mimbarumum.co.id – Kisah pilu pasien pemegang kartu BPJS Kesehatan kembali terdengar di RSUD Dr Pirngadi, di awal pekan ini. Seorang pasien yang menderita sesak nafas, berjam-jam menunggu kepastian dari dokter yang bertugas di rumah sakit milik Pemko Medan itu.
Kondisi itu ditemukan awak Koran MimbarUmum, pada Senin (9/1/2022) sore, saat menyambangi RSU dr Pirngadi Medan. Saat berada di ruang IGD, terlihat seorang perempuan sedang mengurus adiknya yang sedang sakit.
“Adik saya sesak nafas. Kami berobat ke sini dengan menggunakan BPJS PIB. Dari pagi sekitar jam 11 kami masuk ke sini dengan kondisi sesak nafas, namun hingga kini belum ada di kasih kabar dari dokternya,” ucap wanita berinisial RI tersebut.
RI mengaku tinggal di kawasan Tembung. Ia mengaku sudah menanyakan hal tersebut kepada staf dan perawat di RSUD Pirngadi yang bertugas.
“Udah ditelpon dokternya, tapi belum diangkat. Dan belum diberitahu pasien dirawat inap atau pulang,” ucap RI yang menirukan salah seorang staf/ perawat RSUD Pirngadi.
RI pun merasa sangat kesal karena dari pagi hingga sore hari belum dapat kepastian, apakah sang adik sebagai pasien dapat dirawat inap atau pulang.
“Kami mau nanya lebih detail, kapan dokternya datang, biar jelas gitu kan, tapi kami takut mereka marah, namanya kami juga berobat gratis, Bang,” imbuh RI.
Terpisah, perlakuan berbeda diterima oleh pasien berinisial M (43). Ia datang berobat dengan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan, dan langsung dilayani oleh dokter di sana. Ia juga langsung mengetahui penyakit yang dideritanya.
Seperti yang disampaikan sang abang, MN, yang menemani M selama di RSUD Pirngadi.
“Kami pakai BPJS Ketenagakerjaan yang bayar perusahaan, pasien bekerja sebagai supir. Kami udah 3 kali ke rumah sakit di tembung, RS Sarimutiara, Ganesha, namun belum tahu sakitnya apa, sampai di RS Pirngadi langsung diperiksa ternyata komplikasi dan langsung cuci darah,” kata MN.
Dijelaskannya, saat ini pasien M masih berada di ICU dan mendapat pelayanan yang baik dari pihak RSUD Pirngadi.
“Lumayanlah pelayanannya, mungkin karena BPJS yang berbayar juga, Bang,” pungkas MN.
Reporter : Rasyid Hasibuan