mimbarumum.co.id – Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumut Rudi Artono mengatakan sejauh ini gangguan listrik di Sumut disebabkan 60 persen karena pohon.
Selebihnya disebabkan hewan. Contohnya di daerah gunung gangguan jaringan karena adanya burung yang bertengger di kabel-kabel.
Kalau di daerah Belawan, ada sekumpulan primata jenis monyet. Kalau ini malah lebih parah, sekawanan monyet mengganggu transmisi milik PLN.
Program kedepan yang saat ini gencar dikerjakan dan dikejar oleh PLN adalah pemasangan kabel bawah tanah.
“Tapi persentasenya masih kecil, tapi terus kita mulai lakukan kabel-kabel bawah tanah itu untuk kehadalan listrik,” ucapnya.
Memang untuk mewujudkan kabel listrik bawah tanah ini membutuh waktu lama sebutnya, sekarang masih 10 persen di kawasan Jalan Gatot Subroto, Tomang Elok, dan jalan Binjai.
Rudi mengimbau kepada masyarakat harus lebih memahami dimana jaringan listrik di Sumut sistemnya interkoneksi. Sehingga jika terjadi gangguan yang bukan datangnya di daerah Medan, maka akan berdampak juga ke Medan.
“Seperti gangguan disebabkan pepohonan di Glugur, tetapi berdampak juga ke daerah lainnya sehingga masyarakat saya himbau agar pohonnya ditebang oleh PLN jika telah menggangu jaringan. Ini salah satu kendala kita karena banyak masyarakat yang tidak memberi izin pohon didepan rumahnya dipotong atau dibersihkan,” ujarnya.
Kalau memang ada pohon di lingkungan masyarakat yang menggangu jaringan ia mohon masyarakat agar melaporkan ke PLN untuk segera dibersihkan. Karena sejauh ini gangguan karena pohon itu merupakan peristiwa berulang. Apalagi terjadi angin kencang, cuaca ektrim dan basah karena hujan. (ml)