Buntut Banjir Bandang di Kenegerian Sihotang, Masyarakat Akan Duduki Kantor Bupati Samosir    

Berita Terkait

- Advertisement -

mimbarumum.co.id – Dampak penebangan hutan yang diduga dilakukan perusahaan pulp Sektor Tele benar-benar telah menyisakan kepedihan bagi masyarakat Kenegerian Sihotang, Samosir. Itu tak lain, karena perusahaan ini diduga telah menebang hutan secara membabi buta.

Masyarakat Kenegerian Sihotang marah. Senin malam (13/11) lalu, kampung mereka dihantam banjir bandang. Harta dan jiwa jadi korbannya. Mereka pun berencana akan menggelar aksi di Kantor Bupati Samosir, Jalan Rianiate, Pangururan, Senin (4/12) mendatang. Tuntutannya: meminta perusahaan pulp Sektor Tele dihentikan.

Wacana itu disampaikan Penanggungjawab Aksi, Marko Sihotang. Saat ditemui kru mimbarumum.co.id (grup Koran Mimbar Umum), Kamis (30/11) kemarin, di Desa Siparmahan, Kenegerian Sihotang, Kecamatan Harian, Marko didampingi Chandra Sihotang. Katanya, masyarakat dari empat desa sudah bersepakat untuk melakukan aksi dengan tertib dan damai.

Dijelaskannya, masyarakat Kenegerian Sihotang telah mengalami musibah banjir bandang yang mengorbankan jiwa dan merusak puluhan hektar lahan pertanian. Itu (musibah) diduga disebabkan penebangan secara membabi buta di konsesi perusahaan wilayah Sitonggitonggi Tele.

- Advertisement -

“Kami sudah siap menduduki Kantor Bupati Samosir. Kami akan bermalam di sana, sebelum kepala daerah (Bupati) mengambil keputusan,” tegasnya, keras.

Ia menambahkan, warga Kenegerian Sihotang saat ini sangat trauma, khususnya kalau hujan turun.

“Karena konsesi yang sudah gundul, persis berada di atas lokasi banjir bandang,” bebernya.

Chandra Sihotang menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan ke Polres Samosir.

“Karena kita masyarakat yang taat hukum,” ujarnya.

HUTAN GUNDUL

Lebih jauh disampaikan kedua tokoh Kenegerian Sihotang ini, sehari pasca banjir bandang mereka pun langsung turun ke konsesi Sitonggitonggi. Mereka menyaksikan kondisi hutan yang gundul.

Mirisnya lagi, di saat masyarakat masih diselimuti rasa duka, karena seorang korban jiwa belum ditemukan, perusahaan itu masih gencar beroperasi, mengeluarkan kayu gelondongan dari daerah Sitonggitonggi Tele.

“Kami masyarakat Kenegerian Sihotang membulatkan tekad, agar perusahaan Sektor Tele itu ditutup. Kalau tidak, kami merasa terancam di kampung kami sendiri,” pungkasnya.

Terpisah, pihak perusahaan melalui rilisnya menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan Tim perusahaan, banjir bandang Samosir disebabkan oleh sejumlah aspek, yakni curah hujan yang tinggi selama 12 jam, kondisi tutupan lahan Daerah Tangkapan Air (DTA) banjir sebagian besar (75%) berupa non hutan, sehingga kemampuan tanah untuk meresap air (intersepsi) sangat rendah.

Selanjutnya kondisi kelerengan lahan ± 73% curam dan sangat curam, serta banyaknya material lumpur dan bebatuan di dasar sungai, yang menyebabkan tersumbatnya sungai Sitio-tio.

Pasca peristiwa banjir bandang, perusahaan pulp itu berdalih telah menurukan tim untuk melakukan pengecekan dan analisa lapangan guna mengetahui penyebab banjir
bandang tersebut.

Dengan kondisi Sungai Sitio-tio yang membentuk bendungan temporary, pada akhirnya sungai ini tertutup dan meluap ke alur di sebelah Tenggara. Sehingga, dapat
dipastikan tidak ada pengaruh atau keterkaitan operasional perusahaan dengan penyebab banjir ini, karena DTA banjir Siparmahan Sihotang dan DTA perusahaaan adalah berbeda (bertolak-
belakang) dan diperkuat dengan tidak adanya kayu jenis eucalyptus dalam material banjir.

 

Reporter : Robin Nainggolan

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Kantor Demaf/Semaf FDK UINSU Disegel, Desak Rektor Bekukan Kepengurusan

mimbarumum.co.id - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat Fakultas Dakwah Dan Komunikasi (APFDK) UIN Sumatera Utara, menggelar aksi...