mimbarumum.co.id – Relawan Blok Sumut (RBS) menolak kedatangan Presiden Jokowi ke Sumatera Utara yang kabarnya mau meresmikan sejumlah proyek nasional di sejumlah daerah.
Blok Sumut menduga kedatangan Jokowi 15-16 Oktober 2024 mendatang, memiliki misi terselubung. Mengingat, menantunya, Bobby Nasution maju sebagai calon gubernur menantang Edy Rahmayadi.
“Jelas kita menolak Jokowi datang ke Sumut jika kedatangannya untuk mengendorse menantunya, Bobby Nasution di Pilgubsu,” tegas Wakil Ketua RBS Darma Wijaya di Medan, Senin (14/10).
Jokowi kabarnya datang ke Sumut dengan agenda meresmikan sejumlah proyek nasional. Di antaranya Pintu Tol Kisaran, Sport Center, Bendungan Lau Simeme, dan lainnya selama 2 hari.
Menurut Darma Wijaya, kedatangan Jokowi ke Sumut terkesan sangat dipaksakan. Mengingat 5 hari lagi Jokowi akan lengser dari jabatannya pada 20 Oktober, dengan pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih periode 2024 – 2029.
“Terlalu besar energi bangsa ini yang dikeluarkan untuk mengawal kedatangan Jokowi ke Sumut. Padahal dia (Jokowi) kan mau lengser, lima hari lagi. Ini sangat bias dampaknya ke masyarakat Sumut, khususnya kota Medan, Deliserdang, Asahan, dan kawasan Danau Toba. Apa tak sebaiknya Jokowi memepersiapkan diri menjelang lengsernya? Jangan terlalu dipaksakan kali untuk menantu yang maju calon gubernur itu,” terang Darma Wijaya.
Blok Sumut, kata Darma, mengimbau seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk bisa memahami kedatang Presiden Jokowi yang 5 hari lagi akan lengser dari jabatannya, karena ini bukan hal yang sangat penting bagi negara.
Kedatangan Jokowi ke Sumut tidak lebih hanya mungkin untuk menantunya Bobby Nasution yang maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara pada Pilgubsu 27 November 2024.
“Sport Center belum 100 persen siap, kenapa mau diresmikan? Pintu Tol Kisaran, setahu kita September lalu sudah diresmikan saat kedatangan pembukaan PON 21 Aceh – Sumut, aneh kan? Jadi kita maklumi saja bersama, yang jelas RBS mengimbau masyarakat Sumut, khususnya yang menolak politik dinasti agar ini tidak berkembang di Sumatera Utara,” tegas Darma Wijaya.
Reporter : R/ Jafar Sidik