mimbarumum.co.id — Perayaan Hari Puisi Nasional 2025 dimulai dengan berbagai kegiatan yang tersebar di sejumlah komunitas dan kampus di Jakarta dan sekitarnya. “Kami berkeliling ke komunitas dan kampus untuk terus menghidupkan Chairil Anwar dengan beragam kegiatan mulai dari baca puisi hingga diskusi dan kuliah umum,” kata Kordinator Hari Puisi Nasional Devie Matahari kepada Mimbar Umum Online di Jakarta, Kamis (17/4/25).
Hari Puisi Nasional 2025, yang mengambil momentum meninggalnya penyair asal Medan pada 28 April, digagas dan diadakan oleh Komunitas Hari Puisi Nasional (Harsinas) Indonesia. Para penggagas yaitu Fikar W. Eda, Mustafa Ismail, Remmy Novaris DM, dan Devie Matahari. Acara ini mengetengahkan beragam acara seperti Pekan Chairil Anwar (12-April 2025) dan puncak peringatan Hari Puisi Nasional di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 28-29 April 2025.
Acara pertama dimulai dengan acara bertajuk “A Night for Chairil Anwar” di Bersuaka, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, pada Sabtu malam, 12 April 2025. Acara besutan Jakarta Poetry Slam itu diisi dengan pembacaan puisi Chairil Anwar oleh para penyair seperti Ayu Meutia, Antonia Timmerman, Mustafa Ismail, Fikar W Eda, Devie Matahari, Shobir Poer, Beni Satria, Andy Lesmana, Amin Semaan, dan banyak lagi.
Antonia Timmerman, salah satu penggerak komunitas Jakarta Poetry Slam, menjelaskan bahwa “A Night for Chairil Anwar” adalah upaya untuk menghidupkan semangat kreatif Chairil Anwar kepada anak muda. “Ini bagian dari kebersamaan Jakarta Poetry Slam merayakan Hari Puisi Nasional yang jatuh pada 28 April 2025,” kata penulis buku puisi “How Do You Want to Die?” ini.
Acara kedua diadakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta, Selasa, 15 April 2025. Kampus itu mengadakan kuliah umum tentang Chairil Anwar dengan pemateri para penyair yang sekaligus inisiator Hari Puisi Nasional yakni Fikar W Eda, Remmy Novaris DM, Mustafa Ismail, dan Devie Matahari.
Kuliah umum dibuka oleh Dekan FKIP UHAMKA, Purnama Syaepurohman, Ph.D. Ia memaparkan pentingnya puisi sebagai ruang pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan berpikir. “Puisi itu melembutkan hati. Puisi memiliki makna di baliknya dan itu tidak bisa digantikan oleh AI,” ujarnya.
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UHAMKA, Abdurrahman Jufri, M.Pd. mengingatkan peran besar Chairil Anwar dalam sejarah sastra Indonesia. “Chairil Anwar memberi pengaruh besar dalam perjalanan sastra Indonesia. Ia mengubah wajah puisi menjadi lebih bebas dan personal,” tuturnya.
Salah satu narasumber, Mustafa Ismail, menyampaikan, Chairil Anwar adalah tokoh revolusioner dalam puisi Indonesia. “Chairil memberi perubahan besar dalam puisi Indonesia,” kata penulis buku “Rahasia Sebatang Pohon”ini.
Penyair asal Gayo, Fikar W Eda, menambahkan bahwa pengaruh Chairil masih terasa hingga kini. “Puisinya masih sangat relevan dengan keadaan kita sekarang,” sebut Fikar.
Adapun Remmy Novaris DM menjelaskan meskipun sempat ditolak oleh sastrawan Pujangga Baru seperti Sutan Takdir Alisjahbana, posisi Chairil tetap kuat di mata sejarah sastra.“H.B. Jassin tetap menempatkan Chairil sebagai pelopor Angkatan 45 karena semangat pembaruannya,” sebut Remmy.
Devie Matahari, koordinator Hari Puisi Nasional 2025 asal Binjai, menjelaskan, peringatan tahun ini diisi berbagai kegiatan kreatif kolaborasi komunitas dan kampus, berupa baca puisi, musikalisasi, diskusi, dan kuliah umum. “Kuliah umum ini menjadi ruang refleksi penting bagi mahasiswa dan sivitas akademika dalam memahami peran sastra, khususnya puisi, sebagai alat perubahan sosial dan kesadaran intelektual,” katanya.
Setelah dari UHAMKA, Sabtu malam (19 April 2025) giliran Atelir Ceremai mengadakan malam puisi untuk mewarnai Hari Puisi Nasional. Acara bertajuk Malam Puisi. Edisi Hari Puisi Nasional “Bahaya Binatang Jalang” itu diadakan di komunitas itu di Jalan Rawamangun Muka Barat Nomor A/1 1, RT.1/RW.12, Rawamangun, Jakarta Timur, mulai pukul 19.30 WIB.
Kegiatan selanjutnya akan berlangsung di Kampus At-Taqwa Bekasi dan Komunitas Keboen Sastra, Bogor. “Puncaknya di Taman Ismail Marzuki pada 28-29 April 2025,” ujar putri almarhum tokoh musikalisasi puisi nasional H. Fredie Arsi.
Mustafa Ismail menambahkan, Hari Puisi Nasional berusaha mendekatkan sastra kepada anak muda dan mendekatkan anak muda kepada sastra. “Kami memberi ruang seluas-luasnya bagi anak muda untuk unjuk karya sastra,” tutur penyair asal Aceh ini.
Fikar W Eda menimpali anak-anak muda yang tergabung dalam berbagai komunitas adalah aset sastra masa depan. (syd)