mimbarumum.co.id – Hujan yang cukup deras pagi (Selasa, 4/5) tadi tidak menyurutkan semangat ratusan kaum muslim di Kota Medan sekitarnya untuk melaksanakan shalat Idul fitri di Lapangan Kampus ITM, Jalan Gedung Arca, Medan.
Pelaksanaan shalat Idul fitri itu pada hari ini berarti sehari lebih cepat dibanding
penetapan yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Agama RI yang menyatakan
bahwa 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Rabu (5/6/19).
Pantauan mimbarumum.co.id, sejak pukul 06.30 WIB hingga menjelang pelaksanaan shalat
sunah dua rakaat itu terus dibanjiri jamaah dari sejumlah wilayah di Kota Medan.
Bahkan ada beberapa jamaah yang terlambat mengikuti shalat tersebut, namun tetap
meramaikan pelaksanaannya.
“Tadi hujan di daerah saya, sehingga agak tertunda keberangkatan kemari,” kata
Syaiful. Ia mengaku sampai ke halaman kampus tempat pelaksanaan shalat itu pada saat
khatib sudah naik ke mimbar.
Ketua Panitia Shalat Idul Fitri, Hamdan mengatakan pelaksanaan ritual ibadah itu
diikuti ratusan jamaah Mejelis Mahabutullah Kota Medan dan masyarakat sekitar yang
meyakini bahwa hilal telah tampak sehingga pelaksanaan ibadah puasa bulan Ramadhan
telah selesai.
Selesainya pelaksanaan puasa ramadhan, itu berarti bulan Syawal telah tiba sehingga
jamaah melaksanakan shalat ied pada hari Selasa (4/5/19). Pelaksanaan shalat ini
berarti bersamaan dengan pelaksanaan shalat ied yang dilakukan kaum muslim di Arab
Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Bertindak selaku Imam pada shalat Idul fitri yang diselenggarakan Majelis
Mahabatullah bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Iqro ITM, yakni Al
Ustadz Masdar.
Sementara itu, Al Ustadz Azwir Ibnu Aziz yang bertindak sebagai khatib pada shalat
Idul fitri itu mengingatkan tentang pentingnya Alqur’an diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, kondisi negeri ini yang selalu mengalami berbagai kejadian bertubi-tubi, mulai dari bencana alam, persoalan sosial kemasyarakatan, tindak kriminal hingga hiruk pikuk perpolitikan adalah buah dari dicamapkkannya Alqur’an.
“Hari ini Alqur’an hanya diletakkan di atas lemari, Alquran hanya ditempatkan di sudut-sudut masjid, Akquran hanya dihafal, Alquran hanya dipelajari, Alquran hanya diajadikan ajang perlombaan,” ucap Ustadz Azwir.
Ketua BKM Masjid Agung, Medan itu juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap pelaksanaan Pemilu baru-baru ini yang menyisakan berbagai persoalan. Mulai dari dugaan kecurangan hingga ratusan petugas pemilu yang meninggal dunia.
“Padahal triliunan uang rakyat yang digunakan untuk pelaksanaan itu (Pemilu),” ucapnya.
Pada bagian lain, Ustadz itu mengajak kaum muslim untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Hanya dengan menjalankan syariat Allah, Indonesia akan tumbuh menjadi negeri yang baldatun thoyibatun warrobun ghafur. (rin)