Oleh Dr A Rasyid, MA
Miris rasa hati ini, ketika mendengar rencana Bulog akan memusnahkan 20 ribu ton berasnya, karena disinyalir sudah busuk, tidak layak dikonsumsi. Beras tersebut bernilai Rp 160 miliyar. Angka yang bukan kecil. Ada apa dengan Bulog, bisa-bisanya beras impor tersebut sampai 1 tahun tersimpan di gudang? Pertanyaan lebih jauhnya apakah Bulog tak bisa memperhitungkan seberapa besar kebutuhan beras untuk rakyat Indonesia setiap harinya?
Persoalan beras busuk tidak bisa dianggap persoalan sepele. Ini adalah persoalan besar, karena telah membuat kerugian bagi negara dan rakyat Indonesia. Bukankah ini ada kaitan dengan kebijakan pemerintah yang gegabah melakukan impor beras? Bukankah sebelumnya rakyat ikut protes terhadap pemerintah yang melakukan impor beras?
Menyedihkan memang beras segitu banyak harus dimusnahkan, karena tidak layak lagi dikonsumsi oleh manusia. Padahal masih banyak rakyat yang berada dalam kelaparan. Tapi ini adalah lagi-lagi sikap kecerobohan pemerintah karena tidak mampu memenej kebutuhan pokok rakyatnya dengan baik.
Andaikan beras tersebut sebelum sampai satu tahun lagi menjadi beras busuk, lalu dibagi-bagikan kepada rakyat miskin, tentu lain lagi ceritanya. Setidaknya rakyat miskin terbantukan, dan doa rakyat miskin tentu saja didengar Tuhan agar negeri ini bisa menjadi aman, damai dan sejahtera.