Oleh : Dr A Rasyid, MA
Mustahillah dunia menjadi heboh masalah muslim Uighur, kalau di sana tidak terjadi kejahatan luar biasa. Kita tak bisa lagi berbohong terhadap fakta informasi. Sebab hidup di era informasi semua akan menjadi transparan. Siapa yang bohong dengan fakta informasi maka dia akan digilas informasi. Sama halnya dengan kasus penyiksaan umat muslim Uighur, ketika hal itu ditutup-tutupi pemerintah China, terbukti kasus semakin terkuat lebar.
Hari Minggu (22/12) Polisi anti huru-hara Hong Kong membubarkan aksi solidaritas untuk Uighur yang berakhir ricuh setelah dimulai dengan damai. Kericuhan terjadi setelah sebuah kelompok kecil dari peserta aksi memindahkan bendera China dari bangunan pemerintah dekat lokasi dan mencoba membakarnya. Sebelumnya persis hari Jumat (20/12) aksi juga terjadi di Jakarta demonstrasi menuntut pemerintah China menghentikan dugaan persekusi terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Masalah yang tertangkap pikiran kita adalah semakin ramainya dukungan untuk muslim Uighur, China yang datang dari berbagai pelosok dunia. Harapan umat muslim agar China menghentikan tindakan jahatnya terhadap muslim Uighur. Di tanah air kita juga berharap tidak ada lagi Ormas Islam yang belagak hebat membela-bela China. Kalaupun dibela juga akan ketahuan motifnya. Apalagi banyak pihak sudah merasa curiga.
Dimanakah rasa kemanusian kita, hanya dengan memperoleh materi yang tak seberapa, lalu coba memberi dukungan atas kezaliman yang tengah dipertontonkan ke publik. Hidup hanyalah sementara, persekongkolan dalam kejahatan pastilah akan menerima azabnya di suatu ketika kelak nantinya.[]