Beranda blog Halaman 2483

Harga Kebutuhan dan Daya Beli Masyarakat Aman Jelang Ramadhan

0

mimbarumum.co.id – Harga kebutuhan pokok  menjelang Ramadhan 1440 Hijriah aman. Begitu juga dengan daya beli masyarakat terpantau aman.

Ini dikatakan Walikota Medan Tengku Dzulmi Eldin usai melakukan pemantauan harga di Pasar Sei Sikambing Jalan Gatot Subroto pada Senin (29/4/2019) bersama Forkopinda Medan.

“Pantauan ini dilakukan untuk melihat harga kebutuhan pokok di pasar tradisional maupun  modren menjelang datangnya Ramadhan. Selain harga kita juga melihat animo masyarakat, daya beli dan kestabilan harga,” ungkapnya.

Dikatakan Eldin, hasil pantauannya pada umumnya harga sembako aman. Seperti beras, gula, minyak meski ada kebaikan sedikit tetapi ditegasnya masih stabil. Untuk cabai merah dan bawang yang harganya naik pihaknya melakukan operasi pasar di sejumlah pasar tradisional di Medan guna menstabilkan harga.

“Kita lihat kedepannya jika masih ada yang belum tercover kita akan menstabilkannya. Jika ada spekulan, disini ada tim satgas pangan jadi akan kita tindak,” tegasnya lagi.
 
Dalam kesempatan itu, pihak mengharapkan  kepada pedagang agar tidak mendengarkan hasutan yang dapat mengubah harga yang membuat  harga tidak stabil. Pemko Medan akan menjaga kestabilan harga ini, jadi diingatkannya agar pedagang  tidak khawatir.

Setelah melakukan peninjauan di Pasar Sikambing, Eldin juga meninjau di pasar modren Jalan Gatot Subroto Medan, disana ia mengungkapkan harga di pasar modern hampir sama dengan pasar tradisional yang membedakan karena kemasan saja.

Dikatakanya, sinergi antara pedagang tradisional dan modern sejauh ini berjalan baik sehingga untuk harga tidak begitu jauh berbeda.

Namun ia mengharapkan agar produk halal dan tidak halal harus dipisahkan kalau terdapat masih ada pencampuran kedua produk itu pihaknya  akan memberi sanksi. “kita akan beri sanksi karena sebelumnya juga sudah ada janji bahwa setiap supermarket harus memisahkan itu,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan  salah seorang pedagang  pasar Sei Sikambing bahwa ada kebutuhan pokok yang naik namun tidak terlalu besar seperti harga beras hanya naik Rp 200/kgnya. Tetapi terkendala uang pecah atau recehan pihaknya tidak menaikkan harga beras jika dijual secara  eceran.

“Harga gula curah Rp12500/kilogram biasanya hanya Rp.11500-12.000 /kilogram. Beras medium naik 200, tetapi masih dijual eceran Rp11.000/kilogram karena terkendala uang receh. Sedangkan beras jenis kuku balam Rp 12.000-Rp13.000/kilogram, minyak goreng juga masih standar hanya Rp10.000/kilogram,” kata pedagang.

Pedagang sayuran di Pasar Sei Sikambing, Jeni mengatakan yang mahal saat ini cabe merah yang harganya sudah mencapai Rp 38.000- Rp40.000/kilogtam padahal biasanya hanya Rp28.000/kilogram.

Bawang merah juga mahal Rp32.000 biasanya hanya Rp30.000, bawang putih mengalami penurunan dari 2 hari lalu yang sempat mencapai Rp50.000-Rp52.000/kilogram. Hari ini Rp48.000/kilogramnya. (Ml)

Laporan Keluarga Terduga Curanmor Tewas Akhirnya Diterima

0

mimbarumum.co.id – Laporan keluarga terduga pelaku curanmor berinisial Wahyudi (19) warga Jalan Sepakat Gang Saudara, Medan Denai, yang tewas dianiaya warga di Jalan Pelajar Timur Gang Melati Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kamis (25/4) pagi, akhirnya diterima di SPKT Polrestabes Medan, Senin (29/4) sore.

Laporan keluarga Wahyudi sempat tidak diterima karena kurang kelengkapan data. Setelah melengkapi akhirnya laporan mereka diterima.

Kepada wartawan, M Iqbal (27) selaku keluarga Wahyudi (terduga pelaku curanmor) mengaku pasrah karena awalnya laporan mereka tak diterima.

“Setiap saya berbicara, Ipda S Pangaribuan memotong dan minta kami mencabut surat pernyataan di Polsek Medan Area. Saya hendak melaporkan penganiayaan yang menyebabkan adik saya meninggal. Tetapi sia-sia, laporan kami ditolak,” ungkap Iqbal.

Diceritakan Iqbal, dari surat permohonan tidak dilakukan otopsi terhadap korban yang dikonsep sendiri oleh Polsek Medan Area, terlihat sangat ganjil. Namun ayah almarhum terpaksa menandatanganinya lantaran ketakutan.

“Pada poin keempat disebutkan, bila mana ada pihak famili yang merasa keberatan dengan kematian anak kandung saya tersebut, maka saya selaku orang tua kandungnya yang bertanggung jawab atas kematian anak kandung saya tersebut. Poin kelima, bila mana persyaratan tersebut tidak ditepati, maka saya bersedia dituntut. Baru kali ini saya melihat surat permohonan seperti ini,” katanya.

Usai mendengar cerita Iqbal, sejumlah awak media kemudian mendampingi mereka untuk membuat laporan di SPKT. Namun Ipda S Pangaribuan kembali menolak laporan dan memarahi Iqbal dan keluarga lainnya.

Selanjutnya Ipda S Pangaribuan mengarahkan keluarga korban untuk menemui Perwira Pengawas, Iptu Yoga.

Sejumlah wartawan berkoordinasi dengan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto. Setelah dilakukan pertemuan, akhirnya Yoga mengatakan keluarga korban bisa membuat laporan dan harus membawa kartu keluarga. Sri kemudian menjemput kartu keluarga ke rumahnya, dan kembali membuat laporan di SPKT.

Usai melapor, petugas SPKT membawa keluarga korban ke ruang penyidik untuk dilakukan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP). Seorang petugas kepolisian yang tak ingin namanya dikorankan membenarkan jika keluarga korban sudah membuat laporan.

“Laporan itu sedang ditangani intensif,” kata petugas.

Usai membuat laporan, Iqbal berterimakasih kepada Kapolrestabes Medan karena laporan mereka sudah diterima.

“Saya berharap kasus penganiayaan yang menimpa adik saya segera terungkap dan para pelakunya segera ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kepada Bapak Kapolrestabes saya mewakili keluarga sangat berterimakasih karena laporan saya sudah diterima,” pungkasnya sembari menunjukkan bukti laporan yang tertuang di Nomor: STTLP/930/IV YAN.2.5/2019/SPKT Restabes Medan.

Sebelumnya, Wahyudi (19) warga Jalan Sepakat Gang Saudara, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, tewas dianiaya warga di Jalan Pelajar Timur Gang Melati Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kamis (25/4/2019) pagi. Ia diamuk massa hingga tewas karena diduga terlibat curanmor. (dd)

Modal Senter dan Tang, Sinaga Gulung Paksa Kabel Listrik

0

mimbarumum.co.id – Aksi pria 30 tahun ini tergolong nekat.  Meski tak memiliki pendidikan atau sertifikat kelistrikan,  ia berani menggulung kabel listrik sebuah gedung di kawasan Pasar Peringgan,  Medan.

Sayangnya,  ia melakukan itu tanpa sepengetahuan PT. Parbens selaku pemilik gedung.  Polisi dari sektor Medan Baru,  Polrestabes Medan pun menggelandang GSS ke Mapolsek untuk pemeriksaan.

“Pelaku ditangkap di lokasi TKP saat hendak melakukan aksi pencurian kembali,” ujar Kanit Reskrim Medan Baru Iptu Philip Antonio Purba kepada wartawan, Minggu (28/4/2019) sore.
 
Dijelaskan Philip, aksi pencurian kabel listrik yang dilakukan pelaku  yang diketahui warga Jalan Sei Tuntungan Baru, Lingkungan III, Kelurahan Babura Medan Kota itu terjadi pada Minggu (21/4/2019) sekira pukul 01.00 Wib.

Aksi Sinaga itu tepergok petugas keamanan gedung itu yang kemudian melaporkan nya ke petugas kepolisian setempat.

Philip menjelaskan, pelaku dalam melakukan aksi pencuriannya hanya menggunakan sebuah alat penerangan senter dan sebuah tang untuk memotong kabel listing.

“Melihat situasi sepi, pelaku mencari kabel-kabel listrik yang bergelantungan di asbes. Kemudian pelaku naik ke atas meja dan memotong kabel listrik dengan cara menarik dan memotongnya, ” papar Kanit Reskrim.

Setelah berhasil,  pelaku memasukan kabel sepanjang 25 meter tersebut ke dalam sebuah kantong plastik yang telah disiapkan sejak awal.

Selanjutnya, pelaku  menjual hasil curiannya itu kepada seorang laki-laki penjual botot keliling yang tidak dikenal dengan harga Rp63 ribu.

“Pelaku sudah diamankan dan masih dalam proses pemeriksaan secara intensif. Dari tangan pelaku kita mengamankan barang bukti berupa satu buah tang potong warna biru,” pungkasnya.

Atas perbuatannya, pelaku yang ditangkap pada Selasa (23/4/19) lalu itu dipersangkakan  dengan Pasal 363 KHUPidana dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. (An)

Sampah Medan Bakal Jadi Penghalang Sumut Tuan Rumah HPN

0

mimbarumum.co.id – Keinginan para jurnalis/wartawan di Sumatera Utara untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan event tahunan peringatan Hari Pers Nasional tahun 2020 tingkat nasional bisa bakal tertunda lagi. Gubernur Sumut mensyaratkan persoalan sampah di daerah ini harus dituntaskan terlebih dahulu.

“Persoalan bukan setuju atau tidak setuju. Bisa tidak di Sumut, khususnya di Kota Medan ini tidak ada sampah. Kita undang orang dari 34 provinsi di Indonesia ke Medan. Habis itu disiarkan (persoalan sampah) ke seluruh Indonesia. Bagaimana wajah Sumut nanti?” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Menurut Gubsu permasalahan sampah yang tak kunjung tuntas di kota ini adalah merupakan persoalan harga diri provinsi Sumatera Utara. Itu makanya, katanya perlu ada kesepakatan terlebih dahulu dalam persoalan kebersihan tersebut.

“Kalau ini (kebersihan) kita sepakat. Apapun (untuk jadi tuan rumah HPN) kita lakukan. Karena menjual harga diri Sumut ini bukan murah,” ucapnya Ahad (28/4/19) di hadapan para peserta peringatan hari pers nasional (HPN) 2019 tingkat Sumatera Utara, di gedung PWi Sumut Jalan Adinegoro, Medan.

Gubernur juga menceritakan, saat perjalanan sepanjang 2 kilometer menuju gedung PWI Sumut itu pihaknya menyaksikan banyaknya sampah berserakan di sejumlah pinggir jalan. Ironisnya, meski sudah menjelang siang, sampah-sampah tersebut masih terlihat menumpuk, tak kunjung diangkut oleh petugas.

“Kalau sekadar mengadakan acara, orang utan pun bisa,” kata Gubsu menegaskan tentang pentingnya terlebih dahulu mempersiapkan kota ini untuk menerima kedatangan tamu dari sejumlah wilayah lain di Indonesia.

Seperti diketahui, permasalahan pengelolaan sampah di Kota Medan masih terus menjadi perhatian berbagai pihak. Sejumlah kalangan juga mengkritisi kinerja Pemerintah Kota yang terkesan “tak berdaya” mengatasi persoalan sampah tersebut.

Belum lama ini, bahkan pihak Kementerian Ligkungan Hidup (LKH) memasukkan Kota Medan sebagai kota terburuk dalam pengelolaan sampah.

“Pak Herman (Ketua PWI Sumut) harus bertanggungjawab ini, kapan keputusan untuk Hari Pers Nasional ini. Haruskah saya yang melobi dan kepada siapa saya melobi. Berapa yang harus saya bayar dan berapa harganya,” ucapnya Gubsu.

“Tapi dengan satu syarat,” kata GUbsu lagi, “kita jual Sumatera Utara kita ini menjadi Suamtera Utara bermartabat. Karena harga diri adalah segala-galanya.

Sebelumnya, Ketua PWI Sumut H. Hermasnyah, SE., dalam sambutannya mengharap kesediaan Gubsu memberi ijin agar PWI Sumut menjadi tuan rumah pelaksanaan poeringatan HPN tahun 2020 mendatang.

Selama ini, katanya, keinginan menjadi tuan rumah tersebut sudah berulang kali diupayakan, namun terus tertunda. Pada tahun 2020 mendatang, PWI Sumut yakin mampu meyakinkan pengurus PWI Pusat untuk memberikan kepercayaan bagi propinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah penyelenggaraannya.

“Saya kira kalau ini terjadi (tuan rumah HPN), perputaran ekonomi Sumut akan baik dan hotel-hotel di Medan akan penuh,” ucap Hermansyah. (rin)

Ini Nasehat Khusus Gubernur Edy untuk Wartawan Sumut

0

mimbarumum.co.id – Gubernur Sumatera Utara, Letjen (Purn) Edy Rahmayadi memberi nasehat khusus kepada para jurnalis (wartawan) yang ada di Sumatera Utara. Ia mengajak pers agar tidak bersikap banci.

“Kalau pers banci, kalian tak bisa mengawal Sumut ini. Karena Sumut tanpa pers tidak akan maju. Jangan nanti ada seperti tiada” kata Gubsu, Ahad (28/4/19) saat memberikan sambuatan pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Gedung PWI Sumut, Jalan Parada Harahap, Medan.

Hadir apada acara itu mantan Gubernur Syamsul Arifin, Mantan Gubernur T. Erry Nuradi, Ketua PWI Pusat Atal S. Depari, Ketua PWI Sumut H. Hermasyah, SE., sejumlah pejabat pemerintah provinsi, Direksi dan perwakilan BUMN dan BUMD serta perusahaan swasta.

Gubernur Edy mengingatkan wartawan untuk tidak fokus pada persoalan-persoalan kecil tetapi justru mengabaikan persoalan besar yang sebenarnya harus menjadi perhatian semua pihak.

“Jangan hanya menunggu saya ketika selip berbicara lalu dibesar-besarkan karena persoalan remeh temeh, tapi untuk pemberitaan sampah berserakan tidak ada diberitakan,” ucap mantan Pangkostrad itu.

Edy mengaku tidak gentar menghadapi pers, namun dia mengajak insan pers di daerah ini untuk berbenah diri karena jika sikap pers masih seperti itu maka Provinsi Sumatera Utara tidak akan bermartabat.

“Bukan saya menantang wartawan. Tidak. Hanya saja karena sudah akrab dengan wartawan,” katanya berkelakar dan disambut tepuk tangan para wartawan anggota Persatuan wartawan Indonesia (PWI) yang hadir pada acara itu.

Gubsu menegaskan, peran pers menjadi ujung tombak untuk menjadikan Sumut bermartabat. Menurutnya, 60 persen kemerdekaan Indonesia itu adalah karena adanya perjuangan pers Indonesia.

“Pena pers lebih hebat dari (senjata) AK 46. Jadi jika mau Sumut bermartabat mari kita ubah kondisi pers di Sumut,” ajak mantan Panglima Kodam I Bukit Barisan itu.

Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi menyampaikan ucapan selamat kepada para pemburu berita di daerah ini yang sedang merayakan hari pers nasional. (rin)

Putri Tanjungbalai Ukir Prestasi di Asia Karate Federation Malaysia

0

mimbarumum.co.id – Nicky Dwi Oktari Putri Isyelda putri Kelahiran Kota Tanjungbalai 21 Oktober 2000 menjadi jawara di Asia Karate Federation di Kinabalu, Malaysia. Nicky panggilan akrabnya mewakili Indonesia dengan 45 atliet karate lainnya.

Menurut Elly Dahni ibunda Nicky mengatakan dari 5 negara di Asia mengikuti kejuaran AKF 2019, Nicky berhasil berada di peringkat kedua setelah gagal melawan atlet Kazahkstan dengan skor 3-1.

Nicky anak kedua dari dua bersaudara dari Ismail Warta dan Elly Dahni sudah memiliki segudang prestasi, diantaranya Luxemburg Jerman juara satu, kejuaraan di Singapore 1, di Jepang juara 3, di Cina juara 3 di Thailand juara 2.

Nicky yang tinggal di Jalan Sei Dua Gang Alwaton Tanjungbalai ini akan melanjutkan masuk ke Pelatnas Jakarta.(Ml)

Ini Penyebab Mahasiswa Itu Bunuh Diri

0

mimbarumum.co.id – Kisah tragis ini menjadi bukti bahwa pacaran bisa memicu kerugian bahkan nyawa pun bisa melayang. Aprianto (19) seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Medan diduga kuat menjadi salah satu korban hubungan asmara sebelum masa pernikahan.

Pemuda asal Palembang ini mungkin tak menyangka bahwa jalinan kasihnya dengan seorang dara sekelasnya di kampus itu ternyata tak seindah seperti di sinetron-sinetron yang banyak tayang di sejumlah stasiun televisi.

Mahasiswa semester IV jurusan akutansi itupun memilih menggantungkan harapan sekaligus nyawanya pada sebuah ikat pinggang yang digantungkannya di salah satu bagian atap rumah kostnya.

Jenazah mahasiswa yang ditemukan rekannya tergantung pada Jum’at (26/4/19) malam di kost-annya Jalan SM Raja, Gang Jati 1, Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan itu dikabarkan telah dibawa ke kampung halamannya di Kota Palembang.

Hubungan percintaan diduga menjadi sebab aksi nekat pemuda itu. Setidaknya, sejumlah teman-teman korban menduga hal itu.

Aprianto diduga tengah menjalin asmara dengan seorang wanita yang juga salah satu mahasiswi di kelas dan perguruan tinggi yang sama.

“Katanya sih memang gitu (hubungan asmara renggang). Tapi kurang paham. Besok Senin lah kami bicarakan satu kelas,” ucap seorang mahasiswi yang diketahui adalah salah satu teman sekelas korban.

“Yang aneh ya kan bang. Cewek dia (korban) itu satu kelas kami juga dan kami baru tahu,” kata mahasiswi itu.

Perihal kepribadian korban, sejumlah teman-temannya mengakui Aprianto sosok yang baik. “Kalau baik. sih baik. Kasihan banget lah pokoknya,” ucap seorang mahasiswa.

Mereka menyebutkan, korban termasuk mahasiswa yang kurang berbaur. Ia hanya bergaul dengan beberapa kawan tertentu aja.

Aprianto juga kerap tidak mengikuti mata perkuliahan selayaknya mahasiswa umumnya, tanpa diketahui alasan jelas ia tidak mengikuti perkuliahan.

“Kalau masalah kuliah dia kurang aktif, jarang masuk. Iya kurang, bahkan bisa dihitung,” sebut mahasiswi lainnya. (Jep)  

Dua Karyawan Alfamidi Disekap Rp6 Juta Raib Digasak Perampok

0

mimbarumum.co.id – Alfamidi di Jalan Kapten Batu Sihombing, Desa Lau Dendang, Kecamatan Percut Seituan, Minggu (28/4/2019) dirampok dua pelaku bersajam.

Dengan menggunakan pisau pemotong daging dua pelaku menggiring dua karyawan dan menyekapnya dalam gudang. Setelah menyekap, Misna dan Biah pelaku menggasak uang Rp6 juta. Lalu kedua pelaku kabur.

Menurut kedua karyawan Alfamidi tersebut menerangkan bahwa mereka kaget dengan kedatangan dua pelaku yang tiba-tiba menodongkan pisau pemotong daging.

“Kami disekap dan dikunci didalam gudang. Kami berteriak minta tolong. Warga datang dan membuka paksa pintu gudang dengan cangkul. Ada Rp6 juta lebih diambil pelaku dari dalam laci,” ungkap Misna sembari mengatakan kedua pelaku dengan sepeda motor jenis matic.

Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan AKP MK Daulay berkali-kali dihubungi tidak menjawab ponsel genggamnya. (dd)

Enggak Terima Adiknya Tewas Dihajar Massa, Keluarga Menuntut

0

mimbarumum.co.id – Wahyudi (19) warga Jalan Sepakat Gang Saudara, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai tewas. Wahyudi tewas karena diamuk sejumlah warga lantaran dituding curanmor.

Malapetaka tersebut terjadi di Jalan Pelajar timur Gang Melati di Depan mesjid Baitul Rahim, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai.

Informasi yang berhasil dihimpun, saat itu Wahyudi bersama dengan temannya berinisial F, diduga melakukan aksi pencurian sepeda motor.

Namun nahas bagi Wahyudi, ia berhasil diamankan warga. Diduga karena kesal warga pun melampiaskan kemarahannya dan menghakimi Wahyudi. Alhasil, Wahyudi dikabarkan meninggal dunia setelah diamuk massa.

Atas kejadian itu, kakak Wahyudi yang mengaku bernama Sri Devi (24) mengatakan bahwa dirinya yang mewakili keluarga tidak terima dengan perlakukan massa.

“Saya tidak terima kalau adik saya itu mati dengan cara tragis ini. Kalau memang ia melakukan pencurian, biarkan ia mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Jangan main keroyokan. Adik saya itu manusia,” ucapnya saat ditemui di kediamannya, Minggu (28/4/2019).

Lebih lanjut dijelaskan Devi, dalam video yang beredar, bisa sama-sama dilihat. Bahwa Wahyudi sudah meminta ampun.

“Lihatlah dalam videonya, adek saya sudah tidak berdaya. Masih dihajar, ditendang. Adek saya itu manusia. Kenapa dibuat seperti tidak ada manusiawinya,” ungkap wanita berkulit kuning langsat ini.

Dengan begitu pihak keluarga akan membuat laporan resmi terkait meninggalnya Wahyudi.

“Kami akan buat laporan terkait ini. Ya saya tidak terima adek saya meninggal dengan cara tragis seperti ini. Untuk jenazah kemarin sudah kami kebumikan, karena mengejar Fardlu Kipayah nya,” kata Devi.

Muhammad Wahyudi sendiri anak ke tiga dari empat bersaudara. Adapun nama kedua orang tuanya yakni Jhon Nahri Chan (52) dan alm Lisa.

“Kami berharap kepada pihak kepolisian agar dapat mengusut pelaku penganiaya terhadap adek kami,” ungkapnya.

Pasca kejadian tersebut, Kapolsek Medan Area Kompol Kristian Sianturi dikonfirmasi melalui WhatsApp membenarkan kejadian adanya terduga pelaku curanmor dihakimi massa hingga akhirnya meninggal dunia.

“Benar, untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Kanit ya,” ucapnya singkat. (dd)

Pers Ujung Tombak Sumut Bermartabat

0

mimbarumum.co.id – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memimpin gerak jalan santai pada acara Resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2019 Tingkat Sumut yang di gagas oleh PWI Sumut, Minggu (28/4/2019).

Pada kegiatan ini ratusan wartawan tergabung dalam organisasi PWI bersama sanak keluarga serta perwakilan BUMN, Pemprovsu,  Dispora Sumut, KONI Sumut dan Trio Gubernur Sumut yakni, Samsul Arifin, Tengku Erry Nuradi dan Edy Rahmayadi turut menyemarakkan Hari Pers Nasional yang jatuh pada 9 Febuari 2019 secara Nasioanal.

Rute yang dilalui aktivitas jalan sehat di mulai start di depan Gedung PWI Sumut,  Jalan Adinegoro melintasi Jalan Perintis Kemerdekaan lalu berbelok ke kanan melewati Jalan HM Said selanjutnya berbelok kekanan melalui Jalan Profesor H.M Yamin lalu memutar ke  Jalan Sutomo melewati kembali lagi Jalan Perintis Kemerdekaan dan sampai ke finish kembali di Gedung PWI Sumut, jarak tempuh kurang lebih sekitar 2 KM.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam sambutannya megatakan, menyambut baik dan menyetujui atas keinginan PWI Sumut yang akan menjadikan Sumut sebagai tuan rumah HPN. Kendati demikian ia meminta komitmen wartawan untuk membuat Sumut bermartabat.

“Bagaimana kita (Sumut-red) menjadi tuan rumah HPN, sementara ketika tadi saya berjalan sekitar hanya 2 kilometer masih banyak tumpukan sampah yang berserakan di pinggiran jalan. Harga diri itu mahal, mau ditarok di mana wajah Sumut apabila diselenggarakan HPN dari 34 Provinsi semua wartawan hadir dari berbagai macam media, jangan nanti kita menjadi sorotan di seluruh Indonesia,” ujar Edy.

Edy mengajak insan pers untuk berbenah diri. Himbaunya, jika pers di Sumut masih seperti saat ini, Sumut tak akan bermartabat.

“Bukan saya menantang wartawan tidak, hanya saja karena sudah akrab dengan wartawan,” katanya berkelakar yang disambut tepuk tangan oleh wartawan.

Mantan Pandam I/Bukit Barisan imi menegaskan, pers menjadi ujung tombak untuk menjadikan Sumut bermartabat. Enam puluh persen kemerdekan Indonesia itu adalah perjuangan pers, pena pers lebih hebat dari AK 46, jadi jika mau Sumut bermartabat mari merubah kondisi pers di Sumut.

“Jangan hanya menunggu saya ketika selip berbicara lalu berita dibesar-besarkan karena persoalan remeh-temeh, tapi untuk pemberitaan sampah berserakan tidak ada diberitakan. Akhir kata, selamat ulang tahun pers, saya mendukung penuh Sumut menjadi tuan rumah HPN, bila perlu siapa yang harus saya loby?” pungkas Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sembari terseyum. (jep)