Dimensi Halal

Berita Terkait

Pagi Medan!

Apa kabar klen pagi ni, dah sarapan belon? Kalo awak sedang nge teh sambil ngemil roti gabin. In syaa Allah halal sarapan dan rezeki awak dari pagi sampai malam nanti dan seterosnya sampai kubor awak ditutop. Aamiin ya Allah ya rabbal’alamin.

Ooomaak, tekejot awak pas cakap kata halal itu tadi laaa. Keknya cemanaaa gitu. Pas awak tanya2 dan cari tau, ternyata berat laaa saat kita berani menyatakan sesuatu hal halal tanpa paham AtoZ-nya.

Selama ini, mungkin hanya urusan makanan atau minuman yang berkait halal saja yang tepikerkan, ternyata pasal halal ini juga tak seluas daun kelor taunya.

- Advertisement -

Dari yg awak baca2 untuk hal makan dan minum itu saja, setidaknya halal tu punya tiga perkara besar yg harus awak lakukan.

Ada halal berdasarkan zat-nya. Artinya barang tersebut memang tidak dilarang dalam hukum syariat. Contohnya adalah nasi, daging sapi, ikan, susu, telur dan lain2

Tapi itu belum tuntas dan pasti halalnya, sebab ada lagi syarat lain, yaitu halal cara mendapatkannya.

Dalam pikiran awam awak, benda yang halal tu diperoleh bukan dari hasil mencuri, korupsi, menipu dan lain-lain. Mungkin klen bisa tambah penjelasannya lebeh banyak lagi biar awak makin tau dan paham.

Udah? Hehehe ternyata belom, karena kita harus pula tahu dan memprosesnya secara halal. Contonya untuk makanan berasal dari binatang yang akan disembelih. Ternyata, mulai dari awal memperolehnya pun kita tidak boleh menyakiti, untuk menyembelihnya pun demikian, sehingga harus menggunakan alat pemotong yang benar-benar tajam.

Setidaknya begitu Islam yang rahmatan lil alamin itu mangajari awak untuk memperhatikan pasal halal ini, sebab akan memberikan dampak hingga anak, cucu dan keturunan.

Dari ajaran halal ini awak melihat tanggung jawab besar sebagai kalifahNya di muka bumi ini. Mulai dari makan saja awak sudah diajari untuk bisa selalu jauh dari hal kotor dan tidak menjijikan, bahkan sejak dari niat awalnya.

Dari situ baru awak paham nasehat dokter awak abes operasi jantung dulu, dia tak melarang awak makan semua makanan yang tidak memberi mudharat kecuali satu, yaitu makanan yang haram. Hehehe gawat rupanya.

Dari situ awak baru tau kalau sesuatu yang halal itu tidak tidak akan membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah. Kalo masih terasa merusak cemana? Hehehe mungkin ada siket2 yang agak lari dari kaidah halal tu. Keknya tuan2 guru laa yg tau hukumnya dan Allah yang memutus pada akhirnya.

Dari tiga hal utama tadi, awak jadi takot laaa bilang segala sesuatu yang awak buat itu PASTI HALAL atau 100% HALAL.

Alamak entah apa jadinya kalo ada siket aja yang tak sesuai dan dimakam atau dipakai orang apa yg awak buat tu. Bedosa laaa awak sampai anak turunan mereka, bisa jadi sampai kiamat kalo Allah gak mengamponkannya.

Aiii maaak mati laaa awak kalo kankawan dan tuan2 guru awak yang paham hal ini gak meluroskan jalan dan langkah awak dalam sisa idop ni laa. Bisa jadi jalannya udah luros, tapi langkah awak masih bisa salah. Itu karena awak berani2an menyatakan PASTI akan kehalalan sesuatu sampai 100% pula. Dah macam tuhan aja keknya. Ampoooon. Cemana laaa ini klen rasa?

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Ayo Belajar

Oleh : Rizanul Arifin Awak kok jadinya rada-rada cemana gitu memulai pagi Senin ini. Keknya ada betolnya kalok The Boomtown...