari, filosofi, gerakan tari, dan gending-gending mengiringi tarian tercatat dalam arsip tersebut. Turut terekam pula sejarah perkembangan seni tari yang merepresentasikan budaya Jawa Mangkunegaran, termasuk saat tarian tersebut dipentaskan di kancah internasional, seperti di Prancis (1889) dan Belanda (1936).

Arsip seni tari ini menyimpan dokumentasi seni tari tradisional terlengkap, tertua, dan terkaya di dunia yang ditulis tangan dan asli ciptaan maestro tari di era Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro V hingga Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro Vil. Arsip tersebut tidak hanya berfungsi sebagal bukti keabsahan dan ketetapan kesenian asli Indonesia, tetapi juga menjadi dasar penting dalam upaya penggalilan, pelestarian, dan pengembangan budaya Jawa sebagai salah satu suku bangsa di dunia.

Naskah SSKK atau Ajaran Suci bagi Masyarakat dari Kalangan Resi adalah sebuah naskah Sunda Kuno pada abad ke-16. Naskah SSKK hanya dimiliki Indonesia dan tidak dapat ditemukan di negara lain. Naskah ini sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional Republik indonesia, dengan nomor registrasi L 630.

SSKK telah menjadi sumber penting, tidak hanya untuk sejarah Sunda, tetapi juga untuk sejarah Indonesia dan dunia pada masa pra-kolonial. Naskah ini menunjukkan hubungan politik dan perdagangan antara Sunda dan berbagai negara di Asia.

Surat-surat dan arsip Kartini membentuk dasar yang tak terpisahkan untuk memahami kehidupan dan gagasan Raden Ajeng Kartini (1879-1904). Sejak masa hidupnya yang singkat hingga saat ini, Kartini telah menjadi kekuatan inspiratif utama dalam perdebatan di Indonesla dan internasional mengenai pendidikan, feminisme, dan kesetaraan gender.

Sebagian surat-suratnya diterbitkan tak lama setelah wafatnya Kartini. Pertama dalam bahasa Belanda dan kemudian dalam berbagai bahasa. Cakupan global dan dukungan kuat dari orang-orang seperti Eleanor Roosevelt, menandai pengaruh internasional dari kata-kata Kartini selama bertahun-tahun.

Arsip lahirnya ASEAN menorehkan catatan pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dari lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Arsip ini menggambarkan peran ASEAN dalam mencegah konflik dan mencapal stabilitas di kawasan Asia Tenggara yang memiliki situasi politik dan budaya beragam.

Arsip lahirnya ASEAN memberikan bukti bahwa negara-negara baru merdeka dan relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara besar yang saling bersaing juga memiliki agensi mereka sendiri untuk membentuk politik internasional menjadi lebih damai dan stabil. Di samping itu, pendekatan diplomatik ASEAN, nilai-nilai yang ditanamkan, dan karakteristik uniknya memberikan pelajaran bagi kawasan lain di dunia. Arsip tersebut menjadi acuan dasar bagi ASEAN untuk mengembangkan nilai uniknya dalam berdiplomasi, yang kemudian dikenal dengan ASEAN Way.

Saat ini tengah berlangsung Sidang Dewan Eksekutif United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) ke-221 yang dimulai pada 2 hingga 17 April 2025 di Paris, Perancis. Sebelumnya, sudah ada 11 warisan dokumenter Indonesia yang teregistrasi sebagai MoW.

Dengan tambahan teregistrasinya lima warisan dokumenter ini, menurut catatan Mimbar Umum Online, Indonesia dapat menambah daftar warisan dokumenter yang dimiliki dalam register ingatan kolektif dunia menjadi 16 warisan dokumenter. Hal ini pun menjadikan Indonesia bersama para pemangku kepentingan yang melaksanakan pengajuan bersama, memiliki kewajiban untuk serius melakukan preservasi dan kemudahan aksesibilitas warisan dokumenter bagi seluruh masyarakat di dunia. (syd)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Alumni SMAN 6’91 Medan Halal Bi Halal

mimbarumum.co.id - Alumni SMAN 6’91 Medan menggelar halal bi halal, Minggu (13/4/2025) di Cafe Marsha, Jalan Karya Bakti, Medan...