Beranda blog Halaman 25

PDI Perjuangan Medan Peringati Hari Lahir Pancasila, Ketua Hasyim : Jangan Berhianat Kepada Partai

0

mimbarumum.co.id – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kota Medan menggelar upacara bendera memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni, berlangsung di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Jalan Asrama, Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, Minggu (1/6/2025).

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan Hasyim Wijaya, SE yang bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila dalam arahannya mengajak seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, memiliki tanggung jawab moral dan ideologis untuk menjaga, mengamalkan, dan menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat bersama-sama melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, dalam suasana yang penuh khidmat dan semangat kebangsaan,” kata Hasyim Wijaya yang saat ini menjabat sebagai sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara.

Saudara-saudara sekalian, tegas Hasyim,
tanggal 1 Juni merupakan tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal inilah, Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945, untuk pertama kalinya memperkenalkan rumusan dasar negara yang kemudian kita kenal sebagai Pancasila.

“Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Ia lahir dari nilai-nilai luhur budaya nusantara, dipersatukan dalam semangat kemerdekaan, dan dirumuskan secara visioner oleh para pendiri bangsa. Pancasila adalah titik temu dari keberagaman, sekaligus peneguh arah perjuangan kita dalam membangun Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” tuturnya.

Karena itu, imbuh Ketua DPC Perjuangan Kota Medan, kami mengajak kita semua untuk mengejawantahkan nilai-nilai luhur Pancasila yang tertuang dalam semua sila-nya. Pertama, mengamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama serta menghargai kebebasan menjalankan ibadah menurut keyakinan masing-masing.

Kedua, menjadikan kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai dasar dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil, membela kaum tertindas, dan menolak segala bentuk diskriminasi dan kekerasan.

Ketiga, memperkuat persatuan Indonesia di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya, dengan semangat gotong royong dan solidaritas sosial.

Keempat, menegakkan prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dengan memperjuangkan demokrasi yang sehat, aspiratif, dan berpihak pada rakyat.

Kelima, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan keberpihakan pada wong cilik, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

“Peringatan Hari Lahir Pancasila bukanlah seremoni semata. Ia adalah momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita sebagai anak bangsa terhadap ideologi negara. Dalam dinamika global yang sarat tantangan dan arus ideologi transnasional yang mengancam persatuan bangsa, kita harus berdiri kokoh di atas pijakan Pancasila,” urainya.

Hadir dalam upacara bendera memperingati Hari Lahir Pancasila, Ketua DPRD Kota Medan Wong Chun Sen, Pengurus DPC PDI Perjuangan, PAC, Ranting dan Anak Ranting hingga ke Badan, Sayap Partai dan anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan.

Dia menyampaikan, melalui kaderisasi, kerja-kerja kerakyatan, dan perjuangan politik yang berpihak pada rakyat, PDI Perjuangan telah, sedang, dan akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga Pancasila sebagai jiwa dan roh Republik Indonesia.

Mari kita lanjutkan perjuangan Bung Karno, Bung Hatta, dan para pendiri bangsa. Mari kita warisi semangat mereka dengan kerja nyata untuk rakyat, dengan semangat gotong royong, dan dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hadirin sekalian yang berbahagia, ungkap Hasyim, dalam kesempatan hari ini, ada 3 hal penting yang ingin kami sampaikan. Pertama, setelah upacara ini selesai, DPC PDI Perjuangan Kota Medan akan menyerahan SK Perubahan dan Perpanjangan untuk semua PAC, Ranting dan Anak Ranting.

“SK ini akan berlaku sampai masa Kongres Partai yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Kami berpesan, tetap jaga kekompakan dan kesolidan, serta berpegang teguhlah pada disiplin partai dan tetap loyalitas kepada Ketua Umum Ibu Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri. Jangan ada di antara kita yang berkhianat kepada partai dan ketua umum (Ketum). Kita mesti waspada dan melakukan antisipasi sejak dini jika ada yang berupaya untuk mengkhianati,” bilangnya.

Kedua, ujar Hasyim, kami sampaikan bahwa dalam satu atau dua hari ke depan kita, DPC PDI Perjuangan Kota Medan melalui BBHAR Kota Medan, akan melaporkan oknum Menteri yang diduga melakukan pencemaran nama baik partai, yang menuding PDI Perjuangan terkait dengan judi online dan tanpa disertai bukti-bukti konkrit. Kita akan buat laporan ke Polrestabes Medan sebagai upaya menjaga marwah partai.

Rekan juang sekalian, sambung Hasyim, tindakan yang mencoreng kewibawaan partai telah kita hadapi dengan mengambil tindakan hukum. Namun, kami mengajak kita semua sebagai kader partai, untuk tidak emosional, apalagi sampai melakukan tindakan anarkis. Tetap jaga kekondusifan dan kita mendorong pihak keamanan untuk menindaklanjuti laporan kita nantinya.

“Terakhir, saudaraku semua. Dalam waktu dekat kita akan melakukan penyembelihan hewan qurban di 5 lokasi. Hal ini sudah hampir 11 tahun ini kita selenggarakan dan rutin. Tentunya di lokasi yang berbeda-beda. Qurban ini juga sebagai bentuk implementasi kita terhadap nilai-nilai luhur Pancasila terutama pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa,” pungkasnya.

Reporter : Jepri Zebua

Peduli Palestina, LAZISMU Sumut dan Langkat Kolaborasi Galang Solidaritas Kemanusiaan

0

mimbarumum.co.id – Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Sumatera Utara bersama Lazismu Kabupaten Langkat menunjukkan aksi nyata kepedulian terhadap rakyat Palestina. Dalam kolaborasi strategis ini, kedua lembaga menggalang donasi kemanusiaan dari masyarakat, sebagai wujud solidaritas atas krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di wilayah konflik tersebut.

Sebelumnya pada Kamis (22/5/2025) Lazismu Sumatera Utara bersama SD Muhammadiyah 07 Medan melaksanakan galang dana untuk Palestina di sekitaran jalan Sukaramai dan terkumpul lebih kurang 5 juta rupiah. Ketua Lazismu Sumut Syahrul Amsari, S.E.Sy.,M.Si, dalam keterangannya mengatakan bahwa sinergi ini merupakan bagian dari komitmen Lazismu dalam menyalurkan bantuan yang amanah dan tepat sasaran.

“Kami tidak hanya ingin menjadi penyambung amanah umat, tapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa saudara kita di Palestina adalah tanggung jawab moral bersama,” ujarnya.

“Tak hanya dengan Lazismu Kabupaten Langkat, beberapa waktu lalu kami juga bersama SD Muhammadiyah 07 Medan melaksanakan aksi galang dana untuk Palestina di Sukaramai Medan,”tambah Syahrul.

Kegiatan penggalangan dana ini dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari pengumpulan infak di masjid-masjid, kegiatan amal di sekolah Muhammadiyah, hingga digital fundraising melalui platform Lazismu. Lazismu Langkat, yang menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini, turut menggerakkan jaringan relawan dan simpatisan Muhammadiyah di seluruh kecamatan.

Ketua Lazismu Langkat Sholihin Nur Tarigan Tua, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya simbolik, melainkan langkah nyata dalam diplomasi kemanusiaan. “Kami ingin Lazismu hadir tidak hanya di tengah-tengah masyarakat Langkat, tetapi juga menjadi bagian dari suara global untuk keadilan dan kemerdekaan Palestina,” ujarnya saat menyerahkan donasi disela acara pembukaan Musypimwil Aisyiyah Sumatera Utara I pada Jumat (30/05/2025) di Pendopo Jentera Malay Kabupaten Langkat.
Dukungan juga datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Langkat dan berbagai ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah. Para tokoh masyarakat, ulama, dan akademisi.

Dijelaskan, hingga akhir Mei, Lazismu Langkat telah berhasil menghimpun Rp. 62.571.100 yang seluruhnya akan disalurkan melalui Lazismu Pusat serta Muhammadiyah Aid organisasi resmi Muhammadiyah yang bergerak di bidang bantuan internasional.
“Lazismu juga mengajak masyarakat untuk terus menyalurkan bantuan, seraya menegaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina masih jauh dari selesai. “Kita tidak bisa diam. Palestina bukan hanya isu politik, tapi soal kemanusiaan,” tegas Syahrul.

Aksi ini membuktikan bahwa kekuatan zakat, infak, dan sedekah bukan hanya mampu menyelesaikan persoalan lokal, tapi juga dapat menjadi kekuatan global dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Reporter : Jamaluddin

Universitas Deztron Indonesia Hadirkan Pakar Internasional, Mahasiswa Dibekali Semangat Hadapi Era Digital 5.0

mimbarumum.co.id — Suasana hangat dan penuh antusiasme menyelimuti Aula Kampus Universitas Deztron Indonesia (UDI) dalam acara Sharing Ilmu dan Inspirasi bersama dua narasumber terkemuka dari Malaysia, yaitu Dr. Bibi Noraini Mohd. Yusuf dan Prof. Emeritus Datuk Dr. Kamarudin bin Hussin, Sabtu (31/5/2025).

Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen UDI dalam mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tantangan dan peluang di era digital society 5.0. Dalam pemaparannya, kedua narasumber menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa dalam menghadapi realitas baru dunia kerja dan ekonomi kreatif yang semakin mengandalkan inovasi digital.

“Era digital 5.0 bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kreativitas, kolaborasi, dan daya saing global. Mahasiswa harus mampu menangkap peluang di bidang pekerjaan digital, bisnis kreatif, dan ekonomi berbasis inovasi,” ujar Dr. Bibi Noraini dalam sesinya.

Sementara itu, Prof. Emeritus Datuk Dr. Kamarudin bin Hussin dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan karakter dan ketekunan dalam diri mahasiswa. “Kita harus menyiapkan generasi muda yang tidak hanya pintar, tetapi juga ulet dan mampu beradaptasi dengan realitas dunia pendidikan dan dunia kerja digital,” tuturnya.

Rektor Universitas Deztron Indonesia,Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kehadiran kedua pakar tersebut dan menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi kampus untuk memperkuat kompetensi global mahasiswa.

“Kami ingin mahasiswa UDI tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga inovator dan pelaku aktif dalam transformasi digital nasional maupun internasional,” ujar Rektor UDI.

Kepala LLDIKTI Wilayah I Prof. Dr. Saiful Anwar Matondang, M.A., Ph.D juga turut memberikan sambutan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan pakar internasional dalam memperluas wawasan mahasiswa. “Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini yang mampu menumbuhkan semangat belajar serta membuka cakrawala berpikir mahasiswa agar siap bersaing di kancah global,” ujar Kepala LLDIKTI.

Acara ini diharapkan mampu menjadi momen berharga bagi mahasiswa untuk menyerap ilmu dan pengalaman dari para ahli serta menjadi motivasi untuk terus mengembangkan diri menghadapi era revolusi industri dan masyarakat digital yang terus berkembang.

Reporter: Jalaluddin

Ngobrolin Buku Simulasi Sakratul Maut Karya Titan Sadewo yang ‘Abstrak’

mimbarumum.co.idKomunitas Ngobrol Buku mengadakan kegiatan bedah buku puisi Simulasi Sakratul Maut karya Titan Sadewo yang dihadiri puluhan peserta. Buku terbitan Gramedia tahun 2025 itu dibedah oleh 2 sastrawan Sumut, yakni Hasal Albana dan Juhendri Chaniago pada Sabtu (31/5/25) di Musperin II, Kota Medan.

Buku yang berjumlah 62 halaman itu merupakan karya kedua Titan yang sebelumnya membuat buku puisi Celakalah Orang-Orang yang Jatuh Cinta. Adapun kesamaan buku pertama dan kedua ini adalah sama-sama banyak menggunakan font-font acak yang menjadi ciri khasnya, alias abstrak.

Hasan Al-Banna dalam paparannya menyampaikan, Titan menulis puisi ini benar-benar sangat detail dan banyak menggunakan analogi yang menarik.

“Kita harus mendapatkan sesuatu dari yang dibaca. Bisa dari kebiasaan sehari-hari lalu dianalogikan supaya menarik,” ungkapnya.

Kemudian pembedah yang lain, Juhendri Chaniago mengatatakan, ada permainan tipografi seperti font huruf dan huruf yang ditebalkan.

“Secara kesadaran hanya penulis yang tahu maksudnya. Tapi kita tetap bisa mengetahuinya karena ada petunjuk-petunjuk,” katanya.

Lalu ia mengungkapkan kemenarikan puisi-puisi di buku Simulasi Sakratul Maut ini karena banyak menggunakan simbol, mau itu di cover, judul, atau isi puisinya.

“Puisi sebagai media ekspresif dan ini puisinya sangat ekspresif. Puisi ini ditulis sangat meluap-luap. Ungkapan itu masuk ke ranah filosofis,” ungkapnya

Juhendri juga mengatakan, Titan menggunakan dekontruksi untuk memainkan teks. Ia menyebutkan, penulis memporak-porandakan rima, suku kata, dan semua unsur.

“Barangkali dia membuat puisi ini sebagai karya desain grafis juga, bahkan masuk ke aspek spiritual. Barangkali dengan buku ini kita jadi tidak takut dari kematian,” tuturnya.

Reporter: Dzaky

Polrestabes Medan Razia NZ Diskotik, Sejumlah Pengunjung Diamankan

0

mimbarumum.co.id – Sat Narkoba Polrestabes Medan tak henti-henti memberantas peredaran narkoba di wilayah hukumnya.

Kali ini, Tim Gabungan Polrestabes Medan kembali melakukan razia ke Tempat Hiburan Malam (THM) dan mengamankan sejumlah penyalahgunaan narkoba, pada Jumat (30/5/2025) malam.

Razia tersebut dipimpin langsung oleh Kasat Narkoba Polrestabes Medan, AKBP Tommy Aruan SIK.

Salah satu yang menjadi sasaran razia yakni THM New Zone (NZ) diskotik yang terletak di Jalan Kolonel Sugiono/ Mangkubumi Kelurahan Aur Kecamatan Medan Kota yang merupakan wilayah hukum Polsek Medan Kota, Polrestabes Medan.

Di tempat ini, petugas mengamankan beberapa pengunjung yang terindikasi sebagai pengguna narkoba, berdasarkan pemeriksaan urine.

“Ada dua tempat hiburan malam yang kami razia. Ini sesuai dengan surat perintah dari pimpinan, dan untuk merespon laporan masyarakat yang disampaikan kepada kami,” ujar AKBP Tommy Aruan.

Perugas, kini tengah mendalami asal usul narkoba yang digunakan orang-orang diamankan, apakah digunakan di dalam THM atau justru digunakan sebelum orang-orang tersebut datang ke THM.

“Kami ingin memastikan jika tempat hiburan bukanlah tempat untuk mengkonsumsi apalagi menjadi tempat peredaran narkoba. Disana harus bersih, dan kegiatan razia ini kami pastikan akan berlanjut untuk memastikan semuanya,” pungkasnya.

Reporter: Rasyid Hasibuan

Jaringan Malaysia Dibongkar, Timsus Polda Sumut Gagalkan Peredaran 30 Kilogram Sabu

mimbarumum.co.id – Peredaran narkotika dalam jumlah besar kembali digagalkan jajaran Polda Sumatera Utara. Tim Khusus Direktorat Reserse Narkoba berhasil mengamankan 30 kilogram sabu yang dibawa oleh jaringan diduga kuat terkait sindikat internasional asal Malaysia.

Dalam pengungkapan kasus yang berlangsung Selasa (27/5/2025) sore di Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, petugas mengamankan tiga pria yang masing-masing dikenal dengan inisial alias Am, Utam, dan Iwan.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol. Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H., mengungkapkan bahwa pengungkapan berawal dari informasi masyarakat mengenai dugaan peredaran narkoba di sekitar gerbang Tol Brandan.

“Tim langsung melakukan penyelidikan dan pengintaian. Sekitar pukul 17.30 WIB, dua orang pria berinisial Am dan Utam diamankan di Desa Tangkahan Durian, tak jauh dari pintu Tol Brandan. Saat digeledah, mereka membawa dua karung berisi 28 bungkus teh Cina merek Freeso dried Durian yang ternyata berisi sabu dengan berat bruto mencapai 28.000 gram,” jelasnya.

Hasil interogasi awal terhadap keduanya membawa tim ke satu lokasi lain, yakni rumah seorang pria berinisial Iwan di Desa Perlis, masih di kecamatan yang sama. Di sana, petugas menemukan 2 bungkus sabu tambahan yang disimpan di dalam kamar, sehingga total sabu yang diamankan mencapai 30.000 gram atau 30 kilogram bruto.

“Am mengaku sabu tersebut diperoleh dari perairan perbatasan Malaysia, atas perintah seseorang berinisial Agus (dalam penyelidikan), dan akan diserahkan kepada seorang pria berinisial Kandar (juga masih dalam lidik).

Upah yang dijanjikan adalah Rp 10 juta per kilogram, atau Rp 300 juta jika transaksi berhasil. Namun mereka baru menerima Rp 5,5 juta sebagai uang operasional awal,” beber Kombes Calvijn.

Dari lokasi penangkapan dan penggeledahan, petugas menyita barang bukti diantaranya 30 bungkus sabu dalam kemasan teh Cina Freeso dried Durian, 2 unit handphone, dan uang tunai sebesar Rp2.500.000,-.

Kombes Calvijn menegaskan, pengungkapan ini kembali membuktikan bahwa jaringan narkoba terus mencari celah, termasuk lewat jalur laut.

“Ini bukan sekadar tangkapan besar, ini adalah tamparan keras bagi para pengedar. Kami tidak akan berhenti. Semua pihak yang terlibat akan diburu tanpa ampun. Perusak generasi bangsa tidak akan diberi ruang,” tegasnya.

Kini ketiga pelaku bersama barang bukti telah diamankan di Mapolda Sumut untuk proses hukum lebih lanjut. Polisi masih memburu otak jaringan yang disebut para pelaku.

Reporter: Jafar Sidik

CORONG: Nasionalisme di Tengah Ujian Zaman (2)

0

BARU saja bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), menyusul kini Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni. Kedua momen ini tentu untuk memicu semangat persatuan dan kesadaran berbangsa, yang pertama kali menggelora melalui berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Namun, di tahun 2025, di tengah gegap gempita kemajuan teknologi dan demokrasi, nasionalisme kita justru diuji oleh sederet masalah akut: korupsi yang tak kunjung tuntas, ketidakadilan hukum yang menganga, pendidikan yang timpang, dan ekonomi yang masih menyisakan kesenjangan.

Di mana letak semangat Pancasila dan kebangkitan nasional ketika para pemimpin justru terjerat kasus korupsi? Bagaimana kita bisa berbicara tentang keadilan ketika hukum masih tajam ke bawah tapi tumpul ke atas? Inilah refleksi yang harus kita hadapi bersama.

Korupsi adalah penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi nasionalisme. Di tahun 2025, kita masih disuguhi berita tentang pejabat yang mengorupsi dana bansos, proyek infrastruktur yang dikeruk untuk kepentingan pribadi, atau kasus suap yang melibatkan penegak hukum. Setiap rupiah yang dikorupsi adalah pengkhianatan terhadap cita-cita kemerdekaan, di mana seharusnya kekayaan negeri ini dinikmati oleh seluruh rakyat, bukan segelintir elite.

Nasionalisme sejati menuntut keberanian untuk melawan praktik korupsi, bukan sekadar seremonial pidato. Jika dulu Boedi Oetomo bangkit untuk melawan penjajah, sekarang kita harus bangkit melawan mentalitas penjajah di negeri sendiri—para koruptor yang merampok masa depan anak bangsa.

Nasionalisme juga bersandar pada keadilan. Namun, bagaimana rakyat bisa percaya pada negara ketika hukum seperti pisau bermata dua? Kasus-kasus besar sering kali tenggelam dalam proses yang berbelit, sementara rakyat kecil dihukum seketika karena kesalahan kecil. Ketidakadilan hukum adalah pengingkaran terhadap semangat kebangkitan nasional, yang seharusnya menjunjung persamaan hak dan kewajiban.

Di tahun 2025, kita membutuhkan penegak hukum yang berani membersihkan rumahnya sendiri. Tanpa itu, nasionalisme hanya akan menjadi retorika kosong, sementara rakyat semakin kehilangan kepercayaan.

Boedi Oetomo lahir dari kaum terpelajar yang ingin memajukan bangsa. Namun, di era sekarang, pendidikan masih menjadi privilege bagi yang mampu. Anak-anak di pelosok negeri kesulitan akses internet, guru honorer digaji ala kadarnya, dan kurikulum yang kerap berubah tanpa arah jelas.

Jika nasionalisme adalah cinta tanah air, maka cara terbaik mewujudkannya adalah dengan memastikan setiap anak Indonesia mendapat pendidikan yang layak. Tanpa itu, kebangkitan nasional hanya akan menjadi mitos, bukan realitas.

Ekonomi Indonesia tumbuh, tapi apakah merata? Kesenjangan masih menganga, pengangguran dan underemployment masih tinggi, sementara kekayaan terkonsentrasi di segelintir orang. Nasionalisme ekonomi berarti memastikan bahwa pertumbuhan itu dinikmati oleh semua, bukan hanya para konglomerat.

Di tengah gempuran produk impor dan ketergantungan pada investasi asing, kita perlu membangun kemandirian ekonomi. Nasionalisme harus terwujud dalam dukungan pada UMKM, industri lokal, dan kebijakan yang pro-rakyat kecil.

Hari Kebangkitan Nasional 2025 dan Hari Lahir Pancasila 2025 harus menjadi momentum untuk membenahi bangsa. Nasionalisme bukan sekadar upacara bendera atau jargon, melainkan tindakan nyata: memberantas korupsi, menegakkan keadilan, memajukan pendidikan, dan menciptakan ekonomi yang berkeadilan.

Seperti kata Bung Karno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Kini, musuh kita adalah ketamakan, ketidakadilan, dan ketidakpedulian. Mari bangkit bersama, karena hanya dengan itulah Indonesia benar-benar merdeka.

Merdeka!

 

Suyadi San

Ancaman Sunyi Tembakau : Refleksi di Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025

0

Oleh Muhibbullah Azfa Manik

Setiap tanggal 31 Mei, dunia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Sejak ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1987, momen ini tidak hanya bertujuan mengajak orang berhenti merokok selama satu hari. Lebih dari itu, ini adalah peringatan global terhadap epidemi tembakau yang telah merenggut lebih dari delapan juta nyawa setiap tahun—sebagian besar akibat konsumsi langsung, dan lebih dari satu juta lainnya adalah korban asap rokok orang lain.

Di Indonesia, peringatan ini terasa paradoks. Negara ini merupakan salah satu konsumen tembakau terbesar di dunia. WHO mencatat, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam jumlah pengguna tembakau aktif secara global. Bahkan, lebih dari 65 persen pria dewasa di negeri ini adalah perokok aktif. Yang lebih mengkhawatirkan adalah meningkatnya jumlah perokok pemula di usia 10 hingga 18 tahun. Anak-anak dan remaja tidak hanya menjadi korban perokok pasif, tetapi kini juga menjadi sasaran langsung dari strategi pemasaran industri rokok.

Bahaya tembakau sudah terbukti. Rokok merupakan penyebab utama dari berbagai penyakit mematikan seperti kanker paru, penyakit jantung, stroke, dan gangguan pernapasan kronis. Karena dampaknya begitu serius terhadap sistem kesehatan nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pun mulai membatasi penjaminan terhadap pengobatan penyakit tertentu yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Bahkan, kebijakan ini akan diperluas, sejalan dengan upaya pengendalian pemborosan anggaran akibat penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Ini adalah bentuk intervensi sistemik yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan individu, tetapi juga membebani negara.

Namun di tengah gelombang bukti ilmiah ini, Indonesia tetap menjadi satu dari sedikit negara yang belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO (FCTC). Kebijakan pengendalian tembakau masih lemah dan cenderung kalah oleh tekanan ekonomi dan politik. Industri rokok di Indonesia masih dilihat sebagai penyumbang besar pendapatan negara dan penyerap tenaga kerja. Akibatnya, upaya pengendalian tembakau sering tersendat. Iklan rokok masih dapat ditemukan di berbagai ruang publik, promosi rokok masuk ke dalam acara musik dan olahraga, dan kawasan tanpa rokok hanya efektif di beberapa kota besar. Bahkan, kenaikan cukai rokok yang secara internasional diakui efektif dalam mengurangi konsumsi, kerap ditunda atau hanya naik tipis-tipis karena resistensi dari berbagai kepentingan.

Pada tahun 2024, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau mencapai Rp216,9 triliun. Angka ini menempatkan tembakau sebagai salah satu penyumbang tertinggi dalam struktur pendapatan negara dari sektor perpajakan. Namun, dibalik angka tersebut tersembunyi biaya sosial dan ekonomi yang jauh lebih besar—dari beban sistem kesehatan publik, menurunnya produktivitas kerja, hingga hilangnya kualitas hidup jutaan warga negara.

Lebih dari sekadar isu kesehatan, tembakau adalah soal keadilan antar-generasi. Saat negara abai terhadap regulasi dan membiarkan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang memaklumi bahkan merayakan budaya merokok, maka sesungguhnya negara telah lalai melindungi masa depan. Konstitusi Indonesia, melalui Pasal 28B UUD 1945, menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan perlindungan dari kekerasan atau eksploitasi. Namun kenyataannya, anak-anak terus terekspos oleh iklan, rokok murah, dan lingkungan yang permisif terhadap kebiasaan merokok.

Dalam konteks tanggung jawab moral, ada setidaknya tiga kelompok sosial-profesional yang secara etis dan keilmuan seharusnya tidak merokok. Pertama, guru atau pendidik, karena mereka menjadi panutan langsung bagi generasi muda. Perilaku merokok dari seorang guru akan memberikan pembenaran diam-diam bagi siswa untuk melakukan hal yang sama. Kedua, tenaga medis atau paramedis. Mereka memahami secara ilmiah dampak buruk rokok dan seharusnya menjadi wajah terdepan dari kampanye gaya hidup sehat. Jika dokter atau perawat merokok, kepercayaan masyarakat terhadap pesan kesehatan bisa tergerus. Ketiga, agamawan. Dalam banyak ajaran agama, merokok tidak hanya dinilai sebagai tindakan yang merugikan diri sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain, yang dalam hukum moral keagamaan dapat dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Dalam Islam, misalnya, merokok sering didekati dari sudut pandang larangan terhadap segala hal yang mendatangkan mudarat (kerugian), baik bagi diri sendiri maupun bagi makhluk lain.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia seharusnya menjadi momen refleksi nasional. Apakah kita akan terus membiarkan tembakau menjadi bagian dari gaya hidup yang dianggap wajar? Ataukah kita cukup berani untuk menyusun ulang arah kebijakan demi melindungi kesehatan generasi yang akan datang? Tentu, upaya ini tidak mudah. Tapi perubahan bisa dimulai dari keberanian politik untuk menaikkan cukai secara signifikan, melarang iklan dan promosi rokok sepenuhnya, membatasi akses anak terhadap rokok, serta memperluas kawasan bebas asap rokok.

Yang tidak kalah penting adalah perubahan budaya sosial. Kita perlu membangun kesadaran bahwa merokok bukanlah simbol kejantanan, kedewasaan, atau pergaulan. Merokok adalah tindakan yang menempatkan kesehatan pribadi dan orang lain dalam risiko. Dengan edukasi yang konsisten, dukungan layanan berhenti merokok, dan kebijakan yang berpihak pada kesehatan publik, Indonesia bukan tidak mungkin keluar dari ketergantungan terhadap tembakau.

Peringatan ini bukan semata agenda tahunan. Ini adalah alarm yang seharusnya membangunkan kita dari tidur panjang dalam menghadapi krisis kesehatan yang berjalan diam-diam. Di tengah hiruk pikuk politik, ekonomi, dan gaya hidup modern, tembakau tetap menjadi ancaman sunyi yang mencuri kehidupan tanpa banyak suara. Maka, pilihan ada di tangan kita: membiarkannya terus berlangsung, atau menghentikannya demi masa depan yang lebih sehat dan adil.

Penulis adalah dosen Universitas Bung Hatta

Polda Sumut Ungkap Penyelundupan 9 Kg Sabu di Tanjungbalai

mimbarumum.co.id – Polda Sumut mengungkap penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 9 kg sabu yang disembunyikan di dalam perkuburan warga, Kota Tanjungbalai.

“Dalam operasi ini dua tersangka berhasil diamankan yakni AR (35), nelayan, warga Teluk Nibung, Tanjungbalai dan MR (51) warga Bagan Asahan, Kisaran,” terang Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, Jumat (30/5/2025).

Dia menjelaskan, pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat mengenai adanya narkoba yang akan masuk dari perbatasan perairan Malaysia.

Dari tangan kedua tersangka turut disita barang bukti satu karung goni berisi 7 kg sabu dan 2 kg sabu yang disembunyikan di dalam kuburan warga.

Berdasarkan hasil interogasi, kedua tersangka mengaku mengambil barang bukti tersebut di perairan Malaysia menggunakan sampan. Tersangka MR ditangkap di rumahnya Jalan Pasar Baru, Tanjungbalai.

“Di lokasi ini, petugas menemukan 2 kg sabu yang disembunyikan dengan cara ditanam di dalam dua kuburan warga di belakang rumah MR,” ungkapnya.

Kedua tersangka mengaku, menyelundupkan sabu atas perintah S yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

Tersangka mengaku disuruh S untuk mengambil seluruh barang bukti di perbatasan perairan Malaysia dengan imbalan upah sebesar Rp 10 juta.

Reporter: Jafar Sidik

Jumat Barokah, Polsek Patumbak Bagikan Ratusan Kotak Makanan Ringan kepada Masyarakat

0

mimbarumum.co.id – Polsek Patumbak melaksanakan kegiatan Jumat Barokah dengan berbagi ratusan kotak makanan ringan gratis kepada masyarakat umum yang melintas di Jalan Pertahanan Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas, Jumat (30/5/2025).

Kegiatan Jumat Barokah tersebut dipimpin langsung oleh Kapolsek Patumbak, Kompol Daulat Simamora didampingi Kanit Binmas, Ipda Thomson Sirait dan personel Bhabinkamtibmas Polsek Patumbak.

Kapolsek Patumbak, Kompol Daulat Simamora menjelaskan pada hari Jumat (30/5/2025) sekira pukul 10.00 WIB, personel Polsek Patumbak melaksanakan kegiatan pembagian makanan ringan gratis untuk masyarakat umum yang melintas di Jalan Pertahanan Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas.

“Adapun pelaksanaan pembagian makanan ringan diberikan kepada seluruh kalangan masyarakat sebanyak 100 kotak makanan ringan. Pada saat kegiatan pembagian makanan ringan, petugas kita juga turut menyampaikan himbauan Kamtibmas agar turut mematuhi rambu-rambu lalulintas pada saat berkendara di jalan raya,” ujar Kompol Daulat.

Lebih lanjut, ia menuturkan sekira pukul 11.00 WIB, kegiatan pembagian makanan ringan kepada masyarakat umum telah selesai dilaksanakan dengan situasi aman dan kondusif.

” Hasil yang dicapai, ucapan banyak terimakasih dari kalangan masyarakat kepada Kapolsek Patumbak beserta jajaran atas partisipasi serta rasa sosial kepada warga masyarakat yang dimana selama ini telah memberikan perhatian kepada masyarakat dalam bentuk pembagian makanan ringan secara gratis,” lanjutnya.

“Membantu masyarakat yang membutuhkan makanan ringan baik di rumah maupun di jalan sekaligus mendengar keluhan masyarakat di bidang Kamtibmas, sehingga terjalinnya hubungan kemitraan yang harmonis antara masyarakat dan Polri,” pungkasnya.

Reporter: Rasyid Hasibuan