Jumat, April 19, 2024

Basarnas Bingung Evakuasi Bangkai KM Sinar Bangun

Baca Juga

Samosir, Mimbar – Tim SAR gabungan masih bingung dengan cara mengevakuasi dan mengangkat benda yang diduga Kapal Motor Sinar Bangun. Salah satunya, karena belum ada alat yang mampu belum bisa mengevakuasi benda besar berukuran panjang 20 meter dan lebar lima meter tersebut.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M Syaugi menyebut posisi benda tersebut berada di kedalaman 490 meter di perairan Danau Toba.”Kita semaksimal mungkin. Paling tidak, bagaimana ini untuk mengangkat atau menarik atau bagaimana. Karena, kita tidak punya yang namanya robot,” kata Syaugi kepada wartawan, Senin (25/6/2018).

Menurut dia, bila memang harus ditarik dan diangkat, Syaugi menyebut, pihaknya sudah berkonsultasi dengan otoritas beberapa negara. Konsultasi ini, terkait alat evakuasi baru yang bisa digunakan. Namun, objek temuan tersebut juga harus dipotong-potong jika terlalu besar.

“Saya berharap, kapal ini bisa ditarik dengan paling tidak, kalau ditarik dia bisa lepas. Harapannya, korban itu naik. Kita intinya, untuk mengambil korban sebanyak mungkin dari dalam danau. Kapal nelayan di sini juga antusias untuk membantu kita,” lanjutnya.

Kemudian, kata dia, sejauh ini pihaknya sudah menerjunkan alat milik Basarnas dan TNI Angkatan Laut. Namun, belum ada hasil maksimal untuk evakuasi korban. Termasuk, untuk mengangkat bangkai Kapal Motor Sinar Bangun ini.”Kita enggak punya robot untuk orang masuk sampai kedalaman itu, kita enggak punya,” jelas Syaugi.

Tim SAR kemarin juga menurunkan tim penyelam. Kemudian, rencananya coba menurunkan jangkar di lokasi temuan objek. Mereka akan berusaha menarik objek tersebut dengan jangkar.”Kalau kuat (diangkat), kalau enggak kuat gimana. Saya mementingkan usaha, hasil kita enggak tahu. Tetapi, kita all out dalam operasi ini,” katanya.

Terganggu Cuaca

Proses pencarian KM Sinar Bangun pada Senin yang merupakan hari kedelapan terganggu cuaca yang buruk di perairan Danau Toba.Di sela-sela proses pencarian dari Pelabuhan Tigas, Kabupaten Simalungun, Senin, Deputi Operasi Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wirayanto mengatakan, proses pencarian telah dilakukan mulai dari pukul 07.00 WIB.

Pihaknya telah menggunakan seluruh alat yang dimiliki, mulai dari pemindai sonar (multibeam scane sonar) hingga perahu karet untuk menyisir perairan Danau Toba.Namun sekitar pukul 15.00 WIB, pihaknya terpaksa menarik personel yang bertugas karena cuaca tidak mendukung.”Cuaca sangat tidak bersahabat sehingga kita putuskan untuk kembali,” katanya.

Dengan kondisi angin yang cukup kencang tersebut, pihaknya melihat ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi yakni berkisar 1 – 1,5 meter.Selain dapat mengancam keselamatan personel di lapangan, keberadaan ombak yang cukup tinggi tersebut juga mengganggu proses pendeteksian kapal di perairan.”Ombaknya besar, anginnya gede, kemudian ada hujan, hal tersebut sangat menentukan hasil scane sonar kita,” katanya.

Sesuai arahan dari Kepala Basarnas M Syaugi, pihaknya memperpanjang proses pencarian kapal dan penumpang KM Sinar Bangun selama tiga hari yakni hingga 27 Juni 2018.Meski melihat indikasi keberadaan bangkai KM Sinar Bangun, tetapi pihaknya belum terlalu yakin sehingga terus melakukan pendeteksian.

Sebelumnya, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.

Dari proses yang dilakukan, diduga ada 188 penumpang KM Sinar Bangun. Sebanyak 21 orang berhasil diselamatkan, tiga tewas, dan 164 orang lagi diperkirakan hilang.(vn/ant)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Berikan Pelayanan Terbaik, PN Jakarta Barat Diapresiasi Masyarakat Pencari Keadilan

mimbarumum.co.id - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat di bawah ke pimpinan, Dr Dahlan SH MH terus berupaya memberikan pelayanan...

Baca Artikel lainya